ABSTRAK
Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah mengenai efektivitas pembelajaran berbasis teaching
factory peserta didik dari sudut pandang guru. Inti kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas proses pembelajaran, meliputi iklim sekolah, komitmen mengajar, dan efektivitas proses
pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauhmana
pengaruh iklim sekolah dan komitmen mengajar, terhadap efektivitas proses pembelajaran. Secara parsial
maupun secara bersama-sama. Metode penelitian yang digunakan adalah Kuantitatif, dengan teknik
pengumpulan data angket skala lima kategori Likert, terhadap 44 orang guru mata pelajaran produktif di SMKN
26 Jakarta. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda dibantu dengan program
SPSS. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh iklim sekolah dan komitmen mengajar terhadap
efektivitas pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan efektivitas proses pembelajaran, iklim sekolah dan
komitmen mengajar guru mata pelajaran produktif di SMKN 26 Jakarta termasuk dalam kategori sedang,
Berdasarkan hasil penelitian, koefisien determinasi yang diperoleh 42,5% variasi variabel dependen efektivitas
pembelajaran berbasis teaching factory dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen yaitu iklim
sekolah dan komitmen mengajar. Dan berdasarkan uji simulant (F) variable iklim sekolah komitmen mengajar
secara bersama-sama berpengaruh terhadap pembelajaran berbasis teaching factory di SMKN 26 Jakarta.
Kata Kunci: Iklim Sekolah, Komitmen Mengajar, dan Efektivitas Pembelajaran berbasis teaching factory
ABSTRACT
The problem that becomes a study in this research was about the learning effectiveness at Its core study is
focused on factors which influenced the the school climate, teaching commitment, and effectiveness of
learning. Based on those problems, the center problem that stated in this research is how far the influence
of school climate, and teaching commitment through the effectiveness of learning process whether partially
or together. The method that is used in this research is quantitative research methods, by the technique of
collecting data questionnaires on the five category scale of Lik ert, through 44 person of teacher of vocational
high school in SMKN 26 Jak arta. Meanwhile, the technique of data analysis that is used in this research is
the multiple linear regression with SPSS programs. This technique is used to k now the direct and indirect
relationship of exogenous variable through endogenous variable. This result of research showed the
effectiveness of learning process, school climate and the teaching commitment productive teachers ini SMKN
26 Jak artaBased on the research results, the coefficient of determination obtained by 42.5% of the va riation
in the dependent variable on the effectiveness of teaching factory-based learning can be explained by the
variations of the two independent variables, namely school climate and teaching commitment. And based on
the simulant (F) test, the school climate variable teaching commitment jointly affects the teaching factory-
based learning at SMKN 26 Jak arta.
Keywords: School Climate, teaching commitment, the effectiveness of teaching factory based learning
PENDAHULUAN Makmun mengemukakan yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar
Permasalahan dalam penelitian ini peserta didik di sekolah yaitu: faktor raw
berangkat dari hasil wawancara peneliti input (yakni faktor murid itu sendiri)
di SMKN 26 Jakarta. Berdasarkan hasil dimana tiap anak memiliki kondisi yang
wawancara, SMKN 26 telah berbeda-beda dalam kondisi fisiologis
mengimplementasikan model dan psikologis, faktor environmental
pembelaharan berbasis teaching factory input (yakni faktor lingkungan), baik itu
yaitu model pembelajaran yang lingkungan alami maupun lingkungan
mengondisikan suasana pembelajaran sosial dan faktor instrumental input,
seperti suasana di lapangan kerja pada yang didalamnya antara lain terdiri dari:
nantinya. Dalam mewujudkan tujuan Kurikulum, program/bahan pengajaran,
pembelajaran, penunjang dan media sarana dan fasilitas, serta guru (tenaga
pembelajaran menjadi hal yang penting. pengajar).
Namun ketersediaan sarana dan
prasarana masih terbatas sehingga Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
pembelajaran kurang optimal. Selain itu, disimpulkan bahwa seluruh komponen
pencairan dana sering terlambat atau yang ada di sekolah perlu di manage
terlalu dekat dengan target produksi untuk mewujudkan tujuan sekolah.
telah memunculkan masalah lain, yaitu Setiap sekolah tentunya ingin
lamanya penyiapan bahan untuk menghasilkan lulusan yang
produksi karena harus dipesan dengan berkompeten dan mampu bersaing di
waktu yang cukup lama dikarenakan dunia kerja. Kompetensi peserta
pesan dengan jumlah yang banyak. berperan sebagai output dari proses
Jumlah lulusan yang langsung bekerja pembelajaran. Mutu pembelajaran
sesuai bidang yang digeluti pun masih secara khusus ditengarai dipengaruhi
belum memenuhi target. Selain masalah oleh beberapa faktor, seperti yang
di atas, kurangnya guru mata pelajaran diungkapkan oleh Sanjaya bahwa faktor
produktif juga membuat proses yang dapat mempengaruhi kegiatan
pembelajaran kurang efektif karena guru proses sistem pembelajaran
memegang peran penting sebagai diantaranya adalah faktor guru, faktor
fasilitator. Berdasarkan hasil observasi siswa, sarana, alat dan media yang
juga didapatkan informasi bahwa tersedia, serta faktor lingkungan. Dari
komitmen guru pada umumnya masih keempat faktor tersebut faktor yang
rendah, hal ini ditandai oleh adanya guru paling dominan dalam pembelajaran
yang masih terlambat ke sekolah, adalah faktor guru dan lingkungan. Hal
penggunaan model pembelajaran yang ini diperkuat dengan teori John Locke
masih monoton dan cenderung teacher yang menganggap bahwa manusia itu
center learning, serta keengganan untuk seperti kertas putih, hendak ditulisi apa
mengikuti kegiatan-kegiatan knowledge kertas itu sangat tergantung pada orang
sharing (MGMP/ Musyawarah Guru yang menulisnya. Dalam hal ini peran
Mata Pelajaran). Sehingga guru dalam pembelajaran memegang
mempengaruhi efektivitas pembelajaran peran yang sangat penting.
yang berlangsung di sekolah.
Guru sangat dituntut landasan utama kompetensi yang
keprofesionalannya dalam dimiliki guru sehingga dalam
pembelajaran. Hal ini dikarenakan melaksanakan tugasnya sebagai
dalam pembelajaran guru tidak hanya pendidik, guru dapat lebih memaknai
dituntut dalam kemampuannya pekerjaannya. Hal ini selaras dengan
mengajar namun juga kemampuan penelitian karya Karakus dan Aslan
untuk menciptakan iklim belajar yang yang menyatakan bahwa komitmen
nyaman terkait dengan terciptanya mengajar guru berpengaruh terhadap
lingkungan belajar yang baik untuk hasil belajar peserta didik. Guru yang
peserta didik. Dalam konteks ini, memiliki komitmen, terus berusaha
pembelajaran tidak hanya ditekankan menjadi kreatif dan tidak pernah puas
pada upaya mentransfer ilmu dengan hasil yang telah dicapai
pengetahuan yang diberikan oleh guru sehingga akan terus berinovasi sesuai
kepada peserta didik saja, tapi yang kebutuhan peserta didiknya dalam
paling penting adalah bagaimana proses mengajar. Hal ini dapat
menciptakan iklim pembelajaran yang membantu peserta didik untuk
mampu memberdayakan semua potensi mendapatkan proses pembelajaran
yang dimiliki oleh peserta didik. Teori yang lebih variatif sehingga dapat
lain yang menjelaskan faktor yang mewujudkan efektivitas pembelajaran di
berpengaruh terhadap pembelajaran sekolah.
adalah teori belajar Classical
Conditioning oleh Thorndike, Pavlov, Dalam hal ini iklim sekolah dan
dan Watson. Teori ini menjelaskan komitmen mengajar guru mempunyai
bahwa belajar atau pembentukan pengaruh besar terhadap efektivitas
perilaku perlu dibantu dengan kondisi pembelajaran. Iklim sekolah yang efektif
tertentu. Dalam hal ini faktor lingkungan mampu meningkatkan mutu
dirasa juga memegang peran yang pembelajaran sekolah karena dengan
penting dalam pembelajaran. iklim sekolah yang efektif akan mampu
membentuk karakter peserta didik
Komponen penting lainnya dalam sehinggga dapat meningkatkan prestasi
pembelajaran adalah komitmen peserta didik yang tentunya akan
mengajar guru. Guru berperan sebagai menghasilkan lulusan yang berkualitas.
roda dalam pembelajaran. Guru tidak Disamping itu, guru yang profesional
hanya berperan sebagai pengajar, tapi juga menjadi faktor penting dalam
juga sebagai pembimbing, pendidik, peningkatan mutu pembelajaran. Maka
operator, fasilitator, inspector, inspirator, dari itu, peneliti tertarik untuk
serta role model bagi peserta didiknya. mengadakan penelitian mengenai
Dibutuhkan komitmen yang tinggi bagi “Pengaruh Iklim Sekolah dan Komitmen
guru dalam menjalankan perannya. Mengajar Guru terhadap Efektivitas
Firestone dan Pannell menyatakan Pembelajaran Berbasis Teaching
bahwa komitmen mengajar guru yang Factory di SMK 26 Jakarta”.
tinggi dalam semua aspek akan
berpengaruh positif terhadap prestasi
belajar siswa, dimana komitmen dalam
mendidik dan mengajar menjadi
METODE model regresi berdistribusi normal
karena pada plotting ploting (titik-titik)
Penelitian ini menggunakan pendekatan mengikuti garis diagonal. Berikut
kuantitatif dengan metode survey. Dan diagramnya:
dalam Dalam penelitian ini, yang
menjadi populasi adalah seluruh guru
mata pelajaran produksi di SMKN 26
Jakarta yang berjumlah 44 guru.
Kemudian dianalisa dengan teknik
analisis regresi linier berganda.