Anda di halaman 1dari 25

KOPLING KAKU DAN

KOPLING KARET BAN


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
D3 TEKNIK MESIN OTOMOTIF
HANDARU ARDDHANA
0121703002
KOPLING TETAP

• Suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus


putaran dan daya dari poros yang digerakkan secara
pasti (tanpa terjadi slip).
• Sumbu kedua poros terletak pada satu garis lurus atau
dapat sedikit berbeda sumbunya.
• Selalu dalam keadaan terhubung.
JENIS-JENIS KOPLING TETAP

• Kopling kaku: (1) Kopling bus, (2) Kopling flens kaku, (3)
Kopling flens tempa
• Kopling luwes: (1) Kopling flens luwes, (2) Kopling karet
ban, (3) Kopling karet bintang, (4) Kopling gigi, (5)
Kopling rantai
• Kopling universal: (1) Kopling universal hook, (2) Kopling
universal kecepatan tetap
HAL-HAL PENTING DALAM
PERENCANAAN KOPLING TETAP
• Pemasangan yang mudah dan cepat.
• Ringkas dan ringan.
• Aman pada putaran tinggi; getaran dan tumbukan kecil.
• Tidak ada atau sesedikit mungkin bagian yang menjorok
(mononjol).
• Dapat mencegah pembebanan lebih.
• Terdapat sedikit kemungkinan gerakan aksial pada poros
sekiranya terjadi pemuaian karena panas.
KOPLING KAKU

• Dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan


dengan sumbu segaris.
• Dipakai pada poros mesin dan transmisi umum di pabrik-
pabrik.
• Terdiri atas naf dan flens yang terbuat dari besi cor atau
baja cor dan dipasang pada ujung poros dengan diberi
pasak serta diikat dengan baut pada flensnya.
Ukuran kopling flens (JIS B 1451-1962)
𝐺 𝐷 𝐹 𝐻 𝑑
Tanpa
Diameter Diameter
𝐴 Bingkai 𝐿 𝐶 𝐵 𝐾 𝑛
lubang lubang Kasar Halus Kasar Halus Kasar Halus
(Halus
max. min.
saja)
(112) (100) 25 20 40 45 75 11,2 18 22,4 31,5 4 4 10,5 10
125 112 28 22,4 45 50 85 11,2 18 22,4 31,5 4 4 10,5 10
140 124 35,5 28 50 63 100 11,2 18 22,4 31,5 4 4 10,5 10
160 140 45 35,5 56 80 112 15 20 28 31,5 6 4 14 14
(180) (160) 50 40 63 90 132 15 20 28 31,5 6 6 14 14
200 180 56 45 71 100 140 18 22,4 35,5 40 6 6 18 16
(224) (200) 63 50 80 112 160 18 22,4 35,5 40 6 6 18 16
250 224 71 56 90 125 180 23,6 28 45 50 8 6 21 20
(280) (250) 80 63 100 140 200 23,6 28 45 50 8 6 21 20
315 280 90 71 112 160 236 26,5 35,5 50 63 8 6 24 25
(355) (315) 100 80 125 180 265 26,5 35,5 50 63 8 6 24 25
Diagram aliran untuk memilih kopling tetap jenis flens.
Penyelesaian:
1. P = 80 (PS) = 0,735 x 80 = 58,8 (kW), n1 = 200 (rpm)
2. Fc = 1,5
3. Pd = 1,5 x 58,8 = 88,2 (kW)
4. 4T = 9,74 x 105 x 88,2/180 = 477260 (kg.mm)
5. Dengan mengambil kadar karbon untuk baja liat sebesar 0,20 (%), maka
kekuatan tariknya σB adalah
σB = 0,20 x 100 + 20 = 40 (kg/mm2)
Sf1 = 6,0, Sf2 = 2,0
6. τsa = 40/(6,0 x 2,0) = 3,33 (kg/mm2)
7. Kt = 2,0, Cb = 1,0
5,1
8. 𝑑𝑠 = 3,33
𝑥 2,0 𝑥 1,0 𝑥 477260]1/3 = 113,5 (mm) → 114 (mm)

9. Dari Tabel III.1.1, A = 355 (mm), B = 260 (mm), C = 180 (mm), L = 125 (mm),
a = 25 (mm), n = 8
10. ε = 0,5, ne = 0,5 x 8 = 4
11. 𝜏𝑏 = 𝜋 𝑥825𝑥 2477260
𝑥 4 𝑥 260
= 1,87 (kg/mm2)
12. Dengan bahan baut SS41B, σB = 41 (kg/mm2)
Faktor keamanan 𝑆𝑓𝑏 = 6
Faktor koreksi 𝐾𝑏 = 3
13. 𝜏𝑏𝑎 = 641𝑥 3 = 2,28 (kg/mm2)
14. 1,21 < 2,28, baik
15. Bahan flens FC20, F = 35,5 (mm), 𝜎𝐵 = 17 (kg/mm2), 𝑆𝑓𝐹 = 6,
Faktor koreksi 𝐾𝐹 = 3
16. 𝜏𝐹𝑎 = 617𝑥 3 = 0,94 (kg/mm2)
17. 𝜏𝐹 = 𝜋 𝑥2 180
𝑥 477260 2
2 𝑥 35,5 = 0,26 (kg/mm )

18. 3 x 0,26 = 0,78 < 0,94 (kg/mm2), baik


19. Diameter luar kopling A = 355 (mm) kopling standar
Ds = 100 (mm), Baut: M25 x 8 (pcs)
Bahan baut: SS41, Bahan flens: FC20
Bahan untuk flens dan baut kopling
Elemen Kekuatan tarik
Tipe Standar Lambang Perlakuan panas Keterangan
(kg/mm2)

FC20 Pelunakan 20
Besi cor kelabu FC25 “ 25
(JIS G 5501) FC30 “ 30
FC35 “ 35
Penormalan.
SC37 Pelunakan 37 Kadang-kandang
Flens

Baja karbon cor SC42 “ 42 setelah


(JIS G 5101) SC46 “ 46 penormalan
SC49 “ 49 dilanjutkan
dengan ditemper.
SF50 Pelunakan 50-60 Perlakuan panas
Baja karbon tempa
SF55 “ 55-65 yang lain juga
(JIS G 3201)
SF60 “ 60-70 dilakukan.
S20C - 40
Baja karbon untuk
S35C - 50
konstruksi mesin
S40C - 60
(JIS G 3102)
Baut dan mur

S45C - 70
Baja karbon untuk
SS41B - 40
konstruksi biasa
SS50B - 50
(JIS G 3101)
Baja batana difinis
S20C-D - 50
dingin
S35C-D - 60
(JIS G 3123)
KOPLING KARET BAN

• Dapat bekerja dengan baik meskipun kedua sumbu poros


yang dihubungkannya tidak benar-benar lurus.
• Dapat meredam tumbukan dan getaran yang terjadi
pada transmisi.
Faktor koreksi 𝒇𝒄
Macam penggerak Variasi momen puntir
mula Kecil Sedang Besar

Motor diesel dengan 6 Motor diesel dengan


silinder atau lebih. kurang dari 6 silinder.
Motor listrik turbin uap
Motor bensin dengan 4 Motor bensin dengan
Watak sisi yang silinder atau lebih kurang dari 4 silinder.
digerakkan
I Momen awal : kecil
Variasi momen : kecil
Kejutan : ringan
Putaran balik : tidak ada 1-1,5 1,5-2 2-3

II Momen awal : sedang


Variasi momen : sedang
Kejutan : sedang
Putaran balik : tidak ada 1,5-2 2-,2,5 2,5-4

III Momen awal : besar


Variasi momen : besar
Kejutan : berat
Putaran balik : banyak 2-2,5 2,5-3,5 3,5-5

Pemakaian praktik 𝑓𝑠 Pemakaian praktik 𝑓𝑠

Motor listrik-pompa minyak 1,0 Motor torak-roda gigi reduksi 2,5


(4 silinder)
Motor listrik-roda gigi reduksi 2,0 Motor torak-pompa minyak 2,5
(4 silinder)
Motor listrik-kompresor 3,0 Motor torak-generator 3,5
(6 silinder)
Diameter poros motor induksi tiga fasa (tertutup seluruhnya, didinginkan
dengan kipas).

(mm)

PS kW 4 (kutub) 6 (kutub) 8 (kutub)


0,5 0,4 14-16 18-19 22
1 0,75 18-19 22-24 24
2 1,5 24-28 24-28 28
3 2,2 24-28 28-35 35
5 3,7 28-35 32-35 35
7,5 5,5 32-35 32-42 42
10 7,5 35-42 42 42
15 11 42 45 48
20 15 45 45-48 55
25 18,5 48 48-55 60
30 20 55 55-60 65
Ukuran-ukuran dasar dan kapasitas kopling karet ban.
Ukuran kopling Baut Flens
No. atau Momen normal
Dia. X Lebar total Momen puncak Kecepatan maksimum
diameter luar Luas jepitan Dia. Jepitan Lebar Dia. Baut Jumlah baut Dia. Luar Dia. Bus Dia. Poros maksimum
jarak bagi
maks.
A S1 S2 d1 d2 C B n dxp E F W (kg.m) (kg.m) (rpm)
100 2023 1254 82 64 37 50 2x6 6x1,0 84 32 18 93 4 10 5000
120 2286 1884 99 83 39 65 2x6 8x1,25 98 40 22 111 8 20 4500
140 3328 2713 116 96 45 75 2x6 10x1,5 112 45 25 125 12 30 4200
160 4041 2996 128 106 51 85 2x6 10x1,5 125 50 28 141 17 42 4000
185 5047 3448 146 122 58 100 2x6 12x1,75 140 64 36 158 20 50 3600
210 6681 4333 166 138 67 112 2x6 12x1,75 162 80 45 179 29 72 3200
265 10287 6180 200 164 82 140 2x6 12x1,75 195 100 56 224 36 90 2600
340 20012 12045 267 214 106 180 2x6 16x2,0 264 125 71 286 82 205 2100
445 41410 17082 356 272 139 236 2x6 18x2,5 332 160 90 363 160 400 1600
550 43633 26376 422 350 173 290 2x8 24x3,0 445 232 150 473 500 1250 1200
700 72044 43206 526 430 220 370 2x12 24x3,0 560 310 200 620 1000 2500 1000
Momen inersia kopling karet ban.

Konstanta Momen inersia (kg.cm2)


pegas puntir
No. Kopling Logam
kopling Baban kopling
pemasang
(kg.cm/rad)
100 4,25 x 103 0,0035 0,0086
120 7,91 x 103 0,0079 0,020
140 2,02 x 104 0,016 0,040
160 1,77 x 104 0,030 0,074
185 2,94 x 104 0,049 0,130
210 3,91 x 104 0,087 0,23
265 6,07 x 104 0,38 0,83
340 1,88 x 105 1,07 3,1
445 5,10 x 105 3,4 10,1
550 1,00 x 106 7,5 29
700 1,80 x 106 17 84
𝐺𝐷𝑚2 dari motor induksi tiga fasa (tertutup seluruhnya, didinginkan dengan

kipas).
(kg.m2)

PS kW 4 (kutub) 6 (kutub) 8 (kutub)


0,5 0,4 0,006 0,009 0,015
1 0,75 0,013 0,017 0,028
2 1,5 0,019 0,031 0,102
3 2,2 0,031 0,052 0,12
5 3,7 0,063 0,127 0,23
7,5 5,5 0,13 0,22 0,37
10 7,5 0,18 0,36 0,55
15 11 0,27 0,52 1,23
20 15 0,37 0,95 1,72
25 18,5 0,59 1,2 4
30 22 0,72 1,4 4
Diagram aliran untuk memilih kopling tetap jenis karet ban.
1. P = 5 (kW), 𝑛1 = 900 (rpm)
2. 𝑇𝑛1 = 9,74 x 105 x 5/900 = 5411 (kg.mm)
3. 𝑇𝑚𝑎𝑥 = 10000 (kg.mm), 𝑣 = 2
4. Dari Tabel 2.7, 𝑓𝑐 = 2
5. 𝑇𝑑 = 2 x 10000 = 20000 (kg.mm)
6. No. 265 A = 265 (mm)
Momen normal maksimum 𝑇𝑢 = 36 (kg.m) > 20000 (kg.mm), B = 140 (mm), C = 100 (mm), L =
71 (mm), F = 14 (mm), d = 12 (mm),
n=2x6

7. Bahan poros S45C


𝜎𝐵 = 58 (kg/mm2), 𝑆𝑓1 = 6
Dengan alur pasak 𝑆𝑓2 = 2,5
Pengaruh tangga poros adalah kecil.
58
8. 𝜏𝑎 =
6 𝑥 2,5
= 3,87 (kg/mm2)
5,1
9. 𝑑𝑠 = 3,87
𝑥 20000]1/3 = 29,7 (mm)
Diameter poros sebesar 35 (mm) dapat dipandang cukup. Tetapi karena diameter poros
adalah 42 (mm), maka diameter yang sama juga harus diambil untuk poros yang digerakkan.
10. Dengan diameter naf kopling No. 265 sebesar 100 (mm), diameter lubang poros
maksimum adalah 56 (mm). Jadi diameter poros sebesar 42 (mm) adalah cukup baik.

11. Periksa konsentrasi tegangan pada alur pasak.


Untuk diameter poros sebesar 38 sampai 44 (mm), ukuran pasak adalah 12 x 8. Jari-jari
filet r1, r2 = 0,25 sampai 0,40 (mm) → ambil 0,4 (mm). Maka 0,4/42 = 0,0095, α = 3,2
Konsentrasi tegangan ternyata lebih besar dari taksiran semula yaitu 2,5. Karena itu
perlu diadakan koreksi.
3,87 x 2,5/3,2 = 3,02 (kg/mm2)
Periksa apakah tegangan geser yang diperoleh dengan mengalihkannya dengan 𝑇𝑑 =
20000 (kg.mm) untuk poros tanpa pasak adalah lebih kecil dari 3,02 (kg/mm2) atau
tidak.
5,1 x 20000/423 = 1,37 < 3,02 (kg/mm2) → baik

12. Luas penempelan antara ban dengan logam pemasang.


Bagian piringan S1 = 10287 (mm2).
Bagian silinder S2 = 6180 (mm2).
d1 = 200 (mm), d2 = 164 (mm), 𝜏𝑎 = 0,04 (kg/mm2)

13. 𝜏 = 20000/ 10287 200+164


4
+ 6180
164
2
= 0,014 (kg/mm2)

14. 0,014 < 0,04, baik


15. Bahan baut S20C, σB = 41 (kg/mm2).
𝑑𝐵1 = 10,863 (mm), B = 140 (mm), n = 6, 𝑆𝑓1 = 6, 𝑆𝑓2 = 3, 𝑓𝑐 = 3

16. 𝜏𝑏𝑎 = 641𝑥 3 = 2,28 (kg/mm2)


8 𝑥 10000
17. 𝜏𝑏 = 𝜋 𝑥 (10,86 2
3 𝑥 6 𝑥 140
=0,257 (kg/mm2)

18. 3 x 0,257 = 0,771 < 2,28, baik


19. Kompresor: GD2 = 0,12 (kg.m2)
I = 104 x 0,12/(4 x 900) = 0,333 (kg.cm2)
Kopling: Ic = (0,83 – 0,38) = 0,45 (kg.cm.s2)
Sisi digerakkan Il = 0,333 + (0,45/2) = 0,558 (kg.cm.s2)
Motor: GD2 = 0,22 (kg.m2), I = 104 x 22/(4 x 900) = 0,61 (kg.cm.s2)
Sisi penggerak Im = 0,61 + (0,45/2) = 0,835 (kg.cm.s2)
Konstanta pegas puntiran: k = 6,07 x 104 (kg.cm/rad)
60 1 1
20.𝑛𝑐 = 2𝜋 6,07 𝑥 104
0,558
+
0,835
= 3151 (rpm)

21.2 x 900/3151 = 0,57 < 0,8, baik


22.No. 265 Diameter luar 265 (mm)
Diameter poros 42 (mm), bahan poros S45C
Baut M12 x 6 (buah) x dua sisi
Bahan baut S20C
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai