I. KOPLING (CLUTCH) 77
1
KOPLING
2
KOPLING
Saat pengemudi menginjak pedal kopling untuk memutus tenaga mesin, release
fork mendorong release bearing pada ujung pegas diapragma bagian dalam. Pada saat
itu, pivot ring menjadi titik tumpuan sedangkan pegas diapragma bagian luar melengkung
kebelakang sambil menggerakkan plat penekan ke kanan sehingga membuat celah
antara flywheel, plat kopling, dan plat penekan, dan tenaga dari mesin terputus
hubungannya dengan poros input transmisi.
3
KOPLING
- Silinder master
Silinder master terdiri dari
silinder sebagai tempat piston
bergerak serta sebuah tabung
reservoir yang digunakan untuk
menampung minyak kopling. Silinder
master menghasilkan tekanan
hidrolik yang berguna untuk
mengoperasikan kopling. Tekanan
hidrolik dibangkitkan saat pengemudi
menginjak pedal kopling sedikit
sehingga piston terdorong dan minyak kopling yang ada di dalam silinder mengalir ke
reservoir. Saat pengemudi menginjak pedal kopling lebih dalam, piston bergerak dan
melepas connecting rod yang telah ditarik oleh pegas pengembali. Kekuatan dari pegas
kerucut kecil yang diletakkan di dalam batang penghubung menggerakkan katup masuk
(inlet valve) kekiri dan menutup inlet return common port. Pada saat yang sama, tekanan
cairan dalam silinder naik dengan cepat. Cairan kopling disalurkan ke silinder kerja dan
menggerakkan piston untuk mendorong pegas diapragma.
Saat pengemudi melepas injakannya pedal kopling, piston dikembalikan oleh
kekuatan dari pegas pengembali dan
tekanan hidrolik menurun. Hal ini
mengakibatkan minyak kembali dari
sisi silinder kerja. Karena pegas
penahan menarik batang
penghubung, maka katup masuk
membuka inlet return common port.
Hal ini akan menghubungkan reservoir
dengan silinder master, sehingga
silinder master dipenuhi oleh minyak
- Silinder Kerja
Tekanan hidrolik yang dihasilkan oleh silinder
master mendorong piston pada silinder kerja. Piston
mendorong batang pendorong (push rod) dan release
fork. Lubang silinder kerja lebih besar dari lubang
silinder master. Tujuannya adalah agar tenaga untuk
menginjak pedal lebih ringan.
4
KOPLING
- Prinsip pengungkit
Prinsip pengungkit adalah cara di mana
sebuah tenaga kecil berubah menjadi sebuah
tenaga besar tergantung pada jarak rasio
antara tumpuan, usaha (titik gaya), dan
beban (titik operasi). Prinsip ini cocok untuk
pedal kopling, garpu pembebas, dan pegas
diapragma.
Hubungan keseimbangan:
𝐅𝟏 𝐱 𝐋𝟏 = 𝐅𝟐 𝐱 𝐋𝟐
𝐋𝟐
𝐅𝟏 = 𝐱 𝐅𝟐
𝐋𝟏
𝐋𝟐
Ini berarti gaya dilipat gandakan oleh 𝐋𝟏
Demikian juga jika jarak perpindahan dari beban adalah l1 dan jarak perpindahan dari
usaha adalah l2, maka:
𝐅𝟏 𝐱 𝐈𝟏 = 𝐅𝟐 𝐱 𝐈𝟐
𝐅𝟐 𝐅𝟐 𝐋𝟏
𝐈𝟏 = 𝐱 𝐈𝟐 = 𝐱 𝐈𝟐 = 𝐱 𝐈𝟐
𝐅𝟏 𝐋𝟐 𝐋𝟐
𝐋𝟏 𝐱 𝐅𝟐
Ini berarti gerakan pedal yang panjang namun ringan bisa digunakan untuk
mengoperasikan pergerakan yang pendek dan berat dari plat penekan.
- Prinsip paskal
Saat tekanan (gaya per satuan luas)
diberikan pada suatu luasan yang berisi
cairan di dalam sebuah bejana yang
tertutup, apapun bentuknya, tekanan
tersebut akan disebarkan keseluruh luasan
dengan tekanan yang sama.
Dengan menggunakan prinsip paskal ini,
tenaga ditingkatkan dengan cara membuat
luasan di silinder kerja lebih besar dari
silinder master.
5
KOPLING
6
KOPLING
C. Pemeriksaan Celah Antara Pedal dan Plat Lantai Saat Kopling Dilepas
1. Nyalakan mesin. Saat mesin dalam posisi idle,
tarik penuh tuas rem parkir dan taruh wheel
blocks di depan ban.
2. Injak pedal kopling dan kondisikan supaya
transmisi berada di posisi gear ke satu.
3. Lepas injakan pedal kopling secara perlahan
agar kendaraan tidak jalan secara tiba-tiba.
Posisi ketika kopling mulai terhubung, ukur
kelonggaran “a” antara pedal dan plat lantai.
7
KOPLING
G. Melakukan Bleeding
(1) Tipe reguler
Lakukan dengan cara yang sama
seperti pengeluaran udara pada sistem
rem hidrolik, namun dengan
memperhatikan hal-hal berikut.
Selama operasi pengeluaran udara,
pastikan level minyak tidak kurang dari
setengah. Setelah pengeluaran udara
selesai, kencangkan baut pengeluaran
udara sesuai torsi yang ditentukan.
8
KOPLING
9
KOPLING
B. Selip (Slipping)
Adanya slipping di antara kanvas kopling dan plat penekan dapat menganggu
proses penyaluran tenaga dari mesin ke transmisi dan menyebabkan masalah saat
akselerasi. Untuk itu berhati-hatilah selama diagnosa karena masalah ini sering disalah
artikan sebagai kerusakan mesin (engine failure). Periksa dengan hati-hati apakah
permasalahan berasal dari mekanisme kopling atau unit kopling.
Sebelum melakukan pemeriksaan, tarik rem tangan, tempatkan wheel blocks
sekitar ban sehingga kendaraan benar-benar berhenti. Kemudian, injak pedal kopling,
masukan transmisi ke dalam gear keempat, dan lepas pedal kopling dengan perlahan
saat menaikkan kecepatan putaran mesin dengan perlahan pula. Jika mesin berhenti saat
kopling dilepas, berarti kopling berada dalam kondisi bagus. Namun jika mesin tidak
berhenti dan kendaraan tidak berjalan maju, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
koplingnya mengalami slipping.
E. Bunyi Abnormal
Bunyi abnormal yang terus muncul dapat disebabkan oleh kerusakan pada
bantalan pilot, bantalan pembebas atau bantalan input, atau bantalan di dalam transmisi.
Saat kendaraan berhenti dan mesinnya masih hidup, jika bunyi abnormal berhenti saat
anda menginjak pedal kopling, kerusakan mungkin pada bantalan di transmisi. Jika bunyi
tidak berhenti, berarti kemungkinan kerusakan ada pada bantalan pembebas atau
10
KOPLING
bantalan pilot. Kadang-kadang, sebuah bunyi abnormal muncul selama akselerasi atau
deselerasi saat kopling difungsikan. Pada kasus-kasus seperti itu, tergantung pada jenis
bunyi dan kondisi-kondisi dimana bunyi itu muncul, anda tidak hanya mengecek kopling
dan transmisi saja, namun juga komponen lain seperti engine mounting dan sabuk
penggerak (drive belt).
11
TRANSMISI MANUAL
Saat kendaraan mulai berjalan, tenaga yang diperlukan pasti besar meskipun
kecepatan putaran mesin rendah. Namun bila kendaraan dikemudikan dengan kecepatan
tinggi, maka dibutuhkan putaran mesin yang tinggi walaupun tenaga yang diperlukan
rendah. Transmisi membuat kendaraan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Kendaraan
harus dapat beroperasi lembut saat melewati kondisi pengendaraan yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, berkendaraan pada kecepatan tinggi atau kecepatan rendah, menanjak
bukit atau menuruni lembah.
A. Meneruskan/Menyalurkan Tenaga
Transmisi menyalurkan tenaga dengan cara menghubungkan gear-gear secara
bersamaan.
12
TRANSMISI MANUAL
C. Membalik Putaran
Sebuah gear ditambahkan untuk mengubah arah putaran.
D. Memutus Tenaga/Puatan
Transmisi memutus aliran tenaga dengan cara memutus gear-gear yang bertautan.
13
TRANSMISI MANUAL
Dengan kata lain, rasio gear berubah ketika sleeve bergerak sesuai dengan posisi
tuas pemindah (shift level) dan merubah gear pada main shaft yang terhubung/terkait
pada main shaft. Saat tak ada gear pada main shaft yang terhubung ke main shaft,
transmisi berada dalam kondisi netral. Ini berarti saat kendaraan berhenti dan mesinnya
idle, tenaga mesin memutar input shaft, countershaft dan gear-gear pada main shaft,
namun main shaftnya sendiri tidak ikut beputar.
A. Perubahan gear
14
TRANSMISI MANUAL
Gear kesatu, kedua, dan ketiga adalah menurunkan kecepatan (gear kecil memutar
gear yang lebih besar)
Gear keempat adalah menghubungkan langsung (putaran disalurkan tanpa
mengalami perubahan)
Gear kelima adalah menaikkan kecepatan (gear besar memutar gear yang lebih
kecil)
Gear balik adalah membalik putaran (penambahan sebuah gear)
B. Gear Rasio
Rasio gear adalah rasio antara kecepatan putaran input gear dan output gear.
Rasio gear berubah saat transmisi mengurangi atau menambah kecepatan putaran mesin
dengan kombinasi gear yang berbeda-beda.
15
TRANSMISI MANUAL
Misalnya, saat mesin berjalan pada torsi konstan pada kecepatan yang konstan. Jika
rasio gear tinggi (sebuah gear kecil memutar gear besar) maka torsinya tinggi tetapi
kecepatan putaran mesin yang disalurkan ke kedua roda rendah. Sebaliknya, jika rasio
gear rendah, maka torsinya akan rendah namun kecepatan putaran mesin yang
disalurkan ke kedua roda tinggi.
Dalam kondisi ini, hubungan antara torsi dan kecepatan putaran mesin yang
disalurkan ditentukan oleh rasio dari gear-gear yang saling bertautan. Ini berarti torsi dan
kecepatan putaran mesin dapat dijelaskan sebagai berikut:
Jika roda gear besar misalnya 20 gigi berhubungan dengan roda gear kecil misalnya 10
gear gigi maka ketika roda gear besar diputar satu kali, roda gear kecil akan beputar
dua kali lebih cepat, namun tenaga yang disalurkan hanya setengahnya saja.
Sebuah gear ditambah diantara dua gear untuk membalik arah putaran.
16
TRANSMISI MANUAL
17
TRANSMISI MANUAL
18
TRANSMISI MANUAL
19
TRANSMISI MANUAL
20
TRANSMISI MANUAL
6) Struktur IBS
IBS terdiri dari synchronizer sleeve kecepatan ke-5, synchronizer hub kecepatan
ke-5, synchronizer lever kecepatan ke-5, synchronizer ring kecepatan ke-5, dan input
shaft gear ke-5.
7) Pengoperasian IBS
- dalam keadaan netral
Ketika input shaft berputar dikarenakan gaya kelembaman, synchronizer sleeve
kecepatan ke-5 dan synchronizer lever kecepatan ke-5 juga berputar. Maka, synchronizer
lever kecepatan ke-5 terdorong keluar dikarenakan gaya sentrifugal. hal tersebut akan
mengkaitkan flens dari synchronizer lever kecepatan ke-5 dengan alur dari synchronizer
lever kecepatan ke-5. Lihat gambar dibalik.
21
TRANSMISI MANUAL
22
TRANSMISI MANUAL
kecepatan ke-5 dan permukaan kerucut dari gear ke-5 input shaft bertemu. Hal ini
menghasilkan efek rem pada input shaft dan menurunkan kecepatannya. Dengan
demikian akan memudahkan bagi gear edler mundur dan gear mundur input shaft untuk
bertautan, menghasilakn perpindahan yang halus.
23
TRANSMISI MANUAL
permukaan kerucut gear ke-5 input shaft terpisah, yang melepaskan pengereman. Hal ini
berarti setelah pergantian gear selesai, input shaft berputar kembali.
24
TRANSMISI MANUAL
- Bola Detent
Bola detent didorong ke dalam alur bola
pada poros shift fork oleh pegas. Hal ini
mencegah terlepasnya hubungan gear
dan memberikan pengoperasian yang
bagus ketika pergantian posisi.
25
TRANSMISI MANUAL
mundur dilakukan tidak oleh pergerakan sleeve, akan tetapi oleh pergerakan gear idler
mundur.
Transmisi manual Longitudinal menggunakan mekanisme gerakan 1 arah pada
tuas pemindah gear mundur. Ketika operasi pergantian posisi melibatkan gerakan gear
ke-5 dan shift fork mundur, mekanisme gerakan 1 arah diaktifkan hanya ketika tuas
pemindah gear mundur dioperasikan pada satu sisi (sisi mundur). Mekanisme ini
menggerakkan gear idler mundur.
- Keadaan netral
Ketika dalam keadaan netral, karena pin
pada shift fork gear mundur menahan
putaran tuas pemindah gear mundur, gear
idler mundur tidak akan bergerak.
- Gear mundur
Ketika berpindah dari posisi netral ke
posisi mundur, pin dari shift fork gear
mundur bergerak sepanjang alur dari tuas
pemindah gear mundur, yang
menghasilkan gaya pada tuas pemindah
gear mundur (reverse gear shift lever)
searah jarum jam. Putaran searah jarum
jam dari tuas pemindah gear mundur
menggerakkan gear idler mundur dan
menyesuaikan dengan input shaft.
- Ketika berada di Kecepatan ke-5
Ketika berpindah dari keadaan netral ke
gear 5, pin shift fork gear mundur ke-5
bergerak di dalam alur dari tuas pemindah
gear mundur, akan tapi karena gaya
putaran tidak diterapkan pada tuas
pemindah gear mundur, gear idler mundur
tidak bergerak.
26
TRANSMISI MANUAL
27
TRANSMISI MANUAL
Level of gear shift selector arm dapat bergerak baik dalam arah memilih (kesamping)
maupun arah memindah (kedepan-kebelakang). Akan tetapi, level of gear shift interlock
level hanya dapat bergerak dalam arah memilih (kesamping).
Hal ini berarti bahwa hanya yoke yang bertautan dengan Level of gear shift selector arm
dapat bergerak dalam arah memindah. Pergerakan yoke yang bertautan dengan level of
gear shift interlock level tidak dapat bergerak dalam arah memindah.
28
TRANSMISI MANUAL
Apabila gear shift selector arm dipindah ketika berada di posisi tengah antara “netral” dan
“1-2” atau “netral” dan “5-R”, pergantian tidak dapat dilaksanakan karena yoke
bersentuhan dengan level of gear shift interlock level.
29
TRANSMISI MANUAL
30
TRANSMISI MANUAL
31
TRANSMISI MANUAL
F. Pelumasan Transmisi
Pelumasan di dalam transmisi dilakukan dengan sebuah gear yang melepaskan
minyak dan dengan suplai minyak melalui saluran minyak di dalam poros. Pelumasan ini
akan meningkatkan kehandalan dan daya tahan transmisi.
1) Pelumasan internal Poros input
Minyak yang dilepaskan oleh final gear mengalir ke arah saluran masuk di sebelah kiri
dengan gaya sentrifugal. Minyak mengalir menuju saluran masuk ke sisi tutup, dan
kemudian ke saluran minyak di dalam poros input melalui pipa minyak yang disatukan
dengan tutup samping. Minyak yang diarahkan di dalam poros input mengalir dari
lubang minyak di dalam hub gear
5, gear 4, dan hub kecepatan
tinggi untuk melumasi berbagai
komponen.
2) Pelumasan internal Countershaft
Minyak yang dilepaskan oleh final
gear mengalir ke kalter di sisi
kanan dengan gaya sentrifugal.
Minyak tersebut diarahkan ke
saluran minyak di dalam poros
countershaft. Minyak yang
diarahkan di dalam countershaft
mengalir dari lubang minyak ke
hub kecepatan rendah dan gear ke 2 untuk melumasi berbagai komponen.
32
TRANSMISI MANUAL
Susunlah komponen yang telah dibongkar dengan baik sehingga anda dapat
mengingat letak asal tiap-tiap komponen. Berhati-hatilah dengan komponen transmisi
yang mempunyai arah perakitan tertentu dan tidak boleh terbalik. Pastikan anda
mengingat metode perakitan yang benar dengan mencatat atau menandai setiap
komponen.
33
TRANSMISI MANUAL
dan lebar alur syncronizer sleeve, dan gantikan jika ada penyimpanagan dari nilai
standard.
7) Pemeriksaan komponen pada mekanisme interlock dan mekanisme pencegahan
terlepasnya gear
Periksa komponen seperti pin interlock, spring dan bola pengunci, kemudian ganti
jika ada kerusakan.
34
TRANSMISI MANUAL
C. Gear Lompat
Gear bisa Lompat sendiri karena gerakan maju secara tiba-tiba. Lepasnya gear
dapat terjadi karena pertautan gear tidak sempurna kemudian mendapat getaran dan
beban. Atau disebabkan oleh ausnya komponen yang disebabkan oleh geseran antara
synchronizer sleeve dan gear. Untuk dapat mengidentifikasi maka transmisi harus
dibongkar.
Untuk memeriksanya, pindahkan tuas pada gear yang bermasalah dan pastikan
gear dapat terpaut dengan baik. Kemudian lakukan akselerasi dan deselerasi secara tiba-
tiba, dan periksa apakah ada gear yang lompat. Dengan hati-hati periksa proses
perpindahan secara perasaan (merasa ada proses perpindahan, berat tidaknya saat
perpindahan) sambil tuas dipindah-pindah.
D. Kebocoran minyak
Bersihkan lokasi yang dicurigai sebagai tempat kebocoran minyak. Lakukan test
drive dan periksa lokasi bocornya minyak. Tersumbatnya saluran udara dan pengisian
yang berlebih dapat menyebabkan kebocoran minyak.
35
TRANSFER
III. TRANSFER
Ketika berkendara di jalan yang licin atau jalan menanjak, akan sulit bagi
kendaraan dua penggerak roda (2 WD) di mana tumpuan ada pada roda belakang atau
roda depan. Kendaraan empat penggerak roda (4WD) mempunyai mekanisme untuk
berganti tenaga antara roda belakang dan roda depan. Mekanisme tersebut dikenal
dengan nama Transfer.
Transfer bisa jadi terpisah dari transmisi atau bisa diintegrasikan dengan transmisi.
Transfer meneruskan tenaga mesin ke roda depan dan belakang melalui propeler shaft
atau drive shaft.
36
TRANSFER
- Tipe torque-sensitive cam yang membatasi perbedaan putaran secara mekanis dengan
gaya gesek;
- Tipe electromagnrtic control device (EMCD) yang terus menerus berubah dari 2WD dan
4 WD melalui pengendalian elektronik berdasarkan kondisi perjalanan.
Harap dicatat bahwa sistem full-time 4-WD menggunakan diferensial yang meredam
perbedaan putaran antara poros roda depan dan roda belakang ketika membelok.
37
TRANSFER
3) Pengoperasian
- Posisi 2H
Gaya penggerak dari transmisi dimasukkan ke poros input kemudian diteruskan ke output
gear melalui rantai penggerak. Pada saat ini, karena gear output dan poros output
belakang dipasang satu sama lain, gaya penggerak diteruskan ke poros output belakang
oleh high-low clutch sleeve.
Harap dicatat bahwa karena front clutch hub tidak dipasangkan ke poros output depan,
gaya penggerak tidak diteruskan ke poros output depan.
38
TRANSFER
- Posisi 4H
Ketika pengemudi mendorong tuas 4WD untuk memindah ke posisi 4H, motor aktuator
T/F berputar dan movable shift shaft bergeser searah panah A. Pin yang dipasang shift
fork 2-4 cocok dengan alur pada movable shift shaft dan menggerakkan shift fork 2-4
pada arah yang sama seperti movable shift shaft. Sebagai hasilnya, front clutch sleeve
bergerak dalam arah panah B. Dengan cara yang sama seperti posisi 2H, gaya
penggerak dari transmisi diteruskan dari poros input ke poros output belakang melalaui
rantai penggerak. Akan tetapi, karena front hub clutch dipasang ke poros output depan
oleh front clutch sleeve, gaya penggerak juga diteruskan ke poros output depan.
39
TRANSFER
- Posisi 4L
Ketika sopir mendorong tuas 4WD-L dan menggeser ke posisi 4L, motor aktuator
T/F berputar dan movable shift shaft bergeser searah panah A. Pada saat ini, snap ring
yang dipasang movable shift shaft high-low shift fork dalam arah yang sama seperti
movable shift shaft. Hasilnya, high-low clutch sleeve bergerak dalam arah panah B.
Gaya penggerak dari transmisi dimasukkan ke poros input kemudian diteruskan ke
output gear melalui rantai penggerak. Pada saat ini, karena output low gear dan poros
output belakang dipasangkan satu sama lain oleh high-low clutch sleeve, gaya penggerak
direduksi oleh output low gear melalui gear counter, dan diteruskan ke poros output
belakang. Dengan cara yang sama seperti pada posisi 4H, karena front clutch hub
dipasangkan ke poros output depan oleh front clutch sleeve, gaya penggerak dari poros
output belakang diteruskan ke poros output depan.
40
TRANSFER
41
TRANSFER
42
TRANSFER
2) Pengoperasian
- Posisi 4H (center LSD tidak terkunci)
Pada posisi ini, reduction shift sleeve dipasangkan pada gear input dan casing
LSD tengah, dan differensial lock clutch sleeve dipasangkan pada front drive shaft dan
front drive sprocket.
Hal ini berarti bahwa gaya penggerak dari transmisi diteruskan ke poros output
belakang dan poros output depan melalui jalur yang ditunjukkan pada gambar dibawah.
Ketika kendaraan berbelok, perbedaan kecepatan terjadi antara gear input, poros output
belakang dan poros output depan. Drive follower didalam center LSD bergerak bolak-balik
antara drive cam untuk menyerap perbedaan kecepatan putaran. Ketika slip terjadi pada
roda depan dan belakang, gaya gesek antara drive follower dan drive cam dihasilkan dari
perbedaan putaran antara front drive cam dan rear drive cam. Gesekan ini membatasi
perbedaan slip, sehingga drive cam yang tidak slip meneruskan gaya penggerak ke roda
kendaraan.
43
TRANSFER
44
TRANSFER
- Posisi N
Pada posisi ini, tuas reduksi hanya dipasangkan ke center LSD. Gaya penggerak dari
transmisi di masukkan ke input gear, tapi karena tuas reduksi tidak dipasangkan ke gear
input, gaya penggerak tidak di teruskan.
45
TRANSFER
46
TRANSFER
Ketika kendaraan tipe part-time 4WD digerakkan pada 4 wheel drive, poros propeler
depan dan belakang terhubung, dan kecepatan putaran dari poros roda depan dan
belakang adalah sama. Untuk alasan ini, saat berkendara di tikungan tajam di jalanan
kering beraspal, perbedaan radius putar antara roda depan dan roda belakang
menghasilkan perbedaan putaran antar ban sehingga seperti terasa mengerem roda
depan. Sedangkan roda belakang terasa seperti slip. Hal ini disebut fenomena
pengereman sudut sempit.
Untuk menghilangkan fenomena tersebut, kendaraan 4WD memiliki mekanisme untuk
menyerap perbedaan putaran. Mekanisme tersebut ditempatkan di area yang
meneruskan gaya penggerak ke axel depan dan belakang. Mekanisme ini
memungkinkan kestabilan dalam mengemudi yang tidak terpengaruh oleh kondisi jalan
atau cuaca, sehingga mengemudi dengan kendaraan 4WD dapat dilakukan setiap
saat.
D. Mekanisme Sinkronisasi
1) Mekanisme sinkronisasi double
cone (kerucut ganda)
Komponen dari mekanisme sinkronisasi
kerucut ganda terdiri dari front drive
hub, front drive sleeve, synkronizer key,
spring, outer ring, center cone dan inner
ring.
47
TRANSFER
Ketika pengemudi menggeser tuas transfer dari 2H ke 4H, front drive sleeve
(mulai sekarang disebut sebagai "sleeve") bergerak ke kanan. Pada saat ini, syncronizer
key (mulai sekarang disebut sebagai "key") juga bergerak ke kanan. Ujung key
menyentuh outter ring, sehingga outter
ring juga bergerak ke kanan. Setelah
outter bergerak lebih ke kanan, outter
ring bersentuhan dengan permukaan
center cone A. Setelah center cone
bergerak ke kanan, permukaan center
cone B dan inner ring bersinggungan
dan menghasilkan gaya gesek. Gaya
gesek ini memutar outter ring dengan
posisi berlawanan dengan permukaan
spline chamfer. Sleeve dan outter ring
bersentuhan satu sama lain melalui
permukaan chamfernya, sehingga dapat
meneruskan gaya ke outter ring. Gaya
ini menghasilkan gaya gesek yang lebih
besar antara permukaan center cone A
48
TRANSFER
Proses sinkronisasi
berlanjut sampai tidak ada
perbedaan kecepatan putaran
antara sleeve dan drive sprocket.
Setelah sleeve digerakan lebih
jauh ke kanan, permukaan yang
runcing pada sleeve bergeser dan
menggerakkan permukaan runcing
pada drive sprocket, dan sleeve
maupun drive sprocket
berpasangan melalui gigi-giginya.
sinkronisasi ini telah lengkap.
49
POROS PROPELER
Poros propeler meneruskan daya dari transmisi ke axel depan atau axel belakang.
Poros propeler digunakan pada kendaraan FR dan kendaraan 4WD.
Universal joint dipasang pada kedua ujung poros propeler. Jika sudut poros berubah,
maka joint harus mampu membuat poros berputar lembut dalam meneruskan daya.
50
POROS PROPELER
berubah terhadap berbagai arah yang berbeda. Sesuai dengan perubahan sudut, poros
propeler dapat memanjang, memendek dan miring. Hal ini membuat putaran berjalan
lancar dalam meneruskan daya ke gear gardan.
Gambar di bawah ini menunjukkan komponen-komponen poros propeler,
termasuk sambungan universal yang merespon perubahan sudut, dan sleeve yoke serta
unit poros propeler yang merespon perubahan panjang dalam arah aksial. Pada poros
propeler dipasang potongan penyeimbang (balance piece) saat dibuat untuk
menyeimbangkan poros saat berputar (mencegah getaran dan suara yang tidak biasa).
51
POROS PROPELER
C. Universal joint
Hook Joint sering digunakan sebagai universal joint. Komponen hook joint terdiri
dari 2 yoke (sisi input dan sisi output), spider (poros berbentuk salib) yang
menghubungkan yoke dan bantalan rol jarum (needle roller bearing).
Kelebihan engsel universal adalah bahwa strukturnya sederhana dan keausannya
rendah. Kerugiannya adalah bahwa ketika poros penggerak dan poros yang digerakkan
berputar satu sama lain pada sudut tertentu, kecepatan dan torsi pada poros yang
digerakkan bervariasi relatif terhadap poros penggerak. Untuk menyerap variasi ini, arah
(fase) dari yoke yang terhubung ke universal joint dibuat sama. Ini akan menetralkan
getaran yang dihasilkan poros propeler, sehingga daya akan diteruskan dengan halus.
Namun, walaupun yoke yang
terhubung ke universal universal
dibuat sama, namun jika sudut
antara kedua poros terlalu besar,
maka getaran yang timbul tidak
dapat dinetralkan. Untuk alasan ini,
universal joint hanya digunakan
untuk poros propeler yang memiliki
variasi sudut yang relatif kecil.
Umumnya sudut maksimum untuk
satu poros propeler adalah 15 derajad.
52
POROS PROPELER
53
POROS PROPELER
54
POROS PROPELER
5. Setelah perakitan selesai, periksa bahwa kedua shaft yoke and flange yoke bergerak
bersama dengan lembut.
6. Periksa bahwa semua snape ring dimasukkan ke dalam alur secara benar.
55
POROS PROPELER
56
POROS PROPELER
57
POROS PROPELER
58
POROS PENGGERAK
59
POROS PENGGERAK
- Triport Joint
Komponen triport joint terdiri dari
housing, roller dan spider. Triport joint
meneruskan daya sama seperti pada Bar
Field Joint. Tetapi, karena triport joint
menyerap memanjang dan memendek dari
poros penggerak yang disebabkan oleh
gerakan naik turunnya roda, roller dapat
bergerak sepanjang alur housing pada arah
aksial.
60
POROS PENGGERAK
- Rakit pembungkus boot untuk boot karet seperti yang ditunjukkan dalam gambar relatif
terhadap arah putaran poros penggerak saat gerak maju.
- Ketika mengisi boot dengan grease, pastikan untuk mengisinya sampai pada tingkat
yang telah ditentukan. Jika terlalu banyak maka akan menyebabkan kebocoran minyak,
sedangkan jika kurang, joint dapat macet.
61
DIFFERENSIAL
VI. DIFFERENSIAL
62
DIFFERENSIAL
63
DIFFERENSIAL
Saat berjalan lurus ke depan, kecepatan putaran dari roda kiri dan roda kanan
adalah sama. Diferensial pinion yang terhubung/bertautan dengan diferensial gear tidak
berputar pada pinion shaft, tapi malah berputar bersama-sama dengan casing diferensial
sehingga roda kiri dan kanan berputar pada kecepatan yang sama. Ketika berbelok,
karena kecepatan putaran dari roda kiri dan kanan berbeda, roda sebelah dalam
diperlambat, sementara roda sebelah luar dipercepat. Untuk melakukan hal ini, diferensial
pinion berputar sendiri pada pinion shaft
dan berputar mengelilingi diferensial gear
dengan resistensi/tahanan yang lebih besar
untuk mengatasi perbedaan kecepatan
antara roda yang berbelok. Ini akan
menggerakkan gear diferensial yang lain
untuk menghasilkan efek diferensial.
Sebagai contoh, jika drive bevel
pinion berputar 500 kali saat berkendara
lurus ke depan, roda kiri dan kanan
keduanya berputar 500 kali. Tetapi jika roda
kiri berkurang kecepatannya sampai 450
putaran saat memutar, efek diferensial
menambahkan perbedaan 50 putaran untuk
roda kanan sehingga berputar 550 kali.
Dengan cara ini, jika drive bevel pinion yang
berputar 500 kali, terlepas dari perubahan
antara roda kiri dan roda kanan, jumlah
putaran untuk kedua roda akan selalu 1.000.
Diferensial meneruskan momen torsi yang besarnya sama ke roda kiri dan roda
kanan. Dengan demikian, jika axel kiri berjalan di atas permukaan es licin atau masuk
lumpur, maka gesekan dengan permukaan jalan akan menurun yang mengakibatkan roda
slip dan kehilangan daya dorong. Daya ke roda kanan juga hilang karena tidak berputar,
sehingga tidak memiliki daya dorong. Fenomena yang sama juga terjadi di jalan
bergelombang ketika roda terpental dan terpisah dari permukaan jalan, menghasilkan
perbedaan putaran kecepatan antara axel roda kiri dan roda kanan. Hal ini terjadi bahkan
setelah roda melakukan kontak dengan permukaan jalan lagi.
Salah satu jenis diferensial adalah diferensial slip terbatas (limited-slip) yang secara
otomatis membatasi efek diferensial untuk mempertahankan gaya penggerak roda.
64
DIFFERENSIAL
Diferensial ini menggunakan kopling viscous, dimana ketika terjadi slip, torsi
didistribusikan dari roda yang putarannya lebih cepat ke roda yang putarannya lebih
lambat untuk mempertahankan gaya penggerak. Kendaraan yang dilengkapi dengan
mekanisme ini tidak boleh didongkrak hanya satu poros kemudian differensialnya
digerakkan. Hal ini disebabkan karena risiko
ketidakseimbang putaran atau terjadinya
putaran yang disebabkan operasi tiba-tiba
kopling viscos dan seketika menghasilkan
torsi yang besar. Torsi besar ini bisa
diteruskan ke roda dan menyebabkan
kendaraan jatuh dari dongkrak.
2) Gear Final
Sebuah gear bevel spiral atau gear hypoid digunakan sebagai gear akhir
kendaraan FR. Final Gear terdiri dari drive bevel pinion dan drive bevel gear. Gear akhir
dan diferensial dirintegrasi dan diletakkan dalam casing/rumah diferensial. drive bevel
pinion diletakkan dalam rumah diferensial dan dikaitkan ke drive bevel gear. drive bevel
gear dibaut dan disatukan dengan rumah diferensial. Diferensial berfungsi untuk
menyesuaikan gerakan yang lembut secara otomatis ketika ada perbedaan kecepatan
putaran antara roda kiri dan kanan.
Rumah diferensial berisi final gear dan diferensial. Pada kendaraan yang
menggunakan suspensi independen, diferensial terpasang pada bodi, sementara pada
kendaraan yang menggunakan suspensi rigid, diferensial dipasang pada rumah axel
belakang yang mencakup poros axel yang menggerakkan roda belakang. Pada
kendaraan FF, transaxel yang digunakan merupakan struktur terpadu yang mencakup
transmisi, gear akhir dan diferensial.
B. Diferensial kendaraan FF
Prinsip diferensial FF sama seperti pada kendaraan FR. Secara umum, gear
helikal digunakan sebagai final gear dari transaxel. Gear helikal ditempatkan dalam rumah
transmisi bersama-sama dengan diferensial. Rasio gear transmisi dikalikan dengan rasio
final reduksi disebut rasio reduksi keseluruhan. Torsi mesin meningkat sebanding dengan
rasio reduksi keseluruhan dan kecepatan mesin menurun berbanding terbalik dengan
rasio reduksi keseluruhan. Rasio reduksi akhir dinyatakan dengan persamaan berikut.
65
DIFFERENSIAL
66
DIFFERENSIAL
Kontak normal
Kontak dikatakan normal apabila
besarnya kontak sekitar 70% dari total
panjang gigi.
Penanggulangan: pilih shim yang dapat
menggeser bevel pinion lebih dekat ke
bevel gear.
67
DIFFERENSIAL
4. Kencangkan mur flens pinion sampai torque preload poros bevel pinion mencapai
spesifikasi yang ditentukan.
Perhatian:
Lakukan pengukuran torque setelah memutar poros bevel pinion setidaknya 15 kali
Standart: Preload poros bevel pinion : 1,3 N-m (kecepatan berputar sekitar 50 rpm)
5. Pada blok level, pasang dial gauge yang dapat ditarik kembali sekitar 10 mm ke alat
khusus dan lakukan penyetelan.
68
DIFFERENSIAL
Alat khusus:
G: 09922-76120 (poros bevel pinion mounting dummy)
H: 09922-76220 (bantalan bevel pinion dummy)
6. Pasang poros bevel pinion mounting dummy yang telah anda setel terhadap diferensial
carrier dan kencangkan kedua tutup bantalan diferensial samping pada torque
spesifikasi.
Torque pengencangan : 50 N*m
7. Ukur dimensi penarikan dial gauge. Hasilnya adalah “a”.
8. Hitung “b”, diketahui bahwa radius dari bevel pinion bearing dummy 34,00 mm, tinggi
ujung besar dari poros bevel pinion adalah 40,00 mm dan tinggi blok pengukur bevel
pinion adalah 14,00 mm.
Alat khusus:
I: 09922-76550 (blok pengukur bevel pinion)
Persamaan: b (mm) = 34,00 + 40,00 + 14,00 – a
69
DIFFERENSIAL
9. Hitung ketebalan shim sehingga jarak dudukan bevel pinon adalah 85,00 mm.
Persamaan: Ketebalan poros = b – 85,0
10. Pilih shim yang terdekat dengan hasil perhitungan .
Tipe shim: 0,30; 1,12; 118; 1,24; 1,30 mm
11. Pasang shim yang telah anda pilih (pada nomor 10) dan tekan dengan pas pada
inner race dengan menggunakan alat khusus.
70
DIFFERENSIAL
71
DIFFERENSIAL
72
DIFFERENSIAL
D. Diagnosa Kerusakan
Kondisi Kemungkinan Penyebabnya
Gear bersuara - Oli kurang
(konstan) (dalam - Oli sudah jelek atau kontaminasi air
keadaan bebas) - Kerusakan permukaan gigi
- Adanya benda asing
- Kesalahan penyetelan backlash antara bevel gear dan
bevel pinion
- Kontak gigi yang tidak tepat antara antara bevel gear dan
bevel pinion
- Ada baut yang kendor (baut bevel gear atau baut final gear)
73
KEMUDI
VII. KEMUDI
Gaya kornering mengalami penurunan saat berkendaraan di jalan licin, atau jika
tekanan udara ban terlalu rendah. Jadi untuk menstabilkan kendaraan saat berbelok,
74
KEMUDI
maka pengemudi harus mengemudikan pada kecepatan yang sesuai untuk tikungan dan
kondisi permukaan jalan, dan melakukan perawatan ban (tekanan udara, kedalaman alur,
keausan tidak merata, kerusakan eksternal dan kawat terkelupas, kerusakan ringan)
Untuk memastikan bahwa "berputarnya roda kemudi"="berputarnya kendaraan",
maka semua ban harus berputar mengelilingi titik pusat yang sama, dan menghadap garis
singgung lingkaran putar. Dengan kata lain, karena kendaraan memiliki jarak antara roda
kiri dan kanan, maka bila kemudi
diputar, maka sudut putar ban kiri dan
ban kanan harus berbeda. Cara untuk
menambah sudut pembelokan pada
sisi dalam ban sehingga titik pusat
lingkaran putar sama untuk semua
ban disebut Ackermann and Junt
steering.
Gaya sentrifugal yang bekerja
pada kendaraan sebanding dengan
"berat" dan "kuadrat kecepatan", dan berbanding terbalik dengan "radius putar". Gaya
gesekan sebanding dengan beban pada roda dan koefisien gesekan antara ban dan
permukaan jalan. Gaya gesekan ini melawan gaya sentrifugal. Gaya reaksi yang
berlawanan gaya sentrifugal disebut gaya sentripetal. Sebuah gaya sentripetal yang sama
dengan gaya sentrifugal diperlukan untuk pengontrolan kendaraan saat berbelok.
Sebagai contoh, ketika berbelok ke kanan, terjadi gaya gesek antara ban dan
permukaan jalan. Ketika ban dilihat dari
belakang, ban berubah bentuk seperti
yang ditunjukkan pada gambar. Namun
ban berusaha untuk kembali ke bentuk
semula. Dengan kata lain, gaya bekerja
pada ban dari jalan arah kanan. Gaya
pada ban untuk menahan belokan disebut
gaya kornering (cornering force).
75
KEMUDI
lebih besar dari radius putar ban disebut understeer. Untuk mempertahankan radius
putar konstan selama oversteer, maka sudut putar roda kemudi harus dikurangi.
76
KEMUDI
slip ke samping kiri, maka kendaraan akan bergerak dengan radius putar yang lebih
besar walaupun kemudi diputar penuh ke kanan untuk membuat radius putar lebih kecil.
Perbedaan sudut antara arah jalan kendaraan dan sudut belok roda disebut sudut slip.
Gaya sentrifugal meningkat sebanding dengan kuadrat kecepatan membelok.
Gaya kornering meningkat sesuai dengan gaya sentrifugal, dan sudut slip juga meningkat
sebanding dengan gaya kornering. Jika gaya sentrifugal naik lebih lanjut, maka tingkat
slip ke samping juga naik, namun gaya kornering tidak naik.
77
KEMUDI
B. Mekanisme Gigi
Ada 2 jenis mekanisme gigi: rak pinion dan ball nut.
1. Gear Kemudi Rak Pinion
Rak yang bertautan dengan pinion
dihubungan ke ujung poros kemudi. Putaran
roda kemudi akan menggerakkan roda
melalui tie-rod yang dipasang pada kedua
ujung rak. Tipe gear ini kompak dan ringan
dengan gesekan rendah, tetapi gaya kejut
dari kondisi jalan lebih mudah diteruskan ke
roda kemudi.
78
KEMUDI
79
KEMUDI
Baik kemudi tipe rak and pinion dan ball nut keduanya dapat meningkatkan gaya
kemudi yang diterima dari poros kemudi dan meneruskan ke mekanisme link. Rasio
peningkatan gaya ini disebut rasio gigi kemudi. Kedua tipe kemudi memiliki Rumus yang
berbeda untuk menghitung rasio gear.
Besar gerak roda kemudi (sudut)
Rasio gear kemudi rak and pinion =
Besar gerak roda depan (sudut)
Besar gerak roda kemudi (sudut)
Rasio gear kemudi ball nut =
Besar gerak lengan pitman (sudut)
C. Mekanisme link
Komponen dari
mekanisme link bervariasi
tergantung yang digunakan tipe
rak and pinion atau ball nut. Tapi
kedua memiliki fungsi yang
sama adalah untuk meneruskan
tenaga kemudi dari mekanisme
gear ke roda depan.
80
KEMUDI
Beberapa kendaraan menggunakan rasio gear yang bisa berubah sesuai dengan
besarnya putaran roda kemudi. Pada saat kendaraan berjalan lurus atau kemudi
dekat dengan posisi netral, digunakan rasio gear tinggi dengan respon moderat
untuk meredam ketidakstabilan kendaraan. Namun ketika roda kemudi diputar
penuh, digunakan rasio gear rendah untuk membuat kendaraan lebih mudah di
kendalikan, seperti ketika parkir.
81
KEMUDI
82
KEMUDI
83
KEMUDI
Dengan cara ini, jika jumlah minyak yang dikeluarkan pompa berubah maka
tenaga yang membantu memutar stir jiga akan berubah. Hal ini berarti bahwa ketika
kecepatan mesin berubah, maka jumlah minyak yang dipompa dan tenaga yang
membantu memutar stir juga berubah-ubah. Agar tekanan dan jumlah minyak yang
dipompa konstan maka pompa power steering memiliki sebuah katup kontrol yang
84
KEMUDI
berfungsi untuk mempertahankan jumlah minyak yang dipompa, dari kecepatan putaran
mesin rendah sampai kecepatan putaran mesin tinggi.
4) Cara kerja katup kontrol (Grand Vitara: JB420)
Ketika mesin kondisi idling, minyak dikeluarkan dari pompa menuju ke katup
kontrol yang berada pada gear box, seperti yang ditunjukkan oleh panah pada gambar di
bawah. Pada saat ini, dikarenakan oleh efek dari orifice B, tekanan pada kedua ujung
katup kontrol A adalah P1> P2. Namun, ketika jumlah minyak yang dipompa rendah,
maka perbedaan tekanan antara P1 dan P2 menjadi kecil. Karena tekanan P1 kecil maka
katup A terdorong oleh gaya reaksi pegas, dan katup kontrol A tidak bergerak dari posisi
seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Dalam kondisi ini semua minyak yang
dikeluarkan pompa akan dipasok ke gear box.
85
KEMUDI
Ketika jumlah minyak yang dipompa meningkat lebih lanjut karena kecepatan
putaran mesin naik lebih tinggi, maka tekanan pada katup kontrol B lebih besar dari gaya
reaksi pegas sehingga perlahan-lahan menutup rangkaian hidrolik. Hal ini berarti bahwa
jumlah minyak yang disuplai ke gear box kemudi (panah a) lebih sedikit atau berkurang
dibanding ketika mesin beroperasi pada kecepatan rendah.
Ketika tekanan hidrolik (P3) yang diberikan pada gear box mencapai
maksimumnya, misalnya ketika kemudi diputar penuh, maka semua minyak yang
dikeluarkan dari pompa mengalir ke katup relief melalui orifice A. Ketika tekanan hidrolik
86
KEMUDI
melebihi nilai yang ditetapkan katup relief (gaya reaksi pegas katup relief), maka bola
katup didorong ke bawah untuk mengurangi minyak. Tekanan (P2) yang rendah ini akan
membuat katup kontrol A bergerak kekanan untuk mengurangi minyak dari drain port.
Ketika minyak sudah berkurang dari drain port, tekanan hidrolik yang bekerja pada
bola katup menjadi berkurang sehingga gaya pegas katup relief mendorong bola katup
naik. Gerakan komponen seperti dijelaskan di atas akan mengontrol tekanan hidrolik
maksimum.
87
KEMUDI
88
KEMUDI
penundaan sampai ruang B mencapai tekanan yang sama seperti ruang A. Ini berarti
bahwa tekanan hidrolik di ruang A menjadi lebih tinggi daripada di ruang B. Kondisi ini
menggerakkan katup kontrol ke kanan dan minyak dalam ruang A kembali mengalir ke
pump intake port.
Ketika tekanan hidrolik di ruang A berkurang menjadi lebih rendah dari daya pegas
katup kontrol dan tekanan hidrolik di ruang B, maka katup kontrol bergerak ke kiri.
Langkah-langkah ini diulang untuk mengontrol tekanan hidrolik maksimum.
Pada Sleeve valve dan Stub shaft terdapat sirkuit hidrolik. Ketika roda kemudi
diputar, maka torsion bar berputar dan menghasilkan pergeseran antara Sleeve valve dan
Stub shaft yang besarnya sesuai dengan kekuatan reaksi atay hambatan permukaan
jalan melalui ban. Hal ini akan mengubah jalur sirkuit hidrolik dan area sirkuit hidrolik,
serta kontrol tekanan yang diberikan pada silinder.
89
KEMUDI
- Pembangkitan Tekanan
Steering gear box pada kemudi power steering sama dengan kemudi manual,
hanya ditambah sebuah silinder untuk pembangkitan tekanan. Pinion gear meneruskan
gaya reaksi dari permukaan jalan ke roda kemudi, dan jika sistem hidrolik rusak, maka
sistim kemudi masih dapat digunakan sebagai kemudi manual.
- Perubahan sirkuit hidrolik (Perubahan Arah Aliran)
90
KEMUDI
Sleeve valve dan Stub shaft dihubungkan oleh torsion bar. Keduanya terpuntir
ketika roda kemudi diputar. Dengan berputarnya Stub shaf, maka Sleeve valve dan Stub
shaft posisinya bergeser sehingga jalur sirkuit hidrolik berubah. Pergeseran posisi yang
lebih besar (roda kemudi diputar kuat) menyebabkan minyak yang mengalir ke silinder
menjadi lebih besar sehingga gaya yang dihasilkan untuk membantu memutar roda akan
semakin besar.
- Posisi Kemudi Netral
Karena batang torsi tidak berputar ketika kemudi dibelokkan arahnya, maka sirkuit hidrolik
antara Sleeve valve dan Stub shaft berada pada posisi netral. Pada waktu ini, minyak
dipompa kembali ke tanki reservoir melalui Stub shaft.
Ketika berbelok pada kecepatan rendah atau kemudi diputar sepenuh, gaya reaksi
dari permukaan jalan menjadi tinggi dan torsian bar terpuntir. Puntiran torsion bar
91
KEMUDI
menghasilkan geseran antara Sleeve valve dan Stub shaft yang mengubah sirkuit
hidrolik.
Ketika berbelok ke kanan, aliran minyak dari pompa ke silinder sebelah kiri dan
minyak dari silinder sebelah kanan ke tangki reservoir. Tekanan hidrolik ini mendorong
rak ke arah kanan.
- Bebelok ke Arah Kiri
Ketika berbelok ke kiri, perpindahan antara Sleeve valve dan Stub shaft adalah
kebalikan saat berbelok ke kanan. Rangkaian hidrolik dari pompa ke silinder sebelah
kanan dan dari silinder sebelah kiri ke tangki reservoir. Tekanan hidrolik ini mendorong
rak ke arah kiri.
92
KEMUDI
Jika pembangkitan tekanan hidrolik berhenti, seperti ketika mesin berhenti, ketika
sabuk power steering putus, atau ketika ada masalah dengan pompa power steering.
Stopper pada ujung stub shaft membuat kontak dengan pinion sehingga sistim kemudi
berfungsi sebagai kemudi manual.
D. Steering Gear Box Ball Nut
Putaran roda kemudi diteruskan ke steering column dan poros kemudi, dan
dimasukkan ke poros input gear box. Poros input terhubung ke poros worm melalui
torsion bar. Keliling luar dari poros worm terhubung dengan ball nut. Ball nut mengatur
gerakan arah putaran. Ini berarti bahwa gerak putar poros worm diubah menjadi gerakan
linier arah aksial pada ball nut, dan kecepatan putaran juga direduksi.
Sisi luar dari ball nut memiliki gigi yang terkait dengan sector gear. Oleh karena
itu, gerakan linear dari ball nut diubah menjadi gerakan putaran gear sektor, yang
diteruskan ke steering linkage pada pitman arm yang terhubung ke ujung sektor gear.
1) Ball Nut
Beberapa bola baja dimasukkan dalam
satu baris diantara permukaan kontak dari poros
worm dan ball nut. Bola-bola ini menggelinding
setelah permukaannya bersentuhan dengan poros
worm dan ball nut. Kontak gelinding ini
mengurangi gesekan dan menurunkan daya
kemudi yang diperlukan. Ketika worm shaft
berputar, bola baja bergerak sambil berputar pada
worn dan menggerakkan ball nut dengan arah
aksial.
barisan bola baja bersirkulasi melalui pemandu.
93
KEMUDI
2) Katup kontrol
Katup kontrol dihubungkan dengan
torsion bar , melalui pusat worm shaft. Ujung
depan dari torsion bar terhubung ke worm
shaft dan bagian belakang dihubungkan ke
input shaft. Kedua hubungan dibuat dengan
pin. Ujung belakang worm shaft dan badan
katup memiliki desain terpadu. Di dalam valve
body terdapat sirkuit hidrolik. Untuk
mengontrol sirkuit ini, valve body memiliki
spool valve. Spool valve digerakkan oleh
input shaft melalui pin A.
Ketika putaran roda kemudi diteruskan
ke worm shaft melalui input shaft dan batang
torsi, gaya reaksi dari ban diterima melalui
pitman arm, poros sektor dan ball nut
meneruskan ke worm shaft. Torsion bar
terpuntir sesuai gaya reaksi ini. Perpindahan dibangkitkan antara valve body dan spool
valve, yang mengubah sirkuit hidrolik.
- Kemudi netral
Karena Torsion bar tidak terpuntir karena roda kemudi tidak diputar, maka sirkuit
hidrolik antara spool valve dan valve body berada dalam posisi netral. Dan karena minyak
yang dipompa kembali ke tangki reservoir melalui sirkuit hidrolik, maka tenaga untuk
membantu memutar kemudi tidak dilakukkan.
94
KEMUDI
- Berbelok Ke Kanan
Ketika roda kemudi diputar ke kanan, batang torsi terpuntir dan menghasilkan
perpindahan antara spool valve dan valve body. Akibatnya, aliran minyak dari pompa
power steering ke silinder A dan minyak dari silinder B ke tangki reservoir. Tekanan
hidrolik ini mendorong ball nut ke kiri seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
- Berbelok Ke Kiri
Ketika roda kemudi diputar ke kiri, perpindahan antara spool valve dan valve body
merupakan kebalikan dari saat kemudi berbelok ke kanan. Minyak dari pompa power
steering ke silinder B dan minyak dari silinder A ke tangki reservoir.
Tekanan hidrolik ini mendorong ball nut ke kanan seperti yang ditunjukkan pada gambar
di bawah ini.
95
KEMUDI
4) Switch Tekanan
Pompa power steering digerakkan langsung oleh tenaga crankshaft melalui sabuk
power steering. Hal ini berarti bahwa selama mesin idling, mesin mungkin akan mati jika
tekanan hidrolik yang dihasilkan oleh pompa meningkat. Untuk mencegah hal ini, maka
pompa memiliki switch tekanan. Ketika
tekanan hidrolik mencapai tingkat yang
ditetapkan, ECM akan mendeteksi dan switch
tekanan meningkatkan kecepatan idling untuk
menjaga kecepatan mesin tetap stabil.
96
KEMUDI
97
KEMUDI
98
KEMUDI
99
KEMUDI
- kelonggaran Instalasi
Periksa apakah ada kelonggaran pada bagian pemasangan instalasi power steering atau
pada hubungan antara selang dan pipa.
100
SUSPENSI
VIII. SUSPENSI
101
SUSPENSI
102
SUSPENSI
Dibawah ini tipe-tipe Suspensi yang digunakan pada beberapa kendaraan Suzuki
- Ignis
Depan: MadPherson strut suspension
Belakang: ITL (isolated trailing link suspension)
- Garand Vitara (Seri SQ)
Depan: MadPherson strut suspension
Belakang: 5-link rigid axle Suspension
- Jimmy
Depan: 3-link rigid axle Suspension
Belakang: 3-link rigid axle Suspension
103
SUSPENSI
- Aerio / Liana
Depan: MadPherson strut suspension
Belakang: MadPherson strut suspension
- Swift
Depan: MadPherson strut suspension
Belakang: torsion beam suspension
- Grand Vitara (Seri JB)
Depan: MadPherson strut suspension
Belakang: multi-link suspension
C. Karakteristik
1) Gerakan ban
Perbedaan bagaimana ban bersentuhan dengan tanah tergantung pada struktur
suspensi seperti yang ditampilkan di bawah ini.
- Rigid axle Suspension
Karena roda kiri dan kanan terhubung
rigid, maka gerakan dari satu roda
mempengaruhi roda yang lain. Hal ini
membuat bodi kendaraan miring
ketika salah satu roda melewati
gundukan jalan, dan ban hanya
memberi sedikit kontak dengan tanah.
- Suspensi independen
Roda kiri dan kanan bergerak naik dan turun secara independen. Hal ini berarti bahwa
hanya ada sedikit gerakan pada bodi kendaraan, dan ban memiliki kontak yang baik
dengan tanah.
2) Komponen Kendaraan Yang Tidak Disangga Pegas (Unspung Weight)
Kenyamanan mengendarai kendaraan adalah bervariasi tergantung pada
komponen yang didukung suspensi. Karakteristik utama dijelaskan di bawah ini.
- Dengan suspensi tipe rigid, komponen sistem penggerak seperti differensial dan
housingnya termasuk dalam komponen tanpa pegas. Ini berarti bahwa komponen
yang tidak didukung oleh pegas bobotnya berat sehingga menjadikan berkendaraan
kurang nyaman.
- Dengan suspensi independen, komponen suspensi yang tidak didukung oleh pegas
hanya arm atau lengan dan shock absorber. Hal ini berarti bahwa komponen yang
104
SUSPENSI
tidak didukung oleh pegas bobotnya ringan sehingga menjadikan berkendaraan lebih
nyaman.
Komponen tanpa pegas adalah bobot dari komponen kendaraan yang tidak
didukung oleh pegas suspensi, seperti ban, roda, as dan rem. Bobot dengan pegas
adalah bobot komponen kendaraan yang ditempatkan di atas pegas suspensi, seperti
mesin dan bodi keandaraan.
Secara umum, semakin besar bobot kendaraan yang didukung pegas,
semakin sulit badan kendaraan mengalami goncangan, dan semakin besar bobot
kendaraan yang tidak didukung pegas, semakin mudah bagi kendaraan mengalami
goncangan.
Semakin ringan bobot kendaraan tanpa pegas, semakin mudah bagi ban untuk
melewati gundukan pada permukaan jalan. Ini berarti bahwa semakin rendah bobot
kendaraan tanpa pegas, semakin baik kenyamanan berkendara.
105
SUSPENSI
106
SUSPENSI
2) Cara Kerja
Lurus ke depan
Ketika input (seperti gaya dorong ke atas) yang dihasilkan pada ban saat
berkendara lurus ke depan, trailing arm bergerak naik turun di sekitar sumbu garis
imajiner yang menghubungkan pusat bushing lengan trailing (trailing arm bush) kiri dan
kanan. Hal ini berarti bahwa roda kiri dan kanan bergerak pada fase yang sama, yang
menghasilkan perjalanan yang stabil ketika berjalan lurus ke depan.
107
SUSPENSI
Ketika tabung lengan tambahan (lengan Ketika tabung lengan trailing berada
trailing) tidak miring dalam posisi miring.
108
SUSPENSI
ringan dan tingkat perawatannya lebih baik. Umumnya strut suspension digunakan untuk
kendaraan FF.
2) Optimalisasi Camber
Dengan mengoptimalkan panjang lengan dan posisi lengan pada lengan bawah
dan lengan atas, sehinga camber ke
ground berubah selama gerakan
rolling dapat diminimalkan. Ini juga
meningkatkan stabilitas kemudi.
109
SUSPENSI
4) Mengontrol Toe Saat Pengereman Dan Saat Mulai Jalan (Gaya Dari Depan Ke
Belakang Menyesuaikan Steer)
- Pengereman
Ketika mengerem, jika gaya (F
dalam gambar) yang dihasilkan pada
titik dimana ban menyentuh tanah dan
menggerakkan ban ke arah depan dan
belakang, posisi dari lower arm dan
control rod memungkinkan ban
dikontrol ke posisi Toe-in yang lemah.
Hal ini meningkatkan stabilitas bodi
kendaraan saat pengereman.
110
SUSPENSI
- Saat Kendaraan Mulai Jalan (Start Off) Dan Saat Melewati Tonjolan Jalan
Ketika kendaraan mulai jalan, daya dorong
menghasilkan gaya (F1 dalam gambar) di
pusat roda, yang menggerakkan ban ke
arah depan.
111
SUSPENSI
112
SUSPENSI
2) Pegas Koil
Pegas koil atau spiral adalah pegas baja yang digulung
dalam bentuk spiral. Karena lebih panjang dari pegas daun, maka
pegas koil lebih baik dalam menyerap beban kejut. Kenyamanan
berkendara lebih baik karena tidak ada gesekan ketika pegas
berkontraksi. Namun, pegas koil tidak dapat menyangga poros
sendirian. Pegas koil membutuhkan lengan dan link untuk
menopang gaya pada setiap arah, sehingga mengakibatkan
strukturnya lebih kompleks dan membutuhkan ruang yang lebih
besar.
Poin Kunci
Beberapa kendaraan menggunakan pegas
coil dengan offset. Offset sumbu pegas coil
terhadap sumbu strut. Gaya yang berusaha
membengkokkan selama sliding diatasi oleh
gaya tolak pegas koil. Ini akan menurunkan
tahanan sliding strut dan dapat
meningkatkan kenyamanan berkendara.
113
SUSPENSI
114
SUSPENSI
115
SUSPENSI
116
SUSPENSI
C. Stabilizer
Stabilizer meminimalkan
kemiringan bodi kendaraan yang
disebabkan oleh gaya sentrifugal
saat berbelok dan goncangan
horizontal yang terjadi ketika
mengemudi di atas tonjolan jalan.
117
SUSPENSI
118
SUSPENSI
119
WHEEL ALIGNMENT
Roda harus memiliki kinerja yang baik ketika berjalan lurus untuk memastikan
mengemudi dalam keadaan stabil. Roda-roda tersebut juga harus memiliki kinerja
membelok yang baik ketika melewati tikungan, dan gaya pengembali yang baik ketika
kembali ke arah lurus setelah berbelok. Untuk mencapai hal ini, roda-roda tersebut harus
selaras. Roda dapat mencapai kinerja yang diperlukan dengan mempertahankan
hubungan yang konstan antara roda dengan axel dan sudut kingpin.
Baru-baru ini, kinerja pengemudian kendaraan telah ditingkatkan dengan
menggunakan sistem suspensi advance dan ban dengan grip yang baik. Untuk membuat
kinerja seperti ini, keselarasan roda dilakukan untuk 4 (keempat) roda, bukan hanya untuk
roda depan, tetapi juga untuk roda belakang.
120
WHEEL ALIGNMENT
9.2 Camber
Roda dipasang dengan kemiringan.
Sudut relatif terhadap garis vertikal jika dilihat
dari depan ini disebut camber. Ini membuat
offset kingpin menjadi lebih kecil dan
mengurangi tenaga yang diperlukan memutar
kemudi. Ini juga memperbaiki kontak ban
dengan tanah ketika bodi kendaraan
melakukan rolling. Ketika bagian atas ban
miring ke luar disebut camber positif, dan
ketika bagian bawah ban miring keluar disebut
camber negatif.
Peranan camber
- Mengurangi tenaga memutar kemudi
- Mengurangi beban spindel
- Mencegah ban selip
- Mencegah roda bawah miring
121
WHEEL ALIGNMENT
9.3 Caster
Bagian atas dari sumbu kingpin seperti
terlihat dari sisi roda depan kendaraan sedikit
miring ke arah belakang. Sudut kemiringan ini
disebut Caster. Caster positif jika sisi atas miring
ke belakang. Pengaturan sudut Caster
menghasilkan torsi angkat ketika membelok, yang
122
WHEEL ALIGNMENT
berusaha untuk mengangkat bodi kendaraan karena ban dimiringkan relatif terhadap
tanah. Dengan demikian, pengaturan sudut caster untuk mempertahankan arah lurus
karena gaya reaksi dari muatan bodi kendaraan yang berusaha mengembalikan
kendaraan ke kondisi aslinya.
Ketika sudut caster diatur, jarak antara titik kontak ban dengan tanah dan titik
pertemuan antara tanah dan garis perpanjangan imajiner dari sumbu kingpin disebut
caster trail, semakin besar sudut caster, jaraknya semakin panjang.
9.4 Toe
Ketika dilihat dari atas, posisi ban kiri dan kanan terlihat bahwa jarak antara tepi
ban depan bagian depan sedikit lebih pendek dari pada jarak antara tepi ban depan
bagian belakang. Perbedaan jarak ini disebut Toe-in. Sebaliknya, ketika tepi ban depan
bagian depan lebih lebar dari pada jarak antara tepi ban depan bagian belakang, disebut
Toe-out.
123
WHEEL ALIGNMENT
Jika caster positif ditetapkan pada roda depan, ketika kendaraan akan berjalan
cenderung berusaha membuka ban depan sebelah kiri dan kanan (Toe-out) sesuai
dengan gaya pengendara. Dengan menyetel Toe-in lebih lanjut, maka toe-out selama
berkendaraa dapat dilindungi. Ban yang diset dengan camber positif berusaha untuk
bergerak keluar kendaraan karena putaran camber.
Dalam kasus roda depan, karena roda dihubungkan pada axel kiri dan axel kanan
dengan tie rod maka gaya yang menggerakkan keluar menjadi slip kesamping dan akan
mempercepat keausan ban. Menetapkan Toe-in membuat ban bergerak ke dalam
sehingga gaya yang terjadi saling menetralkan satu sama lain dan ban bergerak lurus ke
depan.
124
WHEEL ALIGNMENT
Dengan cara yang sama seperti gaya pengembali yang dihasilkan dari sudut
caster, pengaturan sudut kingpin berarti bahwa gaya dari tanah bereaksi ke berat
kendaraan membantu untuk meningkatkan kecenderungan kendaraan untuk bergerak
lurus.
Ketika roda dikenai gaya yang besar, seperti pengereman atau dari suatu hambatan,
sebuah momen dihasilkan pada sumbu kingpin. Gaya ini proporsional dengan besarnya
offset kingpin. Semakin besar sudut kingpin disetel untuk membuat offset lebih kecil,
semakin kesulitan untuk meneruskan gaya ke roda kemudi.
125
WHEEL ALIGNMENT
- offset axel
Ketika axel depan dan belakang sejajar
tetapi pusat axel tidak selaras pada salah satu
sisi pusat kendaraan. Ini menciptakan perbedaan
penggerak antara kiri dan kanan ketika berbelok,
dan hal tersebut membuat steer lebih sulit ketika
berubah jalur.
126
WHEEL ALIGNMENT
Ketika poros belakang diset pada arah yang benar, arah perjalanan kendaraan
(trust line) sesuai dengan garis tengah imajiner yang ditarik dari tengah kendaraan. Tapi
ketika poros belakang arahnya salah dan menyimpang ke kanan atau ke kiri, arah
jalanannya kendaraan (trust line) menyimpang dari garis tengah imajiner dan kendaraan
berjalan pada arah penyimpangan
127
RODA DAN BAN
10.1 Roda
Sebuah roda terdiri dari pelek yang
memegang ban dan disc (cakram) untuk
memasang roda ke hub. Di jepang, profil roda
ditentukan oleh JIS (Japanese Industrial
Standards). Bentuk dan mekanisme yang
berbeda tersedia untuk menyesuaikan
bagaimana kendaraan digunakan dan untuk
mencapai kinerja ban terbaik dan daya tahan
ban yang tinggi.
A. Tipe-Tipe Roda
128
RODA DAN BAN
129
RODA DAN BAN
roda dan hub sehingga memberikan efek pegas yang mencegah kendornya mur dan
roda.
Mur roda biasanya memiliki ulir kanan, tetapi untuk kendaraan besar dan
beberapa kendaraan kecil menggunakan mur dengan ulir kiri pada roda sisi kiri. Hal
ini karena gaya yang bekerja pada mur roda berusaha untuk memutar mur dalam
arah putaran roda.
Semakin besar gaya sentrifugal yang bekerja pada mur roda, semakin besar
gaya pada mur. (Kendaraan Suzuki menggunakan ulir kanan untuk semua roda).
Ketika ulir kiri digunakan di roda kiri, gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh rotasi
roda mencegah mur roda mengendur.
130
RODA DAN BAN
10.2 Ban
Ban terbuat dari serat yang kuat diatur dalam pola berjajar, dengan lapisan yang
tumpang tindih satu sama lainnya dan ditutupi oleh lapisan karet berkualitas. Berikut
fungsi penting dari ban mobil.
- Mendukung muatan mobil.
- Meneruskan tenaga penggerak dan gaya pengereman ke permukaan jalan.
- Meredam kejutan dari permukaan jalan
- Merubah dan mempertahankan arah
kendaraan
Untuk mencapai ke empat fungsi, ban
terdiri dari 4 komponen seperti ditunjukkan
gambar disamping. Ke 4 komponen adalah
lapisan karet, belt, bead, dan cascass.
131
RODA DAN BAN
132
RODA DAN BAN
B. Carcass
Carcass terdiri dari beberapa lapisan kawat yang ditutup dengan karet yang
disusun secara berurutan dan secara diagonal (bias-ply) atau dalam pola radial. Carcass
menerima tekanan udara dari dalam ban dan strukturnya sangat penting untuk
mempertahankan bentuk ban. Bahan seperti rayon, nylon, dan baja dapat digunakan
untuk bahan kawat. Carcass dibentuk dari beberapa lapisan kawat. Lapisan tersebut
disebut plies. Istilah Ply Rating (PR) digunakan untuk menunjukkan kekuatan ban.
C. Breaker
Breaker adalah lapisan kawat yang dimasukkan antara tapak ban dan carcass
(bias-ply). Breaker menyerap gaya kejut ekternal dan mencegah kerusakan pada tapak
yang dapat menjangkau carcass. Breaker juga mencegah tapak dan carcass
mengelupas. Umumnya dibuat dari 2 sampai 4 lapis kawat kasar dan dilindungi bahan
karet yang memiliki kekuatan dan memiliki tahanan panas yang baik.
D. Belt (Sabuk)
Belt adalah lapisan kawat antara tapak dan carcass (ban radial). Belt memiliki
kekuatan tarik yang tinggi dan dapat memaksimalkan kekakuan tapak.
E. Katup Ban (tire valve)
Jenis katup ban adalah snap-in valve dan clemp-in valve.
133
RODA DAN BAN
Inti katup dimasukkan pada batang katup. Fungsi inti katup untuk mengisi udara
dan untuk menyegel tekanan udara di dalam ban.
F. Jenis ban
- Ban tubeless
Pada ban tubeless, terdapat lapisan
karet khusus yang memiliki sifat tembus udara
rendah yang dilekatkan pada permukaan ban
sisi dalam. Untuk memastikan kesesuaian
dengan pelek, diameter dalam dari bead lebih
kecil dari diameter luar pelek. Ini memastikan
udara tidak bocor dari ban atau dari pelek.
Bahkan benda asing seperti ban tertembus
paku saat mengemudi, lapisan dalam meluas sedikit untuk menutupi lubang dan
mencegah udara bocor tiba-tiba.
134
RODA DAN BAN
Cengkeraman ban salju diperoleh tidak melalui gaya gesekan antara tapak karet
dan permukaan jalan, melainkan melalui gaya geser antara salju yang ada di dalam alur
tapak dan salju di bawahnya. Ini berarti bahwa lebar tapak lebih lebar dan daerah kontak
dengan tanah lebih besar dari pada ban biasa. Pola tapak ban juga memiliki alur lebih
dalam untuk menyesuaikan sebanyak mungkin salju, dan menutup serta mengeraskan
salju.
Di masa lalu, ban salju dengan sepatu berduri adalah populer pada daerah
bersalju. Tetapi ban berduri ini dilarang karena menyebabkan problem sosial seperti
polusi debu dan merusak jalan beraspal. Oleh
karena itu ban tanpa duri telah dikembangkan yang
memiliki cengkeraman yang baik pada Es dan jalan
yang beku.
Alur tapak pada ban studless adalah besar
untuk mencegah salju dari menyumbat pola.
Gabungan karet tapak digunakan yang tidak
menghilangkan kelenturan bahkan pada
temperatur rendah. Selain itu, permukaan blok dari
tapak diukir dengan alur yang tajam yang disebut
sipings.
Siping mempertahankan cengkeraman
pada es dan menyerap air dari antara permukaan
es dan permukaan tapak melalui fenomena kapiler.
Ada juga jenis ban studless dimana siping tidak
135
RODA DAN BAN
diukir dan air diserap oleh gelembungnya karet berbusa (seperti karet spons dengan
gelembung kecil didalamnya). Ada jenis lain yang menggunakan bahan campuran seperti
fiber nabati atau fiber kimia pada karet dasar yang menghasilkan efek tajam dengan
menghasilkan tonjolan kecil di permukaan tapak.
G. Identifikasi ban
Ban diidentifikasi menggunakan penampang lebar ban, diameter dalam ban, ply
rating, dan aspek rasio, serta berbagai simbol lain. Aspek Rasio ban dinyatakan
persamaan sebagai berikut. Ban dengan aspek rasio yang lebih kecil memiliki stabilitas
yang lebih baik saat berkendara dengan kecepatan tinggi.
Tinggi Ban
Aspect Ratio =
Lebar Ban
136
RODA DAN BAN
Untuk tipe ban berikut, simbol yang ditunjukkan ditambahkan setelah ply rating.
- ban untuk truk ringan: ULT (Ultra Light Truck)
- ban untuk truk kecil: LT (Light Truck)
- ban alur dangkal untuk truck dan bus HW-J (high way tread-J)
- ban alur dalam untuk truck dan bus EHT (Extra heavy tread)
Contoh: 6.00 – 12 – 4PR – ULT
: B70 – 13 – 4PR LT
137
RODA DAN BAN
2) Platform
Kinerja ban musim dingin di jalan
bersalju akan menurun ketika keausan
tapak ban mencapai 50%. Disamping
tanda slip, menggunakan indikator yang
disebut platform digunakan pada
permukaan tapak ban untuk
menunjukkan bahwa keausan tapak ban
sudah mencapai 50%. Tanda panah
yang menunjukkan posisi platform ini
ditandai pada kedua sisi ban.
138
RODA DAN BAN
- Kompresor udara (air compressor): hubungkan ke soket asesori untuk mengisi ban
dengan udara
- Botol zat repair (service agent bottle): digunakan untuk mengisi dan mengeluarkan zat
repair
- Katup inti (valve core): diganti selama perbaikan kebocoran dari ban yang diisi zat
repair atau penggantian ban
- Pelepas katup inti (valve core remover/installer): digunakan untuk melepas dan
memasang katup inti
- Stiker batas kecepatan (speed limit sticker): ditempel pada mobil untuk mengingatkan
sopir setelah ban diisi dengan zat repair
- Pipa sambungan (extension hose): digunakan untuk mengeluarkan zat repair
- Petunjuk (instruction): menjelaskan bagaimana menggunakan peralatan perbaikan
sementara ban bocor.
B. Tindakan Pencegahan
- Pastikan menempel Stiker batas kecepatan di kendaraan setelah melakukan perbaikan,
dan jalankan kendaraan maksimum 80 km/jam.
- jangan menjalankan kompresor terus menerus lebih dari 10 menit.
- kumpulkan katup inti, botol zat reparasi, pipa inlet dan pipa perpanjangan, karena
komponen tersebut digunakan untuk penggantian ban dan untuk mengeluarkan zat
reparasi selama perbaikan ban yang bocor.
139
RODA DAN BAN
140
RODA DAN BAN
atau kelebihan, kesalahan spooring, atau suspensi dan arm bersara sehingga bergetar.
Dibawah ini contoh pola keausan ban yang tidak normal dan kemungkinan penyebabnya.
- Keausan sisi luar (outside wear) : jika sisi luar ausnya lebih
besar dari sisi dalam, kemungkinan penyebabnya adalah
kelebihan Toe-in atau camber positif.
141
RODA DAN BAN
142
RODA DAN BAN
- Keausan tumit dan Toe (heel and toe wear): keausan heel
and toe mudah terjadi pada ban dengan pola tapak blok.
Kemungkinan disebabkan oleh bearing sudah kocak,
kesalahan Toe-in, kesalahan balance, atau kesalahan sudut
belok ban depan kiri dan kanan.
C. Rotasi Ban
Untuk mencegah keausan akibat
terkonsentrasi di satu tempat dan untuk
memperpanjang umur ban, rotasi ban setiap
5.000 km seperti ditunjukkan gambar di
samping. Ban yang memiliki spesifikasi arah
tertentu memiliki tanda pada sisi ban yang
menunjukkan arah rotasi.
Kebisingan ban
- Kebisingan Pola (pattern noise): suara ini dihasilkan ketika udara di dalam alur tapak
dikompresi dan dikosongkan selama berputar. Beberapa ban memiliki pola tapak
dengan jarak puncak tapak berbeda untuk mengurangi kebisingan ini.
- Squelch: kebisingan ini dihasilkan ketika tapak ban membuat
kontak dengan tanah dan tergencet (mungkin terjadi tetapi
tidak dianggap sebagai masalah)
- Squeal: kebisingan ini dihasilkan oleh getaran dari tapak ketika
slip ban, seperti ketika tiba-tiba start off, pengereman
mendadak atau tiba-tiba berbelok.
- road noice: suara ini dihasilkan ketika getaran ban dari
gundukan di jalan diteruskankan ke bodi kendaraan melalui suspensi.
Ketidaknormalan Yang Terjadi Pada Ban
1) Standing Wave
Jika ban dengan tekanan udara rendah dijalankan dengan kecepatan tinggi, hal
tersebut mudah untuk terjadi fenomena yang disebut standing wave pada tapak ban. Jika
fenomena standing wave terjadi, ban dalam bahaya dapat meledak tiba-tiba. Untuk
mencegah hal ini, penting untuk menjaga tekanan udara yang tepat.
2) hydroplaning
Ketika kendaraan dijalankan dengan kecepatan tinggi pada permukaan jalan
basah dan melebihi kecepatan tertentu, alur ban sebagai saluran tidak bisa leluasa
143
RODA DAN BAN
membuang air pada waktunya. Kendaraan meluncur di permukaan air sehingga roda
kemudi dan rem tidak efektif. Ini disebut hydroplaning.
Fenomena ini lebih mudah terjadi ketika tapak aus dan alur sudah dangkal.
144
RODA DAN BAN
145
RODA DAN BAN
146
RODA DAN BAN
147
REM
11. REM
Rem mempunyai booster rem untuk memperbesar tenaga dari pedal rem dan
sebuah master silinder untuk mengubah gaya tekan pedal menjadi tekanan hidrolis.
Sistim rem juga mengatur pembagian tenaga diantara roda depan dan belakang sebelum
mengirimkannya kepada tiap-tiap roda.
Untuk menghentikan kendaraan dibutuhkan gaya beberapa ratus Newton. Agar
dapat melakukan pengeraman maka gaya pedal yang kecil oleh sistim rem dikuatkan atau
dibesarkan dengan menggunakan prinsip pengungkit dan hukum pascal. (untuk
penjelasan prinsip pengungkit dan hukum pascal, lihat bab transmisi.)
148
REM
Poin Penting
Sebuah brake pad dibuat dari
kombinasi berbagai material yang
tingkat gesekannya tinggi. Ketika
brake pad bersentuhan dengan
cakram, gesekan lembut pada
material menyebabkan keausan
pada brake pad kemudian berubah
menjadi bubuk yang menempel di
permukaan cakram.
Panas dan tekanan mengakibatkan
bubuk membentuk selaput/film pada permukaan cakram.
149
REM
Kemudian material melakukan gesekan keras pada material menyebabkan brake pad
mengikis film pada
permukaan cakram
Dengan berulang-ulang
proses pembentukan film
lalu mengikisnya, koefisien
gesekan dipertahankan
konstan dan keausan brake
pad dan cakram
diminimalkan.
150
REM
- Bahkan ketika cakram menjadi basah karena hujan dan kekuatan mengerem
menurun, kekuatan mengerem pulih dengan cepat
karena tenaga centrifugal melempar air keluar.
151
REM
152
REM
153
REM
154
REM
Karena breather valve dan vacuum valve keduanya tertutup, udara terhalang untuk
masuk. Perbedaan tekanan antara constan pressure chamber dan variable pressure
chamber tetap terjaga konstan.
155
REM
Karena tekanan di variable pressure chamber menjadi sama seperti tekanan atmosphere,
perbedaan tekanan maksimum dapat dicapai. Piston booster dipaksa melawan constan
pressure chamber dan tidak ada lagi kemungkinan gerakan booster lebih jauh lagi.
156
REM
157
REM
Dalam mekanisme reaksi, gaya pedal yang menekan operating rod dan gaya pada
booster piston menerapkan gaya pada waktu yang sama ke master silinder lewat sebuah
piringan reaksi (reaction disc) yang terbuat dari karet. Ini berarti bahwa sebagian besar
dari gaya reaksi yang berasal dari
master silinder diterapkan kepada
booster piston, sedangkan sebagian
gaya disalurkan ke operating piston.
Karena gaya reaksi ini disalurkan ke
operating rod dan ke pedal, maka
pengemudi dapat mengontrol gaya
pengereman.
158
REM
159
REM
160
REM
161
REM
chamber, piston boster ditekan ke sisi variable pressure chamber oleh tenaga reaksi dari
pegas kembali piston booster. Ini berarti bahwa vacuum valve (clearance antara poppet
dan piston booster) ditutup oleh tekanan reaksi dari pegas pengembali poppet.
- Pengereman normal
Ketika pedal rem diinjak, plunyer yang ditekan oleh operating rod terpisah dari
poppet. Breather valve membuka dengan jarak “a” dan udara mengalir kedalam variable
pressure chamber untuk menciptakan perbedaan tekanan antara variable pressure
chamber dan constan pressure chamber. Hal ini mendorong piston booster ke sisi
variable pressure chamber dan booster rem beroperasi. Pada waktu itu, gaya reaksi yang
sebanding dengan gaya pedal rem didistribusikan ke plunyer oleh reaction disc dan
diteruskan ke pedal lewat operating rod. Hal ini berarti pengemudi dapat merasakan gaya
reaksi pada pedal (perasaan pedal rem) dan dapat mengontrol tenaga pengereman.
162
REM
Sebagai hasilnya, bagian stoper dari sleeve terpisah dari clip. Tenaga reaksi dari
pegas pengembali sleeve mendorong kembali sleeve dan mendorong keluar poppet
dengan jarak “b”. Pada waktu ini, vacuum valve berganti dari clearance antara poppet dan
piston booster menjadi clearance antara poppet dan sleeve. Vacuum valve tetap tertutup.
Ini berarti bahwa posisi plunyer lebih jauh kebelakang daripada sewaktu
pengereman biasa dengan jarak “b” dan reaction disc menonjol ke belakang. Dengan
demikian, menjadi lebih sulit bagi gaya reaksi sebanding dengan pedal rem untuk
didistribusikan ke plunyer. Hal ini akan menurunkan gaya pedal rem yang dibutuhkan oleh
pengemudi
163
REM
164
REM
165
REM
166
REM
167
REM
2) Break point
Ketika tekanan hidrolis pada master silinder
meningkat, kekuatan yang mendorong piston ke kiri
menjadi lebih tinggi daripada kekuatan pegas.
Piston bergerak ke kiri dan menutup sirkuit hidrolis.
168
REM
169
REM
170
REM
171
REM
cukup untuk mengisi celah antara adjust bolt dan sleeve piston. Dengan proses tersebut
berarti penyetelan dilakukan dengan mengikuti gerakan piston.
172
REM
173
REM
1) Penyetel One-Shot
Ketika pedal rem diinjak, tekanan
hidrolik diterapkan ke silinder roda, yang
mendorong sepatu rem ke sisi luar. Pada
saat ini, karena tuas adjust diterapkan pada
sepatu rem, bagian A terputus dan gaya
pegas memutar tuas adjust berputar sejauh
gerakan sepatu rem. Ketika rem dilepas,
sepatu rem kembali ke posisi semula dan
bagian A berkaitan di posisi dimana putaran
tuas adjust berhenti untuk menuntaskan
penyetelan otomatis. Hal ini dapat menjaga
clearance yang konstan antara tromol
dengan sepatu rem.
2) Penyetel menambah/kenaikan
Gaya rotasi dari pegas yang
memiliki pin A sebagai titik tumpu
diterapkan ke pawl level. Gaya ini diterima
pada ujung adjust strut. Dengan demikian,
ketika pengemudi menginjak rem dan
memperlebar interval sepatu rem,
panjang adjust strut tidak berubah. Ini
berarti bahwa pawl level ditarik dan
dimiringkan oleh pegas dengan pin A
sebagai titik tumpu. Pada saat ini, karena
ujung "B" dari pawl level berkaitan dengan
gigi-gigi adjust strut, gigi-gigi diputar.
Karena gigi-gigi dan bodi adjust strut
dikaitkan dengan baut dan mur, ketika
roda bergerigi berputar, panjang
174
REM
keseluruhan adjust strut menjadi lebih panjang. Ketika clearance sepatu rem terlalu besar,
roda bergerigi berputar 1 takik setiap pengemudi menginjak rem. Setelah clearance yang
tepat tepah dicapai, bahkan jika pengemudi menekan pedal rem, sepatu rem tidak
melakukan gerakan memutar gigi 1 takik (pawl lever tidak miring). Hal ini akan
mempertahankan clearance yang tepat.
175
REM
176
REM
177
REM
Rem hilang
Kerja rem kurang baik ketika rem panas, karena lapisan kanvas atau pad terlalu panas
dan menyebabkan koefisien gesek menurun.
178
REM
ABS menggunakan modul kontrol ABS untuk mengontrol gaya pengereman untuk tiap
roda. Jika ban terkunci, ABS meringankan tekanan hidrolik sebentar-sebentar, sehingga
ABS mirip dengan pompa rem. Pada kondisi ini roda terus berputar secara kontinyu
sehingga pengendaran dapat menjadi lebih baik walaupun saat pengereman darurat. Ini
merupakan sistem pengereman yang mempertahankan kestabilan kendaraan.
Bahkan saat pengereman darurat di jalan basah atau bersalju dengan koefisien
gesek rendah, ABS menyesuaikan gaya pengereman sehingga roda tidak terkunci.
Tujuan dari ABS untuk memelihara stbilitas kemudi, dan stabilitas arah kendaraan selama
pengereman darurat.
Umumnya, jika roda depan terkunci, kemudi menjadi tidak efektif (kinerja kemudi
menurun). Jika roda belakang terkunci, arah kendaraan menjadi sangat tidak stabil
(stabilitas arah menurun). Dalam kasus seperti itu, akan menjadi sulit untuk mengindari
bahaya di jalan. Seorang pengemudi yang profesional seperti pengemudi racing
mengetahui bagaimana memompa rem untuk menghindari terkuncinya roda. Namun
pengemudi biasanya panik selama pengereman darurat, membuat mereka sulit untuk
melakukan teknik pengereman ini. Untuk merespon masalah tersebut, ABS mendeteksi
kondisi perputaran roda dan mengontrol tekanan minyak rem untuk menyesuaikan kondisi
permukaan jalan. Pada umumnya, ABS dibentuk oleh beberapa bagian seperti sensor
kecepatan roda, aktuator dan kontroler
179
REM
- Efek ABS 1
Mengendaraan efektif selama pengereman
darurat/mendadak. (Memelihara kinerja
steering). Penguncian roda dicegah, yang
memungkinkan pengemudi mengganti arah
kendaraan dengan roda kemudi.
- Efek ABS 2
Kendaraan dapat dihentikan dengan seketika.
(Memperhatikan stabilitas arah kendaraan). Ketika
pada jalan yang tingkat slip berbeda antara roda kanan
dan kiri (sebagai contohnya, jika ada gumpalan salju
pada kiri jalan), dengan mengoperasikan roda kemudi
dengan benar, goncangan pada bagian belakang
kendaraan dapat diminimalkan, kendaraan stabil dan
berhenti.
Perhatian:
- ABS bukan sistem untuk memperpendek jarak pengereman.
- Memasang komponen yang bukan spesifikasinya pada kendaraan, seperti roda yang
tidak sesuai ukurannya, mempengaruhi kerja ABS.
- Saat penggunaan roda cadangan, tidak akan dapat mendeteksi kecepatan kendaraan
secara akurat. Ini berarti bahwa sistem ABS mungkin tidak berjalan dengan baik. Ganti
roda cadangan dengan roda standard dengan segera.
Referensi:
Fenomena berikut terjadi pada kendaraan ABS. Fenomena tersebut bukan merupakan
malfungsi.
- Noise pada mesin terdengar dengan segera setelah menyalakan mesin dan kendaraan
mulai jalan. Ini merupakan suara dari sistem yang sedang diperiksa.
- ketika sedang melakukan pengereman dan ABS beroperasi, terkadang dari pedal rem
terasa ada getaran atau terdengar ada suara operasi. Terkadang getaran tersebut
terasa pada roda kemudi atau bodi kendaraan.
Penggunaan rem yang baik pada kendaraan ABS
Biasanya, orang berpikir bahwa “mengerem mendadak itu berbahaya”, sehingga
ketika kondisi bahaya, mereka tidak sepenuhnya menginjak rem. Tapi pada kendaraan
ABS, Rem hanya akan berfungsi dengan tepat ketika pedal rem ditekan penuh dan terus
menerus sampai berhenti.
180
REM
181
REM
Pada contoh-contoh di atas, saat jalan bersalju, atau saat roda berantai dipasang
pada roda, jarak pengereman akan menjadi lebih pabjang pada kendaraan tanpa ABS.
ABS mengontrol tekanan hidrolik silinder roda untuk 4 roda guna mencegah penguncian
roda dan memungkinkan berbelokan dengan stabil meski saat pengereman.
Juga, ketika roda terkunci, jarak pengereman biasanya menjadi lebih panjang. Dengan
mencegah roda terkunci, ABS membantu mengurangi jarak pengereman. Namun ada
beberapa situasi, seperti saat berkendaraan di jalanan berkerikil atau saat roda dipasang
rantai. ABS jangan terlalu dipercaya.
Saat ABS bekerja, pengemudi harus terus menginjak penuh pedal rem
dan konsentrasi pada kemudi. Catat bahwa pengereman mendadak merupakan aksi
reflek untuk menghindari bahaya.Di situasi lain, rem harus dioperasikan dengan normal.
182
REM
183
REM
184
REM
(2) Celah antara pedal rem dan plat lantai saat pedal diinjak
Hidupkan mesin dan injak beberapa kali pedal
rem. Gunakan mistar untuk mengukur jarak antara
pedal dan lantai saat pedal rem diinjak dengan gaya
tertentu. Jika terdapat selisih dengan nilai standard,
periksa apakah ada udara yang masuk sistem hidrolik
dan apakah ada kebocoran dari sistem hidrolik.
185
REM
186
REM
mempertahankan tekanan negatif di dalam booster rem, dan udara dimasukkan dari katup
breather. Lakukan pemeriksaan berikut untuk menguji operasi ini.
- jalankan mesin sekitar 1 sampai 2 menit, matikan
mesin dan tekan pedal beberapa kali. Periksa bahwa
posisi pedal waktu 2 dan 3 lebih tinggi daripada saat
pertama.
187
REM
188
REM
3) Pemeriksaan kaliper
Periksa apakah ada kebocoran dari
kaliper (sekitar sambungan pipa, sekitar
bleeder plug, dan sekitar boot).
189
REM
190
REM
191
REM
Periksa sepatu rem dengan cara yang sama, dan mengganti sepatu rem yang
ketebalannya sama atau kurang dari standar.
Ada komponen yang mengalami aus tidak merata, periksa pemasangan dari caliper,
silinder roda, cakram dan tromol.
192
REM
Periksa keausan atau kerusakan pada daerah geser sepatu rem dan ganti jika ada
masalah.
Dalam penyetel one-shot, periksa apakah ada kelainan pada jangkar (anchor), shoe hold
down spring, shoe return spring, strut shoe return spring, dan auto adjuster gear area.
Ganti jika ada masalah.
193
REM
Dalam adjuster, periksa apakah ada kelainan pada anchor, shoe hold down
spring, upper return spring, lower return spring, adjuster spring, antirattle spring, dan
adjust strut ratchet. Ganti jika ada masalah.
Setel celah untuk adjuster one-shot dengan menggerakkan auto adjuster gear area
dengan obeng. Untuk penyetelan naik, setel dengan memutar ratchet dari adjust strut.
Kemudian, pasang tromol dan injak pedal rem sekitar 10 kali.
194