SKRIPSI
TEKNIK MESIN KONSENTRASI TEKNIK MANUFAKTUR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
TEKNIK MESIN KONSENTRASI TEKMK MANUFAKTUR
iii
3.4 Alat dan Bahan Penelitian .................................................................................... 20
3.5 Skema Penelitian .................................................................................................. 24
3.5.1 Skema Proses Sandblasting .......................................................................... 24
3.5.2 Skema Rangkaian Pengambilan Foto Sudut Kontak .................................... 24
3.6 Dimensi Benda Kerja ........................................................................................... 25
3.7 Prosedur Penelitian .............................................................................................. 25
3.8 Diagram Alir Penelitian ....................................................................................... 26
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 29
4.1 Data Hasil Pengujian............................................................................................ 29
4.1.1 Data Hasil Pengujian Kekasaran Dan Sudut Kontak Variasi Ukuran
Mesh ............................................................................................................ 29
4.2 Hubungan Pengaruh Ukuran Mesh Pasir Silika Terhadap Sudut Kontak............ 30
4.3 Hubungan Pengaruh Ukuran Mesh Pasir Silika Terhadap Kekasaran
Permukaan ............................................................................................................ 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 39
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 39
5.2 Saran ................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Allah SWT, Yang Maha
Pengampun, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Cerdas, Yang Maha
Memiliki Segala Yang Ada, dan Yang Maha Memberi atas segala taufik dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul ” Pengaruh Ukuran
Mesh Pasir Silika Pada Proses Sandblasting Terhadap Sifat Hydrophobic Dan
Hydrophilic Permukaan Stainless Steel AISI 316L” sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan studi di Jurusan Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya dan
sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu hingga terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada :
1. Nabi Muhammad SAW, atas ajaran Beliau mengenai perjuangan, konsistensi,
tanggung jawab, kewajiban, kejujuran, amanah dan lainnya yang bermanfaat bagi
penulis.
2. Bapak Ir.Gondo Siswojo dan Ibu Yulia Sunartun yang telah memberikan
bimbingan hidup yang sangat berarti dan berguna untuk kehidupan penulis dan
menjadi inspirasi agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan giat
3. Bapak Rudianto Raharjo ST., MT., beserta Bapak Teguh Dwi Widodo ST.,
M.Eng., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing satu dan dua yang telah memberikan
pengarahan, ilmu dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.
4. Teman-teman M13 yang selalu bersama memberikan semangat dan menjadi
motivasi untuk selalu lebih baik
5. Terimakasih kepada keluarga besar ARM 13 yang selalu mensupport dan telah
memberikan kebersamaan dalam menyelesaikan masalah serta menghibur disaat
penat mengerjakan skripsi. Dan juga terimakasih telah bersedia menyediakan
wadah inspirasi (kontrakan ARM) untuk tempat bernaung dan berfikir keras
mengerjakan skripsi.
6. Saudara Febby Hamzah Rosyadi teman seperjuangan sandblasting yang telah
menemani dan turut berjuangan mengerjakan dan mencari solusi setiap
permasalahan yang ada.
7. Saudari Amira Rosita Bahanan, Amd.Keb yang telah memberikan motifasi-
motifasi agar dapat segera menyelesaikan skripsi.
i
8. Seluruh Keluarga Besar Mahasiswa Mesin (KBMM) Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya Malang.
9. Speda motor vario 125 ISS yang telah membantu saya dalam mengejar setiap
deadline dan menjadi tunggangan saya selama mengerjakan skripsi ini
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak bisa
penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skipsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak agar
terciptanya karya tulis yang lebih baik. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
pembaca dan menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Penulis
ii
JUDUL SKRIPSI :
PENGARUH UKURAN MESH PASIR SILIKA PADA PROSES SANDBLASTING
TERHADAP WETTABILITY PERMUKAAN STAINLESS STEEL AISI 316L
KOMISI PEMBIMBING :
Dosen Pembimbing I : Rudianto Raharjo ST., MT.
Dosen Pembimbing II : Teguh Dwi Widodo ST., M.Eng., Ph.D.
Hadi Rachmat Prasetya, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya,
Juli 2017, Pengaruh Ukuran Mesh Pasir Silika Pada Proses Sandblasting Terhadap Sifat
Hydrophobic Dan Hydrophilic Permukaan Stainless Steel AISI 316L. Dosen Pembimbing:
Rudianto Raharjo dan Teguh Dwi Widodo.
Kata Kunci: Sandblasting, Variasi Ukuran Mesh, Hydrophilic, Sudut Kontak, Kekasaran
Permukaan.
viii
SUMMARY
Surface treatment is an effort done on the surface to get the results needed. One of the
surface treatment process is the sandblasting process. The sandblasting method is very
commonly used and also produces a profile (roughness) on the surface. The method of
Sandblasting itself by spraying abrasive material onto the surface of the object to be carried
out by using high pressure air compressor from the compressor as a carrier medium
abrasive material that exit through the nozzle tip of the sandblasting machine pipe. The
purpose of this research is to know the hydrophobic and hydrophilic nature of AISI 316L
stainless steel surface after sandblasting process with various variations of silica sand mesh
size.
Where there are variations of mesh sizes of silica K, S, H, and combined mesh variations
of KS, KH, SH, and KSH. Where in variation K has a mesh size of 16-30, the variation S has
a mesh size of 30-60, and on variation H has a mesh size of 100. And using a controlled
variable with 7 bar compressor pressure, 90º firing angle, 20 seconds firing time and
distance Shooting 150 mm.
From this research, the result of variation of silica sand mesh size in sandblasting
process can influence the surface properties of the specimen. Where the lower the mesh size,
the surface of the specimen will be more hydrophilic. And the lower and higher sizes of the
silica sand mesh will also affect the roughness of the specimen's surface. Where if the lower
the mesh size of silica sand then the specimen surface roughness value increases
ix
DAFTAR GAMBAR
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
fluida cair pada cat akan lebih sulit untuk dapat melapisi permukaan. Namun jika dilihat dari
sisi lain, sifat hydrophobic ini juga dapat mengurangi kecepatan laju korosi. Hal ini di
sebabkan karena fluida yang menempel pada permukaan akan cepat hilang di karenakan sifat
permukaan tersebut, yang secara otomatis fluida sebagai elektrolit dari stainless steel itu
akan lebih susah untuk menempel pada permukaan. Sehingga proses terjadinya korosi dapat
di minimalisir dengan mempersulit elektrolit menempel ke permukaan. Oleh sebab itu
diperlukannya penelitian tentang pengaruh proses sandblasting terhadap sifat hydrophobic
dan hydrophilic pada permukaan stainless steel 316L agar dapat mengetahui lebih lanjut
sifat dari permukaan itu setelah dilakukannya proses sandblasting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
menunjukan bahwa pengaruh besar papillose (kekasaran permukaan) pada permukaan daun
terhadap sifat hydrophobic daun ubi kayu, daun genjer dan daun belimbing adalah daun yang
memiliki ukuran papillose permukaan lebih besar semakin bersifat hydrophobic untuk
pengujian dengan fluida aquades. Untuk pengujian dengan fluida minyak dan oli, tidak
berlaku sifat hydrophobic.
2.2 Sandblasting
2.2.1 Pengertian Sandblasting
Sandblasting merupakan suatu metode yang diperuntukan guna membersihkan
permukaan material dari kontaminasi karat, cat, oli, gram, dan lainnya. Metode ini berguna
untuk memperoleh hasil karakter profil material yang lebih baik dan dapat memberikan
kekasaran ataupun kehalusan profil material yang di hasilkan. Penggunaan metode ini sudah
sering di gunakan di beberapa jenis material yang berbahan logam. Metode ini umumnya
digunakan sebelum melakukan proses pelapisan pada permukaan material yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil daya rekat yang kuat antara pelapis dan permukaan material yang
di lakukan proses sandblasting. Metode dari sandblasting ini sendiri dengan menggunakan
material abrasive berupa pasir silica atau steel grit yang di semprotkan melalui lubang nozzle
yang bertekanan relatif tinggi pada permukaan material.
Profil yang di dapatkan pada permukaan material tersebut berasal dari tumbukan antar
partikel material abrasive yang keluar dari nozzle memiliki kecepatan yang relative tinggi
dengan permukaan material. Sehingga permukaan yang bertumbukan tersebut mengalami
deformasi plastis sehingga mengakibatkan perubahan kekasaran pada permukaan material
dan membentuk profil. Untuk parameter besar kecilnya akan terjadi deformasi dan kekasaran
permukaan material yang terjadi bergantung pada kekerasan partikel abrasive, ukuran
abrasive, berat jenis abrasive, kecepatan abrasive, dan sudut tembak, serta lama waktu
penyemprotan.
Terdapat dua jenis metode sandblasting yang di tinjau dari tempat pelaksanaannya yaitu
dry sandblasting dan wet sandblasting.
A. Dry Sandblasting
Dry sandblasting sering digunakan untuk benda-benda berbahan metal yang tidak
memiliki resiko akan terbakar dan juga beresiko menimbulkan ledakan akibat adanya
tumbukan dan gesekan antara materail abrasive dengan permukaan yang relatif tinggi.
Contoh dari penggunaan dry sandblasting diaplikasikan ke tiang-tiang penyangga, bodi
dan rangka mobil dan motor, pipa cerobong, bodi kapal laut, dan lain sebagainya.
7
B. Wet Sandblasting
Berbeda dengan metode dry sandblasting, pada wet sandblasting sendiri sering
digunakan ke benda-benda berbahan metal yang sangat beresiko terbakar dan juga
memicu terjadinya ledakan atau terletak di area yang beresiko memicu terjadinya
kebakaran, seperti tangki bahan bakar, kilang minyak, ataupun peralatan yang dimana
didalamnya terdapat cairan kimia mudah terbakar atau gas bertekanan tinggi, dimana
partikel yang disemprotkan berupa pasir silica, yang diberi campuran bahan kimia khusus
anti karat guna untuk meminimalisir terjadinya percikan api saat proses sandblasting
terjadi.
B
7
D
2 A
Mesh juga berfungsi agar jika ukuran butir pasir yang ukurannya sama atau lebih besar
dari ukuran mesh maka pasir tersebut tidak dapat lolos dari mesh tersebut. berdasarkan tabel
diatas makan mesh menggunakan satuan micron per inch. Maka semakin besar atau kecilnya
ukuran mesh tersebut akan mempengaruhi hasil dari permukaan logam yang akan di lakukan
pemblastingan. Dikarenakan ukuran mesh berpengaruh pada ukuran pasir yang secara tidak
langsung juga akan mengakibatkan perbedaan tingkat kebersihan dan kekasaran permukaan
yang dihasilkan dengan ukuran mesh yang berbeda-beda.
12
1 𝐿
𝑅𝑎 = ∫ |ℎ𝑖|. 𝑑𝑥 ……………………………………………..…………...………(2-1)
𝐿 0
Dimana:
Ra = Kekasaran Rata-Rata Aritmatik (µm)
L = Panjang Pengukuran (mm)
hi = Jarak Kuadrat Rata-Rata Antara Profil Terukur Dan Profil Tengah
Sumber: Taufiq Rochim (2001, p.56)
14
Terdapat cara lain untuk menentukan kekasaran rata-rata (Ra). Yaitu dengan cara
grafis. Cara-cara dapat di lakukan sebagai berikut:
1. Langkah awal dengan menggambarkan sebuah garis lurus pada penampang
permukaan yang diperoleh dari pengukuran (profil terukur) yaitu garis X – X
yang posisinya tepat menyentuh lembah paling dalam.
Dimana:
Hm = Jarak Kuadrat Rata-rata
L = Panjang Pengukuran
4. Jika telah diperoleh suatu garis yang membagi profil terukur menjadi dua bagian
yang hampir sama luasnya, yaitu luasan daerah di atas (P1+ P2+ ... dan seterusnya)
dan luasan daerah di bawah (Q1+ Q2 + ... + dan seterusnya). Lihat gambar 2.7.
Dengan demikian maka Ra dapat ditentukan besarnya yaitu :
15
Dimana:
Vv = Perbesaran Vertikal, Luas P dan Q (mm)
L = Panjang Sampel Pengukuran (mm)
Sumber: Taufiq Rochim (2001, p.56)
1 1
(R1 + R3 + R5 + R7 + R9) − (R2 + R4 + R6 + R8 + R10) …..………….…(2-4)
5 5
Dimana;
Rz = Kekasaran Rata-rata dari puncak ke lembah
R1,3,5,7,9 = Daerah Puncak
R 2,4,6,8,10 = Daerah Lembah
Vv = Perbesaran Vertikal, Luas P dan Q (mm)
Sumber: Taufiq Rochim (2001, p.57)
16
2.6 Wettability
Wettability adalah istilah untuk menggambarkan apa yang terjadi ketika cairan
berkontak langsung dengan permukaan padat. Untuk mendapatkan besaran dari wettability
ini dengan cara menentukan sudut kontak sesaat atau keseimbangan antar permukaan cairan
dengan benda padat. Untuk mengetahui apakah permukaan tersebut memiliki sifat mampu
basah atau tidak di kenal dengan sifat hydrophobic, dan hydrophilic. Dimana kedua sifat
tersebut menggambarkan bagaimana respon permukaan benda padat terhadap fluida yang
menempel pada permukaan benda padat. Wenzel pernah mengemukakan pernyataan bahwa
pada permukaan kasar tidak semata dapat membuat area kontak mengecil dan sudut kontak
membesar, namun hal ini bergantung kepada sifat asli permukaan itu sendiri
Wenzel memiliki teori persamaan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara kekasaran permukaan dengan sudut kontak. Teori wenzel memperlihatkan persamaan
untuk menjelaskan hubungan antara sudut kontak pada permukaan kasar homogen. Dimana
besarnya area kontak akan semakin berkurang dengan seiring bertambahnya nilai kasarnya
permukaannya.
17
Gambar 2.9 Perbandingan Sudut Kontak Yang Terjadi Akibat Interaksi Cairan Permukaan
Pada Permukaan Datar (Kiri) Dan Permukaan Kasar (Kanan)
Sumber: Dahlia Gusrita, Ratnawulan, dan Gusnedi (2014,p.10)
Adapun teori persamaan yang dapat digunakan pada permukaan kasar menurut wenzel
adalah:
2.6.1 Hydrophobic
Hydrophobic merupakan sifat yang terjadi pada permukaan padat yang anti dengan
air/menolak air, dimana jika terdapat fluida yang di teteskan di atas permukaan padat tersebut
maka fluida tersebut tidak akan membasahi permukaan benda padat. hydrophobic sendiri
juga dapat dipengaruhi oleh viskositas cairan fluidanya. Pada kehidupan sehari-hari
peristiwa hydrophobic ini dapat di lihat pada peristiwa daun talas yang tidak basah ketika di
tetesi air, dan hanya membentuk bola-bola air di permukaan daunt talas. Sifat
hydrophobicnya ini dapat di cari dan di ketahui dengan cara mengukur besarnya sudut
kontak yang terbentuk pada permukaan padat. Sudut kontak sendiri merupakan sudut yang
terbentuk oleh fluida yang di teteskan di atas permukaan. permukaan dapat dikatakan bersifat
hydrophobic jika sudut kontak yang terjadi antara 900-1500, dan untuk sudut kontak >1500
dapat di katakana bersifat superhydrophobic.
18
2.6.2 Hydrophilic
Berlawanan dengan sifat hydrophobic, sifat hydrophilic ini menyebabkan fluida yang
menempel di permukaan akan senantiasa membasahi permukaan itu. Permukaan dapat
dikatakan hydrophilic jika memiliki sudut kontak antara 100 - 900. Dan untuk sudut yang
terbentuk <100 maka permukaan tersebut dapat dibilang memiliki sifat superhydrophilic.
2.7. Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis. Hipotesis yang pertama, bahwa semakin
rendah ukuran mesh pasir silika maka mengakibatkan semakin tinggi nilai kekasaran
permukaan. Hal itu disebabkan karena semakin besar ukuran butir pasir silika, sehingga
semakin besar pula gaya yang menumbuk pemukaan benda kerja. Hipotesis yang kedua
bahwa semakin tinggi nilai kekasaran permukaannya maka permukaan benda kerja akan
bersifat hydrophilic. di karenakan luas kontak antara permukaan benda kerja dengan cairan
lebih besar, dan juga menghasilkan pembentukan sudut kontak yang lebih kecil.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
19
20
Spesifikasi:
Sandblasting
Merk : Sandstrahl
Buatan : Jerman
21
Kompresor
Merk : Mahle
Buatan : Jerman
2. Personal Computer
Digunakan untuk pembuatan laporan dan pembuatan desain benda kerja
3. Digital Kamera
Digunakan untuk dokumentasi dan pengambilan data
Spesifikasi:
Merk : Mitutoyo
Type : SJ301
Tahun : 2001
5. Suntikan
Digunakan untuk meneteskan/meletakan cairan ke atas permukaan benda kerja
yang selanjutnya untuk di uji.
6. Alkohol
Digunakan untuk membersihkan permukaan benda kerja yang akan di uji
7. Waterpass
Untuk mengukur kedataran permukaan benda kerja
8. Air
Digunakan untuk membersihkan dan menguji permukaan yang telah dilakukan
sandblasting
24
20 mm
20 mm
2 mm 20 mm
20 mm 20 mm
m
3.7 Prosedur Penelitian m
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Data hasil pengujian kekasaran dan sudut kontak dengan variasi ukuran mesh pasir silika
Kekasaran Rata-rata Sudut Kontak (º)
Spesimen
(μm) (μm) 0.05 ml 0,1 ml
3.221
K 2.91 3.071333 44.51 43.66
3.083
2.906
S 2.921 2.882 52.48 51.91
2.819
1.524
H 1.53 1.531667 66.31 65.92
1.541
2.426
KS 2.544 2.633667 55.77 54.53
2.931
1.64
KH 2.495 2.213 60.85 60.26
2.504
1.573
SH 1.638 1.602333 65.07 64.42
1.596
1.979
KSH 2.002 1.999 61.46 61.12
2.016
29
30
4.2 Hubungan Pengaruh Ukuran Mesh Pasir Silika Terhadap Sudut Kontak
70 66.31 65.07
60.85 61.46 K
60 55.77
SUDUT KONTAK (º)
52.48
S
50 44.51
H
40
30 KS
20 KH
10 KSH
0 SH
VARIASI MESH
Dari gambar 4.1 menggambarkan tentang hubungan antara variasi ukuran mesh pasir
silika terhadap terbentuknya sudut kontak pada permukaan benda kerja setelah dilakukan
proses sandblasting. Dengan variasi ukuran mesh yang ada, dimana K, S, H, dan terdapat
variasi lain yaitu hasil gabungan antara mesh-mesh tersebut. Antara lain KS, KH, SH, dan
gabungan dari semua mesh tersebut KSH. Yang dimaksud gabungan disini yaitu
penyemprotan yang dilakukan secara bergantian, yaitu dimulai dari huruf pertama hingga
huruf yang terakhir.
Pada pengujian sudut kontak di dapatkan nilai pengukuran sudut yang sesuai dengan
hipotesis, bahwa semakin tinggi nilai kekasaran permukaannya maka permukaan benda kerja
akan bersifat hydrophilic. Hal ini dapat dilihat pada grafik pada data K di dapat hasil
pengukuran sudut kontak pada penuangan air 0.05 ml sebesar 44.51º. Pada data S dengan
sudut kontak penuangan 0.05 ml sebesar 52.48º. dan H dengan sudut kontak penuangan 0.05
ml sebesar 66.31º. Diikuti dengan variasi gabungan mesh dari sudut kontak ter rendah hingga
tertinggi di dapat pada mesh KS, KH, SH, dan KSH. Hal ini menandakan bahwa pengaruh
ukuran mesh pasir silika pada proses sandblasting akan mempengaruhi sifat permukaan
benda kerja tersebut. Dimana semakin rendah ukuran mesh pasir silika akan meningkatkan
sifat hydrophilic dari permukaan benda kerja. Hal ini dapat dilihat dari pembentukan sudut
kontak yang terjadi dimana memiliki sudut kontak <90º. Pada mesh gabungan, sifat awal
spesimen setelah dilakukan penyemprotan akan menurun seiring dengan semakin tingginya
ukuran mesh yang di semprotkan pada penyemprotan selanjutnya. Ini dikarenakan semakin
31
rendah ukuran mesh pasir silika, maka pasir yang tersaring memiliki ukuran butir semakin
besar, dan semakin tinggi ukuran mesh maka semakin kecil ukuran butir pasir silika. Dimana
ukuran butir pasir setiap mesh ditentukan dalam tabel AFS number.
Adapun sudut kontak yang terbentuk bervariasi tergantung pada variasi ukuran mesh
pasir silika yang di gunakan. Dibawah ini merupakan gambar hasil pengambilan dan
pengukuran sudut kontak yang didapatkan pada permukaan benda kerja
Tabel 4.2
Hasil Foto Sudut Kontak
NO Hasil Foto Sudut Kontak Variasi
1 Mesh K,
tetesan
0.05 ml
2 Mesh S,
tetesan
0.05 ml
32
3 Mesh H,
tetesan
0.05 ml
4 Mesh
KS,
tetesan
0.05 ml
5 Mesh
KH,
tetesan
0.05 ml
33
6 Mesh
SH,
tetesan
0.05 ml
7 Mesh
KSH,
tetesan
0.05 ml
34
4.3 Hubungan Pengaruh Ukuran Mesh Pasir Silika Terhadap Kekasaran Permukaan
3.5
3.071333 K
3 2.882
2.633667
KEKASARAN (MM)
S
2.5
2.213
1.999 H
2
1.531667 1.602333
KS
1.5
1 KH
0.5 KSH
0 SH
VARIASI MESH
Gambar 4.2 diatas menggambarkan hubungan antara variasi ukuran mesh pasir silika
pada proses sandblasting terhadap hasil kekasaran permukaan stainless steel AISI 316L.
Dengan variasi ukuran mesh pasir silika K, S, H, KS, KH, SH, dan KSH. Dapat dilihat bahwa
pada variasi mesh K, S, dan H semakin tinggi ukuran mesh pasir silika maka nilai kekasaran
yang di dapat semakin tinggi pula. Dan pada variasi gabungan mesh pasir silika di dapat nilai
kekasaran dari ter kasar hingga ter endah di dapa pada variasi KS, KH, KSH, SH.
Pada grafik diatas dapat di lihat bahwa pengaruh variasi ukuran mesh pasir silika pada
proses sandblasting akan didapatkan nilai kekasaran rata-rata (Ra) yang berbeda-beda.
Dilihat pada grafik di atas kekasaran meningkat seiring semakin rendah nya ukuran mesh
pasir silika tersebut. Pada variasi K, S, dan H, nilai kekasaran rata-rata (Ra) yang di dapatkan
pada variasi K sebesar 3.071333 μm, pada variasi mesh S di dapat nilai kekasaran rata-rata
(Ra) sebesar 2.882 μm, dan pada variasi mesh H didapat nilai kekasaran rata-rata (Ra)
sebesar 1.531667 μm. Dan juga pada variasi mesh gabungan KS, KH, SH, dan KSH di dapat
nilai kekasaran rata-rata (Ra) sebesar 2.633667 μm, 2.213 μm, 1.602333 μm, dan 1.999 μm.
Terbentuknya nilai kekasaran yang berbeda-beda ini dikarenakan semakin rendah
ukuran mesh pasir silika yang akan berpengaruh pula terhadap besar butir atau ukuran butir
pasir silika tersebut. Dimana semakin rendah ukuran mesh pasir silika, maka ukuran butir
yang terdapat di dalam mesh tersebut akan semakin besar pula. Hal ini sesuai dengan
35
hipotesis bahwa bahwa semakin rendah ukuran mesh pasir silika maka mengakibatkan
semakin tinggi nilai kekasaran permukaan.
Jika di hubungkan dengan gambar 4.1 dapat di simpulkan bahwa nilai kekasaran
permukaan tersebut akan mempengaruhi terbentuknya sudut kontak antara cairan dengan
spesimen. Permukaan spesimen setelah dilakukan proses sandblasting semakin meningkat
nilai kekasarannya dan nilai sudut kontak yang terbentuk semakin menurun seiring
meningkatnya nilai kekasaran. Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh wenzel
yaitu:
Cos θ = R Cos θ0…………………………………………………………………..……(4-1)
Dimana:
θ.. = Sudut Kontak Pada Permukaan Kasar
θ0 = Sudut Kontak Pada Permukaan Datar
R...= Faktor Kekasaran Bidang (Dimana R merupakan parameter non dimensional, dan nilai
. dari R=1 pada permukaan halus dan pada permukaan kasar maka nilainya >1)
Dimana seiring dengan meningkatnya kekasaran permukaan maka akan menaikan pula
nilai R, yang juga akan mempengaruhi nilai dari sudut kontak permukaan kasar.
Dibawah ini merupakan table foto hasil pengujian SEM pada spesimen H dan K dengan
perbesaran 135x, 200x, dan 600x.
36
Pembesaran
135x
500 µ 500 µ
Pembesaran
200x
300 µ 300 µ
Pembesaran
600x
100 µ 100 µ
Gambar 4.3 Hasil foto SEM permukaan dengan berbagai pembesaran setelah proses
sandblasting dengan variasi mesh H(100) dan K(16-30) dengan H (kiri) dan K
(kanan)
Dapat dilihat pada gambar 4.10 bahwa hasil foto SEM pengujian sandblasting dengan
variasi ukuran mesh H (100) dan K (16-30). Terlihat bahwa permukaan spesimen dengan
variasi mesh K memiliki karakteristik permukaan yang lebih bergelombang atau tidak rata
dibandingkan dengan spesimen variasi mesh H. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
ukuran mesh pasir silika, sehingga partikel pasir yang menumbuk permukaan memiliki
37
ukuran yang berbeda antara mesh H dengan mesh K. Yang mengakibatkan perbedaan
deformasi pada setiap spesimen dan variasi mesh.
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Variasi ukuran mesh pasir silika pada proses sandblasting dapat mempengaruhi sifat
permukaan spesimen. Dimana semakin rendah ukuran mesh, maka permukaan spesimen
akan semakin bersifat hydrophilic.
2. Semakin rendah dan tingginya ukuran mesh pasir silika juga akan mempengaruhi pula
terhadap nilai kekasaran permukaan spesimen. Dimana jika semakin rendah ukuran mesh
pasir silika maka nilai kekasaran permukaan spesimen semakin meningkat.
5.2 Saran
1. Dilakukannya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan material lain, dengan variasi
yang berbeda
2. Lakukan pengujian lebih dalam hingga mengetahui hal-hal lain yang mungkin
mempengaruhi sifat wettability permukaan
3. Menggunakan material abrasif yang berbeda dari segi bahan dan bentuk
39
DAFTAR PUSTAKA
Anna Rudawska, Izabela Danczak, Miroslav Muller, dan Petr Valasek, 2016. The Effect
Sandblasting On Surface Properties For Adhesion. Germany : Technical University
Of Dresden, Institute Of Lightweight Engineering And Polymer Technology,
Holbeinstr.
B.Arifvianto, Suyitno, M.Mahardika, P. Dewo, P.T. Iswanto, U.A. Salim, 2011. Effect Of
Surface Mechanical Attrition Treatment (SMAT) On Microhardness, Surface
Roughness And Wettability. Indonesia: Center For Innovation Of Medical Equipments
And Devices, Departement Of Mechanical And Industrial Engineering, Universitas
Gajah Mada.
Bimbing Atedi dan Djoko Agustono, 2005. Standar Kekasaran Permukaan Bidang Pada
Yoke Flange Menurut Iso R.1302 Dan Din 4768 Dengan Memperhatikan Nilai
Ketidakpastiannya. Indonesia: Puslit KIM dan SMTP-LIPI Serpong.
Dahlia Gusrita, Ratnawulan, dan Gusnedi, 2014. Pengaruh Viskositas Fluida Terhadap Sifat
Hydrophobic Dari Berbagai Macam Daun. Indonesia: FMIPA Universitas Negri
Padang.
Dirga Satya Aditama, 2015. Pengaruh Jarak Dan Sudut Dry Sandblasting Terhadap
Kekasaran Permukaan Pada Baja Karbon Sedang. Indonesia: Fakultas Teknik
Universitas Udayana.
Erik Kurniawan, 2013. Analisis Kekasaran Permukaan Pada Proses Sandblasting Dengan
Variasi Sudut, Jarak, Dan Butiran Pasir Silika Pada Pelat St 37. Indonesia:
Universitas Jember.
Heine,1976. Principles Of Metal Casting. India: Mc Graw Hill.
Rochim, T. 2001. Spesifikasi, Metrologi dan Kontrol Kualitas Geometrik. Bandung: ITB.
Samuel, Dan Ari Wibawa, 2014. Facilities Planning Workshop For Blasting Support The
Activity Of Development And Repair Ship In Pt. Jasa Marina Indah Unit II. Indonesia:
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Sudji Munadi. 1980. Dasar-Dasar Metrologi Industri. Jakarta : Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Wa Ode Zulkaidah, 2009. Pengaruh Polutan Terhadap Kinerja Hidrofobik Permukaan
Bahan Isolator Silikon Rubber. Indonesia: Fakultas Teknik Universitas Haluoleo