KOPLING PELAT
Dirancang untuk melengkapi Tugas Mata Kuliah Perancangan Mesin I
sebagai pra-syarat dalam melakukan Tugas Perancangan Mesin II
Disusun Oleh :
NIM : 061001600542
JAKARTA
2017
i Perancangan Mesin I
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Perancangan Mesin I ( Kopling ) ini telah diperiksa dan disetujui pada
tanggal : Jakarta, …..…………….. 2017
Oleh :
Dosen Pembimbing
ii Perancangan Mesin I
ABSTRAK
The clutch is a mechanism designed to connect and disconnect the power
transfer from a driving shaft to driven shaft. In the automotive field, the coupling
is used to move the motor to the power transmission unit using the coupling, shift
gear transmissions can be done, coupling also allows the motor can spin even if
the transmission is in the neutral position. Multiplate coupling is one of coupling
which using friction area to rotating other object. Multiplate coupling has an
advantage of small axial force can be transmitted a big moment due to the its
semi-angle on friction area. In a state in which the plate is not desired, and there
is probably exposed to oil.
Based on the data of power 12,2 kilo Watt and rotating speed 8500
revolution per minute. Designing the multiplate coupling resulting in dimension
of clutch, shaft, and spring. In the process, designing required data have
reference standards and steps. Both are necessary to carry out the design,
designing steps used as a design process sequence. Standardized reference data
is the result of research that has been recorded, so that the trial can be minimized
in the designing.
iv Perancangan Mesin I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkat
yang diberikan sehingga karya tulis perancangan mesin ini yang berjudul
"Perancangan Kopling Gesek Pelat" dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
penulis juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca dan untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi karya tulis agar menjadi lebih baik lagi
dikarenakan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam karya tulis ini. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
v Perancangan Mesin I
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL................................................................................................x
BAB 1 ..................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................................1
BAB 2 ..................................................................................................................3
BAB 3 ................................................................................................................14
vi Perancangan Mesin I
METODOLOGI PERANCANGAN ..................................................................14
BAB 4 ................................................................................................................19
BAB 5 ................................................................................................................31
KESIMPULAN ..................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix Perancangan Mesin I
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan (fc) ....................34
Tabel 2 : Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang difinis dingin
untuk poros............................................................................................................34
Tabel 3 : Properties of material commonly used for friction surfaces ..................35
Tabel 4 : Perbandingan Kumparan Pegas .............................................................36
Tabel 5 : Toleransi ISO .........................................................................................37
Tabel 6 : spline menurut DIN 5462, DIN 5463 dan DIN 5464 ............................38
Tabel 7 : Batas Regang / Kekuatan Tarik Material ...............................................39
Tabel 8 : SKF Bearing ..........................................................................................40
Tabel 9 Diagram Smith .........................................................................................41
Tabel 10 Material Pegas........................................................................................42
x Perancangan Mesin I
DAFTAR SIMBOL
xi Perancangan Mesin I
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Suatu perencanaa elemen mesin haruslah benar-benar akurat atau teliti, maka
khusus dalam perencanaan kopling ini terdapat beberapa tujuan yang hendak
dicapai agar memiliki efisiensi yang tinggi, antara lain :
1. Mendapatkan kekuatan kopling yang baik dengan dasar bahwa faktor
keamanan yang dimilikinya adalah optimal yang ditunjang dengan
pemilihan bahan yang sesuai.
2. Memiliki efisiensi kerja yang tinggi.
3. Mendapatkan kopling yang kuat tetapi ekonomis.
4. Dapat memperkirakan umur kopling yang direncanakan.
1 Perancangan Mesin I
1.3 Batasan Masalah
2 Perancangan Mesin I
BAB 2
LANDASAN TEORI
3 Perancangan Mesin I
Gambar 2.2 Konstuksi letak unit kopling (clutch) pada kendaraan roda dua
4 Perancangan Mesin I
c) Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada
saat kita operasionalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan
putaran dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak
diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling
harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam
memutus dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau
tidak banyak membutuhkan waktu.
. Kopling plat adalah kopling yang menggunakan satu plat atau lebih yang
dipasang diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros tersebut
sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya. Kontruksi
kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubung dan lepaskan dalam keadaan
berputar kopling plat ini dapat dibagi atas kopling plat tunggal, dan kopling plat
banyak.yatu berdasarkan banyaknya plat gesek yang dipakai, kopling ini juga
dibedakan atas kopling kering dan kopling basah, serta atas dasar kerjanya yaitu :
manual, hidrolik, pneumatik, dan elektromagnetik.
5 Perancangan Mesin I
sepeda motor,menggunakan jenis basah dengan plat ganda. Perbedaan kopling
basah dan kering, karena plat kopling tidak kena minyak pelumas untuk jenis
kering, dan plat kopling bekerja dalam minyak pelumas untuk jenis basah.
6 Perancangan Mesin I
Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan
lebih dari satu lapisan plat kopling disebut dengan kampas kopling
terbuat dari paduan bahan asbes dan logam. Paduan ini dibuat dengan
tujuan agar plat kopling dapat memenuhi persyaratan, yaitu :
Tahan terhadap panas. Panas dalam hal ini terjadi karena terjadi
gesekan yang memang direncanakan saat kopling akan
dihubungkan.
Dapat menyerap panas dan membersihkan diri. Gesekan akan
menyebabkan panas dan kotoran debu bahan yang aus. Kampas
kopling dilengkapi dengan alur yang berfungsi untuk ventilasi
dan menampung dan membuang debu yang terjadi.
Tahan terhadap gesekan. Kampas kopling direncanakan
untukbergesekan, maka perlu dibuat tahan terhadap keausan
akibat gesekan.
Dapat mencengkeram dengan baik.
7 Perancangan Mesin I
(refrensi: Indra Tedjakumala. 2015. Dasar Perancangan Elemen Mesin )
A B
Gambar 2.6 pegas aksial pada kopling
8 Perancangan Mesin I
2.3.3 Kopling berdasarkan lingkungan / media kerja
Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek
(piringan atau disc) tidak terendam cairan/minyak (dan bahkan tidak
boleh ada cairan/minyak). Untuk mendapatkan penekanan yang kuat
saat bergesekan, sehingga saat meneruskan daya dan putaran tidak
terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan
Secara umum bagian-bagian utama dari kopling Pelat Gesek terdiri atas :
Roda penerus (Flywheel)
Berupa sebuah piringan yang dihubungkan dengan poros penggerak
(poros engkol) pada salah satu sisinya. Flywheel ini akan berputar
mengikuti putaran dari poros penggerak.
9 Perancangan Mesin I
Pelat penekan (Pressure Plate)
Pelat penekan berfungsi untuk menekan plat gesek ke arah roda
penerus pada saat kopling terhubung.
Naaf
Naaf berfungsi untuk menguhubungkan pelat gesek dengan spline
pada poros yang digerakkan. Pada saat kopling terhubung maka daya
putaran akan diteruskan dari pelat gesek ke poros yang digerakkan
melalui naaf.
10 Perancangan Mesin I
Gambar 2.10 Naaf
Spline
Spline adalah gigi luar yang terdapat pada permukaan poros yang
berpasangan dengan gigi dalam yang terdapat pada naaf. Spline
berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari pelat gesek ke poros
melalui perantaraan naaf.
Pegas
Pegas berfungsi untuk menarik pelat penekan menjauhi Flywheel,
yang dengan demikian membebaskan pelat gesek dan membuat kopling
menjadi tidak terhubung. Pegas ini akan menjalankan fungsinya saat tuas
kopling ditekan.
11 Perancangan Mesin I
Gambar 2.12 Pegas
Cover
Penutup pada kopling ikut berputar bersama roda penerus. Fungsi
cover ini adalah sebagai tempat dudukan berbagai elemen yang
membentuk kopling serta sebagai penahan bantalan pembebas.
12 Perancangan Mesin I
saling bersinggungan,. Sehingga memberikan suatu momen puntir
terhadap poros yang digerakkan maka poros akan berputar.
13 Perancangan Mesin I
BAB 3
METODOLOGI PERANCANGAN
Penghubung bagian-bagian
On Page Connector diagram alir pada halaman yang
sama
14 Perancangan Mesin I
3.2 Diagram Alir Perancangan Kopling Gesek Plat
Mulai
Perancangan
Bidang Gesek
Perancangan Poros
Perancangan
Pegas
Perancangan
Rakitan
Selesai
15 Perancangan Mesin I
3.3 Diagram Alir Perancangan Bidang Gesek
Mulai
Faktor Koreksi
Menentukan Momen
Gesek
Menentukan :
1. Waktu Gesek Kopling
2. Jumlah Lepas Hubung Kopling
Menentukan :
1. Kerja yang Hilang Akibat Gesekan
2. Daya yang Hilang Akibat Gesekan
3. Tebal Bidang Gesek
Menentukan :
1. Umur Kopling
2. Normal Pressure
3. Tebal Bidang Gesek
1. Umur Kopling
2. Normal Pressure
3. Tebal Bidang Gesek
Selesai
16 Perancangan Mesin I
3.4 Diagram Alir Perancangan Poros
Mulai
Data Awal:
Daya,Torsi dan
Kecepatan Putar
Menentukan Torsi
Menentukan :
1. Material Poros
2. Tegangan Geser Izin
Selesai
17 Perancangan Mesin I
3.5 Diagram Alir Perancangan Pegas
Mulai
Menentukan :
1. Diameter Kawat Pegas
2. Diameter Dalam Pegas
Ya
Menentukan :
1. Diameter Luar Pegas
2. Jumlah Lilitan
3. Panjang Pegas Minimum
4. Pitch pegas
Selesai
18 Perancangan Mesin I
BAB 4
PENGOLAHAN DATA
19 Perancangan Mesin I
4.3 Perhitungan plat gesek
Penggunaan plat gesek pada kopling berfungsi sebagai penerus atau
penghubung daya. Dan putaran diberikan oleh poros penggerak untuk memutar
poros yang akan digerakkan. Maka dalam perencanaan diambil bahan yang
memiliki koefisien gesek yang tinggi supaya tidak terjadi slip.
Berdasarkan tabel properties khurmi hal 887 chapter 24 terlampir (table 3),
karena direncanakan kondisi operasi plat gesek dalam keadaan basah maka jenis
bahan yang diambil ialah cast iron on cast iron or steel
[ ]
[ ]
Direncanakan bahwa:
r2 = 0,6 r1 (agar tekanan bidang gesek merata, dan jarak kurang dari 0,5) sularso
hal 62.
( )
20 Perancangan Mesin I
Gambar 4. 1 Gambar Plat Gesek majemuk
dimana :
[ ] [ ]
[ ]
21 Perancangan Mesin I
( )
[ ]
[ ]
[ ]
Ag = Tωt / 2
22 Perancangan Mesin I
Dimana :
T = momen puntir
=
t = jangka waktu pemutusan
= 0,5 detik
ω = kecepatan sudut ( rad /det )
= π n / 30
= π .8500 / 30
= 890,12 rad / det.
23 Perancangan Mesin I
Maka besarnya temperatur akhir kopling :
θ = θair + 0,02 Ag / ( 8 . W . t )
= 30 + (0,02) 3660,62 / (8).(0,002304).( 8)
= 69,9 0C.
Dimana:
b = Kekuatan tarik bahan ( Kg/mm2 )
Sf1= Faktor keamanan untuk pengaruh massa dari bahan
Sf2= Faktor keamanan kedua akibat pengaruh konsentrasi
tegangan cukup besar sehingga harganya sebesar ( 1,3 - 3,0 )
Adapun material yang dipakai pada kopling ini adalah S45C-D yang
dimana material tersebut mempunyai safety factor 1 - 6 dan ditentukan
safety factor2 = 2.
( )
= 5 kg/mm2
= 49,05 N/mm2
Jadi Tegangan poros yang diijinkan adalah 49,05 N/mm2
ds = ( x Kt x Cb x T ) 1/3
24 Perancangan Mesin I
kejutan atau tumbukan yang besar dan Faktor lenturan (Cb) adalah 1,
karena pada poros ini diperkirakan dikenakan beban lentur. Sehingga
perhitungan nya menjadi
ds = ( x Kt x Cb x T ) 1/3
= (0.104 x 32900)1/3
= (3421,6)1/3
= 15,1 mm
Sesuai dengan standard SKF Bearing maka besar diameter dibulatkan
menjadi 17 mm
(rs) =
= = 7,25 mm
(Ft) = = = 2268 N
25 Perancangan Mesin I
2.1 Perhitungan pegas
Dalam perencanaan ini pegas pada kopling plat gesek berfungsi untuk
menekan dan melepaskan plat penekan dan supaya teradi peregangan dan
perapatan plat itu pada saat pemindahan gigi persneling, berfungsi untuk
mengurangi tumbukan atau kejutan yang akan terjadi.
k= –
d=√ C
=√ 3
= 1,65 mm
= 4,1 mm
Jadi, Lendutan pegas sebesar 4,1 mm
k=
27 Perancangan Mesin I
Lbl : Panjang blok pegas secara penuh, i (jumlah lilitan) x d
(diameter Kawat)
Sa : 0,1 – 0,3 x d (diameter Kawat ) x n (jumlah lilitan memegas)
F : Lendutan Pegas ( mm )
Lbl = i x d = 9 x 4 = 36 mm
Sa = 0,1 x d x n = 0,1 x 4 x 6 = 2,4 mm
maka,
Lo = 36 + 2,4 + 4,1 = 42,5 mm
Pada kopling ini, material yang digunakan untuk bahan baut adalah ST.37.
Dengan data tambahan sebagai berikut :
1. F = F pegas = 1447,65 N
2. Jumlah baut = 4
3. Kekuatan tarik material St-37 = 240 N/mm2
Maka untuk memperoleh diamter minor baut maka diperoleh persamaan
seperti berikut :
√ mm
28 Perancangan Mesin I
2 n Mp'
Pmaks =
60
2 x x 8500 x 14,64
=
60
= 13031,33 W 13,03 kW
= 13,0 Kw
3. Angka kerusakan bahan gesek untuk bahan baja adalah 22,5 – 60 kWh/cm3,
maka ditentukan angka kerusakan, Ak = 60 kWh/cm3
4. Jumlah permukaan bidang gesek direncanakan, n = 5
Maka umur kopling, L :
a x Abg x Ak x n
L =
Pg
0,3 x18,09 x 60 x5
=
0,03
29 Perancangan Mesin I
= 54270 jam
Dimisalkan kopling digunakan selama 12 jam setiap hari, maka umur kopling, L :
54270 jam
L =
12 jam / hari x 28 hari / bulan x12 bulan / tahun
30 Perancangan Mesin I
BAB 5
KESIMPULAN
31 Perancangan Mesin I
DAFTAR PUSTAKA
32 Perancangan Mesin I
LAMPIRAN
33 Perancangan Mesin I
Tabel 1 : Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan (fc)
(Ref : Sularso & Kiyokatsu Suga. 2013. Dasar Perancangan dan Pemilihan
Elemen Mesin,hal7)
Tabel 2 : Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang difinis dingin
untuk poros
(Ref : Indra Tedjakumala. 2015. Dasar Perancangan Elemen Mesin. Jakarta:
Universitas Trisakti.hal 265)
Perlakuan Kekuatan tarik
Standar dan macam Lambang Keterangan
panas (kg/mm2)
S30C Penormalan 48
S35C 52
Baja karbon
S40C 55
konstruksi mesin
S45C 58
(JIS G 4501)
S50C 62
S55C 66
- Ditarik
S35C-D - 53 dingin,
Batang baja yang
S45C-D - 60 digerinda
difinis dingin
S55C-D 72 dan
dibubut
34 Perancangan Mesin I
Tabel 3 : Properties of material commonly used for friction surfaces
35 Perancangan Mesin I
Tabel 4 : Perbandingan Kumparan Pegas
(Ref : Sularso & Kiyokatsu Suga. 2013. Dasar Perancangan dan Pemilihan
Elemen Mesin)
D/d 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 15
k 2,05 1,55 1,38 1,29 1,23 1,20 1,17 1,15 1,13 1,11 1,09
36 Perancangan Mesin I
Tabel 5 : Toleransi ISO
(Ref: B. Mudji Sartono, tim. Tabel Elemen Mesin. ATMI PRESS SOLO)
37 Perancangan Mesin I
Tabel 6 : spline menurut DIN 5462, DIN 5463 dan DIN 5464
38 Perancangan Mesin I
Tabel 7 : Batas Regang / Kekuatan Tarik Material
(refr : B. Sudibyo. Kekuatan dan Tegangan Ijin. ATMI PRESS SOLO)
39 Perancangan Mesin I
Tabel 8 : SKF Bearing
40 Perancangan Mesin I
Tabel 9 Diagram Smith
(refr : B. Sudibyo. Kekuatan dan Tegangan Ijin. ATMI PRESS SOLO)
41 Perancangan Mesin I
Tabel 10 Material Pegas
42 Perancangan Mesin I