Anda di halaman 1dari 8

STUDY TEKNIS PENAMBANGAN EMAS RAKYAT DI DESA ANGGAI

KECAMATAN OBI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN


PROVINSI MALUKU UTARA
M. Randy Ilham1 , Dr. Herry Djainal,M.Si2
Teknik Pertambangan, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Ternate

Muhammad.randy.ilham@gmail.com1

Abstrak

Potensi bahan galian yang terdapat di desa Anggai, Kecamatan Obi, Kabupaten
Halmahera Selatan ini terindikasi adanya emas. Hal itu membuat masyarakat mencari di
mana potensi cadangan emas itu untuk dijadikan mata pencarian sehari-hari. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mencari bagaimana teknis penambangan yang dilakukan oleh
masyarakat setempat dan mengetahui alat-alat yang digunakan beserta kendala yang
ditemukan saat melakukan penambangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer yang berupa observasi lapangan yang juga meliputi wawancara secara
langsung, dan juga data sekunder yang berupa data yang diperoleh melalui media
perantara atau tidak langsung berupa buku, catatan, bukti yang telah ada ataupun arsip.
Pengolahan data yang dilakukan berupa pengumpulan data, reduksi data, display /
penyajian data, dan kesimpulan dari hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknis
atau cara penambangan yang dilakukan oleh masyarakat Anggai yaitu dengan metode
tambang bawah tanah (underground mining). Alat-alat yang digunakan merupakan alat
yang sederhana berupa pacul, palu, linggis, martil dan lain-lain. Adapun beberapa kendala
yang sering di temui, yaitu kendala teknis yang berupa kerusakan alat dan kendala non
teknis.

PENDAHULUAN semua daerah di Indonesia mempunyai


potensi alam yang berupa endapan emas.
Negara Indonesia merupakan
Salah satu daerah yang memiliki sumber
salah satu negara di dunia yang
daya alam berupa emas yaitu Kabupaten
mempunyai banyak kekayaan alam,
Halmahera Selatan Provinsi Maluku
salah satunya adalah sumber daya alam
Utara.
yang berupa bahan galian emas. Tidak
Potensi bahan galian yang mencapai ke lokasi tersebut, dapat di
terdapat pada daerah penelitian di desa tempuh dengan rute sebagai berikut :
Anggai Kecamatan Obi telah terindikasi
adanya emas. Hal ini menyebabkan
masyarakat mencari di mana potensi  Ternate – Obi (Laiwui)
cadangan emas untuk di jadikan sebagai
Ternate – Obi, dapat di tempuh
mata pencarian dalam kehidupan sehari-
menggunakan transportasi laut dengan
hari.
waktu tempuh kurang lebih 1 hari (15
Sistem penambangan pada jam).
masyarakat di desa Anggai merupakan
 Laiwui – Anggai
pertambangan rakyat yang berskala kecil
yang dilakukan dengan metode sistem Dapat di tempuh menggunakan
tambang bawah tanah (underground transportasi darat dengan waktu tempuh
mining) yaitu dengan membuat kurang lebih 1 jam.
terowongan dengan kedalaman yang
cukup bervariasi, cara penggaliannya
dilakukan dengan mengikuti jalur urat
bijih (vein).

Adapun dalam proses


pertambangan perlu diketahui teknis
penambangan, karena sebagian
masyarakat belum mengetahui teknis
penambangan yang dilakukan oleh para
penambang. Sehingga masyarakat dapat
memahami bagaimana melakukan
penambangan yang baik dan sesuai
dengan aturan-aturan yang berlaku.
Gambar 1. Peta Lokasi dan
METODOLOGI Kesampaian

Daerah penelitian di Desa 1. Metode Penelitian Kualitatif


Anggai secara administratif berada di
Metode penelitian kualitatif
Kecamatan Obi Kabupaten Halmahera
merupakan metode penelitian yang
Selatan Provinsi Maluku Utara. Untuk
dapat digunakan untuk mengeksplorasi Untuk mendapatkan data representasif
dan memahami makna yang berasal dari dan sejalan dengan tujuan penelitian.
masalah-masalah sosial atau Teknik pengumpulan data di dasarkan
kemanusiaan. pada dua jenis data, yaitu :

Proses penelitian kualitatif ini  Data Primer


melibatkan upaya-upaya penting Data Primer adalah sumber data
seperti : mengajukan pertanyaan, yang di peroleh melalui observasi
menyusun prosedur, mengumpulkan lapangan yang meliputi wawancara
data yang spesifik dari para informan secara langsung.
atau partisipan. Menganalisis data secara  Data Sekunder
induktif, mereduksi, memverifikasi, dan Data Sekunder adalah sumber data
menafsirkan atau menangkap makna penelitian yang di peroleh melalui
dari konteks masalah yang di teliti. media perantara atau secara tidak
langsung yang berupa buku,
Peneletian kualitatif ini
catatan, bukti yang telah ada
menerapkan cara pandang yang bergaya
ataupun arsip.
induktif, berfokus pada makna
individual, dan menerjemahkan pada
kompleksitas suatu persoalan (Creswell,
2010:5). Proposal dan laporan penelitian
kualitatif ini pada umumnya bersifat
fleksibel, lentur dan terbuka, tidak
berstruktur ketat sebagaimana dalam
penelitian kuantitatif.

Tujuan dari penelitian kualitatif


ini adalah untuk memahami kondisi
suatu konteks dengan mengarahkan pada
pendeskripsian secara rinci dan
mendalam mengenai potret kondisi
dalam suatu konteks yang alami
(natural setting), tentang apa yang
Gambar 2. Flowchard Penelitian
sebenarnya terjadi menurut apa adanya
di lapangan studi. 2. Tambang Bawah Tanah
Tambang dalam atau tambang  Tunnel, yaitu terowongan mendatar
bawah tanah (underground mining) (horizontal) yang umumnya dibuat
adalah metode penambangan yang di sisi bukit atau pegunungan
segala kegiatan atau aktivitas menuju ke lokasi bijih.
penambangannya dilakukan di bawah 3. Gophering
permukaan bumi dan tempat kerjanya
Yaitu suatu cara penambangan
tidak langsung berhubungan dengan
terhadap endapan bijih yang kecil/tebal
udara luar.
dan lebarnya kurang dari 3 meter,
Tambang bawah tanah mengacu pada kemiringan/dip bukan menjadi suatu
metode pengambilan bahan mineral masalah, bentuk endapan bisa reguler
yang dilakukan dengan membuat (tidak teratur) dapat dipakai untuk
terowongan menuju lokasi mineral endapan yang bernilai tinggi dan tidak
tersebut. Karena letak cadangan yang dibenarkan untuk menambang “ore
umumnya berada jauh dibawah tanah, shoot” karena akan mengganggu
jalan masuk perlu dibuat untuk endapan bijih keseluruhan.
mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk
dapat dibedakan menjadi beberapa, yaitu
:

 Ramp, jalan masuk ini berbentuk


spiral atau melingkar mulai dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
permukaan tanah menuju
kedalaman yang di maksud. Ramp
biasanya digunakan untuk jalan
kendaraan atau alat-alat berat
menuju dan dari bawah tanah.
 Shaft, yang berupa lubang tegak
(vertikal) yang digali dari
permukaan menuju cadangan
mineral. Shaft ini kemudian
dipasangi semacam lift yang dapat
difungsikan mengangkut orang,
alat, atau bijih.
Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian
Berikut adalah data koordinat Sebelum melakukan penambangan, para
untuk rute ke lokasi penambangan : penambang terlebih dahulu
mempersiapkan alat-alat teknis yang
Titik
X Y terdiri dari :
Pengamatan
TP 1 0359100 9850962 a. Mesin potong rumput
TP 2 0359087 9850780 b. Palu
TP 3 0359125 9850754 c. Linggis
TP 4 0359122 9850603 d. Pacul
TP 5 0358891 9850273 e. Sekop
TP 6 0358706 9850054 f. Besi perantara (Betel)

TP 7 0358671 9849919 g. Karung

TP 8 0358712 9849681 h. Senter kepala

TP 9 0358715 9849772 i. Takal blok atau katrol kayu


j. Kaca mata plastik
TP 10 0358572 9849610
k. Pompa air
TP 11 0358554 9849567
l. Blower
TP 12 0358577 9849551
2. Tahapan Penambangan
TP 13 0358387 9849408
Tabel 1. Koordinat rute dari
Tahapan penambangan ialah
pemukiman ke lokasi penambangan
proses yang penambangan dilakukan

1. Persiapan Penambangan dari awal pembersihan lahan hingga


pengangkutan material. Dapat dilihat
Metode penambangan atau cara pada tabel berikut :
kerja yang dilakukan oleh para
penambang di desa Anggai yaitu dengan
menggunakan sistem penambangan
bawah tanah dengan metode lubang
tikus (gophering), rata-rata keseluruhan Tahapan Peralatan
Pembersihan lahan Mesin potong rumput
penambang setempat menggunakan Pembuatan lubang Pacul, sekop, dan
metode yang sama. Para penambang bukaan linggis
melakukan penambangan dengan Membuat pintu dan
Palu, kayu, dan paku
menggunakan peralatan manual. tangga masuk
Tabel 3. Kendala Teknis
Palu, betel, senter,
Pengambilan ore
dan blower 4. Kendala Non Teknis
Pembuatan Palu, kayu, papan,
Selain kendala teknis yang sering
penyangga dan paku
Pemuatan material Karung di jumpai, ada juga kendala non teknis
Pengangkutan Takal blok/katrol yang terjadi. Beberapa kendala tersebut
material kayu diantaranya :
Tabel 2. Tahapan Penambangan
Kendala Solusi
3. Kendala Teknis Air yang berada di
Rekahan batuan dalam lubang dipompa
Ada beberapa kendala teknis
mengeluarkan ke luar permukaan
(berupa kerusakan alat) yang sering
air dengan menggunakan
dijumpai oleh para penambang saat
mesin pompa air.
melakukan kegiatan penambangan.
Material tak bernilai
Beberapa diantaranya dapat dilihat pada
akibat longsor dimuat
tabel berikut : Longsor
ke dalam karung lalu

Kendala Solusi dibuang.


Dengan mengganti suku Tabel 4. Kendala Non Teknis

Mesin genset cadang yang baru atau


5. Waktu Kerja
rusak diganti dengan mesin
yang baru. Dalam melakukan penambangan,
Mengganti suku cadang para penambang memulai aktivitas dari
Blower rusak yang baru atau mengganti mulai jam 8 pagi sampai jam 5 sore.
blower yang baru. Saat mencapai siang hari para
Mengganti baterai yang
penambang beristirahat untuk makan
Senter mati baru, apabila senternya
selama 1 jam. Jadi total bersih jam kerja
total rusak maka diganti
para penambang yaitu 8 jam. Para
dengan senter yang baru.
Batel (besi perantara) penambang melakukan penambangan

yang penggunaannya dengan cara bergantian tergantung

seiring berjalannya waktu tenaga mereka masing-masing. Dalam

Betel tumpul menjadi tumpul harus di per jam mereka hanya dapat membuka

amplas ujungnya menjadi lubang majuan dengan panjang ±5 cm.

lancip kembali dengan Jadi dapat diketahui bahwa para

menggunakan gerinda.
penambang membuka lubang majuan penambangan bawah tanah dengan
dalam sehari sampai per bulan yaitu: metode lubang tikus (gophering).
4) Tahapan Penambangan yang
 Produksi sehari:
dilakukan oleh para penambang
5 cm x 8 jam kerja emas rakyat di Anggai yaitu
pertama-tama mereka melakukan
= 40 cm/jam
pembersihan lahan, pembuatan
Dalam sehari para penambang hanya lubang bukaan, lalu membuat pintu
dapat membuka lubang majuan hanya dan tangga masuk, pengambilan
40 cm. ore, pembuatan penyangga (jika
diperlukan), pemuatan material dan
 Produksi sebulan:
pengangkutan material.

40 cm/jam x 30 hari 5) Dalam melakukan penambangan


ada beberapa hal yang menjadi
= 1200 cm = 12 m
kendala bagi para penambang

Jadi lubang majuan yang di buat oleh dalam melakukan penambangan

para penambang adalah 1200 cm atau 12 yaitu, kendala teknis yang berupa

m. kerusakan alat dan kendala non


teknis.
KESIMPULAN 6) Para penambang membuat lubang

1) Lokasi penelitian yang dilakukan majuan dengan mengikuti arah

berada di desa Anggai yang vein. Penambangan dilakukan

berbatasan dengan desa Sambiki dengan cara yang sederhana tanpa

dan desa Air Mangga. memerlukan teknologi yang

2) Ada dua cara yang dilakukan oleh canggih dan keahlian khusus.

peneliti untuk mengetahui tujuan DAFTAR PUSTAKA


dari penelitian tersebut yaitu
dengan cara melakukan wawancara Anggara,R. 2017. Balai Diklat Tambang

dengan para penambang dan Bawah Tanah

melihat langsung ke lokasi No.005/32.02/BDT/2017. “Sistem

penambangan. Penambangan Bawah Tanah (Edisi

3) Cara kerja yang dilakukan oleh I)”. Kementerian Energi dan Sumber

para penambang di desa Anggai Daya Mineral.

yaitu dengan menggunakan sistem


Anggara,R. 2017. Balai Diklat Tambang UU Minerba tahun 2009. “Aturan
Bawah Tanah pertambangan rakyat”.
No.007/32.02/BDT/2017. “Sistem UU No 11 Tahun 1967. “Definisi
Penambangan Bawah Tanah (Edisi pertambangan rakyat dan ketentuan
II)”. Kementerian Energi dan Sumber pokok pertambangan”.
Daya Mineral. Yanto Indonesianto, 1998. “Persiapan
Data Peta SRTM 62_12 dan 62_13 Zona Pembukaan Tambang Bawah
52 “Provinsi Maluku Utara”. Tanah”, Teknik Pertambangan UPN
Manik, J.D.N. 2013. “Pengelolaan Veteran Yogyakarta.
Pertambangan Yang Berdampak Yasin D. Sudana,A dan K,Sutisna. 1994
Lingkungan Di Indonesia”. “Geologi Lembar Obi Maluku
PROMINE,1(1). Utara”. Pusat Penelitian dan
Nugrahani,F dan Hum,M. 2014. Pengembangan Geologi.
“Metode Penelitian Kualitatif”.
Soloicakra Books.
PERMEN Lingkungan Hidup Nomor 23
Tahun 2008,Tentang “Pedoman
Teknis Pencegahan Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat
Pertambangan Emas Rakyat”.
PERMEN Pertambangan dan Energi No.
01P/201/M.PE/1986. “Definisi
pertambangan rakyat”.
Peta Rupa Bumi Indonesia
“Bakosurtanal Tahun 2009”.
SJ Suprapto. 2006. “Sumber Daya Emas
Primer Skala Kecil Untuk
Pengembangan Wilayah
Pertambangan Rakyat Dengan
Konsep Custom Mill”. Vol 1.
Umar, Razak, dkk. 2015. “Kegiatan
Pertambangan Rakyat Kabupaten
Bone Bolango : Dampak Sosial
Ekonomi Dan Lingkungan”.

Anda mungkin juga menyukai