Disusun oleh :
Nama : Labied Abi Aufaa
NPM : 20422803
Kelas : 1IC01
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2023
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi yang merupakan hasil dari pembuatan
sebuah Skop Es yang dilakukan selama Praktikum Proses Produksi 2.
Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi 2 ini disusun sebagai syarat untuk
mengikuti ujian praktikum Proses Produksi 2 dan menjelaskan serta mendefinisikan
langkah-langkah pembuatan sebuah Skop Es dengan menggunakan alat-alat
produksi. Proses kerja tersebut dilengkapi dengan gambar produk yang dibuat setiap
minggunya.
Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi 2 ini dapat terselesaikan tidak
lepas karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar
memberikan sumbangan baik berupa ide, materi pembahasan dan juga bantuan
lainnya yang tidak dapat dijelaskan satu persatu. Oleh karena itu penyusun ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof.Dr.ES. Margianti, SE., MM., Selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Dr.Mufid Nilmada, S.si, M.Msi., Selaku Dekan fakultas Teknologi Industri.
3. Dr.RR.Sri Poernomo Sari, ST., MT., Selaku Ketua Program Studi Jurusan Teknik
Mesin.
4. Ir.Ridwan,MT, Selaku Koordinator Laboratorium Teknik Mesin.
5. Cristofel Jarot Yudaputranto, ST, MT., Selaku Kepala Laboratorium Teknik
Mesin Dasar.
6. A. Risa Harfit ST., MT. Selaku Wakil Kepala Laboraturium Teknik Mesin Dasar.
7. Orang tua yang selalu membantu dengan tulus.
8. Teman teman jurusan Teknik mesin 2022.
9. Seluruh asisten laboratorium teknik mesin dasar yang telah memberikan saran
dan kritik yang membangun.
ii
Laporan Proses Produksi 2 ini membahas proses pembuatan sebuah Skop
Es yang berbahan dasar plat besi. Diharapkan dengan hadirnya Laporan Akhir
Proses Produksi 2 ini dapat memberikan gambaran tentang sebuah ilmu yang
mengulas tentang cara-cara melakukan sebuah proses hingga menghasilkan produk
dengan menggunakan mesin-mesin produksi.
Akhirnya penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Akhir Proses
Produksi 2 ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati, penyusun mohon para pembaca dan pembimbing berkenan memberikan saran
atau kritik demi perbaikan laporan berikutnya.
Semoga karya ini dapat memberikan suatu manfaat bagi pembaca dan
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan Akhir Praktikum Proses
Produksi 2 ini.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL.................................................................................................. x
iv
2.2.4 Posisi Pengelasan ............................................................................ 24
3.2.5 Penghalusan..................................................................................... 40
3.2.8 Penghalusan..................................................................................... 42
3.2.11 Penghalusan..................................................................................... 43
v
3.2.15 Skop Es............................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1 Proses Plasma Cutting ...................................................................... 4
Gambar 2. 2 Marking............................................................................................. 5
Gambar 2. 11 Regulator....................................................................................... 16
vii
Gambar 2. 23 Pengelasan Fillet Welds Plate ...................................................... 24
viii
Gambar 3. 16 Skop Es ......................................................................................... 46
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang penjelasan teori-teori atau materi sebagai
pendukung pembuatan laporan akhir.
BAB III PROSES KERJA
Pada bab ini berisi tentang proses kerja dimana penulis menjelaskan
apa saja yang dikerjakan dari pertama kali praktikum sampai dengan
selesai.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran pada hasil
dari pembahasan terdiri dari bab-bab sebelumnya pada laporan
akhir.
BAB II
LANDASAN TEORI
4
5
Gambar 2. 2 Marking
Stamping merupakan proses pemberian identitas pada benda kerja yang
berupa huruf, angka atau simbol. Dalam proses stamping terjadi teknik menekan di
mana mesin press menopang sebuah landasan sebagai sumber tenaga dengan
mekanisme tertentu sehingga membuat compresser bergerak secara linier menuju
landasannya.
Gambar 2. 3 Stamping
a. Bending
adalah proses penekukan plat dimana hasil dari penekukan ini berupa
garis sesuai dengan bentuk sudut yang diinginkan.
b. Flanging
adalah sama seperti bending namun garis bending yang dihasilkan tidak
lurus melainkan mengikuti bentuk part yang bersangkutan. Proses ini
dimaksudkan untuk memperkuat bagian sisi dari produk atau untuk
alasan, keindahan.
c. Forming
mengacu pada pengertian yang lebih sempit yang artinya adalah
deformasi dari sheet metal yang merupakan kombinasi dari proses
bending dan flanging. Proses forming menghasilkan bentuk yang sangat
kompleks dengan tekukan-tekukan serta contour part yang rumit.
d. Drawing
adalah forming yang cukup dalam sehingga proses pembentukannya
memerlukan blank holder atau stripper dan air cushion / spring untuk
mengontrol aliran dari material. Untuk bentuk yang tidak beraturan
diperlukan bead untuk menyeimbangkan aliran material. Untuk
menghasilkan produk yang baik, sebaiknya digunakan steel sheet
khusus proses drawing dan menggunakan mesin press hidrolik.
3. Proses Compression (Penekanan)
Proses ini termasuk dalam operasi forming yang mana tekanan yang kuat
diberikan pada sheet metal untuk menghasilkan tegangan kompresi yang
tinggi pada plat untuk menghasilkan deformasi plastis. Jenis-jenis proses
penekanan ini adalah :
a. Marking & Stamping
atau kadang-kadang disebut proses coining digunakan untuk membuat
tanda, simbol, huruf atau bentuk lainnya dengan proses cold forging.
b. Heading
adalah proses pembentukan kepala dari part, biasanya pada material
steel bar. Proses pembentukannya dengan proses hot forging atau cold
8
itu untuk radiasi energi tinggi (Ultraviolet dan terlihat) yang dihasilkan oleh plasma
busur pemotongan.
50.000K atau kira-kira Sembilan kali suhu permukaan matahari dan lebih
dari dua kali suhu busur plasma konvensional. Hasil bersih diperbaiki
kuadrat dipotong, peningkatan kecepatan pemotongan dan penghapusan
sampah Ketika memotong baja ringan. Penyempitan air injeksi radial busur
dikembangkan dan dipatenkan pada tahun 1968 oleh Richard W. Couch Jr,
Presiden Hypertherm, Inc.
diterima sebagai metode baru untuk memotong logam dan dianggap sebagai
alat yang berharga di semua segmen industri pengerjaan logam modern.
6. Oksigen Plasma Cutting (1983)
Karena metode tradisional pemotongan baja adalah proses oxyfuel, itu logis
bahwa insinyur yang memotong busur plasma dikembangkan mencoba dari
awal untuk menggunakan oksigen sebagai gas plasma. Namun, suhu yang
sangat tinggi di ujung elektroda dan keberadaan oksigen murni disebabkan
semua bahan elektroda yang dikenal dengan cepat memburuk, sehingga
baik tidak ada pemotongan dapat dibuat atau hanya pemotongan durasi yang
sangat singkat ini diberikan oksigen dan udara tidak dapat diterima sebagai
plasma gas. Pemotongan oksigen itu telah ditinggalkan di tahun-tahun awal
pengembangan teknologi plasma pemotongan. Pada awal 1970, ditemukan
bahwa hafnium dan zirkonium dalam bentuk industri yang tersedia tidak
menahan kemerosotan cepat yang terjadi dengan pemotongan busur plasma
oksigen. Udara dan oksigen sebagai gas plasma lagi menjadi kepentingan
ekstrim.
7. Oksigen Injeksi Plasma Cutting (1985)
Oksigen injeksi pemotongan plasma dielakkan masalah kehidupan
elektroda dengan menggunakan nitrogen sebagai gas plasma dan
penyuntikkan oksigen hilir di pintu keluar dari seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2. 7
sedemikian rupa, sehingga gas sebelum keluar dipanaskan oleh tungsten. Gas
tersebut dengan kecepatan tinggi digunakan untuk meniup (menyembur) logam
yang telah dipanaskan sehingga dengan mudah terjadi pemotongan.Pemotong
panas dengan plasma mudah dioperasikan dapat untuk memotong logam apa saja.
Tetapi karena harga peralatan ini sangat mahal, maka plasma cutting hanya
digunakan untuk memotong logam yang mahal seperti stainless stell dan
alumunium.
pembangkit
kabel
pembakar
1. Perlengkapan
a. Sumber Tenaga
Yang paling besar/banyak dipakai sebagai sumber tenaga adalah
transformator/ rectifier, di mana pada alat ini dirancang agar arus AC
dirubah menjadi arus keluar DC. Untuk menyetel kebutuhan arus
dipasang pengatur amper dan pengarah busur untuk memulai pekerjaan
pemotongan.
b. Pembakar
Pembakar plasma hampir sama dengan pembakar gas manual. Ada
beberapa bagian: cawan/tutup, pengarah, cincin, penyekat, elektroda,
tutup dan cincin O agar udara tidak bocor. Fungsi utamanya dari
pembakar adalah untuk memusatkan pemotongan pada benda kerja.
15
mengatur tekanan gas yang tinggi didalam silinder kepada tekanan kerja
yang sesuai. Regulator pada pemotongan plasma tergantung jenis gas
yang dipakai.
Gambar 2. 11 Regulator
2. Bahan-bahan yang bisa dipotong
Semua operasi pemotongan dan pengelasan, regulator diperlukan untuk
mengatur tekanan gas yang tinggi didalam silinder kepada tekanan kerja
yang sesuai. Regulator pada pemotongan plasma tergantung jenis gas yang
dipakai.
a. Baja karbon
b. Baja paduan rendah
c. Baja tahan karat (stainless steel)
d. Besi tuang
e. Alumunium
f. Tembaga
g. Campuran/paduan nikel
h. Titanium
3. Keuntungan dan keterbatasan pemotong busur plasma
a. Keuntungannya :
1. Kecepatannya lebih tinggi dibanding memotong dengan gas
2. Dapat memotong besi dan bukan besi
3. Dapat mengurangi penyeburan panas. Sehingga mengurangi distorsi
dan pengaruh perubahan sifat bahan yang dipotong
17
b. Keterbatasannya :
1. Biaya tinggi dibanding dengan menggunakan bahan bakar gas, yaitu
untuk penyediaan sumber tenaga pada unit/mesin plasma.
2. Pemotongan dengan plasma permukaannya tidak siku benar karena
pengaruh pusaran gas, salah satu sisinya bisa rata tapi sisi yang
lainnya agak miring beberapa derajat
dikarenakan sambungan las Oxygen Acetyline ini mempunyai kekuatan yang rendah
dibandingkan las busur listrik.
2. Porosity (Porositas)
Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang
lubang kecil pada weld metal (logam las), dapat berada pada permukaan
22
3. Slag Inclusion
Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam
hasil lasan. Cacat ini berupa slag (flux yang mencair) yang berada dalam
lasan, yang sering terjadi pada daerah stop and run (awal dan berhentinya
proses pengelasan). Untuk melihat cacat ini kita harus melakukan pengujian
radiografi atau bending.
4. Tungsten Inclusion
Cacat las Tungsten Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan oleh
mencairnya tungsten pada saat proses pengelasan yang kemudian melebur
menjadi satu dengan weld metal, cacat ini hampir sama dengan slag
inclusion namun saat diuji radiografi tungsten inclusion berwana sangat
terang (karena berat jenisnya lebih besar dibanding logam lasnya). Untuk
jenis cacat las ini hanya terjadi pada proses pengelasan GTAW.
23
5. Incomplete Penetration
Incomplete Penetration (IP) adalah sebuah cacat pengelasan yang terjadi
pada daerah root atau akar las, sebuah pengelasan dikatakan IP jika
pengelasan pada daerah root tidak tembus atau reinforcement pada akar las
berbentuk cekung.
Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan bidang
rata. Benda kerja dijepit pada meja yang dapat bergerak lurus bolak-balik
secara otomatis atau dengan gerakan tangan. Roda gerinda dapat digerakkan
melintang meja dan naik turun.
2. Gerindra Tangan
Mesin gerinda ini merupakan jenis mesin gerinda dimana gaya
penggeraknya diteruskan dari engkol ke roda gerinda melalui transmisi roda
gigi. Mesin gerinda ini merupakan mesin yang serba guna karena dapat
digunakan untuk menggerinda atau memotong benda logam, kayu, bahan
28
Gambar 2. 31 Elektroplating
31
dari tiga hal, yaitu untuk meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang
kedua melindungi logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan
(decorative).
Pelapisan logam merupakan bidang yang amat luas dan dalam, serta
menjadi salah satu penerapan teknologi elektrokimia. Kaitannya sangat erat dengan
iptek bahan, kimia permukaan, kimia fisik sampai keteknikannya. Elektroplating
dekoratif-protektif biasanya bertujuan agar penampilan barangnya lebih memikat
dan mempesona. Kalau elektroplating rekayasa, memberikan produk yang
menghasilkan sifat tertentu bagi permukaan, misalnya dapat/tidaknya disolder,
ketahanan ausnya, keterpantulan dan sebagainya maka dikenal sebagai coating
fungsional.
Diantara empat macam larutan di atas yang paling banyak digunakan adalah
larutan asam dan larutan sianida.
2. Pelapisan Timah Putih
Pelapisan timah putih pada besi dengan cara listrik (elektroplating) sudah
sangat lama dilakukan untuk kaleng-kaleng makanan, minuman dan
sebagainya. Pelapisan secara listrik pada umumnya sudah menggantikan
pelapisan secara celup panas, karena pelapisan secara celup panas
menghasilkan lapisan yang tebal dan kurang merata (kurang halus)
sedangkan pelapisan secara listrik dapat menghasilkan lapisan yang tipis
dan lebih merata/halus. Dengan keuntungan tersebut pada saat ini lebih
banyak industri yang melakukan pelapisan timah putih secara listrik dari
pada secara celup panas (Hot Dip Galvanizing).
3. Pelapisan Seng
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi, murah
harganya, dan mempunyai tampak permukaan yang cukup baik. Pelapisan
seng pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara seperti galvanizing,
sherardizing, atau metal spraying. Namun pelapisan secara listrik
(elektroplating) lebih disukai karena mempunyai beberapa keuntungan bila
dibandingkan dengan cara-cara pelapisan yang lain, diantaranya :
a. Lapisan lebih merata
b. Daya rekat lapisan lebih baik
c. Tampak permukaan lebih baik
Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik
untuk tujuan pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan.
Dengan hasil lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah
yang paling banyak diinginkan untuk melapis permukaan. Dalam pelapisan
nikel selain dikenal lapisan mengkilap, terdapat juga jenis pelapisan yang
buram hasilnya. Akan tetapi tampak permukaan yang buram inipun dapat
juga digosok hingga halus dan mengkilap. Jenis lain dari pelapisan nikel
adalah pelapisan yang berwarna hitam. Warna hitam ini pun tampak
menarik dan digunakan biasanya untuk melapis laras senapan dan lainnya.
5. Pelapisan Krom
Proses pelapisan krom mulai dikenal secara luas pada industri logam
sebagai lapisan pelindung atau pengerjaan permukaan (surface
treatment/metal finishing) pada tahun 1930 dan merupakan lapisan yang
mempunyai sifat yang keras, warna putih kebiruan, dan tahan terhadap
gesekan. Krom atau chromium adalah logam non ferro yang dalam tabel
periodik termasuk grup IV B, selain nikel maka pelapisan krom banyak
dilaksanakan untuk mendapatkan permukaan yang menarik. Karena sifat
khas krom yang sangat tahan karat maka pelapisan krom mempunyai
kelebihan tersendiri bila dibandingkan dengan pelapisan lainnya (Saleh,
1998).
Mulai
Plat Besi
Pemotongan Plasma
Penghalusan
Bending
Pengelasan
Penghalusan
37
38
Pengeboran
HCl
Penghalusan
Kain Poli
Elektroplating
Chrome
Skop Es
Selesai
barang.
3.2.5 Penghalusan
Pada penghalusan ini yaitu sisi benda kerja yang telah dipotong memakai
plasma kemudian dihaluskan memakai gerindra pada sisi-sisi benda kerja
tersebut.
41
Gambar 3. 6 Penghalusan
3.2.6 Bending
Tahap selanjutnya menekuk atau membengkokkan benda kerja bisa juga
disebut bending. Ketika benda kerja dibending atau mengalami perubahan
bentuk sesuai yang diinginkan.
Gambar 3. 7 Bending
3.2.7 Pengelasan
Setelah melakukan proses bending, selanjutnya yaitu proses pengelasan.
Tujuan utama pengelasan adalah proses menyatukan 2 buah logam atau
lebih menjadi suatu bentuk sambungan dengan menggunakan proses panas
disambung dengan elektroda.
42
Gambar 3. 8 Pengelasan
3.2.8 Penghalusan
Setelah melakukan proses pengelasan pada benda kerja, selanjutnya yaitu
penghalusan bertujuan untuk menghilangkan kotoran pada proses
pengelasan dengan menggunakan gerindra tangan.
Gambar 3. 9 Penghalusan
3.2.9 Pengeboran
Setelah melakukan proses sebelumnya, yaiu selanjutnya melakukan proses
pengeboran tujuannya yaitu untuk memasukkan kawat pada gagang benda
kerja agar tangan tidak terkena cairan HCl.
43
Gambar 3. 10 Pengeboran
3.2.10 HCl
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen krorida (HCl). Ia
adalah asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Pemberian HCl selama 3 menit pada benda kerja.
3.2.11 Penghalusan
Setelah pemberian HCl langkah selanjutnya adalah penghalusan
menggunakan gerindra kawat yang bertujuan untuk menghilangkan sisa-
sisa karat pada benda kerja.
44
3.2.13 Elektroplating
Pada proses ini yaitu pemberian campuran cairan 07,06 dan larutan nikel
sulfat sekitar 1 : 1, lalu ditunggu sekitar 100 menit.
45
3.2.14 Chrome
Setelah proses sebelumnya sudah selesai, proses selanjutnya adalah chrome.
Pada chrome biasa, untuk mengeluarkan efek chrome pada benda kerja
butuh kolam yang berisi cairan khusus agar terjadi reaksi kimia dan
membuat efek chrome pada media benda kerja.
3.2.15 Skop Es
Setelah melalui proses-proses sebelumnya, benda kerja tersebut jadi dan
membentuk sebuah skop es.
46
Gambar 3. 16 Skop Es
3.2.16 Selesai
Jadi pada praktikum proses produksi 2 ini membuat sebuah benda kerja
berbahan plat galvanis dibentuk menjadi skop es.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini sebagai berikut :
1. Plasma cutting adalah sebuah mesin yang berfungsi untuk memotong
berbagai jenis logam, plat atau bahan lainnya dengan menggunakan panas
yang bersumber dari sinar laser berkonsentrasi tinggi dimana tingkat
kedalamannya diatur sesuai dengan tebal material yang akan dipotong.
2. Penyambungan logam adalah suatu proses menggabungkan atau
menyatukan dua atau lebih bagian-bagian logam. Secara umum, jenis
sambungan logam ada dua, yaitu sambungan lepas dan sambungan tetap.
3. Chemical grinding atau mengikir adalah salah satu kegiatan meratakan
permukaan benda kerja hingga mencapai ukuran, kerataan dan kehalusan
tertentu dengan menggunakan kikir yang dilakukan dengan tangan.
4. Elektroplating adalah proses melapiskan suatu logam (atau bahan lainnya)
dengan logam lain dengan bantuan arus listrik sehingga kualitas dari logam
pelapis juga dapat dimiliki oleh materi yang akan dilapis. Dalam teknologi
pengerjaan logam, proses elektroplating dikategorikan sebagai proses
pengerjaan akhir (metal finishing).
4.2 Saran
Saran yang didapat dari praktikum ini sebagai berikut :
1. Keterbatasan alat pada laboratorium teknik mesin dasar seharusnya dapat
diatasi dengan tanggap.
2. Materi yang diberikan dan yang dimasukkan pada soal ujian ada baiknya
dijelaskan juga ketika tatap muka supaya mahasiswa juga paham kepada
seluruh materi, tidak hanya pada materi produk yang dibuat.
47
48
[1] Lab Teknik Mesin. 2023. Modul Praktikum Proses Produksi 2. Modul.
Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma : Depok
[2] Rohman, S. B. A., Anjani, R. D., & Fauji, N. (2022). Analisa Pengaruh
Variasi Temperatur dan Waktu Proses Elektroplating Krom Terhadap Daya
Rekat dan Ketebalan Lapisan Pada Plastik ABS. Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan, 8(17), 483-490. Diakses pada 06 Mei 2023. Melalui
http://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/view/2461
[3] Sani, R. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA. Diakses pada 06 Mei 2023. Melalui
https://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/596d76fe7f8b9a142f
bae076/c3bd7e6f5f76d01a5e2749bef0d69d3d.pdf
[4] Yantony, D., & Parekke, S. (2023). Buku Ajar Teknologi Pengelasan
Logam (Jilid 1). Penerbit NEM. Diakses pada 06 Mei 2023. Melalui
https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=IaOnEAAAQBAJ&oi=fn
d&pg=PR1&dq=related:kb5A__N6rrcJ:scholar.google.com/&ots=zXuSp5
t0Pi&sig=9WJcNTMdH6A_IGI9X6DvGLmEZwQ
LAMPIRAN