Anda di halaman 1dari 8

PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 7.

April 2016, 81-88

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE


AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN BAHAN AJAR BERMUATAN KARAKTER
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI
SMAN 12 PADANG

Fakhrur Rhozy1), Yenni Darvina2), dan Murtiani2)


1)
Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
2)
Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA universitas Negeri Padang
Fakhrurrhozy46@gmail.com

ABSTRACT
Students’ achievement on Physic subject has not reached the expectation, yet. It is caused by students’ low-
mastery in Physic subject, and the learning material which do not have character values in it. The purpose of this
research were to find out the effect of Search, Solve, Create, and Share (SSCS) learning model which had
character values in the learning material towards the increasing of students’ achievement of second grade of
SMAN 12 Padang. This research used Pre-experimental Designs and One-Group Pretest-postest. The
instruments of this research were writing test that was used in pre-test and post-test for testing the knowledge
competence, observation sheet for testing the behavior competence, and rubric score for testing skill
competence. Linear regression and product moment correlation were used to analyze the data with at the level of
significance 0.05. The results revealed that the application of SSCS which had character values in the learning
material had positive effect towards students’ achievement in learning Physic for students at the second grade of
SMAN 12 Padang for these three competences at the level of significance 0.05.

Keywords : Character Values, Learning Material, SSCS Model

PENDAHULUAN yang berguna untuk memecahkan masalah didalam


Pembelajaran adalah proses berinteraksinya kehidupan sehari-hari.
antara siswa dengan siswa, siswa dengan pendidik, Begitu pentingnya pembelajaran fisika, maka
dan siswa dengan sumber belajar dalam suatu mata pelajaran fisika sudah seharusnya disenangi sis
lingkungan belajar. Pembelajaran bertujuan untuk wa dan meningkatkan hasil belajar fisikanya. Peme
membawa perubahan sikap, pola pikir dan perilaku rintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas
peserta didik kearah yang lebih baik. Pembelajaran sumber daya manusia dan meningkatkan mutu pendi
pada hakekatnya adalah proses interaksi antar siswa dikan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan mutu pendidikan diantaranya dengan melakukan
perilaku kearah yang lebih baik[1]. Disamping itu pelatihan-pelatihan dan program sertifikasi kepada
pembelajaran merupakan suatu proses mengintegra guru, pembenahan sarana dan prasarana yang ada
sikan berbagai komponen dan kegiatan, yaitu peserta disekolah, pengoptimalan penggunaan laboratorium
didik dan lingkungan belajar untuk memperoleh dan perpustakaan serta memberikan bantuan buku
perubahan tingkah laku (hasil belajar) sesuai dengan buku pelajaran sehingga nantinya dapat mening
tujuan yang diharapkan[2]. Berdasarkan pendapat katkan kualitas pembelajaran fisika disetiap jenjang
tersebut dapat disim pulkan bahwa pembelajaran pendidikan. Upaya lain yang dilakukan pemerintah
dapat diartikan sebagai kegiatan dimana guru dan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan
siswa saling berinteraksi, membicarakan suatu topik melakukan penyempurnaan kurikulum sebelumnya
atau melaksanakan suatu aktivitas, guna mendapat menjadi kurikulum 2013 yang diharapkan dapat
kan suatu tujuan yang akan diharapkan dalam mening meningkatkan mutu pendidikan.
katkan kualitas pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang telah dila
Fisika merupakan bidang ilmu yang mempe kukan di SMAN 12 Padang, terlihat bahwa karakter
lajari tentang gejala-gejala alam yang erat kaitannya siswa belum sepenuhnya dilatihkan saat proses pem
dengan kehidupan sehari-hari. Fisika merupakan belajaran, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa
bagian dari ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Kurang mak
merupakan usaha sistematis dalam rangka mem simalnya hasil belajar siswa disebabkan oleh bebe
bangun dan mengorganisasikan pengetahuan yang rapa faktor. Pertama, pembelajaran yang masih terfo
dilakukan dalam bentuk penjelasan-penjelasan dan kus kepada guru (teacher center), sehingga mengaki
penyelidikan melalui kegiatan metode ilmiah[3]. Jadi, batkan pembelajaran kurikulum 2013 belum terlak
pembelajaran fisika sangat penting karena mampu sana dengan baik. Kedua, kurangnya ketertarikan
menumbuhkan kemampuan berpikir yang lebih ting siswa dalam mempelajari materi yang berhubungan
gi, bekerja dan bersikap imiah, serta berkomunikasi dengan fisika, hal ini disebabkan oleh model pembe

81
lajaran yang digunakan oleh guru masih kurang yang berkenaan dengan pengembangan nilai dan
bervariasi, sehingga belum mengoptimalkan pola sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2[4]. Dari
pikir kreatif dan rasa ingin tahu siswa pada pembe uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
lajaran fisika. Ketiga, karakter siswa belum sepenuh kurikulum 2013 adalah pembelajaran interaktif dima
nya nampak terlihat seperti: kedisiplinan siswa masih na siswa hanya berinteraksi dengan pendidik tetapi
kurang, banyaknya siswa yang keluar masuk saat juga dengan sumber belajar, lingkungan, mas yarakat
proses pembelajaran dan masih kurangnya kesadaran dan segala sesuatu yang mendukung proses pembela
siswa untuk melakukan shalat berjamaah disekolah. jarannya. Dengan demikian, diharapkan siswa mam
Hal ini bisa dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian pu untuk berpikir aktif dan kritis dalam menemukan
fisika siswa kelas XI yang masih rendah, seperti yang setiap pengetahuan secara mandiri tanpa ketergan
dapat dilihat pada Tabel 1. tungan kepada pendidik.
Salah satu model pembelajarannya adalah
Tabel 1. Rata-rata Hasil UH Fisika Kelas XI SMAN
Search, Solve, Create, And Share (SSCS) yang meru
12 Padang Tahun Ajaran 2014/2015
pakan bagian dari model pembelajaran Problem
Kelas Nilai rata-rata UH 1 KKM Solving yang mana kedua model ini sama-sama
XI MIA 1 76.21 80 berbasis masalah. Model pembelajaran SSCS diha
XI MIA 2 67.81 80 rapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar
XI MIA 3 58.71 80 siswa dan membuat siswa lebih aktif dalam proses
Sumber: Guru Fisika SAMN 12 Padang pembelajaran. Sehingga, siswa tidak hanya menerima
Dari berbagai faktor penyebab kurang maksi pembelajaran saja dari guru, tetapi juga dapat meng
malnya hasil belajar siswa diatas salah satunya ada gali dan menunjukan kelebihan yang dimiliki pada
lah model pembelajaran yang digunakan oleh guru diri masing-masing siswa.
masih kurang bervariasi. Bahan ajar yang digunakan Model pembelajaran SSCS adalah model yang
untuk membantu menerapkan model pembelajaran menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang
belum sepenuhnya bermuatan nilai-nilai karakter, dirancang untuk mengembangkan dan menerapkan
baik itu karakter yang dilatihkan dari bahan ajar itu konsep-konsep ilmu pengetahuan dan keterampilan
sendiri maupun karakter yang digali dari materi pela berfikir kritis siswa, melibatkan banyak siswa dalam
jaran, sehingga karakter siswa belum dapat terealisasi mengeksplorasi situasi yang baru, mengingat perta
dengan baik. Dalam pembelajaran, bahan ajar meru nyaan yang menarik, dan memecahkan masalah yang
pakan salah satu perangkat yang penting dalam realistis[5]. Penggunaan model pembelajaran SSCS ini
penunjang ketercapaian hasil belajar yang diharap membuat siswa lebih aktif terlibat dalam penggunaan
kan. Bahan ajar adalah suatu sumber belajar yang konsep dan terbiasa melakukan berpikir tingkat ting
memegang peranan penting dalam proses pembela gi, dan model ini dapat membantu guru dalam meng
jaran. Penggunaan bahan ajar dengan bermuatan gambarkan pemikiran yang kreatif.
nilai-nilai karakter diharapkan mampu menarik mi Langkah-langkah model pembelajaran SSCS
nat, menggali kemampuan berpikir siswa, dan mam terdiri dari 4 fase yaitu: 1) Fase Search, yaitu meng
pu memperbaiki karakter siswa yang dapat mening gali pengetahuan awal, mengamati dan menganalisa
katkan hasil belajar siswa dalam proses pembela informasi yang diketahui, menyimpulkan masalah
jaran, sehingga sesuai dengan yang diharapkan. dengan membuat pertanyaan-pertanyaan, dan meng
Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu generalisasikan in formasi sehingga timbul ide yang
adanya suatu model pembelajaran yang sesuai mungkin diguna kan untuk menyelesaikan masalah.
dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang berbantuan 2) fase Solve, yaitu menentukan kriteria yang akan
bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter. Prinsip digunakan dalam memilih beberapa alternatif, mem
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 buat dugaan mengenai beberapa solusi yang dapat
diantaranya: 1) dari siswa diberi tahu menuju siswa digunakan, memikirkan segala kemungkinan yang
yang mencari tahu, 2) dari guru sebagai satu-satunya terjadi saat menggunakan solusi tersebut, dan mem
sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sum buat perencanaan penyelesaian masalah (didalamnya
ber belajar, dan 3) dari pendekatan tekstual menuju termasuk menentukan solusi yang akan digunakan).
proses sebagai penguatan menggunkan pendekatan 3) Fase Create, menyelesaikan masalah sesuai ren
scientific[3]. Pembelejaran kurikulum 2013 menggu cana yang telah dibuat, meyakinkan diri untuk meng
nakan pembelajaran langsung dan pembelajaran tak uji kembali solusi yang telah didapat, menggam
langsung, pembelajaran langsung merupakan pembe barkan proses penyelesaian masalah, dan menyiap
lajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemam kan apa yang akan dibuat untuk dipresentasikan. 4)
puan berfikir, dan keterampilan menggunakan penge Fase Share, yaitu menyajikan solusi kepada teman
tahuan peserta didik melalui interaksi langsung yang lain, mempromosikan solusi yang telah dibuat,
dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus mengevaluasi tanggapan dari teman yang lain dan
dan RPP. Pembelajaran tidak langsung merupakan merefleksikan keaktifan sebagai problem solver
pembelajaran yang terjadi selama proses pembela setelah menerima umpan balik dari guru dan teman
jaran langsung yang menghasilkan dampak pengiring yang lain[5].

82
Model SSCS mempunyai keunggulan untuk proses pembelajaran. Bahan ajar yang bermuatan
guru diantaranya: 1) dapat melayani minat siswa nilai-nilai karakter juga berguna untuk membantu
yang lebih luas, 2) melibatkan keterampilan berfikir pencapaian hasil belajar yang baik dan sesuai dengan
tingkat tinggi dalam pembelajaran fisika, 3) melibat yang diharapkan.
kan semua siswa secara aktif dalam proses pembe Dalam menyusun suatu bahan ajar bermuatan
lajaran, dan 4) meningkatkan pemahaman antara nilai-nilai karakter diharapkan siswa dapat menerap
sains teknologi dan masyarakat dan mengfokuskan kan karakter yang ada bahan ajar tersebut, baik itu
pada masalah real dalam kehidupan sehari-hari[5]. karakter yang dilatihkan didalam materi maupun
Keunggulan model SSCS bagi siswa dianta karakter yang digali langsung oleh siswa dari materi.
ranya: 1) kesempatan untuk memperoleh pengalaman Pendidikan karakter adalah pendidikan yang berbudi
langsung pada proses pemecahan masalah, 2) kesem pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek teori
patan untuk mempelajari dan memantapkan konsep pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan
konsep fisika dengan cara yang lebih bermakna, 3) tindakan (action)[8].
mengolah informasi dari fisika, 4) menggunakan Pembelajaran fisika merupakan salah satu
keterampilan berfikir tingkat tinggi, 5) mengembang mata pelajaran yang ikut berperan dalam pembang
kan metode ilmiah dengan menggunakan peralatan unan karakter yang kuat pada siswa, ada sembilan
peralatan laboratorium atau alat sederhana melalui pendidikan karakter yaitu: 1) cinta tuhan dan segenap
eksperimen untuk mengembangkan minat terhadap ciptaanya, 2) tanggungjawab, disiplin dan kemandi
pelajaran fisika, 6) memberi pengalaman bagaimana rian, 3) kejujuran/amanah dan kearifan, 4) hormat
pengetahuan sains diperoleh dan berkembang, 7) dan santun, 5) dermawan, suka menolong dan gotong
memberikan kesempatan kepada siswa untuk ber royong/kerjasama, 6) percaya diri, kreatif dan kerja
tanggungjawab terhadap proses pembelajaran, 8) keras, 7) kepemimpinan dan keadilan, 8) baik dan
bekerja sama dengan orang lain, dan 9) menetapkan rendah hati, dan 9) toleransi kedamaian dan kesa
pengetahuan tentang grafik, pengolahan data, me tuan[9]. Kesembilan karakter tersebut yang akan
nyampaikan ide dalam bahasa yang baik dan kete dikembangkan atau diterapkan dalam bidang keilmu
rampilan yang lain dalam suatu sistem keintegrasi an, terkhususnya pada mata pelajaran fisika.
atau holistik[5]. Hasil belajar adalah segala sesuatu yang dipe
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa roleh oleh siswa setelah mengikuti proses pembe
pada pembelajaran SSCS, siswa dibimbing untuk lajaran disekolah. Hasil belajar adalah kemampuan
mencari apa yang mereka butuhkan dalam proses kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mempe
pembelajaran dan memperluas pengetahuan mereka roleh pengalaman belajarnya. Dengan kata lain hasil
sendiri sehingga mengalami proses pembelajaran belajar fisika adalah prestasi yang telah dicapai dan
yang bermakna. Dengan demikian model SSCS dilakukan setelah siswa mengikuti proses pembela
sangat menunjang terciptanya pembelajaran yang jaran[10]. Penilaian hasil belajar siswa mencakup pada
sesuai dengan kurikulum 2013 yang lebih mene penilaian kompetensi sikap, penilaian kompetensi
kankan kepada student center, sehingga membuat pengetahuan, dan penilaian kompetensi keterampilan.
siswa menjadi lebih aktif, kreatif dan mampu Hasil belajar fisika yang dimaksud adalah nilai tes
mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya tertulis hasil belajar, lembar observasi keaktifan
dalam pembelajaran Fisika. siswa, dan rubrik penskoran keterampilan siswa yang
Bahan ajar yang menggunakan nilai-nilai diperoleh setelah proses pembelajaran berlangsung
karakter juga harus mampu disediakan oleh guru menerapkan model pembelajaran SSCS.
untuk menunjang siswa menjadi lebih aktif dalam Berdasarkan latar belakang yang telah diurai
proses pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bahan kan, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
yang disusun secara sistematis yang menampilkan penelitian ini adalah: “Apakah terdapat pengaruh pe
sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai nerapan model pembelajaran SSCS berbantuan bahan
peserta didik dan digunakan dalam proses pembe ajar ber muatan karakter terhadap peningkatan hasil
lajaran[6]. Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup: belajar fisika siswa kelas XI SMAN 12 Padang”?
1) petunjuk belajar (petunjuk siswa/ guru), 2) kom
METODE PENELITIAN
petensi yang akan dicapai, 3) konten atau isi materi
Rancangan penelitian yang digunakan dalam
pembelajaran, 4) informasi pendukung, 5) latihan lati
penelitian ini adalah Pre-experimental Desingns.
han, 6) lembar kerja (LK), 7) evaluasi, dan 8) respon
Dalam penelitian ini hanya digunakan 1 kelas, dima
atau balikan terhadap hasil evaluasi[7]. Oleh karena
na eksperimen yang dilakukan dengan tanpa melaku
itu, suatu bahan ajar harus memiliki komponen
kan pengendalian terhadap variable-variabel yang
komponen tersebut, akan tetapi antara bahan ajar
berpengaruh. Dalam penelitian ini diutamakan adalah
yang satu dengan yang lainnya memiliki struktur
perlakuan saja tanpa ada kelompok kontrol. Ran
yang berbeda dan komponen yang berbeda.
cangan penelitian yang digunakan adalah One-Group
Bahan ajar merupakan pedoman bagi guru dan
Pretest-posttest Design. bahwa pada rancangan ini
siswa dalam mengarahkan semua aktivitas proses
terdapat pre-test sebelum diberikan perlakuan, deng
pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah
an demikian hasil perlakuan dapat diketahui dengan

83
tepat dan lebih akurat karena dapat dibandingkan de masing-masing teknik penilaian yang mencakup
ngan keadaan sebelum diberikan perlakuan[11]. ketiga kompetensi hasil belajar yang akan dicapai.
Hal pertama yang dilakukan dalam pelaksana Hasil belajar siswa pada kompetensi pengeta
an pre-experimental design adalah dengan memberi huan diukur dengan menggunakan tes tertulis. Instru
kan tes kepada subjek yang belum diberi perlakuan men yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
disebut pre-test (O1) untuk mendapatkan permasa dalam bentuk tes objektif atau pilihan ganda yang di
lahan yang dihadapi siswa. Setelah didapat kan per berikan dalam bentuk pre-test dan post-test diawal
masalahannya, maka dilakukan treatment (X). Sete dan akhir penelitian dengan soal yang sama. Soal
lah dilakukan treatment kepada siswa yang mengala yang digunakan pada penelitian ini telah dilakukan
mi masalah, maka diberikan lagi tes untuk meng ukur uji validitas soal, reliabilitas soal, tingkat kesukaran
tingkat kemampuan siswa setelah dikenakan variable soal, dan daya beda soal.
eksperimen (X), dalam post-test akan didapat kan Berdasarkan tes uji coba yang telah dilakukan
data hasil dari eksperimen dimana kemampuan siswa didapatkan besar reliabilitas soal sebesar 0,72 dengan
meningkat atau tidak ada perubahan sama sekali. kriteria soal tinggi. Berdasarkan hasil analisis tingkat
Membandingkan O1 dan O2 untuk menentu kan kesukaran soal didapatkan 15 soal dengan kriteria
berapa besar perbedaan yang timbul, jika ada maka mudah, 22 soal dengan kriteria sedang, dan 3 soal
itu akibat dari variable eksperimen yang diberikan[12]. dengan kriteria sukar. Soal yang digunakan dalam
Variabel dalam penelitian ini adalah: 1) varia penelitian ini adalah soal yang memiliki indeks kesu
bel bebas yaitu model pembelajaran SSCS berban karan pada klasifikasi 0,31 ─ 0,70 dengan kriteria
tuan bahan ajar bermuatan karakter. 2) variabel sedang. Maka soal yang akan digunakan oleh pene
terikat yaitu hasil belajar siswa pada ketiga kom liti adalah soal yang memiliki daya beda pada 0,20 ─
petensi yaitu kompetensi sikap, kompetensi pengeta 0,70 dengan daya pembeda cukup ─ baik.
huan, dan kompetensi keterampilan. Sedangkan un Pada penilaian kompetensi sikap yang dinilai
tuk variabel kontrolnya tidak digunakan, karena pada adalah sikap atau tingkah laku siswa selama kegiatan
penelitian ini hanya menggunakan 1 kelas penelitian. pembelajaran berlangsung setiap pertemuan. Pada
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh penelitian ini akan digunakan teknik penilaian yaitu
siswa kelas XI MIA SMAN 12 Padang yang terdaftar observasi yang dibantu oleh 2 orang observer dan
pada Semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015. Sampel penilaian diri siswa. Pada teknik penilaian observasi
yaitu sebagian dari anggota populasi yang diteliti. menggunakan instrumen berupa lembar observasi
Walaupun yang diteliti adalah sampel, hasil pene (lembar pengamatan sikap), sedangkan pada teknik
litian atau kesimpulan penelitian berlaku untuk popu penilaian diri siswa menggunakan instrumen berupa
lasi[13]. Pengambilan sampel pada penelitian ini diten lembar penilaian diri. Penilaian yang dilakukan untuk
tukan dengan teknik Cluster Sampling, yaitu peng lembar observasi yaitu nilai-nilai karakter yang di
ambilan sampel berdasarkan daerah populasi yang integrasikan dalam bahan ajar yaitu religius, kerja
telah ditetapkan dengan menggunakan sistem undian sama, kreatif, disiplin, rasa ingin tahu, kerjasama,
sederhana. Berdasarkan hasil diskusi dan persetujuan dan mandiri.
antara guru Fisika dengan penulis, maka terpilihlah Penilaian pada kompetensi keterampilan dila
kelas XI MIA2 sebagai kelas eksperimen. kukan selama proses pembelajaran berlangsung keti
Data penelitian ini adalah jenis data primer, ka melakukan percobaan dengan mengacu pada lem
yaitu data yang diambil sendiri oleh peneliti. Data bar penilaian unjuk kerja dan akhir pembelajaran
dalam penelitian ini adalah data berupa hasil belajar dengan mengacu pada laporan kerja ilmiah. Penilaian
siswa yang dinilai melalui pre-test dan post-test da ini dilakukan disaat siswa melakukan percobaan di
lam bentuk pilihan ganda, untuk menilai komptensi laboratorium atau di dalam kelas. Bentuk penilaian
sikap digunakan lembar observasi, penilaian diri dan yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik
jurnal belajar, dan untuk kompetensi keterampilan percobaan yang dilakukan.
melalui rubrik penskoran. Analisis data bertujuan untuk menguji apakah
Prosedur penelitian ini dibagi atas tiga tahap, hipotesis yang dikemukakan dalam penelitia ini dite
yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap rima atau ditolak. Analissi data dilakukan untuk keti
penyelesaian. Instrumen adalah salah satu alat ga kompetensi yaitu kompetensi sikap, kompetensi
pengumpulan data dengan prosedur yang sistematik pengetahuan, dan kompetensi keterampilan melalui
dengan memperhatikan aturan yang telah ditetapkan. uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada regresi linier sederhana dan uji korelasi. Sebelum di
lah instrumen untuk masing-masing teknik penilaian lakukan uji regresi linier sederhana maka dilakukan
yang digunakan. Teknik penilaian adalah cara yang uji normalitas.
digunakan untuk memperoleh informasi tentang pem Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah
belajaran siswa. Isntrumen dalam penelitian ini men sampel berasal dari populasi yang terdistribusi
cakup tiga kompetensi yaitu kompetensi sikap, kom normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan pada
petensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. data nilai pre-test dan data nilai post-test. Untuk
Berikut diuraikan instrumen yang akan digukan pada

84
menguji normalitas maka digunakan uji Liliefors pada kompetensi sikap siswa selama delapan minggu
pada taraf nyata 0,05. pertemuan, dapat dilihat pada Gambar 1.
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui
keberartian perbedaan da berapa besar pengaruh Nilai Rata-Rata Kompetensi Sikap
penggunaan model pembelajaran SSCS berbantuan 90

Skor Yang Diperoleh


bahan ajar bermuatan karakter terhadap hasil belajar
dilakukan uji regresi linier sederhana dan uji korelasi. 85
Uji regresi linier sederhana dan uji korelasi jika 80
diterima hipotesis kerja, maka artinya terdapat
pengaruh berarti penerapan model pembelajaran 75
SSCS berbantuan bahan ajar bermuatan karakter 70
terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI SMAN 12
Padang. Untuk mengetahui seberapa besar penga 65
ruhnya maka dilakukan uji hipotesis regresi linier 1 2 3 4 5 6 7 8
sederhana. Untuk menguji hubungan antar variabel, Minggu Ke-
maka dibandingkan nilai r hitung dengan nilai r
Tabel untuk taraf nyata 0,05, apabila nilai rhitung lebih Gambar 1. Perbandingan hasil belajar siswa pada
besar dari rTabel, maka H0 ditolak dan Hi diterima. kompetensi sikap untuk setiap aspek penialaian.
Analisis data yang untuk kompetensi sikap
dan keterampilan dilakukan menggunakan uji nor Berdasarkan Gambar 1 diatas rata-rata hasil belajar
malitas dan uji hipotesis menggunakan regresi linier siswa pada kompetensi sikap dari setiap pertemuan
sederhana dan uji korelasi. Namun sebelum mela mengalami kenaikan.
kukan uji normalitas dan uji hipotesis maka perlu Selanjutnya menghitung besarnya pengaruh
dilakukan konversi skor yang diperoleh dari peni penerapan model pembelajaran SSCS berbantuan
laian sikap dan penilaian keterampilan menjadi nilai bahan ajar bermuatan karakter terhadap hasil belajar
sikap dengan persamaan 12[13]. fisika siswa pada kompetensi sikap dilakukan uji
regresi linier sederhana dan uji korelasi. Dari uji
........................(1) regresi pada kompetensi sikap, diperoleh nilai
Untuk analisis selanjutnya, maka sama dengan dan nilai , sehinga didapatkan
analisis hasil belajar pada kompetensi pengetahuan. persamaan reg resinya adalah sebagai berikut:
Analisis data hasil belajar komptensi sikap dan kete ....................(2)
rampilan meliputi uji hipotesis dengan menggunakan Untuk melihat hubungan antara model pembelajaran
uji regresi linier sederhana dan uji korelasi. SSCS berbantuan bahan ajar bermuatan karakter
dengan hasil belajar siswa pada kompetensi sikap
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN maka harus dilakukan uji keberartian dan uji
1. Hasil Penelitian linearitas regresi terlebih dahulu.
Data yang diperoleh dalam penelitian yang Berdasarkan analisis didapatkan
telah dilakukan adalah data pencapaian hasil belajar lebih besar dari pada Ftabel yaitu 4,17 yang artinya
siswa kelas XI SMAN 12 Padang pada kompetensi koefisien regresi itu berarti. Selanjutnya, dapat dila
sikap, kompetensi pengetahuan, dan keterampilan. kukan uji linieritas. Dari analisi didapatkan
Data hasil belajar kompetensi sikap diperoleh selama lebih kecil dari Ftabel yaitu 2,73 yang arti nya
proses pembelajaran melalui lembar observasi. Data regresi hasil belajar ranah kompetensi sikap itu linier.
hasil belajar siswa pada kompetensi pengetahuan Maka, setelah itu dilakukan analisis apakah ada
diperoleh melalui tes tertulis pada awal materi (post hubungan antara model pembelajaran SSCS berban
test) dan di akhir materi pembelajaran (post-test). tuan bahan ajar bermuatan karakter dengan hasil
Data hasil belajar kompetensi keterampilan diperoleh belajar siswa kompetensi sikap. Dari hasil analisis
selama proses kegiatan pratikum dilaksanakan didapatkan rh = 0,48 lebih besar dari pada rtabel yaitu
melalui rubrik penskoran. 0,349 dengan kategori sedang. Untuk mengetahui
Data hasil belajar siswa pada kompetensi besar pengaruh model pembelajaran SSCS berban
sikap diperoleh selama kegiatan pembelajaran tuan bahan ajar bermuatan karakter terhadap hasil
berlangsung. Data ini diambil menggunakan lembar belajar fisika siswa maka dihitung seberapa besar
observasi dan dibantu oleh dua orang observer. pengaruhnya melalui nilai koefisien determinasi.
Penilaian kompetensi sikap dilakukan pada tujuh Dari hasil perhitungan didapatkan besarnya nilai
indikator penilaian yang terdapat pada bahan ajar koefisien determinasi sebesar 23,04 %, yang artinya
bermuatan nilai-nilai karakter yaitu religius, disiplin, 23,04 % hasil belajar siswa pada kompetensi sikap
mandiri, rasa ingin tahu, kreatif, kerjasama, dan kerja dipengaruhi oleh model pembelajaran SSCS berban
keras yang disesuaikan dengan materi dan kemam tuan bahan ajar bermuatan karakter sedangkan 76,96
puan siswa. Rata-rata hasil pencapaian hasil belajar % dipengaruhi oleh hal lain.

85
Analisis data selanjutnya adalah hasil belajar kuat. Untuk mengetahui besar pengaruh model
siswa pada kompetensi pengetahuan. Data penilaian pembelajaran SSCS berbantuan bahan ajar bermuatan
hasil belajar siswa kompetensi pengetahuan diperoleh karakter dengan hasil belajar siswa maka dihitung
dari tes tertulis pre-test dan post-test berbentuk soal koefisien determinasinya. Dari hasil perhitungan dida
objektif sebanyak 40 buah untuk masing-masing pat nilai koefisien determinasi sebe sar 64 %, yang
tesnya. Dari hasil perhitungan secara statistik, maka artinya 64 % hasil belajar siswa pada kompetensi
diperoleh nilai rata-rata (X), nilai tertinggi, nilai pengetahuan dipengaruhi oleh model pembelajaran
terendah, simpangan baku (S), dan varians (S 2) pada SSCS berbantuan bahan ajar bermuatan karak ter
tabel dibawah ini. sedangkan 36 % dipengaruhi oleh hal lain.
Data penelitian hasil belajar siswa pada kom
Tabel 2. Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai
petensi keterampilan diperoleh melalui hasil penga
Terendah, Simpangan Baku (S), dan Varians
matan selama kegiatan pratikum. Sama dengan hasil
(S2) pada Kompetensi Pengetahuan
belajar pada ranah pengetahuan, dari data hasil bela
Nilai Nilai
Penilai jar pada kompetensi keterampilan ini dapat dilakukan
N Teren Terting X S2 S
an uji statistiknya diperoleh rata-rata, nilai tertinggi dan
dah gi nilai terendah pada Tabel berikut ini:
Pre-
32 37,5 82,5 65,3 83,5 9,13 Tabel 3. Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai
tets
Post- Terendah, Simpangan Baku (S), dan Varians
32 72,5 92,5 82,8 35,3 5,95 (S2) pada Kompetensi Keterampilan
test
Tabel 2 menjelaskan nilai rata-rata pre-test Nilai Nilai
dan post-test siswa pada kompetensi pengetahuan, Materi N Terend Terting X S2 S
dimana hasil post-test > dari hasil pre-test. Untuk ah Gi
mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar GHS 32 71,15 88,64 77,5 23,05 4,80
siswa pada kompetensi pengetahuan maka dilakukan U&E 32 73,08 90,39 79,8 26,49 51,1
lah uji regresi dan korelasi. Sebagai syaratnya, terle
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai
bih dahulu dilakukan uji normalitas.
hasil belajar kompetensi keterampilan siswa menga
Untuk melihat apakah data sampel terdis
lami peningkatan untuk setiap pertemuan materinya.
tribusi normal atau tidak digunakan Uji Lilliefors.
Untuk melihat seberapa besar peningkatan hasil bela
Dari uji normalitas yang dilakukan, maka didapatkan
jar siswa pada kompetensi ketarampilan maka dila
harga L0 < Ltabel pada taraf nyata 0,05. Hal ini berarti
kukan uji regresi dan korelasi. Sebagai syaratnya
data hasil tes terdistribusi normal.
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.
Selanjutnya menghitung besarnya pengaruh
Untuk melihat apakah data sampel terdis
penerapan model pembelajaran SSCS berbantuan
tribusi normal atau tidak digunakan Uji Lilliefors.
bahan ajar bermuatan karakter terhadap hasil belajar
Dari uji normalitas yang dilakukan, maka didapatkan
fisika siswa pada kompetensi pengetahuan dilakukan
harga L0 < Ltabel pada taraf nyata 0,05. Hal ini berarti
uji regresi linier sederhana dan uji korelasi. Dari uji
data hasil belajar pada kompetensi keterampilan
regresi pada kompetensi pengetahuan, diperoleh nilai
terdistribusi normal.
dan nilai maka didapatkan
Selanjutnya menghitung besarnya pengaruh
persamaan regresinya adalah:
penerapan model pembelajaran SSCS berbantuan
....................(3)
bahan ajar bermuatan karakter terhadap hasil belajar
Untuk melihat hubungan antara model pembe lajaran fisika siswa pada kompetensi keterampilan dilakukan
SSCS berbantuan bahan ajar bermuatan karakter uji regresi linier sederhana dan uji korelasi. Dari uji
dengan hasil belajar siswa pada kompetensi Pengeta regresi yang telah dilakukan pada kompetesi
huan maka harus dilakukan uji keberartian dan uji keterampilan maka diperoleh nilai dan nilai
linearitas regresi terlebih dahulu. maka didapatkan persamaan regresinya ada
Berdasarkan analisis didapatkan lah sebagai berikut:
lebih besar dari pada Ftabel yaitu 4,17 yang artinya .......................(4)
koefisien regresi itu berarti. Selanjutnya, dapat
Untuk melihat hubungan antara model pembe lajaran
dilakukan uji linieritas. Dari analisi didapatkan
SSCS berbantuan bahan ajar bermuatan karakter
lebih kecil dari Ftabel yaitu 2,73 yang arti
dengan hasil belajar siswa pada kompetensi Keteram
nya regresi hasil belajar ranah kompetensi penge
pilan maka harus dilakukan uji keberartian dan uji
tahuan itu linier. Maka, setelah itu dilakukan analisis
linearitas regresi terlebih dahulu.
apakah ada hubungan antara model pembelajaran
Berdasarkan analisis didapatkan
SSCS berbantuan bahan ajar bermuatan karakter
lebih besar dari pada Ftabel yaitu 4,17 yang artinya
dengan hasil belajar siswa kompetensi pengetahuan.
koefisien regresi itu berarti. Selanjutnya, dapat dila
Dari hasil analisis didapatkan rh = 0,80 lebih besar
kukan uji linieritas. Dari analisi didapatkan
dari pada rtabel yaitu 0,349 dengan kategori sangat
lebih kecil dari Ftabel yaitu 2,73 yang artinya

86
regresi hasil belajar ranah kompetensi keterampilan pre-test sebesar 65,39 dan nilai rata-rata post-test
itu linier. Maka, setelah itu dilakukan analisis apakah 82,81. Berdasarkan analisis data yang dilakukan un
ada hubungan antara model pembelajaran SSCS tuk membuktikan pengaruh penerapan model pembe
berbantuan bahan ajar bermuatan karakter dengan lajaran SSCS berbantuan bahan ajar bermuatan
hasil belajar siswa kompetensi keterampilan. Dari karakter terhadap hasil belajar pada kompetensi
hasil analisis didapatkan rh = 0,88 lebih besar dari pengetahuan dilakukan uji normalitas, dan diperoleh
pada rtabel yaitu 0,349 dengan kategori sangat kuat. data tersebut terdistribusi normal, sehingga selanjut
Untuk menge tahui besar pengaruh model pembela nya dilakukan uji regresi linier sederhana dan korela
jaran SSCS berbantuan bahan ajar bermuatan karak si. Dalam uji regresi perlu dilakukan uji keberartian
ter dengan hasil belajar siswa pada kompetensi kete dan uji linieritas. Berdasarkan uji hipotesis yang telah
rampilan maka dihitung koefisien determinasi nya. dilakukan maka diperoleh nilai ,
Dari hasil perhitungan didapat nilai koefisien deter nilai , dan nilai , yang artinya
minasi sebesar 77,44 %, yang artinya 77,44 % hasil 64% hasil belajar siswa pada kompetensi pengeta
belajar siswa pada kompetensi keterampilan dipenga huan dipengaruhi oleh model pembelajaran SSCS
ruhi oleh model pembelajaran SSCS berbantuan berbantuan bahan ajar bermuatan karakter. Berda
bahan ajar bermuatan karakter sedangkan 22,56 % sarkan uji hipotesis yang dilakukan dapat diterima
dipengaruhi oleh hal lain. pada taraf nyata 0,05 untuk hasil belajar pada kompe
tensi pengetahuan. Hasil belajar siswa pada kompe
2. Pembahasan
tensi pengetahuan telah menunjukan pengaruh yang
Berdasarkan hasil belajar untuk ketiga kompe
baik dari model pembela jaran SSCS, hal ini dapat
tensi yaitu kompetensi sikap, kompetensi pengeta
dilihat dari telah banyaknya siswa yang memperoleh
huan dan kompetensi keterampilan terlihat bahwa
nilai diatas KKM.
penerapan model pembelajaran SSCS berbantuan
Hasil belajar pada kompetensi keterampilan,
bahan ajar bermuatan karakter mempengaruhi hasil
berdasarkan analisis data yang dilakukan untuk mem
belajar fisika siswa. Hal ini dapat dilihat dari uji
buktikan pengaruh penerapan model pembelajaran
hipotesis yang dilakukan dari ketiga kompetensi
SSCS berbantuan bahan ajar bermuatan karakter
terlihat bahwa terdapat pengaruh yang berarti pada
terhadap hasil belajar siswa pada kompetensi keteram
taraf nyata 0,05.
pilan menggunakan uji regresi sederhana dan kore
Hasil belajar siswa pada kompetensi sikap
lasi. Dalam uji regresi perlu dilakukan uji keberartian
diperoleh dari rata-rata penilaian sikap selama proses
dan uji linieritas. Berdasarkan uji hipotesis yang telah
pembelajaran melalui lembar observasi yang dibantu
dilakukan diperoleh nilai , nilai
oleh dua orang observer. Pada Gambar 1 tersebut
, dan nilai , yang artinya
dapat dilihat bahwa hasil belajar fisika siswa pada
77,44% hasil belajar siswa pada kompetensi keteram
kompetensi sikap mengalami kenaikan untuk setiap
pilan dipengaruhi oleh model pembelajaran SSCS
kali pertemuannya. Pada awal pertemuan sikap siswa
berbantuan bahan ajar bermuatan karakter. Dengan
belum terlihat baik, kemudian saat proses pem
demikian berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan
belajaran sikap siswa sudah mulai terlihat kearah
dapat diterima pada taraf nyata 0,05 untuk hasil
yang lebih baik, dan diakhir proeses pembelajaran
belajar pada kompetensi keterampilan.
siswa sudah mulai terbiasa dengan menerapkan
Berdasarkan hasil analisis data pada kompe
karakter-karakter yang terdapat didalam bahan ajar.
tensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi
Dengan adanya bahan ajar bermuatan karakter
keterampilan diatas, maka hipotesis kerja yang dike
ini, membuat siswa memiliki sifat yang lebih baik
mukakan yaitu: “terdapat pengaruh yang berarti pene
dan bersemangat dalam belajar, dikarenakan karakter
rapan model pembelajaran SSCS berbantuan bahan
yang terdapat pada bahan ajar digali dari materi itu
ajar bermuatan karakter untuk meningkatkan hasil
sendiri dan dapat diterapkan langsung oleh siswa sela
belajar fisika siswa kelas XI SMAN 12 Padang”
ma proses pembelajaran. Berdasarkan uji hipotesis
dapat diterima. Hal ini berarti model pembelajaran
yang dilakukan menggunakan uji regresi linier seder
SSCS yang berbantukan dengan bahan ajar bermua
hana dan uji korelasi, diperoleh nilai
tan karakter dapat meningkatkan keaktifan dan partisi
, nilai , dan nilai , yang
pasi siswa selama kegiatan pembelajaran berlang
artinya 23,04% hasil belajar siswa pada kompetensi
sung. Model SSCS melibatkan banyak siswa dalam
sikap dipengaruhi oleh model pembelajaran SSCS
mengeksplorasi situasi yang baru, mengingat perta
berbantuan bahan ajar bermuatan karakter.
nyaan-pertanyaan yang menarik, dan memecahkan
Uji hipotesis yang dilakukan dapat diterima
masalah yang realistis[5].
pada taraf nyata 0,05 untuk hasil belajar pada
Hasil penelitian menunjukan bahwa penera
kompetensi sikap. Pelajaran fisika merupakan salah
pan model pembelajaran SSCS berbantuan bahan ajar
satu mata pelajaran yang ikut berperan penting dalam
bermuatan karakter dapat meningkatkan hasil belajar
pembangunan karakter yang kuat pada diri siswa[9].
siswa pada ketiga kompetensi. Model pembelajaran
Peningkatan hasil belajar siswa pada kompe
ini membuat siswa memiliki motivasi dan semangat
tensi pengetahuan menunjukan nilai rata-rata pre-test
belajar yang baik, lebih aktif dalam proses pembela
dan post-test meningkat. Diperoleh nilai rata-rata

87
jaran dan bersikap lebih baik karena nilai karakter kan nilai , nilai dengan
yang terintegrasi didalam bahan ajar membuat siswa kategori sangat kuat. Dari uji statistik yang dilakukan
lebih memahami dan mendalami karakter yang ada ternyata Fhitung > Ftabel, dengan demikian dapat ditarik
pada bahan ajar tersebut. Dalam diskusi kelompok, kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang berarti
siswa banyak yang aktif baik dalam memberikan penerapan model pembelajaran Search, Solve,
jawaban, pertanyaan, pendapat dan selalu berusaha Create, and Share (SSCS) berbantuan bahan ajar
untuk memecahkan permasalahan secara bersama- bermuatan karakter terhadap hasil belajar Fisika
sama sehingga kerja sama antar siswa dalam kelom siswa kelas XI SMAN 12 Padang pada taraf nyata
pok tersebut berjalan dengan baik. Siswa juga mem 0,05 pada ketiga kompetensi yaitu, kompetensi sikap
punyai antusias yang tinggi dalam mengerjakan soal- dengan nilai , kompetensi pengeta
soal yang diberikan dan berebut untuk maju kedepan. huan dengan nilai , dan kompetensi kete
Dalam melakukan percobaan/pratikum siswa terlihat rampilan dengan nilai .
begitu antusias untuk mengikuti pratikum dan saling
bekerja sama dengan teman satu kelompoknya, dan UCAPAN TERIMA KASIH
tingkat kedisiplinan siswa sudah mulai meningkat hal Penulis mengucapkan terima kasih kepada
ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tidak dosen-dosen fisika yang telah banyak memberikan
mematuhi tata tertib yang ada disekolah sekolah. ilmunya. Bapak Muhammad Isya, M.Pd selaku
Peningkatan hasil belajar siswa pada ketiga kepala sekolah SMAN 12 Padang yang telah
kompetensi dengan menggunakan model pembela memberikan izin kepada ananda untuk melakukan
jaran SSCS, terdiri dari empat fase yaitu, Search penelitian. Terima kasih kepada ibuk Lasmi Yurnis,
(mencari), Solve (memecahkan), Create (Membuat), S.Pd selaku wali kelas XI MIA 2 yang telah banyak
Share (Membagikan/mengkomunikasikan)[5]. Siswa membantu ananda melaksanakan dalam penelitian
menggali pengetahuan awal, menuliskan informasi ini. Artikel ini masih memerlukan penyempurnaan,
yang diketahui dan berhubungan dengan situasi yang oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
diberikan, dan dapat menggeneralisasikan informasi dan saran demi penyempurnaan artikel ini. Semoga
sehingga timbul ide-ide yang mungkin digunakan artikel ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti.
untuk menyelesaikan masalah pada tahap search. DAFTAR PUSTAKA
Siswa menentukan kriteria yang akan digunakan [1]. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran.
dalam memilih beberapa alternatif, dan siswa mem Jakarta: Rajagrafindo Persada.
buat perencanaan penyelesaian masalah pada tahap [2]. Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan
solve. Siswa menggambarkan proses penyelesaian Pendidikan (KTSP). Bandung: Remaja Rosda
masalah dan menyiapkan apa yang akan dibuat untuk Karya.
dipresentasikan pada tahap create. Siswa diminta [3]. Permendikbud Nomor 59. 2014. Kurikulum
untuk menyajikan solusi yang dibuatnya kepada 2013 untuk Tingkat SMA. Jakarta. Mendikbud.
teman yang lain dan mengevaluasi tanggapan dari [4]. Permendikbud Nomor 103. 2014. Pembelajaran
teman yang lain pada tahap Share. Pada Pendidikan Dasar dan Menenengah.
Pada model pembelajaran SSCS ini, dibantu Jakarta: Mendikbud.
kan dengan bahan ajar bermuatan karakter yang [5]. Pizzini, Edward. 1991. SSCS Implementation
didalamnya terdapat Lembar Kerja (LK). Bahan ajar Handbook. Lowa: The University of Lowa.
yang diberikan memiliki komponen-komponen pen [6]. Andi, Prastowo. 2011. Panduan Kreatif
dukung untuk setiap tahap dan nilai-nilai karakter Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
yang digali dari meteri juga sudah ada didalam bahan Diva Pers.
ajar sehingga siswa bisa secara mandiri memahami [7]. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan
materi, melatih diri untuk menyelesaikan masalah, Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jendral
melakukan evaluasi terhadap kemampuannya dan ter Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
penting dapat menerapkan karakter yang diharapkan. [8]. Muchlis, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter.
Dengan demikian, diperoleh suatu kesimpulan Jakarta: Bumi Aksara.
bahwa penerapan model pembelajaran SSCS berban [9]. Sutopo. 2012. Konstribusi Mata Pelajaran
tuan bahan ajar bermuatan karakter dapat meningkat Fisika pada Pendidikan Karakter. FMIPA: UM
kan hasil belajar fisika siswa pada ketiga kompetensi [10]. Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses
yakni kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda
dan kompetensi keterampilan pada taraf nyata 0,05. Karya.
KESIMPULAN [11]. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan
Hasil analisis data menunjukan bahwa pada (Pendekatan Kuantatif, Kualitatif, dan R&D).
komptensi sikap didapatkan nilai Bandung: Alfabeta.
[12]. Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Eva
, nilai dengan kategori sedang. Pada
luasi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
kompetensi pengetahuan didapatkan nilai
[13]. Lufri. 2007. Kiat Memahami Metodologi dan
, nilai dengan kategori
Melakukan Penelitian. Bandung: UNP Press.
sangat kuat. Pada kompetensi keterampilan didapat

88

Anda mungkin juga menyukai