Oleh :
YOGIE FERNANDO
NBP: 1610911034
OLEH:
Yogie Fernando
NBP: 1610911034
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan proposal Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh
pemilihan nilai kecepatan makan pada tabel kecepatan mesin frais terhadap
kualitas permukaan dan getaran mesin perkakas”. Proposal Tugas Akhir ini
diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tahap sarjana.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal Tugas Akhir ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua, dan keluarga tercinta atas segala bantuan moril dan materil,
serta kasih sayang yang tiada terbatas.
2. Bapak Ismet Hari Mulyadi Ph.D dan Bapak Dr.Eng. Meifal Rusli, selaku
pembimbing proposal Tugas Akhir yang telah meluangkan waktunya dan
memberikan arahan, motivasi, serta bimbingan kepada penulis.
3. Bapak selaku dosen pembekalan proposal Tugas Akhir yang telah banyak
memberikan materi tentang penulisan yang baik, masukan, koreksi, serta
bimbingan kepada penulis.
4. Teman – Teman MXXIX Himpunan Mahasiswa Mesin Universitas Andalas
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Proposal Tugas Akhir ini tidak luput dari kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pembaca agar dapat membantu penulis
untuk kesempurnaan proposal Tugas Akhir ini. Akhir kata, semoga Proposal Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Tabel 2.1 Gerak makan (feed) pergigi yang disarankan untuk pahat HSS (satuan
dalam inchi)................................................................................................................. 11
Tabel 2.2 Klasifikasi Getaran Izin .............................................................................. 19
Tabel 3.1 Variasi kecepatan makan yang digunakan ................................................. 25
Tabel 3.2 Lay out pengambilan data penelitian ......................................................... 26
Gambar 2.2 Proses Freis (a) Freis Periperal/Slab Milling, (b) Freis Muka/Face Milling, (c)
Freis Jari/End Milling [1].
Gambar 2.3 Skema proses Up Cut dan Down Cut Milling [1].
Keterangan:
𝑉𝑓 = Kecepatan pemakanan 𝐹𝑉𝑓 = Gaya akibat gerakan pemakanan
N = Putaran milling cutter Fn = Gaya akibat putaran milling cutter
Materials
Type of cutter HSS Alumunium Bronze Cost Iron Free Machining Steel Alloy Steel
Face Mills 007 to 022 005 to 014 004 to 016 003 to 012 002 to 008
Helical Mills 006 to 018 003 to 011 004 to 018 002 to 010 002 to 007
Side Cutting Mills 004 to 013 003 to 008 002 to 009 002 to 007 001 to 005
End Mills 003 to 011 003 to 007 002 to 008 001 to 008 001 to 004
Form Relieved Cutters 002 to 007 001 to 004 002 to 006 001 to 004 001 to 003
Circular Saws 002 to 005 001 to 003 001 to 004 001 to 003 002 to 006
Keterangan gambar:
o Profil geometrik ideal adalah profil permukaan sempurna
o Profil terukur adalah profil permukaan terukur
o Profil referensi/acuan/puncak adalah profil yang digunakan sebagai acuan
untuk menganalisis ketidakteraturan konfigurasi permukaan. Profil ini dapat
berupa garis lurus atau garis dengan bentuk sesuai dengan profil geometrik
ideal, serta menyinggung puncak tertinggi profil terukur dari panjang sampel.
o Profil alas adalah profil referensi yang digeserkan ke bawah (arah tegak lurus
terhadap profil geometrik ideal) sehingga menyinggung titik terendah profil
terukur.
o Profil tengah adalah nama yang diberikan kepada profil referensi yang
digeserkan ke bawah (tegak lurus terhadap profil geometrik ideal), sehingga
jumlah luas bagi daerah-daerah di atas profil tengah sampai ke profil terukur
adalah sama dengan jumlah luas daerah-daerah di bawah profil tengah sampai
ke profil terukur (daerah-daerah yang diarsir dengan kemiringan garis yang
berbeda).
Berdasarkan profil-profil tersebut, dapat didefinisikan beberapa parameter
permukaan, yaitu antara lain:
• Kedalaman total (peak to valley height/total height), Rt (µm); adalah jarak
antara profil referensi dan referensi dasar.
Keterangan:
A: Nilai kekasaran permukaan (Ra)
B: Cara pengerjaan produksi
C: Panjang sampel, dan (F): Nilai kekasaran lain jika diperlukan
D: Arah pengerjaan
E: Kelebihan ukuran yang dikehendaki
Angka yang ada pada simbol kekasaran permukaan merupakan nilai dari
kekasaran permukaan aritmatik (Ra). Simbol nilai kekasaran yang ditunjukkan dengan
huruf A dituliskan dengan kelas kekasaran dari N1 sampai N12. Toleransi harga
kekasaran rata-rata (Ra) dari suatu permukaan tergantung pada proses pengerjaannya.
Hasil pengerjaan permukaan dengan mesin Freis tentu lebih kasar jika dibandingkan
dengan mesin gerinda.
Tingkat kekasaran dapat diukur melalui beberapa cara selain dengan
membandingkan secara visual dengan standar yang ada, cara lain yaitu dengan
perbandingan mikroskop [1]. Pemeriksaan kekasaran permukaan dengan mikroskop ini
termasuk juga salah satu pengukuran dengan cara membandingkan, yaitu
membandingkan hasil pemeriksaan permukaan mikroskop yang diukur dengan
permukaan dari pembanding. Pengukuran dengan cara ini adalah mengambil gambar
(foto) kekasaran permukaan yang akan diperiksa. Kemudian gambar permukaan
tersebut diperbesar dengan perbesaran secara vertikal. Dengan membandingkan hasil
perbesaran foto kekasaran permukaan ini akan dapat dianalisis ketidakteraturan dari
permukaan yang diperiksa. Adanya perbesaran vertikal maka bekas sayatan akan
nampak jelas seperti adanya puncak dan lembah [19].
a. Frekuensi adalah suatu objek bergetar bergerak mundur dan maju dari posisi
normalnya satu siklus getaran yang lengkap terjadi ketika objek tersebut
berpisah dari nilai x posisi ekstrim ke posisi ekstrim lainnya, dan kembali lagi
ke posisi awal.
Banyaknya siklus yang dapat dilalui objek yang bergetar dalam satu detik,
disebut frekuensi. Satuan frekuensi adalah hertz (Hz). Satu hertz atau sama
dengan satu siklus per detik.
b. Amplitudo adalah satu objek yang bergetar bergerak ke suatu gerak maksimum
pada tiap dari keadaan diam. Amplitudo adalah jarak dari posisi diam ke posisi
2.5.2 Chatter
Jenis getaran ini biasa disebut dengan self excited vibration. Frekwensi getaran
pada catter tergantung pada frekwensi pribadi sistem. Fenomena chatter hanya akan
terjadi jika batas stabilitas dinamis dari sistem dilampui. Kondisi seperti ini terjadi
misalnya pada suatu proses pemotongan dimana harga parameter-parameter
pemotongan diambil secara berlebihan (kedalaman pemotongan yang terlalu besar,
kecepatan pemakanan dan kecepatan potong yang terlalu tinggi, dll).
Gejala chatter adalah gejala yang cukup kompleks dan penelitian dibidang ini
menyimpulkan suatu batas yan dinamai “dynamic cutting coeficien” yang menentukan
terjadi tidaknya chatter tersebut. Respon dari suatu sistem mesin perkakas terhadap
komponen-komponen pengganggu yang bekerja tergantung pada sifat-sifat
MULAI
PENGUKURAN
STUDI LITERATUR
KEKASARAN PERMUKAAN
Belum
PERANCANGAN PERCOBAAN SELESAI
Ya
PEMILIHAN BAHAN DAN PENGOLAHAN DATA
PERALATAN
ANALISA HASIL
PENGATURAN PARAMETER
LAPORAN
PROSES MENGEFREIS
SELESAI
PENGUKURAN GETARN
Gambar 3.1 memperlihatkan alur penelitian dari tugas akhir ini. Pelaksanaan
Tugas Akhir, dimulai dengan mempelajari dan memahami teori-teori yang berkaitan
dengan getaran mesin perkakas dan kekasaran permukaan. Kemudian direncanakan
rancangan percobaan yang sesuai dan dilanjutkan dengan penyiapan alat dan bahan
dari penelitian seperti spesimen benda kerja, pahat dan mesin yang akan digunakan.
Selanjutnya dilakukan proses pemesinan menggunakan mesin universal freis vertikal
model PM-2HU. Dengan menggunakan mesin freis pemotongan dilakukan secara
vertical dengan mempergunakan pahat ujung (End milling) terhadap benda kerja. Yang
3.2.1 Bahan
Adapun bahan yang dipergunakan pada penelitian ini meliputi:
1. Bahan benda kerja
Bahan benda kerja yang dipakai pada penelitian ini adalah baja karbon rendah
dengan ukuran 150 mm x 80 mm x 8 mm seperti yang ditunjukkan pada Gambar
3.2
2. Pahat
Pahat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pahat HSS (High Speed Steel)
karena relative mudak ditemukan dipasaran. Pahat HSS ini mengandung unsur
karbon sebesar 0.70-1.50 % dan memiliki kecepatan potong (Vc) antara 10
m/min – 30 m/min. Bentuk pahat yang dipergunakan ini diperlihatkan pada
Gambar 3.3.
3.2.2 Peralatan
Sedangkan peralatan yang dipergunakan untuk melakukan penelitian ini
meliputi;
1. Mesin perkakas Freis
Mesin perkakas yang dipergunakan pada penelitian ini adalah mesin Freis
Universal model PM-2HU dengan spesifikasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar
3.4.
Merek : Pindad
Model : PM-2 HU
Motor : 3 ph, 50 Hz
• Spindle : 3.7
kW
• Gerak makan horizontal: 1.5
kW
Gambar 3.4 Mesin Universal Freis Vertikal Model •PM-2HU
gerak makan vertical: 0.75
Buatan PINDAD
kW
Ean : 0787588412585
Number of Items: 1
UPC : 787588412585
Negara: Amerika
d. Agar sinyal yang terdeteksi dapat diubah menjadi bentuk yang dapat dibaca,
maka dipergunakan sebuah komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak
DAQExpress seperti yang di tunjukkan pada Gambar 3.8.
d = 22 mm d = 10 mm
Tinggi Rendah Tinggi Rendah
Kecepatan 417 50 104 13
makan (Vf)
Selanjutnya yang ditetapkan sebagai variabel terikat atau respon yang diamati
adalah perubahan nilai kekasaran permukaan (Ra) dalam µm dan nilai Root Mean
Square (RMS) dari amplitudo getaran yang terjadi selama pemotongan dalam m/s2.
Seluruh variabel yang terlibat dalam penelitian ini disusun lay-out-nya seperti yang
diperlihatkan pada Tabel 3.2.
Tabel Pengujian
Diameter Jumlah Putaran Kecepatan Banyak Kekasaran (µm) Rata-Rata Nilai Rata- Nilai
Pahat Gigi Spindel Makan Pengujian Kekasaran RMS Rata True
(mm) (buah) (Rpm) (Vf) Vertikal Horizontal 2 nilai RMS
(µm) (m/s )
RMS 2
(m/s )
2
(m/s )
10 2 767 104 1
2
3
13 1
2
3
4 104 1
2
3
13 1
2
3
22 2 550 417 1
2
3
50 1
2
3
4 417 1
2
3
50 1
2
3
[1] Mujiono. (2016), “Pengaruh Kecepatan Putaran Spindel dan Kecepatan Pemakanan
terhadap Kekasaran Permukaan Baja EMS 45 pada Proses End Milling Surface,”
2016.
[2] Nelvi Erizon., “implementasi Pendekatan Metode Taguchi terhadap Kualitas
Geometrik HasiI Pembubutan Poros ldler,” Pros. Konvensi Nas. Asos. Pendidik.
Teknol. dan Kejuru. ke 7, FPTK Univ. Pendidik. Indones. Bandung, 13 sd.14 Novemb.
2014, pp. 772–781, 2014.
[3] S. mohammed Nabavi, “ANALISIS PERBANDINGAN KECEPATANPUTARAN
TETAP DENGAN KECEPATAN POTONG TETAP TERHADAP KEKASARAN
PERMUKAAN PEMBUBUTAN BERTINGKAT BAJA ST 37 PADA MESIN NC
PU 2A,” no. 2, 2019.
[4] R. Taufiq, Teori Dan Teknologi Proses Pemesinan. Bandung: Institut Teknologi
Bandung, 1993.
[5] Romiyadi and E. Azriadi, “Pengaruh Kemiringan Spindel Dan Kecepatan Pemakanan
Terhadap Getaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2,” J. Teknobiologi, vol. 1, pp.
31–36, 2014.
[6] H. et al, “Pengaruh Kondisi Pemotongan Benda Kerja (Panjang Penjuluran) Terhadap
Kekasaran Permukaan Pada Mesin Bubut Galllic 16N,” vol. 3, no. 1, pp. 55–61, 2006.
[7] Romiyadi. and D. Yudi, “Pengaruh Parameter Kecepatan Putaran Spindel Terhadap
Getaran Mesin Perkakas Pada Proses Up Milling Dan Down Cut Milling
Menggunakan Mesin Frais Universal KNUTH UFM 2,” vol. 2, p. 2, 2012.
[8] A. Zubaidi, I. Syafa’at, and Darmanto., “Analisis Pengaruh Kecepatan Putar Dan
Kecepatan Pemakanan Terhadap Kekasaran Permukaan Material Fcd 40 Pada Mesin
Bubut Cnc,” Jur. Tek. Mesin, vol. 8, no. 1, pp. 40–47, 2012.
[9] Abbas, “Pengaruh Parameter Pemotongan Pada Operasi Pemotongan Milling
Terhadap Getaran Dan Tingkat Kekasaran Permukaan (Surface Roughness) Hammada
Abbas,” no. Snttm Xii, pp. 23–24, 2013.
[10] Hendra, “Pengukuran Sinyal Getaran Pada Mesin Bubut Gallic 16N Dengan
Menggunakan Multy-channel Spectrum Analyzer.,” Tek. mesin, vol. 3, no. 2, pp. 9–
105, 2006.