65-73
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia
Galuh Arika Istiana1*, Agung Nugroho Catur S.2 dan J.S Sukardjo2
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA,FKIP, UNS Surakarta, Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas XI
IPA Semester II SMA Negeri 1 Ngemplak tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan model
Discovery Learning pada pokok bahasan larutan penyangga. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa kelas XI IPA 2 SMAN 1 Ngemplak tahun pelajaran 2013/2014. Sumber data adalah guru
dan siswa. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, kajian dokumen, angket,
dan tes, selanjutnya dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan aktivitas
dan prestasi belajar siswa pada materi larutan penyangga. Pada siklus I, persentase
ketercapaian aktivitas belajar siswa sebesar 37% yang kemudian meningkat pada siklus II
menjadi 77,78%. Peningkatan prestasi belajar dilihat dari aspek kognitif pada siklus I mencapai
63% dan meningkat pada siklus II menjadi 81%, dari aspek afektif persentase ketuntasan untuk
siklus I sebesar 89% dan meningkat pada siklus II menjadi 92,6%. Sedangkan untuk prestasi
belajar aspek psikomotorik hanya dilakukan pada siklus I dan memberikan hasil ketuntasan
sebesar 81,48%.
Kata Kunci : penelitian tindakan kelas, Discovery Learning, aktivitas, prestasi belajar, Larutan
Penyangga
Tabel 2. Hasil Tes Kognitif Siswa Siklus percaya diri terhadap kemampuan yang
I dan Siklus II dimiliki siswa dalam pemahaman materi.
Hasil penilaian aspek afektif siswa
Capaian Capaian
Indikator dalam pembelajaran siklus II, dapat
Siklus I(%) Siklus II(%)
dijelaskan bahwa persentase siswa
1 88,50 89,00 berkategori sangat baik sebanyak
2 58,60 62,80 40,74%; siswa berkategori baik
3 51,80 73,90 sebanyak 51,85%; siswa berkategori
4 85,90 87,80 kurang sebanyak 7,41%; dan siswa
5 55,50 59,80 berkategori sangat kurang sebanyak
6 88,80 90,60 0%. Adapun capaian persentase aspek
afektif siswa dapat dilihat pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 2. dapat Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat
diketahui bahwa pada siklus I terdapat bahwa pada aspek konsep diri belum
tiga indikator yang belum tercapai, tuntas. Meski begitu, pada semua aspek
kemudian pada pelaksanaan tindakan terdapat peningkatan capaian. Hal ini
siklus II dilakukan pembelajaran yang menunjukkan model Discovery Learning
terfokus pada indikator yang belum dapat meningkatkan prestasi belajar
tercapai tersebut. Meskipun dalam aspek afektif. Ketidaktuntasan pada
Siklus II ketiga indikator tersebut belum aspek konsep diri dimungkinkan karena
memenuhi target tetapi ketiga indikator belum semua siswa dapat memahami
tersebut mengalami peningkatan. Hal ini materi dengan baik dan cepat.
berarti penerapan model pembelajaran
Discovery Learning telah berhasil Tabel 3. Capaian Persentase Aspek
meningkatkan prestasi belajar siswa Afektif Siswa pada Siklus I
yaitu prestasi kognitif siswa kelas XI IPA dan Siklus II
2 SMA Negeri 1 Ngemplak. Capaian Rata-rata
Prestasi belajar afektif siswa (%)
Indikator
terhadap pembelajaran mengalami
Siklus I Siklus II
peningkatan. Penilaian aspek afektif
Minat 77,00 79,90
diberikan berupa angket yang diisi siswa
Sikap 80,7 82,40
pada akhir siklus untuk mengukur minat,
Nilai 81,80 85,15
sikap, nilai, konsep diri dan moral siswa.
Konsep Diri 53,30 60,00
Ketercapaian afektif siswa silkus I
Moral 71,50 78,30
adalah 89% meningkat menjadi 92,6%
Rata-rata 72,86 77,15
pada siklus II.
Hasil penilaian aspek afektif
siswa dalam pembelajaran siklus I, Prestasi belajar aspek
dapat dijelaskan bahwa persentase psikomotorik tidak dapat dibandingkan
siswa berkategori sangat baik sebanyak antara siklus I dan siklus II. Hal ini
44,44%; siswa berkategori baik dikarenakan, pada siklus I target
sebanyak 44,44%; siswa berkategori pembelajaran dari aspek psikomotorik
kurang sebanyak 11,11%; dan siswa telah tercapai. Berdasarkan analisis
berkategori sangat kurang sebanyak data hasil observasi pada siklus I
0%. Pada siklus I, dari segi aspek tentang prestasi belajar psikomotorik,
prestasi afektif siswa, masih ada 1 persentase siswa yang memiliki
indikator kompetensi yang belum kemampuan psikomotorik tinggi sebesar
tercapai, yaitu mengenai konsep diri. 81,48%; siswa yang memiliki
Hal ini disebabkan karena kemampuan psikomotorik sedang
ketidakyakinan siswa dalam menguasai sebesar 14,8%; dan siswa yang memiliki
materi. Ketidakyakinan siswa itu kemampuan psikomotorik rendah
dikarenakan kecepatan dalam sebesar 3,70%.
pemahaman materi masih rendah. Dalam penelitian tindakan kelas,
Sehingga perlu ditumbuhkan rasa penelitian dapat dinyatakan berhasil
apabila masing-masing indikator yang