Anda di halaman 1dari 21

STUDI PENGOLAHAN BIJIH TIMAH DENGAN

VARIABEL SHAKING TABLE TERHADAP


KADAR DAN RECOVERY

LAPORAN KERJA PRAKTEK


(TOPIK KHUSUS)

FIQRI IRWANSYAH SAM


09320170032

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2020
HALAMAN PENGESAHAN

FIQRI IRWANSYAH SAM


09320170032

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek (KP)
Pada Program Studi Teknik Pertambangan FakultasTeknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Acc 23 November 2020

Ir. Suriyanto Bakri, S.T., M.T.


Nips. 109 18 1510

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
FakultasTeknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia

Ir. Firman Nullah Yusuf, ST.,MT.,IPP


NIP. 109 10 1032

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Salam dan
shalawat penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga
dan para sahabatnya yang selalu istiqamah di jalan-Nya. Judul kerja praktek (Topik
Khusus) ini yaitu Studi pengolahan bijih timah dengan variabel shaking table
terhadap kadar recovery, yang kemudian menjadi salah satu syarat untuk meraih
gelar sarjana pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia.
Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus
kepada:
1. Bapak Ir. Firman Nullah Yusuf, S.T., M.T., IPP.Selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Bapak Suriyanto Bakri, S.T., M.T. selaku pembimbing Kerja praktek di Program
studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim
Indonesia.
3. Seluruh Staff Administrasi Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
4. Teman-teman angkatan 2017 Program Studi Teknik Pertambangan Universitas
Muslim Indonesia yang selalu setia dalam suka maupun duka
7. Orangtua dan keluarga yang membantu secara moril maupun materil.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kerja praktek ini masih jauh dari
kesempurnaan, olehnya itu penulis mengharapkan dukungan dan partisipasi aktif
berupa kritik dan saran yang bersifat korektif dan membangun dari pembaca, demi
perbaikan dan penyempurnaan kerja praktek ini.
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu.
Makassar, 2 Oktober 2020

Fiqri Irwansyah Sam

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 2
1.5 Batasan Masalah .................................................................................... 2
1.6 Alat dan Bahan ...................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Gravity Concentration (Konsentrasi Gravitasi) ..................................... 3
2.2 Shaking Table (Meja Goyang) ................................................................ 3
2.3 Prinsip Kerja Shaking Table ................................................................... 4
2.4 Bagian-bagian Shaking Table ................................................................. 6
2.5 Jenis dan Tipe Shaking Table ................................................................. 7

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Tahap Pendahuluan ................................................................................. 8
3.2 Tahap Pengambilan Data ........................................................................ 8
3.3 Tahap Penyusunan Laporan .................................................................... 8

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil ....................................................................................................... 10
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 12

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 14
5.2 Saran ...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Shaking Table............................................................................ 4


2.2 Aliran Air dan Material ............................................................. 5
2.3 Proses Pemisahan Shaking Table .............................................. 6
2.4 Bagian-bagian Shaking Table ................................................... 6
3.1 Bagian Diagram Alir Metode Penelitian ................................... 9

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Variasi Kemiringan.......................................................... 10


4.2 Perhitungan Kadar dan Recovery .............................................. 10
4.3 Kadar dan Recovery Sn Primary Shaking Table ....................... 11
4.4 Kadar dan Recovery Sn Secondari Shaking Table .................... 11

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan bahan galian (mineral processing atau mineral dressing) adalah


suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan
galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan. Bahan galian

yang dihasilkan dari tambang biasanya selain mengandung mineral berharga yang
diingikan juga mengandung mineral pengotor (gangue mineral) sehingga hasil
tambang tidak bisa langsung dimanfaatkan atau diperdagangkan. Untuk
menghilangkan mineral pengotor tersebut sehingga hasil tambang dapat
dimanfaatkan, maka dilakukan dengan pengolahan bahan galian. Proses pemisahan
antara mineral berharga dengan mineral - mineral pengotor didasarkan kepada
perbedaan, baik fisik maupun sifat kimia antara mineral berharga dengan mineral
pengotornya. Teknik pengolahan mineral bermacam-macam. Pengaplikasiannya
sangat tergantung pada jenis bijih atau mineral. Pengolahan bahan galian ini memiliki
keuntungan untuk mengurangi ongkos angkut dan mengurangi kehilangan logam
berharga.
Salah satu tahapan pada pengolahan bahan galian yaitu konsentrasi yang
merupakan proses peningkatan kadar mineral/bijih berharga. Proses ini dapat
menggunakan berbagai macam alat salah satunya adalah meja goyang atau shaking
table. Meja goyang ini memanfaatkan perbedaan berat jenis dalam suatu media fluida
serta memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada.
Shaking table merupakan alat konsentrasi mineral dengan menggunakan prinsip
perbedaan berat jenis yang memanfaatkan gerakan fluida dan hentakan meja untuk
memisahkan mineral-mineral dari pengotornya. Alat ini bekerja karena adanya gaya
gravitas, gaya gesek antara partikel dengan lapisan bidang, dan gaya dorong fluida.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan suatu studi teknis
mengenai kegiatan pengolahan bahan galian yang menggunakan shaking table.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh kemiringan
dan debit air pada pemakaian shaking table.

1
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari penelitian ini adalah melakukan penelitian mengenai
pengaruh variabel shaking table terhadap kadar dan recovery pada bijih timah.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui variabel-variabel shaking table pada bijih timah.
2. Mengetahui pengaruh kadar dan recovery di shaking table pada bijih timah.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini diajukan dalam bentuk pertanyaan, yaitu:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi alat shaking table ?
2. Apakah tujuan pengaturan variabel- variabel operasi pada shaking table ?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat bagi peneliti yaitu peneliti dapat mengetahui variabel-variabel yang


pengaruh terhadap kadar dan recovery di shaking table pada bijih timah.

1.5 Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dilakukan di dua tempat yaitu, Di Pos Pam Pengarem PT
Timah (persero) tbk dan PT Menara Cipta Mulia Kabupaten Belitung Timur yang
dimana permasalahan yang timbul pada kedua lokasi ini yaitu belum sesuai pada
kondisi umpan (feed) sehingga berpengaruh terhadap waktu dan biaya.

1.6 Alat dan Bahan

1.6.1 Alat
1. Shaking table
2. Alat Tulis Menulis ( spidol, penggaris, dan busur drajad )
3. Ember
4. Stopwatch
5. Kantong Plastik
1.6.2 Bahan
1. Bijih timah
2. Air

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gravity Concentration (Konsentrasi Gravitasi)

Gravity concentration adalah suatu proses fisika cara pemisahan mineral satu
dengan yang lainnya atau mineral berharga dengan mineral kurang berharga, yang
terdapat bersama-sama berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Proses konsentrasi gaya
berat memanfaatkan perbedaan berat jenis antara dua mineral yang akan dipisah di
dalam suatu media cairan (air), yaitu perbedaan dalam bergeraknya mineral -mineral
akibat dari gaya gravitasi yang bekerja pada tiap butiran dan dibantu dengan satu atau
lebih gaya-gaya lain yang bekerja pada butiran-butiran tersebut.
Proses gravity concentration menghasilkan:
1. Konsentrat merupakan mineral berharga yang memiliki kadar tinggi.
Memperoleh konsentrat merupakan tujuan dilakukannya proses gravity
consentration.
2. Amang (Middling) merupakan konsentrat yang masih memiliki mineral
berharga, biasanya produk ini akan diproses kembali sampai benar-benar
bebas dari mineral berharga, baru setelahnya dibuang.
3. Ampas (Tailing) merupakan pengotor-pengotor yang harus dibuang untuk
meningkatkan kadar mineral. (Burt 1984)

2.2 Shaking Table (Meja Goyang)

Shaking table merupakan alat konsentrasi mineral yang memanfaatkan


gerakan fluida dan hentakan meja untuk memisahkan mineral-mineral dari
pengotornya. Shaking table umumnya dipakai untuk pemisahan bijih jenis aluvial atau
endapan pantai, dimana mineral-mineralnya sudah terliberalisasi dan berukuran pasir,
misalnya bijih timah, emas dan pasir besi. Proses konsentrasi metode tabling
merupakan proses pemisahan secara gravitasi dengan prinsip utama perbedaan berat
jenis mineral-mineral logam berharga dan pengotornya. Jika perbedaan berat jenis
tersebut besar maka pemisahan secara gravitasi relatif mudah dilakukan akan tetapi
bila sebaliknya maka pemisahan dengan metode gravitasi sulit dilakukan. (Taggart
1976)

3
Gambar 2.1 Shaking Table (Taggart, 1976)

Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja shaking table yaitu kemiringan


deck, debit air, kecepatan frekuensi pergerakan deck, kecepatan feeding, dan panjang
pukulan. (Wills, 2006)

2.3 Prinsip Kerja Shaking Table


Prinsip Kerja Shaking Table adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran
partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameter yang
sama akan memiliki gaya dorong yang sama besar. Sedangkan apabila specific
gravitynya berbeda maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar dari pada
partikel ringan. Karena pengaruh gaya dari aliran, maka partikel ringan akan
terdorong atau terbawa lebih cepat dari partikel berat searah aliran. Karena gerakan
relatif horizontal dari motor maka partikel berat akan bergerak lebih cepat dari pada
material ringan dengan arah horizontal. Untuk itu perlu dipasang riffle (penghalang)
untuk membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel ringan diberi
kesempatan berada diatas dan partikel berat relatif dibawah. (Gaudin 1939)

4
Gambar 2.2 Aliran Air dan Material (Gusman. M, 2014)

Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan, meja goyang
dapat dibedakan menjadi “sand table” dan “slime table”. Perbedaan pada kedua alat
ini terletak pada jumlah dan jarak antar riffle. Jumlah riffle pada sand table sangat
banyak sedangkan jumlah riffle pada slime table sedang. Jarak antar riffle and table
antara ¼ hingga 1 ¼ inch sedangkan slime table lebih besar dari pada sand table.
Selain itu sand table, ada bagian deck yang tidak diberi riffle digunakan untuk slime
sedangkan pada slime table, ada bagian deck yang tidak dipasang riffle. Kapasitas
shaking table (meja goyang) tergantung pada jumlah air, jumlah strore, sifat bijih,
slope, meja dan ukuran feed. Pada shaking table bekerja efek sluicing yang
dikombinasikan dengan riffle dan gaya sentak yang tegak lurus arah aliran, Proses
pemisahan terjadi akibat adanya tiga gaya yang bekerja pada partikel dalam fluida
yaitu:
1. Gaya gravitasi
2. Gaya dorong fluida
3. Gaya gesek
Peranan ketiga gaya tersebut sangat menentukan perlapisan (stratifikasi) dan
urutan partikel dengan partikel besar ringan paling depan diikuti partikel kecil
ringan. Kemudian diikuti partikel besar berat serta partikel kecil berat paling akhir.
(Gaudin 1939)

5
Gambar 2.3 Proses pemisahan shaking table (Wills, 2006)

2.4 Bagian-Bagian Alat Shaking Table


Bagian – bagian utama pada shaking table yaitu:
1. Feed Box merupakan bok yang berfungsi untuk memasukkan umpan
kedalam meja goyang.
2. Wash Water merupakan air yang ditambahkan untuk memberikan
pengaruh sluicing effect pada material dan mengatur kecepatan aliran
fluida yang ada di ats meja pemisahan (Shaking table).
3. Head Motion merupakan unit penggerak yang dihubungkan ke meja
sehingga meja bergerak maju mundur dengan kecepatan maju sangat cepat
kemudian berhenti secara tiba-tiba dan kembali bergerak mundur sangat
lambat.
4. Riffle merupakan sekat dengan ketinggian tertentu yang berfungsi untuk
menahan aliran material.
5. Bok Produk terdiri dari bok untuk mineral berat, mineral middling dan bok
untuk mineral ringan. (Burt, R.O, 1984)

6
Gambar 2.4 Bagian-bagian Shaking Table (Mukiat, 2019)

2.5 Jenis dan Tipe Alat Shaking Table


Pada dasarnya perbedaan jenis shaking table ini terletak dari posisi head
motion dan bentuk riffle-nya. Jenis meja goyang (shaking table) antara lain:
1. Wilfley Table Alat ini berbentuk empat persegi panjang dengan riffle
dibuat mulai dari ukuran pendek hingga panjang. Faktor yang sering
diubah dalam penggunaan alat ini yaitu kemiringannya. Penggunaan
riffle yaitu dengan tinggi minimal ½ feed dan lebar ¼ feed.
2. Butchart Table Bentuk head motion hampir sama dengan wilfley table
tetapi berbeda pada riffle-nya. Riffle pada alat ini membengkok kearah
atas. Mekanisme kerjanya yaitu material bergerak kekiri dan air
bergerak kekanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air
sedang material berat akan berjalan terus.
3. Card Table Riffle berbentuk triangular yang agak kasar dan
pembuatannya langsung pada dek tersebut
4. Deister Overstorm ( Plat O Table) bentuk deck-nya dari alat ini
rombohedral. Pemisahan antara konsentrat, middling dan tailing tidak
jelas karena posisi peyimpanan hasil pemisahannya yang berdekatan
sekali. (Burt, 1984)

7
BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam metode penelitian ini beberapa tahapan yang dilakukan guna


memperlancar penyelesaian penulisan penelitian ini diantaranya tahap pendahuluan,
tahap pengambilan data dan tahap penyusunan laporan.

3.1 Tahap Pendahuluan

Pada tahap ini persiapan awal yang dilakukan berupa kelengkapan administrasi
dan studi pustaka yang dilakukan Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

3.2 Tahap pengambilan data

Tahap pengambilan data merupakan tahap pelaksanaan pekerjaan dimana


segala data yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan penyusunan laporan nantinya.
Adapun tahap pengambilan data yaitu:
3.2.1 Sumber Data
Data-data yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini diperoleh
dari melakukan studi pustaka dari berbagai literature yang menujang dalam
penyusunan laporan penelitian mereview beberapa jurnal dan lain-lain, serta
melakukan diskusi dengan pembimbing.
3.2.2 Jenis Data
Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder yang merupakan studi pustaka
yaitu dengan mengutip literature dan lampiran dari data pustaka, instasi terkait dan
literatur-literatur yang terkait. Adapun data-data yang diperlukan pada saat penelitian
yang diambil secara tidak langsung (sekunder) adalah jurnal.

3.3 Tahap Penulisan Laporan Kerja Praktek

Tahap penulisan laporan Kerja Praktek Dari data-data yang telah dikumpulkan,
diolah serta dianalisis maka tujuan akhir kerja praktek yaitu dengan menyusun laporan
kerja praktek dengan menggunakan format aturan dari buku panduan penulisan tugas
akhir atau skripsi Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia.

8
TAHAP PENDAHULUAN

STUDI LITERATUR

TAHAP PENGAMBILAN DATA

Data Skunder
(Studi Literatur & Jurnal)

TAHAP PENGOLAHAN DATA

SEMINAR
“Studi pengolahan bijih timah dengan variabel
shaking table terhadap
kadar dan recovery ”

Gambar 3.1 Bagan Alir Metode Penelitian

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Shaking table dapat diterapkan dalam berbagai bahan galian seperti cassiterite,
emas, galena dan tembaga. Dari penelitian yang telah dilakukan dimana pada bahan
galian cassiterite yang dilakukan pengolahan dengan menggunakan meja goyang
(Shaking table). Adapun hasil dari percobaan penelitian dari beberapa jurnal dapat
dilihat pada penjelasan dibawah. (S. Maharani dkk, 2020)
4.1.1 Percobaan 1
Percobaan yang dilakukan dengan sampel cassiterite yang mempunyai berat
61,37 kg dengan kadar 15,50%. Berat konsentrat dan tailling percobaan pertama dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Variasi Kemiringan (S. Maharani dkk, 2020)

Berat
Kemiringan Berat Awal Berat Tailling
No Konsentrat
(o) (kg) (kg)
(kg)
1 0,753 7,15 52,87
2 1,507 61,37 6,07 53,45
3 2,260 4,8 53,72
Setelah didapatkan berat konsentrat dan berat tailing dilakukan analisa grain
counting di laboratorium untuk mendapatkan kadar konsentrat dan kadar tailing. Hal
itu digunakan untuk melakukan perhitungan recovery sehingga didapatkan kemiringan
yang menghasilkan recovery dan kadar paling baik dari penelitian ini. Hasil
perhitungan kadar dan recovery dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Perhitungan Kadar dan Recovery (S. Maharani dkk, 2020)

Kadar Awal: 15,59 %


Kadar Hasil
Kemiringan Kadar Tailling
No Konsentrat Recovery
(o) (%)
(%) (%)
1 0,753 57,80 1,66 43,44
2 1,507 67,84 1,83 43,28
3 2,260 70,49 6,30 35,60

10
4.1.2 Pengaruh Kemiringan Terhadap Kadar dan Recovery Bijih Timah (Sn)
Pengaruh kemiringan dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh
variasi sudut kemiringan yang telah ditentukan terhadap kadar dan recovery Sn
konsentrat pada alat primary shaking table dan secondary shaking table.
Tabel 4.3 Kadar dan recovery Sn primary shaking table (Dihan Fauzan dkk, 2018)

Kadar Kadar
Kemiringan Kecepatan Air Recovery
No Feed Konsentrat
(o) Pencuci (m/s) Konsentrat (%)
(%) (%)
1 0,6 15,14 48,42 58,17
0,95
2 0,9 15,14 49,81 57,12
3 1,2 15,14 49,49 57,25
4 1,27 0,6 15,14 51,11 56,69
5 0,9 15,14 50,96 59,07
6 1,2 15,14 51,78 53,55
7 1,59 0,6 15,14 51,65 48,08
8 0,9 15,14 54,86 47,46
9 1,2 15,14 52,88 43,02
10 0,6 15,14 54,43 41,96
1,91
11 0,9 15,14 53,14 40,22
12 1,2 15,14 54,62 35,41

Tabel 4.4 Kadar dan recovery Sn secondary shaking table (Dihan Fauzan dkk, 2018)

Kadar Kadar
Kemiringan Kecepatan Air Recovery
No Feed Konsentrat
(o) Pencuci (m/s) Konsentrat (%)
(%) (%)
1 0,6 51,76 71,46 41,07
0,64
2 0,9 51,76 71,15 43,20
3 1,2 51,76 72,31 38,39
4 0,95 0,6 51,76 72,37 33,20
5 0,9 51,76 72,67 34,14
6 1,2 51,76 72,23 31,92
7 0,6 51,76 72,31 24,09
1,27
8 0,9 51,76 72,71 19,38
9 1,2 51,76 72,68 17,08

4.1.3 Pengaruh Kecepatan Air Terhadap Kadar dan Recovery Sn Konsentrat


Selain pengaruh kemiringan, variabel operasi shaking table yang juga sangat
berpengaruh yaitu kecepatan air pencuci (wash water). Analisis pengaruh kecepatan
air pencuci dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh kecepatan air pencuci
terhadap kadar dan recovery Sn konsentrat pada alat primary shaking table dan
secondary shaking table. ( Nopi Kohirozi dkk, 2014)

11
4.2 Pembahasan

4.2.1 Percobaan 1
Dari Tabel 4.1 diperlihatkan bahwa semakin besar kemiringan alat maka berat
konsentrat yang dihasilkan semakin rendah dan berat tailling semakin tinggi.
Pemisahan mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh
headmotion dan aliran tipis dipermukaan meja dari wash water, gaya gesek yang lebih
besar mengakibatkan mineral berat terlempar ke arah konsentrat (searah sentakan
meja), sedangkan mineral halus akan terlempar lebih jauh ke arah tailing.
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa setiap kemiringan menghasilkan
kadar dan recovery yang berbeda-beda. Semakin besar kemiringan semakin banyak
mineral pengotor yang mempunyai berat jenis rendah ikut ke tailling sehingga kadar
timah dalam konsentrat meningkat. Berat konsentrat dan kadar timah dalam konsentrat
mempengaruhi perhitungan recovery sehingga semakin besar kemiringan
mengakibatkan recovery cenderung semakin rendah. Kadar terbesar terdapat pada
percobaan kemiringan deck sebesar 2,260° dengan kadar sebesar 70,49%. Sedangkan
untuk hasil recovery tertinggi terjadi pada percobaan kemiringan sebesar 1,507°
dengan nilai recovery sebesar 43,44%. (S. Maharani dkk, 2020)
4.2.2 Pengaruh Kemiringan Terhadap Kadar dan Recovery Sn Konsentrat
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat, bahwa pengaruh variabel kemiringan
terhadap kadar Sn dan recovery pencucian bijih timah primer pada alat primary
shaking table. Kadar Sn tertinggi terdapat pada kemiringan 1,59° dan kecepatan air
0,9 m/s dengan kadar 54,86% Sn, sedangkan kadar Sn terendah pada uji coba
kemiringan 0,95 derajat dan kecepatan air 0,6 m/s dengan kadar 48,42% Sn. Nilai
perolehan (recovery) tertinggi didapatkan pada uji No. 5 dengan recovery 59,07% dan
recovery terendah didapatkan pada uji coba No. 12 dengan recovery 35,41%.
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat, bahwa material dengan kadar umpan
(feed) 51,76% Sn relatif mengalami kenaikan kadar Sn disetiap bertambahnya
kemiringan. Kadar Sn tertinggi terdapat pada uji coba ke-8 dengan kemiringan 1,27°
dan kecepatan air 0,9 m/s dengan kadar 72,71% Sn, sedangkan kadar Sn terendah pada
uji coba ke-2 dengan kemiringan 0,64 derajat dan kecepatan air 0,9 m/s dengan kadar
71,15% Sn. Nilai recovery tertinggi didapatkan pada uji No. 2 dengan kemiringan
0,64° dan kecepatan air 0,9 m/s dengan recovery 43,20% dan recovery terendah

12
didapatkan pada uji coba No. 9 dengan kemiringan 1,27° dan kecepatan air 1,2 m/s
dengan recovery 17,08%. (Dihan Fauzan dkk, 2018)
4.2.3 Pengaruh Kecepatan Air Terhadap Kadar dan Recovery Sn Konsentrat
Untuk Kemiringan meja 3˚ dan 3˚ dan debit air 6 liter/menit Kadar terendah
adalah pada percobaan nomor 9 yaitu 18,13 % Sn dan kadar tertinggi pada percobaan
nomor 3 yaitu 18,96 % Sn. Berat terendah didapat pada percobaan nomor 4 yaitu 50,7
Kg dan berat tertinggi pada percobaan nomor 5 yaitu 54,4 Kg. Sedangkan Berat kadar
terendah didapat pada percobaan nomor 9 yaitu 9,30 Kg Sn dan berat kadar tertinggi
didapat pada percobaan nomor 10 yaitu 10,00 Kg Sn. Pada percobaan ini didapat kadar
rata – rata 18,49 % Sn, Berat rata – rata hasil pengujian adalah 52,81 Kg, dan berat
kadar rata – rata 9,78 Kg Sn. (Kohirozi dkk 2014)

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil kerja praktek dapat disimpulkan bahwa:


1. Variabel-variabel pada shaking table diantaranya kemiringan dan debit air.
Semakin kecil nilai kecepatan air yang digunakan maka semakin kecil pula
kadar konsentrat yang dihasilkan. Sedangkan semakin kecil nilai debit air
mengakibatkan perolehan recovery pencucian konsentrat semakin tinggi.
Besar kemiringan maka semakin banyak konsentrat yang ikut terbuang ke
tailling dan semakin kecil kemiringan maka kadar konsentrat cenderung
semakin rendah.
2. Pengaruh kadar dan recovery pada shaking table Berat konsentrat sangat
mempengaruhi perhitungan kadar dan recovery sehingga semakin besar
kemiringan mengakibatkan kadar semakin tinggi dan recovery cenderung
semakin rendah begitupun sebaliknya pada pengolahan bijih timah.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan yaitu:


1. Sebaiknya dilakukannya secara intensif dan terus menerus perawatan
pencucian yang meliputi: Perawatan peralatan pencuciandan perawatan
proses pencucian. Perawatan peralatan pencucian merupakan perawatan
terhadap semua kondisi peralatan agar tetap berfungsi dengan baik.
Sedangkan perawatan proses pencucian merupakan perawatan terhadap
variable proses seperti seperti panjang pukulan,kemiringan dan kecepatan
aliran air.
2. Perlu dilakukan pengawasan dan pemeliharaan shaking table agak kinerja
shaking tabletetap dapat maksimal.
3. Perlunya dibuat Standard Operating Procedure (SOP) dalam setiap
melakukan pekerjaan dan perawatan proses pencucian pada shaking table.

14
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Dhaefi. (2018). Separasi Bijih Emas Sumbawa Dengan Teknik Gravitasi
Dan Optimasinya Menggunakan Shaking Table Dengan Response Surface
Method. Skripsi, Fakultas Teknik: Universitas Gadjah Mada.
Burt, R.O. (1985), “Gravity Concentration Technology”, Elsevier, Amsterdam.
Gaudin, A.M, 1939, Principles Of Mineral Dressing. New York, London: Mc Graw
Hill Book Company, Inc
Kelly, E.G and Spottiwood, D.J, 1982, “Introduction to Mineral Processing”, John
Wiley., New York.
Kohirozi, N., Heriyadi, B., dan Gusman,M, (2014). Perhitungan Pengaruh
Kemiringan dan Debit Air Pada Pemakaian Shaking Table Dalam
Pengolahan Bijih Timah Low Grade Di Pos Pam Pengarem PT Timah
(Persero) Tbk. Jurnal Bina Tambang,1(1), 1-6.
Lubis, Ichwan A, 2010, Penambangan Timah Alluvial di Darat PT Timah (Persero)
Tbk, Pangkalpinang.
Nursanto, E. Sudaryanto., Sukamto, U. (2015). Pengolahan Batubara dan
Pemanfaatannya Untuk Energi. Jurnal Teknik Pertambangan.
Sari, DP, dan Buchori, I. (2015). Efektivitas Program Reklamasi Pasca Tambang
Timah Di Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. Jurnal Pembangunan
Wilayah dan Kota, 11(3), 1-14.
Sudarsono, A (2003), “Pengantar Preparasi dan Pencucian Batubara”, ITB, Bandung.
Taggart, A. F. 1976. Handbook of Mineral Dressing Ores and Industrial Minerals.
New York. Chicester. Brisbane. Toronto.
Tobing, H.S.L., 2002, Tahapan Pengolahan Bahan Galian, Tasikmalaya.
Vabela, L., Tono,T. dan Rosita,A. (2018). Pengaruh Variabel Shaking Table
Terhadap Kadar dan Recovery Sn Sisa Hasil Pencucian di Unit Metalurgi
PT Timah Tbk Muntok Kab. Bangka Barat. Prosiding Seminar Nasional
Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Pangkal Pinang: Fakultas
Teknik Universitas Bangka Belitun
Will Barry, A. (1992), “Mineral Processing Technology”, Butterworth, Oxford.

Anda mungkin juga menyukai