Anda di halaman 1dari 32

STUDI KANDUNGAN MINERAL PASIR KUARSA PADA

DAERAH DI KABUPATEN PANGKEP PROVINSI


SULAWESI SELATAN

PROPOSAL

ARDIYANZAH AGMI
09320180177

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN

ARDIYANZAH AGMI
09320180177

STUDI KANDUNGAN MINERAL PASIR KUARSA PADA


DAERAH DI KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI
SELATAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (S-1)
pada Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia
Disetujui oleh,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ir. Hasbi Bakri, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. Ir. Mubdiana Arifin, S.T., M.T.
NIPS. 109 10 1028 NIPS. 109 20 1613

Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Muslim Indonesia

Ir. Nur Asmiani, S.T., M.T., IPP.


NIPS. 109 10 1031
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
karunia serta nikmat-Nya yang diberikan kepada penulis baik itu berupa nikmat
keislaman, nikmat kesehatan serta nikmat kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian tugas akhir yang berjudul “Studi Kandungan Mineral Pasir
Kuarsa Pada Daerah Di Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan” yang
kemudian menjadi salah satu syarat kelulusan untuk tugas akhir serta syarat untuk
menyelesaikan Strata Satu (S-1) pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia. Ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Lamatinulu, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng., selaku Dekan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Ibu Ir. Nur Asmiani, S.T., M.T., IPP., selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
3. Bapak Ir. Muhammad Idris Juradi, S.T., M.T., selaku Sekretaris Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
4. Bapak Ir.Hasbi Bakri, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. selaku Pembimbing I
dalam pembuatan Proposal penelitian.
5. Ibu Ir. Mubdiana Arifin, S.T., M.T. selaku Pembimbing II dalam pembuatan
proposal penelitian.
6. Bapak Ir. Arif Nurwaskito, S.T., M.Si., IPP., selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
7. Para Dosen Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia yang telah banyak membekali ilmu pengetahuan
kepada penulis selama menuntut ilmu.
8. Teman-teman Mahasiswa Teknik Pertambangan angkatan 2018 yang selalu
memberikan semangat, dukungan dan kebersamaannya baik suka maupun duka.

iii
9. Kedua Orang Tua tercinta yang telah memberikan dukungan, semangat,
motivasi, materi, moral serta senantiasa mendoakan kelancaran proses penelitian
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan proposal penelitian ini masih
jauh dari kesempurnaan dan memiliki berbagai kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan dukungan dan partisipasinya berupa kritik dan saran yang bersifat
korektif dan membangun dari pembaca, demi perbaikan dan penyempurnaannya.
Akhir kata penulis menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam penulisan proposal ini terdapat kesalahan ataupun kekhilafan.
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, Januari 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan................................................................................. 2
1.4 Batasan Masalah...................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................... 2
1.6 Alat dan Bahan........................................................................................ 2
1.7 Lokasi dan Kesampaian Daerah.............................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasir Silika............................................................................................... 5
2.2 Ganesa Pasir Silika ................................................................................. 6
2.3 Mineral utama dalam pasir silika............................................................ 7
2.4 Sifat Fisik dan kimia Pasir Silika............................................................ 11
2.5 Teknik Penambangan.............................................................................. 12
2.6 Metode Karakterisasi................................................................................. 12
2.7 Manfaat Pasir Silika................................................................................... 15
BAB III TAHAPAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahap Pendahuluan.................................................................................... 18
3.2 Tahap Pengambilan Data........................................................................... 18
3.3 Tahap Pengolahan Data............................................................................. 19
3.4 Tahap Penulisan Proposal.......................................................................... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Rencana Anggaran Biaya.......................................................................... 22
4.2 Jadwal Kegiatan......................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Peta tunjuk lokasi........................................................................... 4


2.1 Pasir Kuarsa................................................................................... 6
2.2 Mineral Kuarsa.............................................................................. 8
2.3 Mineral Feldspar............................................................................ 9
2.4 Mineral Hematit............................................................................. 10
3.3 Diagram Alir Penilitian................................................................. 21

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Komposisi Kimia Pasir Silika Secara Umum.................................. 11


2.2 Sifat Fisik Pasir Kuarsa Indonesia................................................... 11
2.3 Spesifiksi Pasir Kuarsa Untuk Industri Kaca................................... 16
2.4 Spesifikasi Kuarsa Untuk Bata Tahan Api....................................... 17
4.1 Rencana Anggaran Biaya Penenlitian.............................................. 22
4.1 Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian................................................ 22

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumberdaya alam merupakan faktor yang sangat menentukan dalam kehidupan


manusia. Hal ini dikarenakan dalam kehidupannya, manusia tidak bisa hidup tanpa
adanya sumberdaya alam. Ketergantungan manusia akan sumberdaya alam tersebut
berpengaruh terhadap pola pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya yang ada.
Indonesia sebagai negara berkembang mengakibatkan sedang meningkatnya jumlah
permintaan akan pemenuhan kebutuhan hidup dari sumberdaya alam, sehingga
berkorelasi terhadap semakin eksploitatifnya pemanfaatan sumberdaya alam
yang ada. Potensi tersebut meliputi minyak, gas dan bahan-bahan mineral salah satu
mineral yang berpotensial untuk dikembangkan adalah mineral silika (SiO 2)
(Prayogo, 2009).
Silika atau kuarsa merupakan mineral yang jumlahnya melimpah di permukaan
kerak bumi, mempunyai rumus kimia SiO2, dan memiliki sifat menonjol, yaitu
kekerasannya yang tinggi (7 pada skala mohs), serta sangat tahan terhadap asam.
Silika paling banyak ditemukan di alam dalam bentuk pasir, sering disebut pasir
silika atau pasir kuarsa. Silika di alam berasal dari batuan beku (igneous rock) yang
dihancurkan oleh proses pelapukan (weathering proses), mengalami transportasi dan
pengendapan (Bergaya et.al., 2006).
Sebaran pasir silika di Indonesia sangat luas dari provinsi Aceh hingga Papua,
menurut Basri (2017) jumlah pasir silika di Indonesia sebesar 18,3 Miliyar ton.
Digunakannya pasir silika sebagai bahan utama dalam penelitian ini dikarenakan
dalam dalam dunia perindustrian pasir silika memiliki berbagai macam potensi
diantaranya digunakan di industri kaca, gelas, bata tahan api, pengecoran logam,
sand blasting, industri keramik serta industri semen (Basri, 2017;Subari, 2016).
Namun pasir silika juga memiliki kandungan pengotor yang dapat mempengaruhi
kualitas pasir silika dan produk berbahan baku silika seperti merusak transmisi dari
fiber optic dan transparansi pada industri kaca, menghitamkan produk keramik dan
menurunkan titik leleh dari material refraktori.
Oleh sebab itu penulis melakukan penelitian yang berjudul “Studi kandungan
mineral pasir kuarsa pada daerah di Kabupaten Pangkep Povinsi Sulawesi Selatan”.
1
1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan


sebagai berikut:
1. Apa saja jenis mineral-mineral yang terdapat di dalam pasir silika di daerah
penelitan?
2. Berapa jumlah kadar SiO2 pada pasir silika di daerah penelitian?
1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud
Maksud dari kegiatan penelitian ini yaitu agar dapat melakukan studi
kandungan mineral pasir kuarsa pada daerah di Kabupaten Pangkep Provinsi
Sulawesi Selatan.
1.3.2 Tujuan
Tujuan dari peneitian ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui mineral-mineral yang terdapat di dalam pasir silika di daerah
penelitian
2. Mengetahui jumlah kadar SiO2 pada pasir silika di daerah penelitian
1.4 Batasan Masalah

Pada kegiatan penelitian tugas akhir ini, penulis hanya memfokuskan pada
jenis mineral-mineral di dalam pasir silika dengan menggunakan analisis XRD dan
kadar SiO2 di dalam pasir silika dengan menggunakan XRF.
1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya


membuka wawasan terhadap mahasiswa terkait ilmu yang diperoleh dengan
Mengembangkan pengetahuan tentang jenis kandungan mineral pasir silika dan
kadar SiO2 di dalam pasir silika asal Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.
1.6 Alat dan Bahan

1.6.1 Alat
1. Peta lokasi penelitian
2. Kamera handphone
3. Alat Tulis
4. Laptop

2
5. Alat Pelindung Diri
6. Sekop
7. Karung
8. print
1.6.2 Bahan
1. Kertas
2. Tinta print
3. Sampel pasir silika
1.7. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administrasi, daerah penelitian terletak di Desa Bantimurung,


Kecamatan Tondong Talasa, Kabupaten Pangkajene, tepatnya berada pada koordinat
4°50'26.16"S - 119°43'36.76"E dengan luas daerah 1.132 km 2. Daerah ini dapat
ditempuh dengan menggunakan kendaraan mobil atau motor dengan jarak tempuh 80
km dari Makassar ke Pangkep dengan waktu 120 menit. Peta tunjuk lokasih dapat
dilihat pada gambar 1.1.

3
Gambar 1.1 peta tunjuk lokasi

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasir Silika

Pasir silika merupakan bahan galian yang terdiri atas mineral silika (SiO2)
yang selama proses pengendapan membawa senyawa pengotor. Pasir silika adalah
hasil pelapukan batuan yang terkandung mineral utama, semacam kuarsa dan
feldspar. Hasil pelapukan ini selanjutnya mengalami proses pengendapan, terbawa
oleh air atau angin kemudian terendapkan di tepi sungai, danau atau lautan (Munasir
et all, 2022).
Pasir Silika sebagai endapan sedimen, berasal dari proses rombakan batuan,
dimana, batuan tersebut mengandung silicon dioksida (SiO2) seperti granit,
granodiorite dan riolit. Endapan pasir silika terjadi setelah melalui proses
sedimentasi, transportasi dan sortasi, sehingga endapan pasir silika dialam tidak
pernah didapatkan dalam keadaan murni, yang pada umumnya pasir kuarsa
tercampur dengan lempung, feldspar (NaAlSi3O8), magnetit (F3O4), limonit
[FeO(OH)n H3O], pirit (FeS2), mika (gabungan mineral), biotit
[K(Mg,Fe)3AlSi3O10(OH2) zircon (ZrSiO4). dan bahan organik dari tumbuhan
(Sukandarrumidi, 2018).
Proses pemurnian pasir silika dapat dilakukan dengan berbagai metode
diantaranya yaitu metode kimia, fisika,biologi, serta gabungan antara ketiga metode
tersebut. Mineral kuarsa memiliki struktur kristal heksagonal yang terbuat dari silika
trigonal terkristalisasi silicon dioksida (SiO2), dengan densitas 2,65 g/cm3 dan skala
kekerasan 7 mohs. Bentuk umum dari silika adalah berupa prisma segienam yang
memiliki ujung piramida segienam (Hardin, 2018).
Pasir silika biasanya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dengan berbagai
ukuran tergantung aplikasi yang dibutuhkan sepertidalam industri ban, karet, gelas,
semen, beton, kramik, tekstil, kertas, kosmetik, elektronik, cat, film, pasta gigi, dan
lain-lain. Saat ini dengan perkembangan teknologi mulai banyak aplikasi
penggunaan silika pada industri semakin meningkat terutama dalam penggunaan
silika pada ukuran partikel yang kecil sampai ukuran mikron atau bahkan nanosilika.

5
Kondisi ukuran partikel bahan baku yang diperkecil membuat produk memiliki sifat
yang berbeda yang dapat meningkatkan kualitas (Siswanto, dkk, 2012).
Silika umumnnya paling banyak ditemukan di alam dalam bentuk pasir, sering
disebut pasir silika atau pasir kuarsa. Silika di alam berasal dari batuan beku dan
batuan metamorf yang hancur selama proses pelapuan kemudian mengalami
pelapukan dan pengendapan (Azhari dan Aziz, 2016). Pasir kuarsa dapat dilihat pada
gambar 2.1.

Gambar 2. 1 pasir kuarsa (sumber:


https://jarasilica.com/wp-content/uploads/2021/05/IMG_3405-
FILEminimizer.jpg)

2.2 Genesa Pasir Silika


Pasir silika adalah endapan letaakan (placer) yang terbentuk dari batuan
pelapukan yang mengandung mineral silika dalam jumlah besar, yang kemudian
terbawa oleh air laut terendapkan dan terakumulasi di cekungan seperti danau dan
pantai. Kristal silika alami di alam karena kekerasannya yang tinggi
danketahanannya terhadap asam dan basa. Sebagai endapan letakan (placer), pasir
silika dapat berupa material lepas seperti pasir yang dapat terus mengallami proses
dan terkonsolidasi menjadi batu pasir dengan kandungan silika yang tinggi.
Mineral menjadi sumber daya yang dapat ditemukan pada batuan yang
melimpah jumlahnya di Indonesia yang apabila diolah akan menghasilkan logam dan
berbagai bahan keperluan proses industri dan memiliki nilai ekonomi. Salah satu
mineral yang banyak terkandung di dalam batuan yaitu silika sebagai mana yang kita

6
ketahui silika terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral
utama, seperti kuarsa dan feldspar, yang berwujud bubuk putih (Hayati, dkk, 2015).
Hal ini didukung oleh hasil penelitian Flint (1997) menyatakan komposisi
magma mengandung sekitar 45% sampai 75% SiO2. Untuk lava yang memiliki
komposisi SiO2 rendah dari 30% dan tinggi dari 80% sangat sedikit di temui, namun
variasi tersebut dapat terbentuk bila magma terasimilasi oleh batuan fragmen batuan
sedimen dan batuan malihan atau ketika diferensiasi magma, sehingga menyebabkan
komposisi magma berubah. Batuan dengan kandungan SiO2 berkisar antara 50%
membentuk batuan basal dan gabro. Batuan dengan kandungan SiO2 sekitar 60%
membentuk batuan beku andesit dan diorite dan batuan dengan kandungan SiO 2
sekitar 70% membentuk batuan riolit dan granit.
Data dari ESDM menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi pasir silika
sekitar17 miliar ton yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia (BPPT,
2013). Cadangan pasir silika terbesar berada di Sumatra Barat, sekitar 82,5% dari
cadangan di Indonesia, setelah itu di Kalimantan Barat Jawa Barat, dan Sumatera
Selatan. Kualitas pasir silika yang terbaik berada di Kalimantan selatan dengan kadar
silika antara 98,7-99,9 % kemudian pasir silika dari Bangka Belitung dengan
memiliki kadar antara 97,6-98,53% (Prayogo, 2009)

2.3 Mineral utama dalam Pasir Silika


2.3.1 Mineral Silika (SiO2)
Mineral silika adalah salah satu mineral alami yang paling banyak
pemanfaatannya bagi kehidupan manusia masa kini. Dengan senyawa kimia yang
terdiri dari satu bagian silicon dan dua bagian oksigen atau biasa disebut Silikon
dioksida (SiO2) bahan alami ini juga keberadaanya melimpah di permukaan bumi
Silika adalah mineral yang sangat umum ditemukan dalam batuan yang
terbentuk di lempeng benua. Mineral ini menjadi penyusun utama batuan ekstrusif
dan intrusif asam seperti granit, granodiorite, ryolit dan pegmatit granit. Silika juga
umumnya terbentuk dalam wujud urat-urat dalam batuan yang dikenal sebagai urat
kuarsa serta berperan sebagai media perekat (cementing) dalam pembentukan
kalsedon. Mineral yang memiliki ragam warn aini juga biasanya ditemukan dalam
batuan metamorfik. Rijang (chert) yang memiliki sifat keras, berdensitas dan
berkarakter mikro -kristalin hingga kripto-kristalin adalah variasi lainnya dari silika
yang terbentuk dari lingkungan laut (Klein, 2017).
7
Proses pembentukan kuarsa terjadi melalui proses pembekuan magma yang
sifatnya asam. Setelah proses magmatisme, kemudian masuk ke
fase pegmatisme dan pneumatolisis. Pada proses hidrotermal dengan suhunya rendah
yang berkisar 200oC – 400o C. Awalnya magma mengintrusi batuan pada bagian
permukaan, sehingga menghasilkan gejala-gejala intrusi. Selanjutnya terbentuklah
mineral-mineral yang memiliki sifat holokristalin dan asam seiring dengan
penurunan suhunya. Penurunan suhu disebabkan oleh penyerapan panas oleh batuan
yang dilewatinya serta adanya penurunan tekanan akibat makin jauhnya pergerakan
magma dari sumbernya (dapur magma).
Mineral satu ini sering ditemukan pada batuan beku asam, seperti granit,
granodiorit, tonalit, dan diorit. Serta pada batuan sedimen klastik sebagai detrital
material. Pada batuan metamorf seperti filit, kuarsit granulit, dan eklogit. Selain itu
kuarsa juga dijumpai dalam bentuk rongga geode pada batuan piroklastik.
kekerasan dalam skala mohs mineral ini adalah 7, sedangkan berat jenisnya
2.65 kg/m3. Kuarsa memiliki pecahan dengan bentuk konkoidal. Mineral ini
umumnya berwarna putih atau tidak berwarna, serta mempunyai kilap kaca atau yang
dikenal sebagai kilap vitreous (dari kata latin vitrum yang berarti kaca). Variasi
warna kristal ini masing-masing memiliki nama yang spesifik (Klein, 2017). Mineral
kuarsa dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Mineral Kuarsa (sumber: https://blogmahmudin.blogspot.com/)


2.3.2 Mineral Feldspar

8
Feldspar merupakan kelompok mineral/mineral dengan komposisi
aluminium silikat, potasium (kalium), sodium (natrium) kadang-kadang kalsium.
Feldspar terjadi selama proses kristalisasi magma baik melalui proses pneumatolytic
ataupun proses hidrotermal dalam urat pegmatik tetapi jarang terjadi karena proses
kristalisasi larutan magma pada suhu rendah. Feldspar mineral pembentuk batuan
beku terutama pada batuan beku dalam (plutonicrock) yang bersifat umum tetapi
terdapat pula pada batuan erupsi ataupun metamorf. Pada batuan granit, feldspar
berasosiasi dengan kuarsa, mika, khlorit, beril dan rutil sedangkan pada batuan
pegmatite feldspar yang paling umum adalah ortoklash (KAlSi3O8) (Sukandarrumidi,
2018).
Pada dasarnya feldspar mempunyai jaringan struktur tiga dimensi yang
disebut tektosilikat dan mempunyai empat atom oksigen yang membentuk silikat
(SiO4) tetrahedral, mempunyai warnah cerah. Silikat ini dapat mengalami perubahan
oleh unsur aluminium yang membentuk aluminium silikat. Sifat fisik feldspar antara
lain berwarna putih, keabuan, hijau muda dan kuning kotor, nilai kekerasan 6,0-6,5
( dan dipakai sebagai skala kekerasan mohs), berat jenis 2,4 sampai 2,8 dengan titik
lebur 1.100-1500°C. Feldspar yang dapat ditambang dan bernilai ekonomis adalah
natrium feldspar, kalium feldspar dan kalsium feldspar
Feldspar sering juga di dapatkan dalam bentuk endapan yang terjadi karena
proses diagnesa dari endapan piroklastik halus yang bersifaat asam (rolitik) dan
terendapkan dalam lingkungan lakustrin yang umummnya berada pada cekungan
tersier (Sukandarrumidi, 2018). Mineral feldspar dapat dilihat pda gambar 2.3.

9
Gambar 2.3 Mineral Feldspar (sumber: https://stock.adobe.com/)

2.2.3 Mineral Hematit


Mineral hematit berasal dari Bahasa yunani yaitu haima yang berarti dara
karena mineral ini berwarna merah, selain berwarna merah hematit mempunyai
mempunyai berbagai macam warna dari yang berwarna hitam hitam untuk baja,
warna abu-abu untuk perak, coklat sampai coklat kemerahan atau ada juga menyebut
hematit merupakan bijih besi yang berwarna merah kehitam-hitaman. Mineral
Hematit adalah bentuk mineral besi oksida (Fe2O3). Hematit mengkristalisasi dalam
sistem rombohedral, dan memiliki struktur kristal yang sama dengan ilmenit dan
korundum. Hematit dan ilmenit membentuk larutan padat pada suhu 950 °C.
Komposisi kimia yang terkandung pada mineral ini adalah Fe, O, mengandung unsur
oksida dan hidroksida dengan rumus kimia Fe2O3. Kemudian asosiasi dari mineral
hematit adalah biasanya berasosiasi dengan mineral, limonit (Fe2O3.H2O), clays
(Al2O34SiO2), phyrit (FeS2), sinderit (FeCO3), jasper (SiO2), rutil (TiO2). Sifat fisik
dari mineral hematit adalah, secara kenampakan fisik mineral ini mempunyai warna
kehitaman, dengan kekerasan 5-6 skala Mohs dengan kilap logam, pecahan uneven
dan sub conchoidal, densitas 5,255g/cm3, dengan belahan 2 arah; tidak dapat
ditembus oleh cahaya, dengan warna cerat coklat kemerahan. Mineral hematit dapat
dilihat pada gambar 2.4.

10
Gambar 2.4 Mineral Hematit (https://geology.com/minerals/hematite.shtml)

2.4 Sifat Fisik dan Kimia Pasir Silika


Kristal silika merupakan mineral pembentuk yang dominan menyusun pasir
silika. Pasir silika tediri dari gabungan beberapa senyawa, komposisi kimia dan sifat
fisik pasir kuarsa secara umum dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Pasir Silika Indonesia Secara Umum.
(Sumber: Prayogo dan Budiman, 2009)
Komposisi Kimia Presentase
SiO2 55,30-99,87%
Fe2O3 0,01-9,14%
Al2O3 0,01-18,00%
TiO2 0,01-0,49%
CaO 0,01-3,24%
MgO 0,01-0,26%
K2O 0,01-17,00%

Di alam, pasir silika ditemukan dalam ukuran butir, mulai dari fraksi yang
halus (<0,06 mm) apabila pasir silika tersebut terdapat jauh pada dari batuan induk,
namun sebaliknya apabila pasir silika tersebut terletak tidak jauh atau dekat dari
batuan indunya maka ukuran butir dari pasir silika tersebut relatif kasar dengan
ukuran (> 2 mm) (Prayogo, 2009). Sifat fisik pasir kuarsa Indonesia dapat dilihat
pada table 2.2.
Tabel 2.2 Sifat Fisik Pasir Kuarsa Indonesia (Sumber: Prayogo dan Budiman, 2009)

11
2.5 Teknik Penambangan pasir silika

Penambangan pasir kuarsa dilakukan secara tambang terbuka berbentuk


jenjang. Tahapan kegiatan penambangan meliputi: pengupasan lapisan penutup,
pembongkaran pemuatan dan pengangkutan, dengan uraian sebagai berikut:
1. Pengupasan lapisan penutup
Pengupasan tanah penutup bermaksud untuk memindahkan tanah penutup
endapan pasir kuarsa ketempat yang tidak mengganggu kegiatan penambangan.
Tanah penutup ini nantinya untuk reklamasi. Peralatan yang digunakan antara lain
cangkul, sekop dan lain-lain atau peralatan mekanis seperti scrapper, shovel dan lain-
lain. Pemilihan alat ini tergantung pada kondisi lapangan skala produksi yang
diinginkan.
2. Pembongkaran
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melepaskan endapan pasir kuarsa dari
batuan induknya. Pada umumnya endapan pasir kuarsa merupakan endapan
lepas/lunak yang dapat dibongkar. Oleh sebab itu dapat digunakan peralatan
tradisional seperti cangkul, sekop atau alat mekanis seperti bulldozer, whell loader,
backhoe atau power shovel bila diinginkan produksi banyak (Sukandarrumidi, 2018).
3. Pemuatan dan Pengangkutan
Material hasil pembongkaran dimuat dan diangkut ke unit
pengolahan/penampungan (stock file). Pemuatan dapat menggunakan alat muat whell
Sifat Fisik Deskripsi
Warna Putih bening atau berwarna lain
tergantung pada kandungan
senyawa pengotornya, missal
merah mengandung Cu oksida dan
kuning mengandung Fe oksida
Kekerasan 7 (Skala mohs)
Bentuk Kristal Hexagonal
Konduktivitas Panas 12-100 0C
Panas Spesifik 0,185 J
Titik Lebur 1715 0C
Berat Jenis 2,65 g/cm3

12
loader, backhoe, atau dredging. Pengangkutan dapat menggunakan alat angkut truck
ungkit, gerobak lori, pikulan dan lain-lain (Sukandarrumidi, 2018).
Tahapan penambangan yang dilakukan pada PT. Bintang Energi Mineral
adalah sistem tambang terbuka. Sistem penambangan terbuka diharapkan dapat
memberikan perolehan penambangan dengan biaya yang lebih efisien, yang
mengarah kepada perolehan keuntungan yang optimal. Untuk itu perlu dibuat kajian
studi kelayakan terkait rencana penambangan tersebut. Kegiatan penambangan yang
direncanakan dimulai dengan pembersiha lahan, pengupasan dan penyimpanan
tanah pucuk penggalian, pengangkutan dan pengolahan pasir silika.

2.6 Metode Karakterisasi

1. XRD (X-Ray Diffraction)


Pemanfaatan metode difraksikan memegang peran sangat penting untuk analisis
pada kristalin. Selain itu untuk meneliti ciri utama struktur, seperti parameter kisi dan
tipe struktur, juga dimanfaatkan untuk mengetahui rincian lain seperti susunan
berbagai jenis atom dan kristal, kehadiran cacat, orientasi dan ukuran subbutir dan
butir, ukuran dan kerapatan presipital.
Sinar X adalah radiasi elektromagnetik dengan energi tinggi. Sinar X
mempunyai rentang energi sekitar 200 eV Sampai 1 Mev, yaitu diantara radiasi sinar
gamma dan ultraviolet (UV) pada spektrum elektromagnetik. Sinar X dan Gamma
pada umumnya identik, tetapi sinar gamma lebih energetik tetapi lebih pendek pada
panjang gelombangnya dibandingkan dengan sinar X, perbedaan utamanya adalah
pada bagian sinar X dan gamma diproduksi dalam atom. Sinar X diproduksi oleh
interaksi antara sinar luar dari elektron dan elektron pada kulit atom. Sinar X
mempunyai Panjang gelombang kira-kira 0,1 mm yang lebih pendek dari pada
gelombang cahaya 400-800 mm. Apabila logam ditembak dengan elektron cepat
dalam vakum tabung maka dihasilkan sinar X. Radiasi yang dipancarkan dapat
dipisahkan menjadi 2 komponen. Spektrum kontinun dengan rentang Panjang
gelombang yang lebar dan spektrum garis superimpose sesuai dengan karakteristik
logam yang ditembak, radiasi karakteristik terjadi bila elektron yang terekselerasi
mempunyai cukup energi untuk mengeluarkan satu elektron dalam dari kulitnya
(Septiyan, 2010).
Pada waktu suatu material dikenai sinar-X, maka intensitas sinar yang

13
ditransmisikan lebih rendah dari intensitas sinar datang. Hal ini disebabkan adanya
penyerapan oleh material dan juga penghamburan oleh atom-atom dalam material
tersebut. Berkas sinar-X yang dihamburkan tersebut ada yang saling menghilangkan
karena fasanya berbeda dan ada juga yang saling menguatkan karena fasanya sama.
Berkas sinar-X yang saling menguatkan itulah yang disebut sebagai berkas difraksi
(Ratnasari, 2009).
Hasil dari penembakan logam dengan elektron energi tertinggi
dengankarakterisasi tersebut sinar-X mampu menembus zat padat sehingga dapat
digunakan untuk menentukan struktur kristal. Hamburan sinar ini dihasilkan bila
suatu elektron logam ditembak dengan elektron-elektron berkecepatan tinggi dalam
tabung hampa udara (Beiser, 1992: 48).
2. XRF (X-Ray Flourencence)
X-Ray flourencence spectrometer adalah suatu alat X-Ray digunakan untuk
rutin, yang relatif non-destruktif analisis kimia batuan, mineral, sedimen dan cairan.
Ia bekerja pada Panjang gelombang dispersif spektroskopi dengan prinsip yang mirip
dengan microprobe elektron. Namun, XRF umumnya tidak dapat membuata Analisa
di spot ukuran kecil khas pekerjaan EPMA (2-5 mikron), sehingga biasanya
digunakan untuk analisa Sebagian besar fraksi lebih besar dari bahan geologi. Biaya
kemudahan dan rendah relatif persiapan sampel, dan stabilitas dan kemudahan
pengguna x-ray spektrometer membuat salah satu metode yang paling banyak
digunakan untuk analisis unsur utama dan jejak dibatuan, mineral, dan sedimen
(Fitton, 1997).
X-Ray Fluoresence (XRF) adalah Teknik analisis unsur yang membentuk suatu
materian dengan dasar interaksi sinar-X dengan material analit. Teknik ini digunakan
dalam Analisa batuan karena membutuhkan jumlah sampel yang relatif kecil ( sekitar
1 gram). Teknik ini dapat digunakan untuk mengukur unsur-unsur yang terutama
banyak terdapat pada batuan atau mineral. Analisis menggunakan XRF dilakukan
berdasarkan identifikasi dan pencacahan karakteristik Sinar-X yang terjadi dari
peristiwa efekfotolistrik. Efekfotolistrik terjadi karena elektron dalam atom target
(sampel) terkena bekas berenergi tinggi (radiasi gamma, sinar-X). Bila energi sinar
tersebut lebih tinggi dari sinar ikat elektron dalam orbit K, L atau M atom target,
maka elektron atom target akan keluar dari orbitnya. Dengan demikian atom target
akan mengalami kekosongan elektron. Kekosongan elektron ini akan diisi oleh

14
elektron dari orbital yang lebih luar diikuti pelepasan energi yang berupa sinar -X,
skematik proses identifikasi dengan XRF (Hermadi, 1992). Proses identifikasi
menggunakan xrf dapat dilihat pada gambar 2.4

Gambar 2. 2 Proses identifikasi menggunakan XRF (Munasir dkk, 2012)

2.7 Manfaat Pasir Silika

Pasir silika yang digunakan untuk setiap industri memiliki persyaratan yang
tidak secara pasti paling utama adalah harus menjamin kemurnian minimum dengan
pembatasan pada oksida pengotornya. Beberapa pemanfaatan pasir silika dalam
dunia industri sebagai berikut:
2.7.1 Industri Gelas dan Kaca

Di industri kaca spesifikasi pasir silika yang di pakai tergantung pada jenis
produknya. Ada jenis produk gelas kaca yang dipasarkan yaitu kaca lembaran, gelas
kemasan, gelas rumah tangga, gelas ilmu pengetahuan dan keteknikan.
1. Kaca Lembaran
Dibidang konstruksi bangunan pemakaian kaca sudah sangat meluas terutama
kaca lembaran, kaca gelombang, kaca balok untuk keperluan kombina sinar difusi
gelas fiber untuk mengatur tata suara gedung pertunjukan atau keperluan lain yang
membutuhkan sifat tembus cahaya atau tembus pandang. Untuk menghasilkan kaca
mutu tinggi, kaca lembaran harus dipoles rata halus kedua permukaannya mengkilap
dengan cara polished plate glass tetapi harganya mahal karena membutuhkan banyak
waktu dan biaya dalam pemolesannya walau menggunakan mesin.

15
2. Kaca Indoflot
Pembuatan kaca indoflot dilakukan dengan cara pengembangan cairan kaca
diatas cairan logam. Kaca indoflot sangat cocok untuk pemakan sebagai arsitektur
interior dan ekterior rumah, perkantoran, pusat perbelajaan, etalase, dinding kaca,
mebel, aquarium dan sebagainya.
3. Kaca Panasap
Kaca penasap adalah kaca warna yng dibuat degan proses pengambangan.
Warna kaca didapat dari pewarna yang dimasukan ke gelas cair yng sedang diproses.
Kaca hisap dapat mengurangi silau panas dan cahaya insiden, dan memiliki kekuatan
penetrasi yang sangat rendah, yang membawa kenyamanan bagi orang-orang di
ruangan.
4. Gelas Kemasan
Gelas kemasan digunakan untuk kemasan pembuatan di industri makanan dan
farmasii. Untuk pengemasan obat diperlukan botol yang tahan bahan kimia yaitu
botol jeinis sulfat dan tabung jenis borosilikat untuk ampul dan vial.
5. Gelas Keperluan Alat Rumah Tangga
Gelas keperluan alat rumah tangga dpaat berupa piring, mangkok, dan
cangkir termask gelas perhiasan, gelas kriistal dan lainnya.
Penerapan barang pecah belah dalam sains dan teknik secara langsung
mendorong pemakaian teknologi canggih di industri barang pecah belah. Industri
mobil, pesawat terbang dan perahu motor berjumlah besar produk kaca berteknologi
tinggi. Spesifikasi pasir kuarsa untuk industry gelas/kaca dapat dilihat pada table 2.3.
Tabel 2.3 Spesifikasi pasir kuarsa untuk industri gelas/kaca (sumber: Sukandarrumidi,
2018)
Spesifikasi dan jenis produk
Analisis Kaca lembaran Gelas kemasan
Gelas optic (%)
(%) (%)
Komposisi kimia
SiO2 99,00 (min) 98,5 (min) 99,80 (min)
Fe2O3 0,50 (maks) 0,03 (maks) 0,10 (maks)
Al2O3 0,10 (maks) 0,30 (maks) 0,02 (maks)
CaO+Mgo 0,50 (maks) 0,20 (maks) 0,10 (maks)
Cr2O3 0,50 (maks) 0,0006 (maks) 0,0002 (maks)

16
Distribusi ukuran Butir
(+20-200 mesh)
25 mesh 1 (maks) 0,5 (maks) -
36 mesh 5 (maks) 1,5 (maks) -
-120 mesh 5 (maks) - 95 (maks)
Hilang pijar pada 1000° 0,5 (maks) 0,5 (maks) 95 (maks)
C
Kelembaban 5 (maks) 5 (maks) 0,5 (maks)

2.7.2 Industri Semen

Pasir silika di indsutri semen sebagai bahan pelengkap pembuatan semen


portland, yaiitu sebagia pengontrol kandungan silika untuk semen yang dihaslikan.
Banyaknya pasir kurasa yang tercampur dengan bahan baku semen lainnya
tergantung dari kandungan silikanya, umumnya dapat ditentukan berdasarkan
komposisi atau perbandingan 66,5 kg pasir kuarsa untuk 1 ton produk semen.
2.7.3 industri Bata Tahan Api

Pasir silika yang digunakan dalam industri pengecoran memiliki peran

permodelan dan pasiir pengecoran.Pada industri refraktori, pasir kuarsa ialah bahan

baku utama yang umum dibutuhkan oleh kedua industri tersebut, antara lain

kandungan silika, ukuran partikel dan bentuk partikel. Spesifikasi pasir silika untuk

bata tahan api dapat dilihat pada table 2.4.

Tabel 2.4 spesifikasi pasir kuarsa untuk bata tahan api (sumber: Sukandarrumidi, 2018)
Analisis Spesifikasi
Komposisi kimia
SiO2 95% (min)
Al2O3 1% (min)
Na2O3 0,30% (maks)
K2O 0,30% (maks)
TiO2 0,30% (maks)
Distribusi ukuran butir

17
Kasar 3,35-0,50 mm
Sedang 0,50-0,18 mm
Halus <0,18 mm
Bentuk butiran Agak bersudut

2.7.4 Industri Keramik

Pasir silika dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan badan


keramik bersama kaolin, bola tanah liat feldspar. Penggunaan utamanya adalah
sebagai bahan keramik saniter. Pasir silika digunakan karena memiliki sifat yang
baik untuk mengolah bahan, mempermudah proses pengeringan, mengontrol susut
dan menyediakan rangka untuk badan keramik

18
BAB III
TAHAPAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan sangat menentukan hasil dari suatu


penelitian yang bakan diperoleh, sehingga dalam melakukan penelitian metode yang
digunakan harus tersusun baik agar dalam pelaksanaan penelitian dapat berlangsung
dengan baik pula. Adapun metode penelitian ini diawali dengan tahap pendahuluan,
tahapan pengambilan data, tahap pengolahan data dan tahap penyusunan laporan.

3.1 Tahap Pendahuluan

Persiapan awal yang dilakukan sebelum penelitian dengan tujuan


mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilaksanakan yaitu:
3.1.1 Persiapan Administrasi
Tahap ini penulis mempersiapkan berkas-berkas administrasi sebagai
persyaratan dari program studi dan fakultas sebelum melakukan penelitian.
3.1.2 Studi Pustaka
Sebelum melakukan penelitian penulis melakukan studi literatur , yaitu
mempelajari berbagai referensi dari artikel, buku maupun jurnal penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan judul penelitian yang dipilih.
3.1.3 Penyusunan Proposal
Penyusunan proposal ini bertujuan untuk memberikan gambaran awal
penelitian yang akan dilakukan. Proposal ini dibuat berdasarkan aturan penulisan
yang berlaku pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia. Proposal penelitian yang telah dibuat melalui
konsultasi dengan pembimbing I dan pembimbing II dipresentasikan melalui seminar
proposal.
3.2 Tahap Pengambilan Data

Tahap pengambilan data merupakan tahap pelaksanaan pengambilan data di


lapangan, dimana segala data yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
penyusunan laporan nantinya.

18
3.2.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data
skunder.
a. Data Primer
Data Primer adalah data titik koordinat lokasi pengambilan sampel, sampel
pasir silika, dokumentasi, dan hasil dari pengujian sampel silika dengan
menggunakan XRF dan XRD yang terdiri dari mineral pembawa pasir silika dan
karakteristik kimia pasir silika.
b. Data Sekunder
Data sekunder peta lokasi penelitian dan peta geologi regional.
3.2.2 Sumber data
Data-data yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian ini diperoleh
dari pengamatan di lapangan dan hasil analisis XRF dan XRD yang dilakukan pada
laboratorium.

3.2.3 Teknik pengambilan data


a. Titik koordinat lokasi pengambilan sampel
Pengambilan data koordinat di dapat dengan menggunakan GPS melakukan
plot lokasi pengambilan sampel.
b. Sampel pasir kuarsa
Pengambilan sampel pasir kuarsa didapat dengan mengambil pasir kuarsa di
daerah yang sudah di tentukan.
c. Dokumentasi
Pengambilan dokumentasi didapatkan dengan mendokumentasikan semua
kegiatan yang dilakukan di lapangan hingga di laboratorium.
d. Hasil analisis XRD dan XRF
Pengambilan data hasil analisis XRD dan XRF didapatkan dari laboratorium.
3.3 Tahap Pengolahan Data

Data yang diperoleh atau didapatkan baik dari lapangan, kemudian diolah
sebelum dilanjutkan pada tahap selanjutnya, yaitu tahap penulisan laporan.
Pengolahan data menggunakan metode berikut:

19
a. Kualitatif
Data yang di dapatkan dari hasil analisis XRD yang kemudian diolah untuk
mengetahui mineral-mineral yang terkandung di dalam pasir kuarsa.
b. Kuantitaif
Data yang di dapatkan dari hasil analisis XRF yang kemudian diolah untuk
mengetahui jumlah kadar SiO2 di dalam pasir kuarsa.
3.4 Tahapan Penulisan Proposal

Tahapan ini yaitu penyusunan proposal penelitian yang disusun berdasarkan data
yang telah diperoleh selama kegiatan penelitian akan dan akan dilanjutkan di
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Muslim Indonesia, Makassar.

20
TAHAPAN PENDAHULUAN
1. Persiapan administrasi
2. Studi Pustaka
3. Penyusunan Proposal

TATAHAPAN PENGAMBILAN DATA


DATA

Data Primer
1. Titik koordinat lokasi Data Sekunder
pengambilan sampel
1. Peta lokasi
2. Sampel pasir kuarsa
2. Peta geologi
3. Dokumentasi
regional
4. Hasil analisis XRF &
XRD

PENGAMBILAN DATA

TPENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

1. Kualitatif
2. Kauntitatif

PENYUSUNAN LAPORAN PROPOSAL

SEMINAR PROPOSAL

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

21
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN WAKTU

4.1 Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan selama penelitian ini didasarkan


pada tahap persiapan hingga penyusunan skripsi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya
NO Keterangan QTY Satuan Harga Satuan Jumlah
1 Transportasi Darat 3 Liter Rp 50.000 Rp 150.000
2 Pengujian lab (XRF) 3 Sampel Rp 300.000 Rp 900.000
3 Pengujian lab (XRD) 1 Sampel Rp 300.000 Rp 300.000
4 GPS 2 Hari Rp 50.000 Rp 100.000
5 Biaya tak terduga Rp 145.000
Total Rp 1.595.000

4.2 Rencana Kegiatan


Penelitian ini dilaksanakan mulai pekan pertama bulan Januari 2023 sampai
dengan bulan Maret 2023 yang dimulai dari tahap persiapan sampai pekan pertama
bulanJanuari 2023. Adapun jadwal kegiatan dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini:

Februari 2023 Maret 2023 April 2023


No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV
1 Persiapan
2 Studi Literatur
3 Konsultasi ke
Dosen Pembimbing
4 Penyusunan
Proposal
5 Seminar Proposal
6 Pengambilan data
7 Penyusunan skripsi
8 Konsultasi ke
Dosen Pembimbing
9 Seminar Hasil
10 Perbaikan Skripsi
11 Ujian Sidang
12 Skripsi
Tabel 4.2 Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

22
DAFTAR PUSTAKA

Azhari, dan Aziz, M., 2016. Sintesis dan Karakterisasi Material Berpori Berbasis
Mineral Silika Pulau Betung. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 3(12) :
162.
Basri A. 2017. Potensi Pasir Silika Dan Pemanfaatannya Di Sulawesi Selatan.
Bergaya F., Theng B.K.G. Lagaly G., 2006. Handbook of clay science, First Ed.,
Elsevier, Oxford OX5 1GB, UK, 1129 hal.
Fitton, G. 1997, X-Ray fluorescence spectrometry, in Gill, R. (ed.), Modern Analytical
Geochemistry: An Introduction to Quantitative Chemical Analysis for Earth,
Environmental and Material Scientists: Addison Wesley Longman, UK
Hardin, S, D, 2018, Pengaruh Penggunaan Pasir Silika Sebelum Dan Sesudah
Diaktivasi Fisik Terhadap Prestasi Mesin Dan Emisi Gas Buang Sepeda Motor
Bensin 4-Langkah
Hayati, R., Astuti, 2015, Sintesis Nanopartikel Silika dari Pasir Pantai Purus Padang
Sumatera Barat Dengan Metode Kopresipitasi, Jurnal Fisika Unand, Vol. 4,
No. 3, Fisika UNAND, hal. 282-287.

Hermadi, L. (1992). Penggunaan X RAY Fluorescence untuk Penentuan Unsur-Unsur


Kimia Bahan Jalanan. Jurnal Pusat Litbang 1.
https://blogmahmudin.blogspot.com diakses pada 20/02/2023

https://geology.com/minerals/hematite.shtml diakses 20/02/2023.

https://jarasilica.com/wp-content/uploads/2021/05/IMG_3405-FILEminimizer.jpg di
akses pada 20/02/2023.

https://stock.adobe.com diakses pada 20/02/2023

Klein C., Philpotts A. R.2017. Earth Materials Introduction to Mineralogy and


Petrology ( Second Edition). Cambridge University Press.

Li J, Webb C, Pandiella SS, Campbell CA., 2003. Discrete Particle Motion on Sieves -
a Numerical Study Using the Dem Simulation. Jurnal Powder Technology 133:
hal. 190–202.
Meinel A, 2010, Fine and Very Fine Screening. Jurnal AT Mineral Processing English
Edition Volume 51.
Mirnawati.
Munasir., dkk. (2012). Uji XRD dan XRF pada Bahan Mineral (Batuan dan Pasir)
Sebagai Sumber Material Cerdas (CaCO3 dan SiO2). Jurnal Penelitian Fisika
dan Aplikasinya (JPFA) v2n1, 20-29
Prayogo, T. Bayu, B., 2009. Survei Potensi Pasir Kuarsa di Daerah Ketapang Propinsi
Kalimantan Barat, Peneliti Pusat Teknologi Sumber Daya Mineral (BPPT).
Ratnasari, Dina., dkk. 2009. X-Ray Diffraction (XRD).Tugas Kimia Fisika
Septiyan, Irfan. 2010. “Pengaruh Miling Terhadap Peningkatan Kualitas Pasir Besi
sebagai Bahan Baku industri Logam”. Skripsi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
Simandjuntak, T.O., Surono, dan Sukido. 1993. Peta Geologi Lembar Kolaka,
Sulawesi, Skala 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Bandung.
Simandjuntak, T.O., Surono, dan Sukido. 1994. Peta Geologi Lembar Kolaka,
Sulawesi, Skala 1:250.000. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi,
Bandung.
Subari.Potensipasirkuarsa.2016.http://www.bbk.go.id/index.php/berita/view/41/
POTENSI -PAS IR- KUARSA.
Sukandarrumidi.2018. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Tsakalakis K, 2001, Some Basic Factors Affecting Screen Performance in Horisontal
Vibrating Screen, The European Journal of Mineral Processing and
Environmental Protection Vol. 1, hal.42-54.

Anda mungkin juga menyukai