SKRIPSI
OLEH :
HARIYATNO LA JAYA
NPM 12105 31201 010 096
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut haturkan kehadiratAllah SWT, karena kasih dan karuni-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan judul:
“Dampak Pendapatan Para Penambang Emas Di Desa Beringin Kecamatan
Malifut Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara”.
Pada kesempatan ini izinkan penulis mengucapakan banyak yang sebesar-
besar kepada semua pihak atas bimbingan, pengajaran, nasehat, dan bantuan moril
yang selama ini telah diberikan, dari berbagai pihak dengan segala kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Ishak Djamaludin,. MP,d, selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Maluku Utara.
2. Bapak M. Marhsus Hi. Ibrahim, ST,.MT, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
3. Bapak Ir. Husaen Salahu, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik
pertambangan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
4. Bapak Aliyusra Jolo, ST,.MT, selaku sekertaris program studi teknik
pertambanganUniversitas Muhammadiyah Maluku Utara.
5. Bapak Ir. Ruslan M Umar, MT, sebagai dosen pembimbing utama yang
telah meluangkan waktunya dan memberikan saran dalam penyusunan
Skripsi.
6. Bapak Muhamad Djunaidi, ST,.MT, sebagai dosen pembimbing
penyerta yang telah meluangkan waktunya dan memberikan saran dalam
penyusunan Skripsi.
7. Ayahanda serta Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan bantuan
moril maupun materi serta Do’a-Nya sehingga ananda dapat
menyelesaikan skripsi.
5
Walaikum Salam
Hariyatno La Jaya
6
DAFTAR ISI
JUDUL Halaman
LEMBARAN PERSETUJUAN
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
I.3. Pembatasan masalah ................................................................... 3
I.4. Tujuan penelitian ........................................................................ 3
I.5. Manfaat Penelitian...................................................................... 3
I.5.1. Untuk Peneliti ................................................................. 3
I.5.2. Untuk Masyarakat Penambang....................................... 3
I.5.3. Untuk Mahasiswa ........................................................... 4
BAB II TINJAUAN UMUM
II.1. Lokasi Dan Kesampaian Daerah .............................................. 5
II.2. Geologi Regional Pulau Obi .................................................... 7
II.2.1. Stratigrafi ..................................................................... 8
II.2.2. Morfologi ..................................................................... 10
II.2.3. Litologi ........................................................................ 12
II.3. Topografi ................................................................................. 12
II.4. Vegetasi Daerah Penelitian...................................................... 13
II.5. Iklim Dan Curah Hujan ........................................................... 13
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
HALAMAN PERYATAAN
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan karya
tulis orang lain, baik sebagian maupun secara keseluruhan kecuali dalam bentuk
(menjiblak hasil karya orang lain), maka gelar Kesarjanaan saya akan
Hariyatno La Jaya
13
Hariyatno La Jaya
14
Abstrak
Abstrac
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara di Dunia yang kaya akan bahan
Secara umum ada beberapa sifat utama yang di miliki bijih emas antara
lain, keindahan karena kemilauan dan tahan lama, hal ini terkait dengan tingkat
kekerasan dan kelangkaanya. Bijih emas yang memiliki nilai sangat langka dan
yang dimiliki di Desa Beringin Kecamata Malifut adalah bahan galian seperti
bijih emas. Bahan galian ini sangat diperlukan sebagai bahan perhiasan berupa
kalung, cincin, bahan konduktor pengantar panas di beberapa jenis alat elektronik
Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu
I. 2. Rumusan Masalah
I. 3. Pembatasan Masalah
belakang di atas, dilakukan pembatasan masalah yaitu penelitian ini dibatasi pada
potensi sumberdaya dan usaha bijih emas yang sangat berpengaruh terhadap
18
I. 4. Tujuan Penelitian
Halmahera Utara?
I. 5. Manfaat Penelitian
1. 5. 1. Untuk Peneliti
memanfaatkan potensi bijih emas yang mempunyai nilai jual tinggi yang
acuan bagi kaum akademis dan dapat dijadikan referensi bagi penelitian
penelitian.
1. 5. 3. Untuk mahasiswa
BAB II
TINJAUAN UMUM
Lintang Utara -3°00’ lintang selatan dan 127 °17’ Bujur Timur – 129 °08’ Bujur
berbatasan dengan:
Halmahera Barat
Halmahera.
melalui dua jalur yakni jalur laut dan jalur darat. Untuk jalur laut perjalanan di
mulai dari Ibu Kota Ternate dengan mengunakan kapal Feri dari pelabuhan
Bastiong menuju pelabuhan Sofifi tepatnya di Desa Galala dengan waktu yang di
menggunakan kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat ± 3 jam perjalanan
transportasi darat kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat ± 45 menit
perjalanan.
21
yang di dominasi oleh formasi batuan gunung api (Andesit dan batuan beku
Basaltik). Daerah pegunungan merupakan bentang alam dengan puncak tajam dan
Batuan yang terdapat di daerah ini adalah volkanik andesit basaltik yang
terdiri dari debu tufa litik yang teridurasi baik, breksi dan konglomerat dengan di
ikuti aliran lava dan/atau retas. Andesit basaltik terekah kuat dengan pengisian
ruang terbuka atau rekahan umumnya oleh hematite. Daerah tersebut di tutupi
oleh volkanik muda, yang agak retas, kemiringan landai tufa berbutir halus-kasar
dan aglomerat.
Mineralisasi dan pola alterasi sangat kuat. Zona utama terdiri dari urat-urat
iregular dan lensa-lensa dari lapisan tipis silika khalsedonik putih yang secara
setempat dengan inti amethyst. Silika umumnya terlihat membungkus atau bahkan
b. Formasi bacan; Breksi dan lava. Breksi memeliki komponen andesit dan
yang dapat di kenal adalah andesit piroksenb, kristal halus, afanitik kelabu,
c. Formasi weda: adalah batuan sedimen yang terdiri dari batuan pasir
nglomerat.
d. Tufa (Qht); merupakan endapan yang terdiri dari batuapung, dan tufa
bersisipan tufa lempung atau lempung tufaan kelabu yang sangat lunak,
napal.
hingga basa.
II. 2. 1. Stratigrafi
litologi dominan yang ada di daerah penelitian. Secara umum, Daerah penelitian
(Sumber : Peta Geologi Lembaran Halmahera Maluku Utara ( Sam Supriatna, 1980)
Gambar II. 2. Peta geologi daerah penelitian
25
Mandala geologi Halmahera Timur terbentuk oleh satuan ultra basa yang
cukup luas. Batuan sedimen berumur kapur dan Paleosen-Eosen diendapkan tak
selaras di atas batuan ultrabasa. Setelah rumpang pengendapan Eosen Akhir hingga
Batuan gunungapi formasi Bacan ini terlampar luas di Mandala Halmahera Timur dan
Mandala Halmahera Barat, bersamaan dengan itu terbentuk pula batuan karbonat.
Terdapat cekungan yang cukup luas berkembang sejak Miosen Atas-Pliosen, di dalam
yang membentuk Formasi Weda dan batuan karbonat yang membentuk Formasi
daerah ini terdapat batuan sedimen dan karbonat berumur Miosen- Pliosen
II. 2. 2. Morfologi
merupakan daerah aliran sungai. Daerah ini di dominasi rangkaian gunung api baik
yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif berumur muda (recent), terletak
sepanjang poros lengan utara, Rangkaian gunung api ini membentang Arah Timur
Gunung Gampkonora Rangkaian gunung api yang berumur lebih tua membentang
26
arah utara-selatan yang juga melalui titik tengah lengan dengan ketinggian mencapai
Batuan dasar terdapat disebagian besar semenanjung Utara dari Lengan utara
pulau halmahera adalah batuan volkanik formasi Tawali berumur Tersier Tengah
sampai Bawah (Eosen) dengan arah perlapisan Timur Laut-Barat terdiri dari Lava
Breksi yang berkomposisi andesit (dalam anygdaloida) dengan sedikit piroklastik dan
lahar.
Disebelah timur dan barat, diatas formasi tawali terdapat batuan formasi Loku
dan Dama yang penyebarannya sampai ke pantai, terdiri terutama dari batu pasir
gamping, konglongmerat, lanau, dan gamping koral, setara dengan Formasi Weda,
berumur Tersier Tengah Sampai Atas, Disebelah Utaranya terdapat batuan yang
berumur kwarter terdiri dari terumbu gamping napal dan batu gamping pasiran.
Kearah selatan formasi tawali terdapat batuan Vulkanik yang berumur kwarter terdiri
dari lava, tufa, ignimbrit dan lahar. Patahan-patahan dan arah struktur di semananjung
utara dari lengan utara umumnya berarah timur laut – barat daya, sejajar dengan arah
halmahera dengan sebuah sesar geser (strike slip fault). Batuan dasar yang terdapat di
Daerah lengan utara adalah batuan vulkanik yang berumur Plio-Pleistosin dan
membentuk sumbu utama (central axis) lengan utara, termasuk formasi kayasa,
terdiri dari lava dan breksi dengan komponen basal dan andesit yang membaur, serta
27
batuan yang termasuk formasi Togawa, yang terdiri dari batu pasir tufa dan
ini terdapat batuan yang berumur Holosin, terdiri dari tufa, lava dan breksi yang
berkomposisi basal dan andesit dan ignimbrit dalam jumlah yang besar.
II. 2. 3. Litologi
sampai asam dan sedikit valkanik, dengan komposisi antara andesitik sampai dasitik,
konglomerat dan batu pasir dan aliran andesit massif serta intrusi dangkal retas dan
korok. Satuan-satuan diatas secara lokal ditutupi dengan satuan piroklastik muda.
Mineralisasi dan alterasi tersebut dicirikan oleh mineral alterasi advance argilik
singkapan dan bongkahan dari alterasi advance argilik kaya silica membawa
II. 3. Topografi
jumlah curah hujan terabsorbsi penyimpanan dalam tanah, tingkat pemindahan tanah
bagian atas oleh erosi dan juga gerakan bahan-bahan dalam supsensi atau larutan dari
suatu tempat ke tempat lain, Terbentuk dengan bentang alam yang terbentang dengan
jarak yang relative kecil. Khususnya Daerah penelitian topografinya cenderung landai
dan pembukitan.
28
Vegetasi pada Daerah ini sama halnya dengan Daerah sekitarnya dapat di
bedakan secara vertikal terdiri dari vegetasi hutan pantai dan vegetasi hutan
pegunungan. Vegetasi hutan pantai menempati hampir seluruh garis pantai dan
sekitarnya, Vegetasi yang ada merupakan asosiasi yang terdiri dari pohon kelapa,
pohon ketapang, pohon mangga dan pepohonan yang menjulang tinggi lainya.
yang hampir sama di kepulauan Halmahera dan sekitarnya. Pada bagian punggung,
Vegetasi yang ada merupakan asosiasi jenis-jenis berdaun jarum dan hanya sebagian
Propinsi Maluku Utara pada umumnya memiliki iklim tropis yang sangat
Kabupaten Halmahera Utara yang dipengaruhi oleh iklim laut tropis yang terdiri dari
beberapa bagian yakni tiga musim seperti: musim hujan, musim kemarau dan musim
Pancaroba. Musim hujan biasanya di mulai pada bulan November sampai dengan
bulan Februari, pada musim kemarau biasannya sering terjadi pada bulan April
sampai dengan bulan Oktober dan musim Pancaroba ini terdapat dimana dipredisikan
600
2011 CH
500
2011 HH
400 2012 CH
2012 HH
300 2013 CH
2013 HH
200
2014 CH
100 2014 HH
2015 CH
0
2015 HH
2016 CH
2016 HH
Gambar II. 5.
BAB III
LANDASAN TEORI
pemanfaatan dan penjualan bahan galian mineral, batubara, panas bumi, migas.
Secara umum aktivitas pertambangan melalui sebuah proses yang panjang mulai dari
penyelidikan umum hingga proses penutupan kegiatan tambang antara lain melalui
kehidupan sehari-hari. Dilaksanakan secara sederhana dan dengan alat sederhana, jadi
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba). Untuk lebih merinci
4. Batuan antara lain: andesit, tanah liat, tanah urug, kerikil galian dari bukit,
untuk komoditas mineral logam antara lain: emas, tembaga, nikel, bauksit dan
komoditas batubara. Selain komoditas mineral utama dan batubara ini, komoditas
batuan memiliki peran yang sama pentingnya terutama dalam memberikan dukungan
bahan galian golongan C sudah tidak tepat lagi dan diganti menjadi batuan. Untuk
Batuan.
badan usaha, koperasi atau perseorangan yang ingin memiliki IUP harus
adalah:
Provinsi atau Wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantai.
permohonan yang diajukan oleh: badan usaha, koperasi, dan perseorangan. IUP
a. Menteri, untuk WIUP yang berada dalam lintas Wilayah Provinsi atau
pantai.
persyaratan.
WIUP beserta batas dan koordinat dalam waktu paling lambat 5 hari kerja
5. Bila badan usaha, koperasi, atau perseorangan dalam waktu 5 hari kerja
yang berbeda dalam 1 Provinsi atau Wilayah laut sampai dengan 12 mil
berbeda atau Wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantai setelah
sementara sebagian atau seluruh kegiatan eksplorasi atau operasi produksi, atau
pencabutan IUP. Semoga pembahasan tata cara pemberian IUP serta ketentuan pidana
dan sanksi administratif dalam kegiatan pertambangan batuan ini dapat memberikan
gambaran dan mendorong pelaksanaan kegiatan pertambangan yang baik dan benar
dimaksud dapat berupa uang, barang modal, tanah, bangunan, teknologi, ataupun
sesuatu yang tidak ril, misalnya hak paten atau kemampuan manajerial. Dalam bidang
pertambangan, kapital umumnya berupa deposit bahan tambang dan modal. Menurut
ekonomi Adam Smith, investasi capital merupakan investasi utama yang banyak
perekonomian meraka. Dan hal ini berlangsung sejak dulu sampai sekarang.
Maka analisis investasi adalah suatu langkah sistematis yang dilakukan untuk
investasi dapat dilakukan dengan tepat sehingga investasi tidak mengalami kerugian.
Dalam investasi terdapat hal yang perlu diperhatikan yaitu masalah yang
ketidakpastian dan resiko yang diakibatkan oleh eskalasi dan inflasi dari biaya dan
pendapatan. Karena efek dari risiko dan ketidakpastian serta pendapat-pendapat yang
salah diatas membuat suatu anlisis investasi tidak dapat dijamin kebenaranya 100%.
dalam analisis investasi dengan benar, dapat memberikan keyakinan dan kepercayaan
38
sama sekali.
panjang bagi kelangsungan perusahaan untuk dapat berkompetisi ataupun pun tetap
berproduksi. Keputusan investasi yang salah tidak saja dapat mengurangi keuntungan
perusahaan tetapi juga dapat menghentikan kegiatan perusaan sama sekali. Keputusan
Menurut Peter Drucker (Stermole dan Stermole, 1987) terdapat lima langkah
1. Mendefenisikan masalah
2. Menganalisa masalah
1. Analisis ekonomi.
2. Analisis financial.
adalah dengan dana pribadi atau perusahaan, meminjam dari bank, atau
3. Analisis intangible.
Ketiga jenis analisis ini mutlak harus di lakukan, karena sering terjadi suatu
alternatif yang hasil analisis ekonominya baik, ternyata tidak cukup baik dilihat dari
analisis finansial dan intangible-nya. Sebagai contoh, suatu proyek ditolak dari
analisis finansisl bila dana internalnya tidak mencukupi untuk membiayi proyek dan
juga tidak dapat memperoleh penjaman dari luar dengan tinggkat bunga yang sesuai.
Faktor intangible yang dapat mengakibatkan suatu proyek ditolak secara analisis
ekonomi pada umumnya adalah karena opini publik dan masalah polusi udara, tanah,
dan air. Karenanya pengaruh analisis finansial dan intangible terhadap analisis
Sumberdaya alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik
manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, hutan. Pada dasarnya alam
sumberdaya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumberdaya
merupakan suatu input dalam suatu proses produksi. Sumberdaya juga diartikan
sebagai suatu atribut atau unsur dari lingkungan, yang menurut pendapat manusia
mempunyai nilai dalam jangka waktu tertentu, yang ditentukan oleh keadaan sosial
b. Berdasarkan sifat.
2. Sumberdaya alam hayati, yaitu sumberdaya alam ini terdiri dari makhluk
bagian, yaitu :
3. Sumberdaya alam yang tidak akan habis (continuous resources), seperti: udara,
matahari.
42
Salah satu tipe cebakan primer yang bias dilakukan pada penambangan skala
kecil adalah bijih tipe vein (urat), yang umumnya dilakukan dengan teknik
(tunnel) dan bukaan vertical berupa sumuran (shaft) sebagai akses masuk kedalam
pahat, palu, cangkul, linggis belincong) dan dilakukan secara selektif untuk memilih
bijih yang mengandung emas baik yang berkadar rendah maupun berkadar tinggi.
Beberapa karakteristik dari bijih tipe vein (urat) yang mempengaruhi teknik
1. Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.
pengotoran (dilotium).
4. Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser (
5. Perbedaan assay (kadar) antara urat dan batuan samping pada umumnya
yaitu suatu cara penambangan yang tidak sistematik, tidak perlu mengadakan
mengikuti arah larinya cebakan bijih. Oleh karena itu ukurang lubang (stope) juga
tidak tertentu, tergantung dari ukurang cebakan bijih di tempat itu dan umumnya
dan langsung menggali cebakan bijih menuruti arah dan bentuk alamiahnya. Bila
Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk
membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis
dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut, sehingga dapat memberikan
kerja yang baik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya.
galian pada saat itu dari dalam kulit bumi baik, penggalian yang dilakukan
(pertambangan rakyat).
merkuri, semua bahan sebelum di olah, terlebih dahulu di tumbuk hingga halus,
dengan harapan tidak begitu banyak emas yang terbuang. Pengolahan emas pada
tromol/gelundung. Tromol adalah suatu alat atau cara mengolah batuan tambang
Pengolahan emas dari sejak jaman Belanda di Indonesia, untuk emas primer
menjadi emas murni yang terpisa dari unsure logam lainya. Untuk biji primer,
dahulu, dan biasanya ukuran emas sangat kecil dan bukan merupakan emas bebas.
skala kecil adalah metode konsentrasi grafitasi. Pada umumnya, pengolahan emas
keseluruhan umpan biji, sehingga reagen kimia yang di butuhkan cukup besar dan
di lakukan proses peleburan atau jika kadarnya terlalu kecil di lanjutkan dengan
(Small Scale Mining), yang telah berjalan sejak tahun 1990, sebagai salah satu upaya
dan investasi pertambangan dimana investor maupun operatornya adalah rakyat kecil
yang secara fisik kecil, namun kalau dimiliki oleh pengusaha besar, maka
Masalah utama yang banyak dihadapi dalam proses pengelolaan usaha pertambangan
rusak.
kegiatan pertambangan.
Pengusahaan pertambangan skala kecil yang ada di Indonesia saat ini dapat
kecil yang dibuat oleh Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (2004), yaitu :
dari semua golongan, A, B, dan C yang dilakukan olehnya rakyat setempat secara
kecil - kecilan atau secara gotong royong dengan alat - alat sederhana untuk pencarian
sendiri. (UU Nomor 2 tahun 2004). Didalam undang-undang mineral dan batubara
tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat. (UU Minerba Nomor 4 tahun
2009). Sedangkan pertambangan emas rakyat adalah suatu usaha pertambangan emas
yang dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilan atau secara gotong - royong
masyarakat, kegitan ini juga mampu menyerap tenaga kerja atau mengurangi
dikontrol secara baik dalam aktifitasnya dapat mencemari lingkungan, akibat dari
aktifitas pembuangan limbah pengolahan, dalam konteks lain tidak ada penerapan
good mining practice, konflik sosial juga sering terjadi antara penambang lokal dan
penambang pendatang, dan kebanyakan terjadi praktek ilegal mining. (Dr. Razak H.
muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut dengan endapan primer (hypogen). Jika
sumber daya alam. Makin banyak suatu daerah mempunyai sumber daya alam dan
semakin efisien pemanfaatan sumber daya alam tersebut, makin baiklah harapan akan
tercapainya keadaan kehidupan ekonomi yang baik dalam jangka panjang. Sumber
daya alam yaitu suatu sumber daya yang terbentuk karena kekuatan ilmiah, misalnya
tanah, air, dan perairan, biotis, udara dan ruang, mineral lingungan/landscape, panas
bumi dan gas bumi, angin, pasang-surut/arus laut. Untuk kepentingan pembangunan
49
ekonomi kita biasanya menggolongkan pada sumber daya alam itu berdasarkan
potensi penggunaannya, misalnya sumber daya alam penghasil energi: air, matahari,
arus laut, gas bumi, minyak bumi, batu bara, Emas, angin dan biotis/tumbuhan;
sumber daya alam penghasil bahan baku: mineral gas bumi biotis perairan, tanah dan
sebagainya; sumber daya alam lingkungan hidup: udara dan ruang, perairan,
kandungan mineral yang terdapat di dalam perut bumi. Seperti yang terjadi di Desa
Istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu oikos yang berarti
keluarga atau rumah tangga dan nomos yaitu peraturan, aturan, hukum. Maka secara
garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah
tangga.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti ilmu yang mengenai
Arti kata ekonomi adalah ilmu mengenai azas - azas produksi, distribusi dan
perdagangan (Astarhadi, 1995). Kehidupan sosial ekonomi adalah perilaku sosial dari
kehidupan sosial ekonomi berarti juga membahas tentang kebutuhan dan bagaimana
yang diperoleh. Jadi, kehidupan sosial ekonomi yang dimaksud adalah cara-cara atau
serta pemanfaatan penghasilan atau hasil ekonomi yang diperoleh, dan juga berbicara
istirahat, udara segar, air, vitamin, dan sebagainya. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan primer.
b) Kebutuhan akan rasa aman (Safety Needs) ditujukan oleh anak dengan
situasi yang kacau, tak menentu, ia mudah menarik diri dalam situasi asing
sebagai pribadi yang bernilai, sebagai manusia yang berarti dan memiliki
lagi. Manusia memang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, karena dengan
demikian manusia akan mendapatkan hasil yang dapat digunakan demi kelangsungan
hidupnya. Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur
secara sosial dan merupakan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial
52
masyarakat pemberian posisi ini disertai pula dengan posisi tertentu dalam struktur
sosial masyarakat pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan
pendidikan, faktor lain yang sering diikut sertakan oleh beberapa ahli lainnya adalah
dan jasa. Selain itu juga manusia mempunyai sumber daya dimana sumber daya
a) Sumber daya manusia mengandung pergantian usaha kerja atau jasa yang
dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini sumber daya manusia
melakukan kegiatan kerja dan menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi
yang sangat besar yaitu mendatangkan devisa dan menyerap tenaga kerja sangat
banyak dan bagi Kabupaten/Kota bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
ekonomi yang didapat tidak sebanding dengan kerusakan lingkungan akibat kegiatan
kegiatan industri dengan mengolah sumber daya alam yang ada di negaranya. Hal ini
dilakukan agar dapat bersaing dengan negara lain dan memajukan perekonomiannya.
Oleh karena itu, banyak perusahaan dari sektor privat maupun sektor swasta yang
Dari sisi ekonomi dampak positif dari industri pertambangan antara lain
tingkat kelayakan atau kepantasan untuk di kerjakan dari suatu jenis usaha, dengan
melihat beberapa parameter atau kriteria kelayakan tertentu. Dengan demikian suatu
54
usaha di katakan layak kalau keuntungan yang di peroleh dapat menutup seluruh
biaya yang di keluarkan, baik biaya tetap maupun biaya tidak tetap.
Kelayakan merupakan kata kunci yang harus di pegang oleh para pengelola
lembaga keuangan dan merupakan kriteria yang paling pokok dalam membiayai suatu
jenis usaha penambangan bijih emas. Jadi, jangan sampai terjadi suatu pembiayaan
di luncurkan tanpa ada analisis. Bila modal usaha merupakan pinjaman dari suatu
Atas dasar itulah, maka kemampuan menilai kelayakan suatu usaha bagi pengelola
usaha dan atau pengelola Lembaga Keuangan Mikro (LKM) merupakan kemampuan
yang sangat pokok dan sangat menentukan bagi kelangsungan dan perkembangan
Produksi dan biaya produksi bagaikan keping mata uang logam bersisi dua.
menjadi berubah. Di lain pihak jenis dan jumlah kebutuhan hidup menjadi makin
tidak terbatas.
keluaran (out put). Masukan merupakan pengorbanan biaya yang tidak dapat di
menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang di
55
pengertiannya.
yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produksi jadi yang siap untuk di
jual.
pertambangan emas dalam hal ini adalah skala (volume) atau besarnya produksi. Hal
ini penting untuk dasar dalam perhitungan finansial lebih lanjut, semakin besar skala
besarnya produksi usaha akan semakin besar pula kebutuhan modal dan biaya usaha
penambangan. Oleh karena itu penetapan rencana skala usaha di butuhkan banyak
III. 8. 2. Produksi
kemampuan menghasilkan barang dan jasa dari berbagai sumberdaya atau faktor
produksi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang
adalah jam kerja yang diperlukan untuk memproduksi hasil yang telah direncanakan.
Lamanya jam kerja merupakan salah satu faktor yang memengaruhi hasil kerja atau
pendapatan, semakin lama jam kerja yang dipakai maka semakin tinggi
pendapatannya.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2000
bahwa lamanya jam kerja merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
produktivitas. Semakin lama jam kerja yang dipakai semakin tinggi produktivitas
yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan. Dalam penelitian ini, yang
dimaksud curahan jam kerja adalah rata-rata jam kerja per hari yang dihitung.
Menghitung produksi perhari = kedalam lubang kali waktu kerja satu hari.
Yaitu seluruh biaya yang di gunakan untuk investasi harta tetap. Harta
tetap adalah sarana prasarana usaha yang mempunyai jangka usia ekonomi
atau usia pemakaian yang panjang atau berumur tahunan. Misalnya : biaya
dalam analisis (perhitungan) biaya, investasi harta tetap dihitung nilai atau
biaya penyusutan.
yaitu :
Cost).
c. Biaya Penyusutan
tertentu tidak dapat di gunakan lagi atau rusak. Karena biaya penyusutan di
perhitungkan setiap tahun selama masa ekonomi suatu alat maka biaya
Keterangan :
D =Biaya Penyusutan
n = Umur Ekonomis
TC = Total Biaya
FC = Biaya Usaha
VC = Biaya Pokok
59
diperhitungkan dari seluruh produk yang laku terjual. Dengan kata lain
terjual dengan harga (P). Hal ini dapat di mengerti bahwa produk yang di
hasil oleh suatu usaha tidak semua dapat atau laku di jual yang di
TC = Total biaya
Oleh karena itu pendapatan usaha disebut juga sebagai Laba Usaha
Penambangan.
a. Pendapatan/Laba Kotor.
Adalah penerimaan usaha di kurangi biaya pokok produksi atau biaya tidak
tetap.
b. Pendapatan/Laba Usaha.
Adalah Laba Usaha yang telah di kurangi dengan pajak-pajak, bunga bank,
ini diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali 100 persen,
P = 𝑓 N x 100 %
Keterangan :
f : Frekuensi Data
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitianya metode ini juga disebutkan sebagai metode penelitian
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasinya. Demikian pula pada tahap
kesimpulan penelitian akan lebih baik bila diserta dengan gambar, tabel, grafik, atau
tampilan lainya.
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini saat melakukan penelitian
sebagai berikut:
1. Jumlah responden.
2. Kondisi penambangan.
b. Data sekunder, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan beberapa daftar
bacaan yang kaitan dengan penelitian yang ada, antara lain: lokasi dan
63
FAKTA
PERYATAAN MASALAH
Instrumen Data
Kuantitatif
Produksi = kedalaman kali perhari
Biaya penyusutan (D) Pengolahan Data
C−S
𝐷= Statistik (Perumusan)
n
Total biaya TC
TC= FC + VC
Hasil Penelitian
Pendapatan usaha(I)
I = R - TC
Sumber Mulyadi (2009 : 203)
Penutup/Kesimpulan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
V. 1. Pengamatan Lapangan
lubang 70, lokasi Anggrek sebagian besar awal dari kegiatan penambangan. Sesuai
kapala rep atau mandor, kemudia pendapatan hasil dari kegiatan penambangan emas
hasil biji emas, apa bila mendapatkan hasil dari kegiatan penambangan bisa mencapai
ratusan juta, jadi hasil tidak bisa di tentukan pendapatanya dalam kegiatan
V. 2. Kondisi Kerja
lubang pertama lebar 2 meter tinggi 2 meter alat yang digunakan linggis skop sampai
kedalaman ± 1 meter setelah itu akan di gunakan palu hamar yang berat 6 kg dan
betel yang panjang 10-30 cm, di dalam lubang cuman 1 orang dalam kegiatan
penambangan emas, dalam 1 hari kedalaman mencapai 35-55 cm, cara kerjanya
1. Lubang ke 1.
( lampiran V halaman : L 90 )
Produksi perhari.
= 5 cm x 10 jam
= 50 cm/jam
Produksi perbulan .
= 50 cm/jam x 26 hari
= 1.300 cm konfersi m
= 13 m
Produksi 3 bulan .
= 13 m x 3 bulan
= 39 m
2. Lubang ke 2
Produksi perhari
= 3,6 cm x 10 jam
= 36 cm/jam
Produksi perbulan
= 36 cm/jam x 26 hari
= 936 cm konfersi m
= 9,36 m
67
Produksi 6 bulan
= 9,36 m x 6 bulan
= 56,16 m.
3. lubang ke 3.
( lampiran V halaman : L 90 )
Produksi perhari
= 4,6 cm x 10 jam
= 46 cm/jam
Produksi perbulan
= 46 cm/jam x 26 hari
= 1196 cm konfersi m
= 11.96 m
Produksi 4 bulan
= 11,96 m x 4 bulan
= 47,84 m
4. lubang ke 4
Produksi perhari
= 5 cm x 10 jam
= 50 cm/jam
Produksi perbulan
= 50 cm/jam x 26 hari
= 1300 cm konfersi m
68
= 13 m
Produksi 7 bulan
= 13 m x 7 bulan
= 91 m
5. Lubang ke 5.
Produksi perhari
= 3,5 cm x 10 jam
= 35 cm/jam
Produksi perbulan
= 35 cm/jam x 26 hari
= 910 cm konfersi m
= 9,1 m
Produksi 5 bulan
= 9,1 m x 5 bulan
= 63,7 m
6. Lubang ke 6.
Produksi perhari
= 4 cm x 10 jam
= 40 cm/jam
Produksi perbulan
= 40 cm/jam x 26 hari
69
= 1040 cm konfersi m
= 10,4 m
Produksi 5 bulan
= 10,4 m x 5 bulan
= 52 m
mempresentasekan data secara keseluruhan dari total data yang tersedia seperti data
produksi perlubang jumlah data sebanyak 6 data Mean atau rata-rata, 56.16 m, data
Minimum 39 m, data Maximum 91 m sehingga dengan mudah untuk hasil akhir dari
Tabel V.1.
Kedalaman Perlubang
Count 6 lubang
Mean 56.16 m
Minimum 39 m
Maximum 91. m
Sum 336,96 m
70
Lubang ke 1.
Untuk pengeluaran biaya pokok produksi (biaya tidak tetap) dalam 3 bulan
berjalan dalam kegiatan penambangan emas di lokasi Anggrek Desa Beringin total
berkisar antara Rp.1.923.000. Biaya yang dikeluarkan untuk segalah keperluan makan
3. Biaya Penyusutan.
Sedangkan untuk biaya penyusutan sendiri alat yang diganti selama 3 bulan
berjalan dalam kegiatan penambangan emas, total biaya yang harus di keluarkan oleh
Total cos (TC) yang di peroleh dari hasil penjumlahan biaya usaha (FC) +
wawancara yaitu: Rp. Rp. 120.000.000. Terdapat pada lampiran 4 halaman 89.
Penerima usaha yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang di peroleh pelaku usaha
(bos tromol), setelah penerima (R) dikurangi dengan seluruh biaya (TC). Oleh karena
itu pendapatan usaha di sebut juga sebagai laba usaha dengan jumlah yang diperoleh
Rp. 110.542.000.
a) Pendapatan/Laba kotor.
b) Pendapatan/Laba usaha.
c) Pendapatan/Laba bersih.
Lubang ke 2.
Untuk pengeluaran biaya pokok produksi (biaya tidak tetap) dalam 6 bulan
berjalan dalam kegiatan penambangan emas di lokasi Anggrek Desa Beringin total
berkisar antara Rp. 20.000.000. Biaya yang dikeluarkan untuk segalah keperluan
makan dan minum para penambang. Terdapat pada lampiran 4 halaman 89.
3. Biaya Penyusutan.
Sedangkan untuk biaya penyusutan sendiri alat yang diganti selama 6 bulan
berjalan dalam kegiatan penambangan Emas, total biaya yang harus di keluarkan oleh
Total cos (TC) yang di peroleh dari hasil penjumlahan biaya usaha (FC) +
wawancara yaitu: Rp. Rp. 400.000.000. Terdapat pada lampiran 4 halaman 89.
Penerima usaha yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang di peroleh pelaku usaha
(bos tromol), setelah penerima (R) dikurangi dengan seluruh biaya (TC). Oleh karena
73
itu pendapatan usaha di sebut juga sebagai laba usaha dengan jumlah yang diperoleh
Rp. 373.960.000.
a) Pendapatan/Laba kotor.
b) Pendapatan/Laba usaha.
c) Pendapatan/Laba bersih
Lubang ke 3.
Untuk pengeluaran biaya pokok produksi (biaya tidak tetap) dalam 4 bulan
berjalan dalam kegiatan penambangan emas di lokasi Anggrek Desa Beringin total
makan dan minum para penambang. Terdapat pada lampiran 4 halam 89.
3. Biaya Penyusutan.
Sedangkan untuk biaya penyusutan sendiri alat yang diganti selama 4 bulan
berjalan dalam kegiatan penambangan Emas, total biaya yang harus di keluarkan oleh
Total cos (TC) yang di peroleh dari hasil penjumlahan biaya usaha (FC) +
Penerima usaha yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang di peroleh pelaku usaha
(bos tromol), setelah penerima (R) dikurangi dengan seluruh biaya (TC). Oleh karena
itu pendapatan usaha di sebut juga sebagai laba usaha dengan jumlah yang diperoleh
Rp. 468.000.000.
a) Pendapatan/Laba kotor.
b) Pendapatan/Laba usaha.
c) Pendapatan/Laba bersih
yaitu: Rp.66.857.142 .
Lubang ke 4.
Untuk pengeluaran biaya pokok produksi (biaya tidak tetap) dalam 7 bulan
berjalan dalam kegiatan penambangan emas di lokasi Anggrek Desa Beringin total
makan dan minum para penambang. Terdapat pada lampiran 4 halaman 89.
3. Biaya Penyusutan.
Sedangkan untuk biaya penyusutan sendiri alat yang diganti selama 7 bulan
berjalan dalam kegiatan penambangan Emas, total biaya yang harus di keluarkan oleh
Total cos (TC) yang di peroleh dari hasil penjumlahan biaya usaha (FC) +
wawancara yaitu: Rp. Rp. 500.000.000. Terdapat pada lampiran 4 halaman 89.
Penerima usaha yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang di peroleh pelaku usaha
(bos tromol), setelah penerima (R) dikurangi dengan seluruh biaya (TC). Oleh karena
itu pendapatan usaha di sebut juga sebagai laba usaha dengan jumlah yang diperoleh
Rp.456.650.000.
a) Pendapatan/Laba kotor.
b) Pendapatan/Laba usaha.
c) Pendapatan/Laba bersih
Lubang ke 5.
Untuk pengeluaran biaya pokok produksi (biaya tidak tetap) dalam 5 bulan
berjalan dalam kegiatan penambangan emas di lokasi Anggrek Desa Beringin total
makan dan minum para penambang. Terdapat pada lampiran 4 halaman 89.
3. Biaya Penyusutan.
Sedangkan untuk biaya penyusutan sendiri alat yang diganti selama 5 bulan
berjalan dalam kegiatan penambangan Emas, total biaya yang harus di keluarkan oleh
Total cos (TC) yang di peroleh dari hasil penjumlahan biaya usaha (FC) +
wawancara yaitu: Rp. Rp. 200.000.000. Terdapat pada lampiran 4 halaman 89.
Penerima usaha yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang di peroleh pelaku usaha
(bos tromol), setelah penerima (R) dikurangi dengan seluruh biaya (TC). Oleh karena
itu pendapatan usaha di sebut juga sebagai laba usaha dengan jumlah yang diperoleh
Rp.168.960.000.
a) Pendapatan/Laba kotor.
b) Pendapatan/Laba usaha.
c) Pendapatan/Laba bersih
Lubang ke 6.
Untuk pengeluaran biaya pokok produksi (biaya tidak tetap) dalam 5 bulan
berjalan dalam kegiatan penambangan emas di lokasi Anggrek Desa Beringin total
berkisar antara Rp. 25.000.000. Biaya yang dikeluarkan untuk segalah keperluan
makan dan minum para penambang. Terdapat pada lampiran 4 halaman 89.
3. Biaya Penyusutan.
Sedangkan untuk biaya penyusutan sendiri alat yang diganti selama 5 bulan
berjalan dalam kegiatan penambangan Emas, total biaya yang harus di keluarkan oleh
Total cos (TC) yang di peroleh dari hasil penjumlahan biaya usaha (FC) +
wawancara yaitu: Rp. Rp. 150.000.000. Terdapat pada lampiran 4 halaman 89.
Penerima usaha yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang di peroleh pelaku usaha
(bos tromol), setelah penerima (R) dikurangi dengan seluruh biaya (TC). Oleh karena
80
itu pendapatan usaha di sebut juga sebagai laba usaha dengan jumlah yang diperoleh
Rp. 119.000.000.
a) Pendapatan/Laba kotor.
b) Pendapatan/Laba usaha.
c) Pendapatan/Laba bersih
tingkat pendapatan per bulan sebelum melakukan aktifitas penambangan emas skala
setelah ada aktifitas penambangan emas pendapatan yang dihasilkan per bulan lebih
dari 8.000.000. Untuk lebih detailnya dapat disajikan pada tabel dan gambar berikut
dibawa ini.
81
5. Lainya……. 0 0%
6. (Total) 33 100%
(sumber: data diolah menggunakan kuisioner. 2017).
Tabel V. 5. 1.
67%
33
33% 22
11
0%
0 0%
0 0%
0
Rp.6.000.000
Total
1.000.000 hinggga
Lainya…….
Rp.500.000 hingga
8.000.000
hingga…
Rp.1.500.000
Antara
Rp.900.000
Antara Rp.
Antara
Gambar V. 5. 1.
Jumlah
No Pendapatan setelah menambang Presentase
responden
1. Antara Rp.500.000 0 0%
5. Lainya …… 0 0%
6. (Total) 33 100%
(Sumber: data diolah dari kuisioner 2017).
52% 33
21% 27% 17
7 9
0%
0 0%
0
(Total)
Rp.500.000
Rp.1.000.000
Rp.6.000.000
Rp.8.000.000
Lainya ……
Antara
hingga…
hingga…
Antara
Antara
Antar
1 2 3 4 5 6
Gambar V.5. 2.
per bulan setelah melakukan aktifitas penambangan emas skala kecil/tambang rakyat
Berdasarkan atas apa yang didapatkan dilapangan dari hasil wawancara para
yang dilakukan para penambang di Desa Beringin sebelum dan sesudah munculnya
tambang rakyat skala kecil dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
3. Lainya….. 0 0%
4. (Total) 33 100%
(Sumbar: Data diolah dari kuisioner 2017).
Tabel V.5. 3.
84
100%
64%
33
21 36%
12
0%
0
Kurang dari Rp.7.50.000 Lainya….. (Total)
Rp.600.000 hingga
Rp.1.000.000
1 2 3 4
Gambar V. 5. 3.
Berdasarkan atas apa yang telah didapatkan dari hasil awancara di lapangan
responden 12 orang.
Tabel V. 5. 4.
85
Responden Presentase
100%
67%
33
39%
20
13
0%
0
Kurang dari Rp.750.000 Lainya….. (Total)
Rp.600.000 hingga
1.000.000
1 2 3 4
Gambar V. 5. 4.
ekonominya jauh lebih baik setelah dengan adanya kegiatan penambangan emas hal
Jumlah
No Kondisi ekonomi setelah menambang Presentase
responden
1. Lebih baik 33 100%
2. Sama saja 0 0%
3. Tidak tahu 0 0%
4. (Total) 33 100%
(Sumber: Data diolah mengunakan kuisioner 2017).
86
Tabel V. 5. 5.
33 33
0%
0 0%
Lebih baik Sama saja Tidak tahu (Total)
1 2 3 4
Gambar V. 5. 5.
penambangan jauh lebi baik dari pada sebelum melakukan kegiatan penambangan
Berdasarkan data dari tahun 2015, 2016, sampai 2017 menunjukan bahwa
pendapatan tertinggi dari tiga tahun berjalan adalah tahun 2017 pendapatan perbulan
berkisar Rp. 1.000.000 hingga 1.50.000 sedangkan dari tahun 2015 pendapatan yang
penambangan emas di tahun 2015, 2016, sampai 2017 tertinggi dari tiga tahun
berjalan adalah tahun 2016 pendapatanya lebih dari Rp.10.000.000 tahun 2015
berkisan 4.000.000 sedangkan tahun 2017 pendapatan berkisar antara Rp. 8.000.000.
Untuk lebih lengkapnya dapat disajikan pada tabel V.6.1 dan gambar dibawa ini:
1
0.8
2017 Rp.1.000.000 hingga
0.6
Rp.1.500.000
0.4
0.2
0
Sududa ada penambangan
Gambar V. 6. 1.
Berdasarkan hasil dari tahun 2015, 2016, sampai 2017 menunjukan bahwa ada
emas dari tahun 2015, 2016 berkisar Rp.500.000, dan tahun 2017 berkisan
emas tahun 2015, 2016, sampai 2017 pengeluaran meninkat menjadi lebih dari
Tabel V. 6. 2.
0
Pengeluaran setelah
menambang
Gambar V.6.2.
kehidupan ekonominya jauh lebih baik dari tahun 2015 dan tahun 2016 setelah
masyarakat Beringin, Tahane, bahkan dari luar Daerah salah satunya masyarakat
Manado, Jawa, Bugis, dan sebagainya yang melakukan penambangan emas di Desa
Beringin tepatnya di lokasi Anggrek dapat dilihat hal ini dapat dilihat peda tabel di
bawa ini:
Kondisi ekonomi penambang emas dari tahun 2015, 2016, samapi 2017.
Tabel V. 6. 3.
V. 7. Pembahasan.
primer dan data sekunder dari berbagai sumber untuk mengkaji adanya peningkatan
Penambang.
Berbagai dampak potensial di sektor sosial dan ekonomi dapat terjadi akibat
adanya penambangan emas di suatu wilayah, baik dampak positif maupun dampak
negatif. Berbagai dampak positif diantaranya tersedianya fasilitas sosial dan fasilitas
lalu lintas, dan terjadinya konflik sosial saat pembebasan lahan (Dahlan, M. dkk.
2010).
Utara. Dari hasil analisis tingkat pendapatan menunjukkan bahwa sebelum adanya
penambangan emas, pendapatan per bulan penambang biji emas dengan jumlah
sedangkan 22 responden berkisar antara (67%) Rp. 1.000.000 hingga Rp. 1.500.000.
Setelah adanya tambang rakyat terjadi peningkatan pendapatan per bulannya yaitu di
atas Rp. 6.000.000, dan Rp. 7.000.000 hingga melebihi Rp. 8.000.000.
91
penambang emas yang tadinya terkonsentrasi pada nilai 1.000.000 sampai dengan
1.500.000 per bulan terdisribusi ke tingkat yang lebih tinggi yaitu bisa mencapai di
atas 8 juta per bulan. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi para
penambang emas dimana kehidupan mereka akan jauh lebih baik dan berkecukupan.
Tabel. V. 7. 1.
pengeluaran penambang emas per bulan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, selisi
pengeluaran per bulan sebelum dan sesudah adanya penambangan emas di desa
Beringin yaitu 64% di lihat dari data pengeluaran (belanja) berkisar antara Rp.
600.000 yang dilakukan oleh penambang setempat. Selain itu, data hasil pengeluaran
per bulan sesudah adanya penambangan emas menunjukan ada 20 responden (67%)
yang menyatakan rata–rata pengeluaran di atas Rp. 750.000 hingga Rp. 1.000.000.
Hal ini dapat di simpulkan bahwa dengan adanya penambangan emas maka tingkat
92
besar.
Tabel. V.7. 2.
Series1
64% 67%
39%
Gambar V. 7. 2.
perubahan kondisi ekonomi yang lebih baik dibandingkan sebelum ada aktivitas
penambangan di daerah tersebut, hal ini di dasarkan pada hasil perhitungan dengan
F
P x100%
N
33
x100%
33 Responden
100%
Keterangan:
100% : Konstanta.
94
BAB VI
PENUTUP
VI. 1. Kesimpulan.
lubang pada lokasi Anggrek selama bekerja 3 bulan dan ada juga sampai 7
VI. 2. Saran.
daya alam dan nasib para penambang emas yang ada di Desa Beringin
memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada, agar tetap memperhatikan
di lokasi anggrek.
96
DAFTAR PUSTAKA
geologi,bandung.
Negeri Semarang.
ITB. Bandung.
Subri, M., 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Penerbit ITB,Bandung.
Hariyatno La Jaya, ST., 2017. Dampak Pendapatan Para Penambang Emas Di Desa
Maluku Utara.
98
Lampiran I
Bulan
Waktu Kegiatan
Februari Maret April Mei
Lampiran II
2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014 2015 2015 2016 2016
Tahun
CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
Januari 366 366 263 263 132 132 220 220 285 285 297 297
Febuari 304 304 227.5 227.5 282 282 301.5 301.5 261.5 261.5 274.5 274.5
Maret 372 372 228.5 228.5 319 319 123 123 305 305 274 274
April 311 311 396 396 526 526 204.5 204.5 130 130 427 427
Mei 356 356 177.5 177.5 183.5 183.5 408 408 326 326 321.5 321.5
Juni 225.5 225.5 133 133 160 160 178 178 200 200 229.5 229.5
November 252 252 390.5 390.5 401.5 401.5 199.5 199.5 473.5 473.5 - -
Desember 409.8 409.8 414.5 414.5 289 289 325.5 325.5 244 244 - -
Lampiran III a
Lampiran III b
Lampiran III c
Lampiran IV
1 Ke 1 5 Orang 3 Bulan Rp. 120. 000.000 Rp. 7.535.000 Rp. 1.923.000 Rp .1.815.000 Rp 9.458.000
2 Ke 2 4 Orang 6 Bulan Rp. 400.000.000 Rp. 6. 040.000 Rp. 20.000.000 Rp. 4.000.000 Rp 26.040.000.
3 Ke 3 7 Orang 4 bulan Rp. 500.000.000 Rp. 7.000.000 Rp. 25.000.000 Rp. 4.500.000 Rp 32.000.000
4 Ke 4 6 Orang 7 Bulan Rp. 500.000.000 Rp. 7.335.000 Rp. 36.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 43.350.000.
5 Ke 5 5 Orang 5 Bulan Rp. 200.000.000 Rp. 6.040.000 Rp. 25.000.000 Rp. 1.350.000 Rp. 31.040.000
6 Ke 6 6 Orang 5 Bulan Rp. 150.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 25.000.000 Rp. 1.400.000 Rp. 31.000.000
„‟Suber : Hasil wawancara para penambang emas menghitung biaya produksi. 2017‟‟
105
Lampiran V
Tabel
Lampiran VI
1. Ke 1 5 orang 3 bulan 39 m
4. Ke 4 6 orang 7 bulan 91 m
6. Ke 6 6 orang 5 bulan 52 m
Lampiran VII
Lubang ke 1.
Total Cos (TC) diperoleh dari hasil penjumlahan dari Biaya Usaha (FC) +
TC = Rp 7.535.000 + Rp 1.923.000.
TC = Rp 9.458.000.
c +s
rumus : D =
n
Kterangan :
D = Biaya penyusutan.
n = Umur ekonomi.
= Rp 3.117.000.
Penerima usaha (R) yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang diperoleh pelaku
usaha (Bos Tromol), setelah penerima (R) di kurangi dengan seluruh biaya (TC).
Oleh karena itu pendapatan usaha di sebut juga sebagai laba usaha.
I = Rp. 110.542.000.
= Rp. 118.077.000.
= Rp. 110.542.000.
= Rp.110.542.000 : 5 Penambang.
= Rp. 22.108.400.
penambangan emas di Desa Beringin pada Lokasi Anggrek selama 3 bulan berjan
Lubang ke 2.
Total Cos (TC) diperoleh dari hasil penjumlahan dari Biaya Usaha (FC) +
TC = Rp 6.040.000 + Rp 20.000.000.
TC = Rp 26.040.000.
c +s
rumus : D =
n
Kterangan :
D = Biaya penyusutan.
n = Umur ekonomi.
= Rp 1.673.000.
Penerima usaha (R) yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang diperoleh pelaku
usaha (Bos Tromol), setelah penerima (R) di kurangi dengan seluruh biaya (TC).
Oleh karena itu pendapatan usaha di sebut juga sebagai laba usaha.
I = Rp. 373.960.000.
= Rp. 380.000.000.
= Rp. 373.960.000.
= Rp. 93.490.000
penambangan emas di Desa Beringin pada Lokasi Anggrek selama 6 bulan berjan
Lubang ke 3.
Total Cos (TC) diperoleh dari hasil penjumlahan dari Biaya Usaha (FC) +
TC = Rp 7.000.000 + Rp 25.000.000,
TC = Rp 32.000.000.
c +s
rumus : D =
n
Kterangan :
D = Biaya penyusutan.
n = Umur ekonomi.
= Rp 2.875.000.
Penerima usaha (R) yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang diperoleh pelaku
usaha (Bos Tromol), setelah penerima (R) di kurangi dengan seluruh biaya (TC).
Oleh karena itu pendapatan usaha di sebut juga sebagai laba usaha.
I = Rp. 468.000.000.
= Rp. 475.000.000.
= Rp. 468.000.000.
= Rp. 66.857.142.
penambangan emas di Desa Beringin pada Lokasi Anggrek selama 4 bulan berjan
Lubang ke 4.
Total Cos (TC) diperoleh dari hasil penjumlahan dari Biaya Usaha (FC) +
TC = Rp. 43.350.000.
c +s
rumus : D =
n
Kterangan :
D = Biaya penyusutan.
n = Umur ekonomi.
= Rp. 2.055.833.
Penerima usaha (R) yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang diperoleh pelaku
usaha (Bos Tromol), setelah penerima (R) di kurangi dengan seluruh biaya (TC).
Oleh karena itu pendapatan usaha di sebut juga sebagai laba usaha.
I = Rp. 456.650.000.
= Rp. 464.000.000.
= Rp. 456.665.000.
= Rp. 67.237.857.
penambangan emas di Desa Beringin pada Lokasi Anggrek selama 6 bulan berjan
Lubang ke 5.
Total Cos (TC) diperoleh dari hasil penjumlahan dari Biaya Usaha (FC) +
TC = Rp. 31.040.000.
c +s
rumus : D =
n
Kterangan :
D = Biaya penyusutan.
n = Umur ekonomi.
= Rp. 2.463.000.
Penerima usaha (R) yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang diperoleh pelaku
usaha (Bos Tromol), setelah penerima (R) di kurangi dengan seluruh biaya (TC).
Oleh karena itu pendapatan usaha di sebut juga sebagai laba usaha.
I = Rp. 168.960.000.
= Rp. 175.000.000.
= Rp. 168.960.000.
= Rp. 33.792.000.
penambangan emas di Desa Beringin pada Lokasi Anggrek selama 5 bulan berjan
Lubang ke 6.
Total Cos (TC) diperoleh dari hasil penjumlahan dari Biaya Usaha (FC) +
TC = Rp. 31.000.000.
c +s
rumus : D =
n
Kterangan :
D = Biaya penyusutan.
n = Umur ekonomi.
= Rp. 1480.000.
Penerima usaha (R) yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang diperoleh pelaku
usaha (Bos Tromol), setelah penerima (R) di kurangi dengan seluruh biaya (TC).
Oleh karena itu pendapatan usaha di sebut juga sebagai laba usaha.
I = Rp. 119.000.000.
= Rp. 125.000.000.
= Rp. 118.960.000.
= Rp. 19.827.000.
penambangan emas di Desa Beringin pada Lokasi Anggrek selama 5 bulan berjan
Lampiran VIII
Lampiran IX
Lubang ke 1.
1. Irham.
2. Mafut.
3. Gusti.
4. Ratno Kaino.
5. Apit.
Lubang ke 2.
1. Sefa.
2. Sofyan.
3. Ifan.
4. Main.
Lubang ke 3.
1. Hasan.
2. Hamadin.
3. Aldi.
4. Agung.
5. Nanag.
6. Asis.
7. Iki.
Lubang ke 4.
1. Lauli.
2. Ariton.
3. Ungke.
4. Fardi.
5. Putro.
6. Ali.
Lubang ke 5.
1. Farit.
2. Iwan.
3. Harun.
4. Sukri.
5. Ijan.
Lubang ke 6.
1. Rano.
2. Usmani.
3. Nurdin.
4. Ladolu.
5. Albin.
6.Sarman.
A. Kondisi Ekonomi.
sebelumnya?
a. Petani c. Ojek
b. Nelayan, d. Petani
a. Per hari
b. Per minggu
c. Per bulan
bapak?
8. Duntuk apa sajakah pendapatan yang diperoleh selain untuk kebutuhan makan
sehari-hari?
d. Rp. 8.000.000.
10. Berapa pendapatan bapak per bulan setelah ada penambangan emas?
d. Rp. 8.000.000.
11. Berapa pengeluaran bapak per bulan sebelum ada penambangan emas?
a. Rp. 600.000.
133
d. Rp. 8.000.000.
12. Berapa pengeluaran bapak per bulan sesudah ada penambangan emas?
a. Rp. 600.000.
d. Rp. 8.000.000.
B. Pruduksi Perlubang.
a. Lubang ke 1 = 50 cm.
b. Lubang ke 2 = 36 cm.
c. Lubang ke 3 = 49 cm.
d. Lubang ke 4 = 59 cm.
e. Lubang ke 5 = 35 cm.
f. Lubang ke 6 = 40 cm.
a. Lubang ke 1 = 3 bulan.
b. Lubang ke 2 = 6 bulan.
c. Lubang ke 3 = 4 bulan.
d. Lubang ke 4 = 7 bulan.
e. Lubang ke 5 = 5 bulan.
134
f. Lubang ke 6 = 5 bulan.
1. Berapa pendapatal biaya kotor per bulan dalam kegiatan penambangan emas?