Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KOMITMEN MENGAJAR GURU TERHADAP

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS TEACHING FACTORY DI SMKN 26


JAKARTA
(2020)
Nabilah Salsabila

ABSTRAK

Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah mengenai efektivitas pembelajaran berbasis teaching
factory peserta didik dari sudut pandang guru. Inti kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas proses pembelajaran, meliputi iklim sekolah, komitmen mengajar, dan efektivitas proses
pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauhmana
pengaruh iklim sekolah dan komitmen mengajar, terhadap efektivitas proses pembelajaran. Secara parsial
maupun secara bersama-sama. Metode penelitian yang digunakan adalah Kuantitatif, dengan teknik
pengumpulan data angket skala lima kategori Likert, terhadap 44 orang guru mata pelajaran produktif di SMKN
26 Jakarta. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda dibantu dengan program
SPSS. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh iklim sekolah dan komitmen mengajar terhadap
efektivitas pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan efektivitas proses pembelajaran, iklim sekolah dan
komitmen mengajar guru mata pelajaran produktif di SMKN 26 Jakarta termasuk dalam kategori sedang,
Berdasarkan hasil penelitian, koefisien determinasi yang diperoleh 42,5% variasi variabel dependen efektivitas
pembelajaran berbasis teaching factory dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen yaitu iklim
sekolah dan komitmen mengajar. Dan berdasarkan uji simulant (F) variable iklim sekolah komitmen mengajar
secara bersama-sama berpengaruh terhadap pembelajaran berbasis teaching factory di SMKN 26 Jakarta.
Kata Kunci: Iklim Sekolah, Komitmen Mengajar, dan Efektivitas Pembelajaran berbasis teaching factory

ABSTRACT

The problem that becomes a study in this research was about the learning effectiveness at Its core study is
focused on factors which influenced the the school climate, teaching commitment, and effectiveness of
learning. Based on those problems, the center problem that stated in this research is how far the influence
of school climate, and teaching commitment through the effectiveness of learning process whether partially
or together. The method that is used in this research is quantitative research methods, by the technique of
collecting data questionnaires on the five category scale of Lik ert, through 44 person of teacher of vocational
high school in SMKN 26 Jak arta. Meanwhile, the technique of data analysis that is used in this research is
the multiple linear regression with SPSS programs. This technique is used to k now the direct and indirect
relationship of exogenous variable through endogenous variable. This result of research showed the
effectiveness of learning process, school climate and the teaching commitment productive teachers ini SMKN
26 Jak artaBased on the research results, the coefficient of determination obtained by 42.5% of the va riation
in the dependent variable on the effectiveness of teaching factory-based learning can be explained by the
variations of the two independent variables, namely school climate and teaching commitment. And based on
the simulant (F) test, the school climate variable teaching commitment jointly affects the teaching factory-
based learning at SMKN 26 Jak arta.

Keywords: School Climate, teaching commitment, the effectiveness of teaching factory based learning
PENDAHULUAN Makmun mengemukakan yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar
Permasalahan dalam penelitian ini peserta didik di sekolah yaitu: faktor raw
berangkat dari hasil wawancara peneliti input (yakni faktor murid itu sendiri)
di SMKN 26 Jakarta. Berdasarkan hasil dimana tiap anak memiliki kondisi yang
wawancara, SMKN 26 telah berbeda-beda dalam kondisi fisiologis
mengimplementasikan model dan psikologis, faktor environmental
pembelaharan berbasis teaching factory input (yakni faktor lingkungan), baik itu
yaitu model pembelajaran yang lingkungan alami maupun lingkungan
mengondisikan suasana pembelajaran sosial dan faktor instrumental input,
seperti suasana di lapangan kerja pada yang didalamnya antara lain terdiri dari:
nantinya. Dalam mewujudkan tujuan Kurikulum, program/bahan pengajaran,
pembelajaran, penunjang dan media sarana dan fasilitas, serta guru (tenaga
pembelajaran menjadi hal yang penting. pengajar).
Namun ketersediaan sarana dan
prasarana masih terbatas sehingga Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
pembelajaran kurang optimal. Selain itu, disimpulkan bahwa seluruh komponen
pencairan dana sering terlambat atau yang ada di sekolah perlu di manage
terlalu dekat dengan target produksi untuk mewujudkan tujuan sekolah.
telah memunculkan masalah lain, yaitu Setiap sekolah tentunya ingin
lamanya penyiapan bahan untuk menghasilkan lulusan yang
produksi karena harus dipesan dengan berkompeten dan mampu bersaing di
waktu yang cukup lama dikarenakan dunia kerja. Kompetensi peserta
pesan dengan jumlah yang banyak. berperan sebagai output dari proses
Jumlah lulusan yang langsung bekerja pembelajaran. Mutu pembelajaran
sesuai bidang yang digeluti pun masih secara khusus ditengarai dipengaruhi
belum memenuhi target. Selain masalah oleh beberapa faktor, seperti yang
di atas, kurangnya guru mata pelajaran diungkapkan oleh Sanjaya bahwa faktor
produktif juga membuat proses yang dapat mempengaruhi kegiatan
pembelajaran kurang efektif karena guru proses sistem pembelajaran
memegang peran penting sebagai diantaranya adalah faktor guru, faktor
fasilitator. Berdasarkan hasil observasi siswa, sarana, alat dan media yang
juga didapatkan informasi bahwa tersedia, serta faktor lingkungan. Dari
komitmen guru pada umumnya masih keempat faktor tersebut faktor yang
rendah, hal ini ditandai oleh adanya guru paling dominan dalam pembelajaran
yang masih terlambat ke sekolah, adalah faktor guru dan lingkungan. Hal
penggunaan model pembelajaran yang ini diperkuat dengan teori John Locke
masih monoton dan cenderung teacher yang menganggap bahwa manusia itu
center learning, serta keengganan untuk seperti kertas putih, hendak ditulisi apa
mengikuti kegiatan-kegiatan knowledge kertas itu sangat tergantung pada orang
sharing (MGMP/ Musyawarah Guru yang menulisnya. Dalam hal ini peran
Mata Pelajaran). Sehingga guru dalam pembelajaran memegang
mempengaruhi efektivitas pembelajaran peran yang sangat penting.
yang berlangsung di sekolah.
Guru sangat dituntut landasan utama kompetensi yang
keprofesionalannya dalam dimiliki guru sehingga dalam
pembelajaran. Hal ini dikarenakan melaksanakan tugasnya sebagai
dalam pembelajaran guru tidak hanya pendidik, guru dapat lebih memaknai
dituntut dalam kemampuannya pekerjaannya. Hal ini selaras dengan
mengajar namun juga kemampuan penelitian karya Karakus dan Aslan
untuk menciptakan iklim belajar yang yang menyatakan bahwa komitmen
nyaman terkait dengan terciptanya mengajar guru berpengaruh terhadap
lingkungan belajar yang baik untuk hasil belajar peserta didik. Guru yang
peserta didik. Dalam konteks ini, memiliki komitmen, terus berusaha
pembelajaran tidak hanya ditekankan menjadi kreatif dan tidak pernah puas
pada upaya mentransfer ilmu dengan hasil yang telah dicapai
pengetahuan yang diberikan oleh guru sehingga akan terus berinovasi sesuai
kepada peserta didik saja, tapi yang kebutuhan peserta didiknya dalam
paling penting adalah bagaimana proses mengajar. Hal ini dapat
menciptakan iklim pembelajaran yang membantu peserta didik untuk
mampu memberdayakan semua potensi mendapatkan proses pembelajaran
yang dimiliki oleh peserta didik. Teori yang lebih variatif sehingga dapat
lain yang menjelaskan faktor yang mewujudkan efektivitas pembelajaran di
berpengaruh terhadap pembelajaran sekolah.
adalah teori belajar Classical
Conditioning oleh Thorndike, Pavlov, Dalam hal ini iklim sekolah dan
dan Watson. Teori ini menjelaskan komitmen mengajar guru mempunyai
bahwa belajar atau pembentukan pengaruh besar terhadap efektivitas
perilaku perlu dibantu dengan kondisi pembelajaran. Iklim sekolah yang efektif
tertentu. Dalam hal ini faktor lingkungan mampu meningkatkan mutu
dirasa juga memegang peran yang pembelajaran sekolah karena dengan
penting dalam pembelajaran. iklim sekolah yang efektif akan mampu
membentuk karakter peserta didik
Komponen penting lainnya dalam sehinggga dapat meningkatkan prestasi
pembelajaran adalah komitmen peserta didik yang tentunya akan
mengajar guru. Guru berperan sebagai menghasilkan lulusan yang berkualitas.
roda dalam pembelajaran. Guru tidak Disamping itu, guru yang profesional
hanya berperan sebagai pengajar, tapi juga menjadi faktor penting dalam
juga sebagai pembimbing, pendidik, peningkatan mutu pembelajaran. Maka
operator, fasilitator, inspector, inspirator, dari itu, peneliti tertarik untuk
serta role model bagi peserta didiknya. mengadakan penelitian mengenai
Dibutuhkan komitmen yang tinggi bagi “Pengaruh Iklim Sekolah dan Komitmen
guru dalam menjalankan perannya. Mengajar Guru terhadap Efektivitas
Firestone dan Pannell menyatakan Pembelajaran Berbasis Teaching
bahwa komitmen mengajar guru yang Factory di SMK 26 Jakarta”.
tinggi dalam semua aspek akan
berpengaruh positif terhadap prestasi
belajar siswa, dimana komitmen dalam
mendidik dan mengajar menjadi
METODE model regresi berdistribusi normal
karena pada plotting ploting (titik-titik)
Penelitian ini menggunakan pendekatan mengikuti garis diagonal. Berikut
kuantitatif dengan metode survey. Dan diagramnya:
dalam Dalam penelitian ini, yang
menjadi populasi adalah seluruh guru
mata pelajaran produksi di SMKN 26
Jakarta yang berjumlah 44 guru.
Kemudian dianalisa dengan teknik
analisis regresi linier berganda.

Pada variable (Y) Efektivitas


pembelajaran berbasis teaching factory
menggunakan 6 indikator yaitu: perilaku
pembelajaran. Iklim Pembelajaran,
sistematika pembelajaran, motivasi
belajar, waktu. Dan sarana dan
prasarana yang tersedia.
Grafikl 3.1 Hasil Uji Normalitas
Sedangankan pada variable ( X1) Iklim Hasil variable juga dikatakan linier karena
sekolah, penelitian akan dikur dengan hubungan linier antara iklim sekolah
indicator sebagai berikut: hubungan dengan efektivitas pembelajaran dengan
antar kepala sekolah guru, kontribusi taraf signifikan 0,06>0,05 dan terdapat
guru dalam pembuatan keputusan di hubungan linier antara komitmen mengajar
sekolah, hubungan antar sesama guru dengan efektivitas pembelajaran berbasis
di sekolah, Hubungan antara guru teaching factory dengan taraf signifikan
dengan peserta didik, Hubungan antar 0,725 >0,05.
warga sekolah, hubungan guru dan wali
peserta didik, Kondisi akademik yang Pada penelitian ini tidak terjadi
terbentuk di sekolah multikolinieritas, hal ini menunjukkan
variabel-variabel independen tidak saling
Pada variable X2 Komitmen mengajar berkorelasi. Dan tidak ada gejala
diukur dengan indicator sebagai berikut: heteroskedastisitas.
Keyakinan guru meliputi keterikatan
guru secara emosional terhadap Berdasarkan hasil uji simulant (F) terjadi
profesinya sebagai pengajar, keyakian pengaruh iklim sekolah dan komitemen
atas profesi yang dijalani, merasa mengajar terhadap efektivitas
bertanggung jawab terhadap pembelajaran secara bersama-sama
keberhasilan peserta didik dan tujuan karena atas diperoleh hasil nilai signifikansi
sekolah, dan kesediaan untuk bertahan 0,000. Karena nilai probabilitas < 0,05 yaitu
pada profesi mengajar (0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan
bahwa Profitabilitas, Terdapat pengaruh
HASIL DAN PEMBAHASAN
antara iklim sekolah (X1) dan komitmen
mengajar (X2) terhadap efektivitas
pembelajaran berbasis teaching factory dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
(Y). ini menyatakan kebenaran adanya
pengaruh antara iklim sekolah dan
Namun dari hasil uji parsial (uji t) untuk komitmen mengajar guru terhadap
variable komitmen mengajar (X1) efektivitas pembelajaran berbasis teaching
dikatakan tidak berpengaruh karena factory di SMKN 26 Jakarta. Sedangkan
signifikansi 0,05 < α (0,402). Dengan kontribusi yang diberikan oleh iklim sekolah
demikian dapat disimpulkan bahwa dan komitmen mengajar terhadap
komitmen mengajar secara parsial tidak efektivitas pembelajaran berbasis teaching
berpengaruh terhadap efektivitas factory adalah sebesar 42,5%. Dari hasil
pembelajaran berbasis teaching factory (Y) nilai tersebut memberikan gambaran
atau H3 ditolak. Dan variable iklim sekolah bahwa iklim sekolah dan komitmen
(X2) dinyatakan berpengaruh karena mengajar yang diperoleh akan berdampak
memiliki nilai signifikansi 0,05 < α (0,000). baik bagi efektivitas pembelajaran di
Dengan demikian dapat disimpulkan SMKN 26 Jakarta.
bahwa iklim sekolah secara parsial
berpengaruh terhadap efektivitas KESIMPULAN
pembelajaran berbasis teaching factory.
Pada hasil uji parsial (t) ditemukan bahwa
Sedangkan untuk uji koefisien determinasi, variable X1 iklim sekolah berpengaruh
menunjukkan bahwa koefisien determinasi terhadap efektivitas pembelajaran berbasis
yang diajukan dari nilai Adjusted R-Square teaching factory dengan taraf signifikan
sebesar 0,452 hal ini berarti 42,5% variasi 0,005. Dan ditemukan bahwa variable X2
variabel dependen efektivitas komitmen mengajar tidak berpengaruh
pembelajaran berbasis teaching factory terhadap efektivitas pembelajaran berbasis
dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua teaching factory dengan taraf signifikan
variabel independen yaitu iklim sekolah 0,496.
dan komitmen mengajar. Sedangkan Hal ini membuktikan bahwa jika iklim
sisanya 57,5% dijelaskan oleh faktor-faktor sekolah dan komitmen mengajar secara
lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian bersama-sama akan berpengaruh
ini. Hal ini dapat dilihat dari table dibawah: terhadap efektivitas pembelajaran berbasis
teaching factory. Apabila iklim sekolah dan
komitmen mengajar meningkat maka akan
Model Summaryb meningkatkan efektivitas pembelajaran .
Mod R Adjusted R Std. Error of Dengan demikian, diperoleh kesimpulan
el R Square Square the Estimate bahwa terdapat pengaruh antara iklim
1 ,672 a ,452 ,425 6,678 sekolah dan komitmen mengajar terhadap
efektivitas pembelajaran berbasis teaching
a. Predictors: (Constant), Komitmen Mengajar, Iklim
factory di SMKN 26 Jakarta.
Sekolah
b. Dependent Variable: Efektivitas Pembelajaran IMPLIKASI
Berbasis Teaching Factory Berdasarkan kesimpulan penelitian
dengan memperhatikan fakta-fakta di
Dari pembahasan ketiga variabel diatas lapangan, dapat dikemukakan bahwa ada
dan dari uji koefisien determinasi maka
pengaruh iklim sekolah dan komitmen SARAN
mengajar guru terhadap efektivitas Dari kesimpulan yang telah dilengkapi
pembelajaran berbasis teaching factory di dengan implikasi hasil penelitian di atas,
SMKN 26 Jakarta. Maka implikasi hasil maka peneliti mengajukan saran-saran
penelitian ini diarahkan pada: sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah hendaknya
meminimalisir terjadinya dilakukannya 1. Kepala sekolah, hendaknya:
kegiatan yang berkaitan dengan tugas a. Menjaga komunikasi yang baik
guru di luar waktu bekerja/hari libur. dengan guru agar terjalin hubungan
2. Guru memiliki tanggung jawab untuk yang selalu harmonis.
melaksanakan tugas-tugasnya. Meski b. Mengomptimalkan pemberian
jam bekerja sudah ditetapkan, seringkali insentif kepada guru yang telah
guru mendapatkan tugas tambahan di berprestasi.
luar jam kerja yang seharusnya. c. Senantiasa memberi apresiasi
Sebaiknya, rancangan kegiatan sekolah kepada guru setelah guru
dianalisa dengan lebih akurat agar melaksanakan tugas atau pekerjaan
meminimalisir terjadinya pemberian agar guru merasa dihargai dan
tugas diluar waktu yang seharusnya. termotivasi untuk selalu melakukan
Dan apabila tugas tersebut terjadi yang terbaik.
secara kondisional, hendaknya tidak 2. Guru, hendaknya:
terpusat kepada satu guru seningga a. Antar sesama guru saling
merasa sangat terbebani atau guru menghargai satu sama lain dan
diberikan insentif yang sepadan menjaga keharmonisan dalam
sehingga termotivasi dalam bekerja ama.
menjalankan tugasnya. b. Berupaya meningkatkan variasi
3. Kurangnya variasi dalam mengajar dalam mengajar. Hal tersebut
dapat menimbulkan rasa bosan dan menghindari munculnya rasa jenuh
jenuh peserta didik terhadap pelajaran peserta didik karena mengikuti
yang dipelajarinya sehingga pembelajaran dengan monoton.
mengakibatkan kegiatan belajar
mengajar menjadi kurang optimal. 3. Peneliti selanjutnya hendaknya
Hendaknya guru meningkatkan kembali melakukan penelitian lanjutan yang
variasi dalam mengajar agar suasana berhubungan dengan iklim sekolah dan
kelas bias lebih menarik. komitmen mengajar serta efektivitas
Dari hasil penelitian menunjukkan adanya pembelajaran berbasis teaching factory
pengaruh yang positif antara iklim sekolah dengan lebih menggali informasi mengenai
dan komitmen mengajar terhadap indikator yang mempengaruhi.
efektivitas pembelajaran berbasisi
teaching factory di SMKN 26 Jakarta. DAFTAR PUSTAKA
Implikasi yang diperoleh dari penelitian ini
adalah iklim sekolah dan komitmen Arikunto,S. (2009) Metodelogi Penelitian
mengajar memiliki pengaruh terhadap (edisi revisi). Yogyakarta: Bina Aksara.
efektivitas pembelajaran berbasisi Daft, R. L. (2012). Management. Canada:
teaching factory. South Western-Cengage Learning.
Diana, Deski. (2007). Efektivitas Muhaimin, Suti'ah, & Prabowo, S. L.
Matematika dengan Pendekatan Problem (2009). Manajemen Pendidikan. Jakarta:
Possing pada Pokok Bahasan Kencana
Lingkaran Peserta didik kelas VIII-A Mustari, M. (2014). Manajemen
SMPN 18 Malang. Malang: UNM Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Didin, K., & Machali, I. (2013). Manajemen Persada.
Pendidikan: Konsep dan Prinsip Poerwodarminto, W. (2007). Kamus Umum
Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai
Ruzz Media. Persada.
DPSMK, (2013). Tata kelola Pelaksanaan Putra, S. R. (2013). Desain Belajar
Teaching factory. Jakarta, kemdikbud. Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
DPSMK, (2017). Tata kelola Pelaksanaan Yogyakarta: Diva Press.
Teaching factory. Jakarta, kemdikbud. Rasyid, R., & Syarifudin, A. (2002).
E. Mulayasa. (2007). Menjadi Guru Manajemen Pemerintahan Indonesia.
Profesional. Bandung: Remaja Jakarta: Karya Unipress.
Rosdakarya. Ricky, G. (2004). Manajemen
Fahmi, I. (2016). Pengantar Manajemen Pembelajaran Edisi Ketujuh, Jilid 1, Alih
Sumber Daya Manusia Konsep & Kinerja. Bahasa Gina Gania. Jakarta: Erlangga.
Jakarta: Mitra Wacana Media. Rohmah, N., & Fanani, Z. (2017).
Fariyatul Fahyuni, Eni. (2016). Inovasi Pengantar Manajemen Pendidikan
Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum (Konsep dan Aplikasi Fungsi Manajemen
2013, Sidoarjo: Nizamial Learning Center. Pendidikan Perspektif Islam). Malang:
Fattah, N. (2001). Landasan Manajemen Madani.
Pendidikan. Bandung: Remaja Rusdiana, & Ghazin, A. (2014). Asas Asas
Rosdakarya. Manajemen. Bandung: Pustaka Seta.
Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Siswanto. (2011). Manajemen
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu. (2011). Manajemen Spaulding, D. (2008). Program Evaluation
Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. in Practice: Core Concepts and Examples
Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kambuga, Y. for Discussion and Analysis. San
(2013). Introduction to Educational Fransisco: John Wiley & Sons Inc.
Management and School Administration. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Deutschland: LAP LAMBERT Academic Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Publishing. Afabeta.
Majid, A. (2011). Perencanaan Suhardi. (2018). Pengantar Manajemen
Pembelajaran: Mengembangkan Standar dan Alokasinya. Yogyakarta: Gava Media.
Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Sule, E. T., & Kurniawan, S. (2005).
Rosdakarya Offset. Pengantar Manajemen. Jakarta:
Moorhead. Griffin. (2013). Perilaku Pranamedia Group.
Organisasi: Manjemen Sumber Daya Sudjana, Nana. (2001). Penilaian Hasil
Manusia dan Organisasi. Edisi 9. Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Jakarta: Salemba Empat. Rosda Karya.
Supriadie, Didi. (2012). Komunikasi
Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sutikno, M. S. (2012). Manajemen
Pendidikan: Langkah Praktis Mewujudkan
Lembaga Pendidikan yang Unggul.
Lombok: Holistica.
Sagala, Syaiful. (2016). Konsep dan
Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan
Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Syarif Sumantri, Mohammad. (2015).
Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers, 2015
Wicaksono, Agung. (2016). Efektivitas
Pembelajaran.
(http:agungprudent.research.com)
Yamin, Moh. (2013). Strategi dan Metode
dalam Model Pembelajara., Jakarta: GP
Press Group.

Anda mungkin juga menyukai