MAKASSAR
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek (KP)
Pada Program Studi Teknik Pertambangan FakultasTeknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
FakultasTeknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 2
1.5 Batasan Masalah .................................................................................... 2
1.6 Alat dan Bahan ...................................................................................... 2
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil ....................................................................................................... 10
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 14
5.2 Saran ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
yang dihasilkan dari tambang biasanya selain mengandung mineral berharga yang
diingikan juga mengandung mineral pengotor (gangue mineral) sehingga hasil
tambang tidak bisa langsung dimanfaatkan atau diperdagangkan. Untuk
menghilangkan mineral pengotor tersebut sehingga hasil tambang dapat
dimanfaatkan, maka dilakukan dengan pengolahan bahan galian. Proses pemisahan
antara mineral berharga dengan mineral - mineral pengotor didasarkan kepada
perbedaan, baik fisik maupun sifat kimia antara mineral berharga dengan mineral
pengotornya. Teknik pengolahan mineral bermacam-macam. Pengaplikasiannya
sangat tergantung pada jenis bijih atau mineral. Pengolahan bahan galian ini memiliki
keuntungan untuk mengurangi ongkos angkut dan mengurangi kehilangan logam
berharga.
Salah satu tahapan pada pengolahan bahan galian yaitu konsentrasi yang
merupakan proses peningkatan kadar mineral/bijih berharga. Proses ini dapat
menggunakan berbagai macam alat salah satunya adalah meja goyang atau shaking
table. Meja goyang ini memanfaatkan perbedaan berat jenis dalam suatu media fluida
serta memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada.
Shaking table merupakan alat konsentrasi mineral dengan menggunakan prinsip
perbedaan berat jenis yang memanfaatkan gerakan fluida dan hentakan meja untuk
memisahkan mineral-mineral dari pengotornya. Alat ini bekerja karena adanya gaya
gravitas, gaya gesek antara partikel dengan lapisan bidang, dan gaya dorong fluida.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan suatu studi teknis
mengenai kegiatan pengolahan bahan galian yang menggunakan shaking table.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh kemiringan
dan debit air pada pemakaian shaking table.
1
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari penelitian ini adalah melakukan penelitian mengenai
pengaruh variabel shaking table terhadap kadar dan recovery pada bijih timah.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui variabel-variabel shaking table pada bijih timah.
2. Mengetahui pengaruh kadar dan recovery di shaking table pada bijih timah.
Rumusan masalah dalam makalah ini diajukan dalam bentuk pertanyaan, yaitu:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi alat shaking table ?
2. Apakah tujuan pengaturan variabel- variabel operasi pada shaking table ?
Penelitian ini hanya dilakukan di dua tempat yaitu, Di Pos Pam Pengarem PT
Timah (persero) tbk dan PT Menara Cipta Mulia Kabupaten Belitung Timur yang
dimana permasalahan yang timbul pada kedua lokasi ini yaitu belum sesuai pada
kondisi umpan (feed) sehingga berpengaruh terhadap waktu dan biaya.
1.6.1 Alat
1. Shaking table
2. Alat Tulis Menulis ( spidol, penggaris, dan busur drajad )
3. Ember
4. Stopwatch
5. Kantong Plastik
1.6.2 Bahan
1. Bijih timah
2. Air
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gravity concentration adalah suatu proses fisika cara pemisahan mineral satu
dengan yang lainnya atau mineral berharga dengan mineral kurang berharga, yang
terdapat bersama-sama berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Proses konsentrasi gaya
berat memanfaatkan perbedaan berat jenis antara dua mineral yang akan dipisah di
dalam suatu media cairan (air), yaitu perbedaan dalam bergeraknya mineral -mineral
akibat dari gaya gravitasi yang bekerja pada tiap butiran dan dibantu dengan satu atau
lebih gaya-gaya lain yang bekerja pada butiran-butiran tersebut.
Proses gravity concentration menghasilkan:
1. Konsentrat merupakan mineral berharga yang memiliki kadar tinggi.
Memperoleh konsentrat merupakan tujuan dilakukannya proses gravity
consentration.
2. Amang (Middling) merupakan konsentrat yang masih memiliki mineral
berharga, biasanya produk ini akan diproses kembali sampai benar-benar
bebas dari mineral berharga, baru setelahnya dibuang.
3. Ampas (Tailing) merupakan pengotor-pengotor yang harus dibuang untuk
meningkatkan kadar mineral. (Burt 1984)
3
Gambar 2.1 Shaking Table (Taggart, 1976)
4
Gambar 2.2 Aliran Air dan Material (Gusman. M, 2014)
Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan, meja goyang
dapat dibedakan menjadi “sand table” dan “slime table”. Perbedaan pada kedua alat
ini terletak pada jumlah dan jarak antar riffle. Jumlah riffle pada sand table sangat
banyak sedangkan jumlah riffle pada slime table sedang. Jarak antar riffle and table
antara ¼ hingga 1 ¼ inch sedangkan slime table lebih besar dari pada sand table.
Selain itu sand table, ada bagian deck yang tidak diberi riffle digunakan untuk slime
sedangkan pada slime table, ada bagian deck yang tidak dipasang riffle. Kapasitas
shaking table (meja goyang) tergantung pada jumlah air, jumlah strore, sifat bijih,
slope, meja dan ukuran feed. Pada shaking table bekerja efek sluicing yang
dikombinasikan dengan riffle dan gaya sentak yang tegak lurus arah aliran, Proses
pemisahan terjadi akibat adanya tiga gaya yang bekerja pada partikel dalam fluida
yaitu:
1. Gaya gravitasi
2. Gaya dorong fluida
3. Gaya gesek
Peranan ketiga gaya tersebut sangat menentukan perlapisan (stratifikasi) dan
urutan partikel dengan partikel besar ringan paling depan diikuti partikel kecil
ringan. Kemudian diikuti partikel besar berat serta partikel kecil berat paling akhir.
(Gaudin 1939)
5
Gambar 2.3 Proses pemisahan shaking table (Wills, 2006)
6
Gambar 2.4 Bagian-bagian Shaking Table (Mukiat, 2019)
7
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada tahap ini persiapan awal yang dilakukan berupa kelengkapan administrasi
dan studi pustaka yang dilakukan Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia, Makassar.
Tahap penulisan laporan Kerja Praktek Dari data-data yang telah dikumpulkan,
diolah serta dianalisis maka tujuan akhir kerja praktek yaitu dengan menyusun laporan
kerja praktek dengan menggunakan format aturan dari buku panduan penulisan tugas
akhir atau skripsi Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia.
8
TAHAP PENDAHULUAN
STUDI LITERATUR
Data Skunder
(Studi Literatur & Jurnal)
SEMINAR
“Studi pengolahan bijih timah dengan variabel
shaking table terhadap
kadar dan recovery ”
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Shaking table dapat diterapkan dalam berbagai bahan galian seperti cassiterite,
emas, galena dan tembaga. Dari penelitian yang telah dilakukan dimana pada bahan
galian cassiterite yang dilakukan pengolahan dengan menggunakan meja goyang
(Shaking table). Adapun hasil dari percobaan penelitian dari beberapa jurnal dapat
dilihat pada penjelasan dibawah. (S. Maharani dkk, 2020)
4.1.1 Percobaan 1
Percobaan yang dilakukan dengan sampel cassiterite yang mempunyai berat
61,37 kg dengan kadar 15,50%. Berat konsentrat dan tailling percobaan pertama dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Variasi Kemiringan (S. Maharani dkk, 2020)
Berat
Kemiringan Berat Awal Berat Tailling
No Konsentrat
(o) (kg) (kg)
(kg)
1 0,753 7,15 52,87
2 1,507 61,37 6,07 53,45
3 2,260 4,8 53,72
Setelah didapatkan berat konsentrat dan berat tailing dilakukan analisa grain
counting di laboratorium untuk mendapatkan kadar konsentrat dan kadar tailing. Hal
itu digunakan untuk melakukan perhitungan recovery sehingga didapatkan kemiringan
yang menghasilkan recovery dan kadar paling baik dari penelitian ini. Hasil
perhitungan kadar dan recovery dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Perhitungan Kadar dan Recovery (S. Maharani dkk, 2020)
10
4.1.2 Pengaruh Kemiringan Terhadap Kadar dan Recovery Bijih Timah (Sn)
Pengaruh kemiringan dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh
variasi sudut kemiringan yang telah ditentukan terhadap kadar dan recovery Sn
konsentrat pada alat primary shaking table dan secondary shaking table.
Tabel 4.3 Kadar dan recovery Sn primary shaking table (Dihan Fauzan dkk, 2018)
Kadar Kadar
Kemiringan Kecepatan Air Recovery
No Feed Konsentrat
(o) Pencuci (m/s) Konsentrat (%)
(%) (%)
1 0,6 15,14 48,42 58,17
0,95
2 0,9 15,14 49,81 57,12
3 1,2 15,14 49,49 57,25
4 1,27 0,6 15,14 51,11 56,69
5 0,9 15,14 50,96 59,07
6 1,2 15,14 51,78 53,55
7 1,59 0,6 15,14 51,65 48,08
8 0,9 15,14 54,86 47,46
9 1,2 15,14 52,88 43,02
10 0,6 15,14 54,43 41,96
1,91
11 0,9 15,14 53,14 40,22
12 1,2 15,14 54,62 35,41
Tabel 4.4 Kadar dan recovery Sn secondary shaking table (Dihan Fauzan dkk, 2018)
Kadar Kadar
Kemiringan Kecepatan Air Recovery
No Feed Konsentrat
(o) Pencuci (m/s) Konsentrat (%)
(%) (%)
1 0,6 51,76 71,46 41,07
0,64
2 0,9 51,76 71,15 43,20
3 1,2 51,76 72,31 38,39
4 0,95 0,6 51,76 72,37 33,20
5 0,9 51,76 72,67 34,14
6 1,2 51,76 72,23 31,92
7 0,6 51,76 72,31 24,09
1,27
8 0,9 51,76 72,71 19,38
9 1,2 51,76 72,68 17,08
11
4.2 Pembahasan
4.2.1 Percobaan 1
Dari Tabel 4.1 diperlihatkan bahwa semakin besar kemiringan alat maka berat
konsentrat yang dihasilkan semakin rendah dan berat tailling semakin tinggi.
Pemisahan mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh
headmotion dan aliran tipis dipermukaan meja dari wash water, gaya gesek yang lebih
besar mengakibatkan mineral berat terlempar ke arah konsentrat (searah sentakan
meja), sedangkan mineral halus akan terlempar lebih jauh ke arah tailing.
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa setiap kemiringan menghasilkan
kadar dan recovery yang berbeda-beda. Semakin besar kemiringan semakin banyak
mineral pengotor yang mempunyai berat jenis rendah ikut ke tailling sehingga kadar
timah dalam konsentrat meningkat. Berat konsentrat dan kadar timah dalam konsentrat
mempengaruhi perhitungan recovery sehingga semakin besar kemiringan
mengakibatkan recovery cenderung semakin rendah. Kadar terbesar terdapat pada
percobaan kemiringan deck sebesar 2,260° dengan kadar sebesar 70,49%. Sedangkan
untuk hasil recovery tertinggi terjadi pada percobaan kemiringan sebesar 1,507°
dengan nilai recovery sebesar 43,44%. (S. Maharani dkk, 2020)
4.2.2 Pengaruh Kemiringan Terhadap Kadar dan Recovery Sn Konsentrat
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat, bahwa pengaruh variabel kemiringan
terhadap kadar Sn dan recovery pencucian bijih timah primer pada alat primary
shaking table. Kadar Sn tertinggi terdapat pada kemiringan 1,59° dan kecepatan air
0,9 m/s dengan kadar 54,86% Sn, sedangkan kadar Sn terendah pada uji coba
kemiringan 0,95 derajat dan kecepatan air 0,6 m/s dengan kadar 48,42% Sn. Nilai
perolehan (recovery) tertinggi didapatkan pada uji No. 5 dengan recovery 59,07% dan
recovery terendah didapatkan pada uji coba No. 12 dengan recovery 35,41%.
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat, bahwa material dengan kadar umpan
(feed) 51,76% Sn relatif mengalami kenaikan kadar Sn disetiap bertambahnya
kemiringan. Kadar Sn tertinggi terdapat pada uji coba ke-8 dengan kemiringan 1,27°
dan kecepatan air 0,9 m/s dengan kadar 72,71% Sn, sedangkan kadar Sn terendah pada
uji coba ke-2 dengan kemiringan 0,64 derajat dan kecepatan air 0,9 m/s dengan kadar
71,15% Sn. Nilai recovery tertinggi didapatkan pada uji No. 2 dengan kemiringan
0,64° dan kecepatan air 0,9 m/s dengan recovery 43,20% dan recovery terendah
12
didapatkan pada uji coba No. 9 dengan kemiringan 1,27° dan kecepatan air 1,2 m/s
dengan recovery 17,08%. (Dihan Fauzan dkk, 2018)
4.2.3 Pengaruh Kecepatan Air Terhadap Kadar dan Recovery Sn Konsentrat
Untuk Kemiringan meja 3˚ dan 3˚ dan debit air 6 liter/menit Kadar terendah
adalah pada percobaan nomor 9 yaitu 18,13 % Sn dan kadar tertinggi pada percobaan
nomor 3 yaitu 18,96 % Sn. Berat terendah didapat pada percobaan nomor 4 yaitu 50,7
Kg dan berat tertinggi pada percobaan nomor 5 yaitu 54,4 Kg. Sedangkan Berat kadar
terendah didapat pada percobaan nomor 9 yaitu 9,30 Kg Sn dan berat kadar tertinggi
didapat pada percobaan nomor 10 yaitu 10,00 Kg Sn. Pada percobaan ini didapat kadar
rata – rata 18,49 % Sn, Berat rata – rata hasil pengujian adalah 52,81 Kg, dan berat
kadar rata – rata 9,78 Kg Sn. (Kohirozi dkk 2014)
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Dhaefi. (2018). Separasi Bijih Emas Sumbawa Dengan Teknik Gravitasi
Dan Optimasinya Menggunakan Shaking Table Dengan Response Surface
Method. Skripsi, Fakultas Teknik: Universitas Gadjah Mada.
Burt, R.O. (1985), “Gravity Concentration Technology”, Elsevier, Amsterdam.
Gaudin, A.M, 1939, Principles Of Mineral Dressing. New York, London: Mc Graw
Hill Book Company, Inc
Kelly, E.G and Spottiwood, D.J, 1982, “Introduction to Mineral Processing”, John
Wiley., New York.
Kohirozi, N., Heriyadi, B., dan Gusman,M, (2014). Perhitungan Pengaruh
Kemiringan dan Debit Air Pada Pemakaian Shaking Table Dalam
Pengolahan Bijih Timah Low Grade Di Pos Pam Pengarem PT Timah
(Persero) Tbk. Jurnal Bina Tambang,1(1), 1-6.
Lubis, Ichwan A, 2010, Penambangan Timah Alluvial di Darat PT Timah (Persero)
Tbk, Pangkalpinang.
Nursanto, E. Sudaryanto., Sukamto, U. (2015). Pengolahan Batubara dan
Pemanfaatannya Untuk Energi. Jurnal Teknik Pertambangan.
Sari, DP, dan Buchori, I. (2015). Efektivitas Program Reklamasi Pasca Tambang
Timah Di Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. Jurnal Pembangunan
Wilayah dan Kota, 11(3), 1-14.
Sudarsono, A (2003), “Pengantar Preparasi dan Pencucian Batubara”, ITB, Bandung.
Taggart, A. F. 1976. Handbook of Mineral Dressing Ores and Industrial Minerals.
New York. Chicester. Brisbane. Toronto.
Tobing, H.S.L., 2002, Tahapan Pengolahan Bahan Galian, Tasikmalaya.
Vabela, L., Tono,T. dan Rosita,A. (2018). Pengaruh Variabel Shaking Table
Terhadap Kadar dan Recovery Sn Sisa Hasil Pencucian di Unit Metalurgi
PT Timah Tbk Muntok Kab. Bangka Barat. Prosiding Seminar Nasional
Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Pangkal Pinang: Fakultas
Teknik Universitas Bangka Belitun
Will Barry, A. (1992), “Mineral Processing Technology”, Butterworth, Oxford.