Proposal tugas akhir dengan judul “Rancang Bangun Pengupas Sabut Kelapa”
oleh Al Hidayat NIM 342 20 096, Bambang Tri Pamungkas NIM 342 20 098,
dan Lin Satria NIM 342 20 103 dinyatakan layak untuk diseminarkan.
Mengetahui Menyetujui
Kordinator Program Studi Dosen Pengarah,
D-3 Teknik Konversi Energi,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga Penulis dapat menyelesaikan proposal tugas
akhir ini yang berjudul “Rancang Bangun Pengupas Sabut Kelapa” tepat pada
waktunya, meski jauh dari kata sempurna.
Dalam penulisan proposal tugas akhir ini tidak sedikit hambatan yang
penulis alami. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak atas dukungan, bimbingan, perhatian
dan motivasi yang telah di berikan kepada penulis, antara lain:
1. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan,
kekuatan serta inspirasi kepada kami untuk menyelesaikan proposal tugas akhir
ini.
2. Kedua orang tua tercinta, juga kepada saudara-saudara kami yang telah
memberikan banyak bantuan berupa dorongan moral, bantuan materi, serta tak
henti-hentinya memberikan doa yang tulus kepada kami dalam menyelesaikan
proposal tugas akhir ini.
3. Bapak Ir. Ilyas Mansur, M.T., selaku Direktur Politeknik Negri Ujung
Pandang.
4. Bapak Ir. Syaharuddin Rasyid,M.T. selaku ketua jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Ujung Pandang.
5. Ibu Sri Suwasti, SST.,MT selaku ketua Program Studi Teknik Konversi Energi,
Politeknik Negeri Ujung Pandang.
6. Bapak Sonong, S.T., M.T. selaku pengarah yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
7. Bapak Sonong, S.T., M.T. selaku wali kelas.
8. Seluruh dosen dan staff Program Studi Teknik Konversi Energi yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis selama melaksanakan perkuliahan, dan
iii
telah membantu dalam menyediakan fasilitas dan sarana dalam mengerjakan
tugas akhir.
9. Seluruh mahasiswa Teknik Konversi energi Angkatan 2020 khususnya kelas
3E Teknik Konversi Energi yang telah menjadi saudara-saudara serta banyak
memberikan motivasi, dukungan serta doanya, selama berada di Politeknik
Negeri Ujung Pandang.
10. Untuk pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu-persatu yang secara tidak
langsung berjasa dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa Proposal Tugas Akhir ini
masih jauh dari kata sempurna, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan dan akan kami tindak lanjuti.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................viii
DAFTAR SIMBOL, SATUAN, DAN/ATAU SINGKATAN..........................ix
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Ruang lingkup kegiatan..........................................................................2
1.4 Tujuan kegiatan.....................................................................................3
1.5 Manfaat kegiatan....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................4
2.1 Definisi Kelapa.......................................................................................4
2.2 Definisi Alat Pemisah Sabut Kelapa......................................................5
2.3 Dasar-dasar Pembuatan Alat..................................................................5
2.3.1 Fungsi Alat........................................................................................5
2.3.2 Proses Pemisahan..............................................................................6
2.4 Komponen Alat Pemisah Sabut Kelapa.................................................7
2.4.1 Besi Frofil L dan Frofil U.................................................................7
2.4.2 Motor AC 1 Fasa...............................................................................8
2.4.3 Baut.................................................................................................10
2.4.4 Mata Pisau Pengupas.....................................................................11
2.4.5 Vanbelt............................................................................................12
2.4.6 Roda Gigi........................................................................................13
2.4.7 Pipa Besi.........................................................................................14
2.5 Prinsip Kerja Alat.................................................................................15
BAB III METODE KEGIATAN......................................................................16
3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan................................................................16
3.2 Alat dan Bahan.....................................................................................16
v
3.2.1 Alat.................................................................................................16
3.2.2 Bahan..............................................................................................17
3.3 Diagram Alur Pembuatan Alat Pengupas Sabut Kelapa......................18
3.4 Prosedur Langkah Kerja.......................................................................19
3.4.1 Tahap Perancangan.........................................................................19
3.4.2 Tahap Pemilihan Bahan..................................................................20
3.4.3 Tahap Pembuatan Alat....................................................................20
3.4.4 Gambar Keseluruhan......................................................................20
3.5 Prosedur Langkah Pengujian...............................................................21
3.6 Teknik Analisa Data............................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................23
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR SIMBOL, SATUAN, DAN/ATAU SINGKATAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
sedikit memutar, dengan cara demikian serabut kelapa terkupas bagian demi
bagian sampai habis.”
Karena hal itulah yang mendasari penulis dalam “pembuatan alat pemisah
sabut kelapa”, serta menjadiakan alat ini sebagai judul dalam laporan. dengan
alat penulis dapat meningkatkan jumlah produksi pemisahan serabut kelapa
yakni, jika menggunakan linggis dalam 10 menit dapat memisahkan serabut
kelapa 5 buah, maka dengan alat yang dibuat penulis menargetkan dalam 10
menit dapat mengupas 10 buah.
2
1. Merancang dan membuat alat pengupas Sabut kelapa sehingga dapat
berfungsi dengan baik.
2. Mengetahui karakteristik alat pengupas sabut kelapa.
1.5 Manfaat kegiatan
Manfaat yang diharapkan dari Alat pengupas sabut kelapa adalah :
1. Dapat menambah wawasan mahasiswa tentang bagaimana pembuatan Alat
Pengupas serabut Kelapa.
2. Dapat digunakan sebagai alat pengupas sabut kelapa untuk mempermudah
masyarakat yang mempunyai usaha di bidang pengelolahan kelapa.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
atas kedepan bagian tangkai di tancapkan ke ujung linggis sampai menembus
sabut, bagian demi bagian sabutnya dibelah dan dikupas (Suhadirman, 2000).
Adapun pendapat yang di kemukakan (Setyamidjaja, 1982) bahwa “pengupasan
sabut kelapa menggunakan suatu alat berbentuk linggis tersebut dari besi yang di
pasang berdiri vertikal dengan mata pisaunya mengarah keatas, setinggi kurang
lebih 80 cm lantai tanah, cara pengupasan buah kelapa di angkat dengan kedua
belah tangan. Bagian tangkai menghadap kedepan, dengan keras buah di
tancapkan ke mata linggis, menembus sabut kelapa sampai batas tempurung.
Tangan yang satu memegang ujung bagian sabut yang sudah terbelah., dan tangan
yang lainnya menekan buah ke bawah sedikit memutar. Dengan cara demikian
sabut terkupas bagian demi bagian sampai habis”.
5
2.3.2 Proses Pemisahan
Proses pemisahan adalah proses pemisahan sabut dengan batok
kelapa, proses pemisahan tersebut menggunakan dua mata pisau dengan
cara tuas mata pisau di tekan kebawah pada buah kelapa kemudian
masing-masing poros didorong kekiri dan kekanan.
F
σ sabut= ...........................................................................(2.1)
A
Dimana:
F= Gaya tekan St-37
A= Luas penampang pisau
2. Untuk kekuatan sabut kelapa
F
σ sabut=
A
...................................................................................................................................
(2.2)
Dimana:
F= Gaya tekan kelapa
A= Luas penampang kelapa
2.4 Komponen Alat Pemisah Sabut Kelapa
6
2.4.1 Besi Frofil L dan Frofil U
Jenis besi frofil L dan frofil U yang di gunakan adalah jenis besi St-
37. Baja St 37 yang setara dengan AISI 1045 dengan komposisi kimia 0.5%
C, 0.8% Mn, dan 0.3% Si, adalah salah satu baja yang di hasilkan untuk
pembuatan berbagai komponen permesinan. Besi frofil L digunakan untuk
membuat rangka alat bagian bawah. Proses pembuatan rangka bawah
dirangkai dengan cara di las. Dalam pembuatan alat ini, sambungan las yang
di gunakan adalah sambungan las busur listrik, panas yang di gunakan untuk
memanaskan benda kerja adalah dengan nyala busur listrik melalui
elektroda welding transformer. Adapun jenis sambungan las yang di
gunakan yaitu metode sambungan temu (but joint).
F
σt = ........................................................................................(2.3)
A
Dimana:
σt = Tegangan Tarik (N/m2)
F= Gaya akibat pengelasan (N)
7
A= Luas pengelasan (mm)
Keterangan :
8
karena mesin ini beroperasi pada kecepatan dibawah kecepatan sinkron.
Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada
mesin. Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan
banyaknya kutub pada mesin. Motor induksi selalu berputar dibawah
kecepatan sinkron karena medan magnet yang dibangkitkan stator akan
menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut dapat berputar.
Namun fluks yang terbangkitkan oleh rotor mengalami lagging
dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor
tidak akan secepat kecepatan putaran medan magnet. Berdasarkan suplai
input yang digunakan, motor induksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu motor:
induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa..
9
INS.CL F
μF 25
V 450
No. K6060129
2.4.3 Baut
1. Baut Tembus. Baut tembus berbentuk batang silindris yang berulir dan
mempunyai kepala, serta ujung pengikatnya di beri mur.
2. Baut Tap. Baut tap di gunakan untuk menjepit dua bagian, baut ini
mempunyai kepala sedangkan bagian berulir di tapkan pada salah satu
bagian yang diikat.
3. Baut Tanam. Baut tanam merupakan baut tanpa kepala dan berulir pada
ujung-ujungnya. Yang satu bagian untuk mur dan yang lainnya di
tanamkan pada bagian yang diikat .
10
2.4.4 Mata Pisau Pengupas
Jenis mata pisau yang digunakan terbuat dari besi st 37. Baja st 37
merupakan kembaran baja dengan ketebalan yang relatif kecil dibandingkan
ukuran panjang dan lebar lembarnya. Lembaran baja setelah dirol
mempunyai sifat-sifat yang mudah dilas dan dibentuk.
Pada mata pisau pengupas terjadi gaya geser saat bekerja. Gaya
geser adalah gaya yang bekerja tegak lurus dengan bidang struktur atau
vertikal.
11
2.4.5 Vanbelt
ω1 D 2
= ..............................................................................(2.4)
ω2 D 1
keterangan :
w1 : kecepatan pulley 1 D1 : diameter pulley 1
w2 : kecepatan pulley 2 D2 : diameter pulley 2
12
Perhitungan untuk mencari panjang belting (L) yang akan di pasang adalah :
( D 2−D 1 )2
L=2 C+ 1,57 ( D 1+ D 2 )+ ...................................(2.5)
4 ∙C
keterangan :
L : panjang V-belt (m)
C : jarak antar poros (m)
D1 : pitch diameter pulley 1
D2 : pitch diameter pulley 2
13
Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama
dikombinasikan, keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan
putar maupun torsi, yang bisa dihitung dengan persamaan yang sederhana.
Roda gigi dengan jumlah gigi yang lebih besar berperan dalam mengurangi
kecepatan putar namun meningkatkan torsi.
Rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan
keistimewaan dari roda gigi yang mengalahan mekanisme transmisi yang lain
(misal sabuk dan puli). Mesin yang presisi seperti jam tangan mengambil
banyak manfaat dari rasio kecepatan putar yang tepat ini. Dalam kasus di
mana sumber daya dan beban berdekatan, roda gigi memiliki kelebihan
karena mampu didesain dalam ukuran kecil. Kekurangan dari roda gigi adalah
biaya pembuatannya yang lebih mahal dan dibutuhkan pelumasan yang
menjadikan biaya operasi lebih tinggi.
Ilmuwan Yunani Kuno Archimedes pertama kali mengembangkan
roda gigi dalam ilmu mekanika di sekolah Aleksandria pada abad ketiga
sebelum masehi. Mekanisme Antikythera adalah contoh aplikasi roda gigi
yang rumit yang pertama, yang didesain untuk menghitung posisi astronomi.
Waktu pengerjaan mekanisme ini diperkirakan antara 150 dan 100 SM.
2.4.7 Pipa Besi
14
untuk pipa besi berukuran ¼ hingga 12 inci, karena jika ukurannya lebih dari
itu maka yang digunakan adalah ukuran OD.
2. OD (Outside Diameter)
Ukuran pipa besi selanjutnya yaitu OD atau Outside Diameter.
Ukuran ini biasanya dijumpai pada pipa berukuran besar dengan hasil
pengukuran diameter dari ujung luar ke ujung luar pada bagian sisi
sebelahnya.
3. DM (Diameter Nominal)
DM atau Diameter Nominal merupakan ukuran pipa besi
menggunakan satuan milimeter. Penggunaan ukuran pipa menggunakan DM
ini cukup jarang ditemui di pasar Indonesia karena pada umumnya memakai
ukuran NPS.
4. Schedule
Ukuran pipa besi yang terakhir yaitu Schedule yang berkaitan
dengan ketebalan pipa. Apabila ukuran pipa semakin tebal, maka harga yang
dibanderol juga semakin mahal. Jadi, harga pipa besi dengan ketebalan 1,5
mm akan lebih murah dibandingkan dengan pipa dengan ketebalan 3 mm.
2.5 Prinsip Kerja Alat
Prinsip kerja alat pemisah sabut kelapa yaitu dengan cara mata pisau
menekan kulit kelapa sampai kedalam bagian batok kelapa kemudian tuas mata
pisau didorong masing-masing ke kanan dan ke kiri secara horizontal kemudian
mata pisau perlahan akan membuka serabut kelapa sehingga serabut akan berpisah
dari batok kelapa.
15
BAB III
METODE KEGIATAN
16
3.2.2 Bahan
1. Besi fropil L 7. Plat besi
2. Besi fropil U 8. Roda gigi
3. Besi poros 9. Vanbelt
4. Baut 10. Mata pisau
5. Motor AC 1 fasa 11. Pipa besi
6. Cat
17
3.3 Diagram Alur Pembuatan Alat Pengupas Sabut Kelapa
Mulai
Studi
Literatur
Gambar Teknik
Ya
Tidak
Uji coba alat pemisah
sabut kelapa
Pengambilan Data
Selesai
18
3.4 Prosedur Langkah Kerja
Prosedur prosedur pembuatan alat pemisah sabut kelapa memiliki
beberapa tahap yaitu :
3.4.1 Tahap Perancangan
Pada tahap ini dilakukan perancangan tentang alat pemisah sabut
kelapa dengan cara menggambar bagian bagian dari alat pengupas sabut
kelapa menggunakan aplikasi komputer.
a.
d.
b.
e.
c. f.
Keterangan :
a. Kerangka Besi
b. Vanbelt
c. Motor AC 1 Fasa
d. Gear
e. Pipa Besi
f. Mata Pisau
19
3.4.2 Tahap Pemilihan Bahan
Dalam tahap pemilihan bahan pemilihan bahan yang akan
digunakan, bahan yang akan digunakan, bahan yang dipilih adalah besi frofil
L dan besi frofil U. bahan tersebut dipilih dengan alasan dapat membuat alat
tersebut kuat dan tahan lama
20
3.4.4 Gambar Keseluruhan
21
7. Ulangi langkah-langkah tersebut secara berturut-turut untuk mengupas
kelapa lain yang akan di kupas.
22
BAB IV HASIL DAN DESKRIPSI
Hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sabuk yang akan digunakan
adalah putaran puli pada motor penggerak yang ditransmisikan melalui sabuk
kepuli poros yang digerakkan. Panjang sabuk yang akan digunakan ditentukan
dengan menggunakan persamaan: L = π(r1 + r2) + 2x + (𝑟1−𝑟2) 2 𝑥 Dimana: x =
Jarak antara sumbu poros = 45 cm r1 x ` 22 d1 = Diameter puli motor = 3 inchi =
7,62 cm r1 = Jari-jari puli motor = 1,5 inchi = 3,81 cm d2 = Diameter puli yang
digerakkan = 3 inchi = 7,62cm r2 = Jari-jari puli yang digerakkan = 1,5 inchi =
3,81cm L = Panjang sabuk = ..........cm? Penyelesaian: L = π(r1 + r2) + 2x +
=(𝑟1−𝑟2) 2 𝑥 =3,14 (3,81 + 3,81) + 2 (43)+ (3,81−3,81) 2 43 = 3,14 (6,62) + 86(0)
2 43 = 20,78+ 86 + 0 43 = 106,78+ 0 = 106,78cm = 42,03inchi Jadi panjang sabuk
yang dibutuhkan adalah 42,03 inchi maka sabuk yang digunakan adalah sabuk
jenis V tipe A43. 4.1.1.2 Pemilihan Puli Pada perencanaan ini puli yang
digunakan adalah pulli alur V. Puli yang akan digunakan berjumlah 2 buah yaitu
23
puli penggerak pada poros motor dan puli pada poros reducer. Motor penggerak
yang tersedia dengan dengan putaran (N1) 1400 rpm. Sedangkan kecepatan
putaran puli pada poros dua (N2) direncanakan lebih lambat dari putaran motor.
Sehingga harus disesuaikan dengan diameter puli ` 23 pada poros dua (d2).
Diketahui diameter nominal puli yang digunakam pada motor (d1) 3 inchi = 7,62
cm. 𝑁2 𝑁1 = 𝑑1 𝑑2 Dimana: d1 = Diameter puli motor = 3 inchi = 7,62 cm d2 =
Diameter puli pada poros dua = 3inchi = 7,62 cm N1 = Putaran motor = 1400 rpm
N2 = Putaran poros dua = ………. rpm? Penyelesaian: 𝑁2 𝑁1 = 𝑑1 𝑑2 N2 x d2 =
N1 x d1 N2 x 7,62 = 1400 x 7,62 7,62 xN2 = 10668 N2 = 1400rpm 4.1.2
Pemilihan Sproket dan Rantai
Hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan rantai yang akan digunakan
adalah putaran rantai pada poros dua yang ditransmisikan keputaran pada poros
tiga. Panjang rantai yang akan digunakan ditentukan dengan menggunakan
persamaan: L = π(r3 + r4) + 2x + (𝑟3−𝑟4) 2 𝑥 ` 24 Dimana: x = Jarak antara
sumbu poros dua dan poros roda = 46 cm d3 = Diameter sproket pada reducer = 3
inchi = 7,62cm r3 = Jari-jari sproket pada poros dua = 1,5inchi = 3,81 cm d4 =
Diameter sproket pada mata pisau = 8 inchi = 20,32cm r4 = Jari-jari sproket pada
poros roda = 4 inchi = 10,16cm L = Panjang rantai = ..........cm Penyelesaian: L =
π(r3 + r4) + 2x + =(𝑟3−𝑟4) 2 𝑥 = 3,14 (3,81 + 10,16) + 2 (46) + (3,81−10,16) 2 46
= 3,14 (13,97) + 92(−6,35) 2 46 = 43,8 + 92 + 40.3 46 = 135,8 + 0,87 = 136,67cm
= 53,8 inci 4.1.2.3 Pemilihan Sproket Sproket yang digunakan berjumlah 2 buah
yaitu sproket pada poros reducer dan sproket pada poros mata pisau. Pada poros
reducer berputar dengan kecepatan (N2) 1400 rpm. Sedangkan kecepatan pada
poros mata pisau (N3) direncanakan lebih lambat dari putaran poros reducer.
Sehingga harus disesuaikan dengan diameter sproket pada poros reducer (d3).
Diketahui diameter sproket yang ` 25 digunakan pada poros reducer (d3) 3 inchi =
7,62cm dan diameter sproket yang digunakan pada poros mata pisau (d4) 8 inchi
= 20,32 𝑁3 𝑁2 = 𝑑3 𝑑4 Dimana: ▪ d3 = diameter sproket output reducer = 3 inchi
= 7,62cm ▪ d4 = diameter sproket pada mata pisau= 8 inchi = 20,32cm ▪ N3 =
24
putaran sproket output reducer = N2 x 1/20 = 1400 x 1/20 = 70 rpm ▪ N4 =
putaran sproket pada roller = …… rpm ? Penyelesaian: 𝑁3 𝑁2 = 𝑑3 𝑑4 N3 x d4 =
N2 x d3 N3 x 20,32 = 70 x7,62 20,32 N3 = 533,4 N3 = 26,25rpm 4.1.3 Kekuatan
Las Dalam perhitungan menggunakan las listrik dengan pertimbanga tebal plat 4
mm. Bahan elektroda yang digunakan AWS E6013 dengan kekuatan tarik
maksimum 60 Kps. Untuk menghitung tegangan tarik maksimum elektroda
sebagai berikut: 𝝈𝒕 𝒎𝒂𝒙 = 60 x 6,894757.103 ` 26 𝝈𝒕 𝒎𝒂𝒙 = 413,68 N/mm2
Tegangan tarik izin elektroda dengan faktor keamanan (v) = 5 dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut: 𝝈𝒕 𝑰𝒛𝒊𝒏 = 𝝈𝒕 𝒎𝒂𝒙 V 𝝈𝒕 𝑰𝒛𝒊𝒏 = 413,68 5 =
82,36 N/mm2 Menghitung tegangan geser izin: τg izin = 0.5 x 𝝈𝒕 = 0.5 x 82,736
= 41,368 N/mm2 Untuk menghitung tegangan geser pengelasan pada dudukan
mesin dapat menggunakan persamaan sebagai berikut: Dik : massa mata pisa =10
Kg F = m.g F= 10 x 9,81 F = 98,1 N Tegangan geser dapat dihitung denga
menggunakan persamaan : τg = 𝐹 0,707 x h x L = 98.1 0,707 x 3 x 50 =
0,925N/mm2 Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengalasan
aman, karena lebih kecil dari tenganan geser izin elektroda . ` 27 4.1.4 Pemilihan
Motor Adapun gaya yang bekerja pada poros dapat diketahui dengan melakukan
penimbangan dan perhitungan. Berat puli motor = 0.5 kg Berat puli reducer = 0.8
kg Berat sabuk = 0.1 kg Berat sprocket = 0.7 kg Berat sprocket mata pisau = 1 kg
Berat rantai = 0.5 kg Berat mata pisau = 10 kg Berat beban kelapa =2 kg Berat
Roda Gigi = 3 kg Sehingga total berat = (Berat pulli motor + Berat pulli reducer+
Berat sabuk + Berat sprocket + Berat sprocket mata pisau+ Berat rantai +Berat
mata pisau+Berat beban kelapa) = (0.5+0.8+0.1+0.7+1+0.5+10+2+3) = 18.6 kg •
F = m . g F = 18.6 kg x 9,8 m/s2 F = 182.28kg.m/s2 F = 182.28 N • V = 𝜋 𝑋 𝑑 𝑋
𝑁 60 ` 28 V = 3,14 𝑋 0,2032 𝑋 1400 60 V = 893.26 60 V =14.88 m/s • P = F x v P
= 182.28 x 14.88 P = 2712.32Watt = 2.71kW Satuan daya non metrik: 1 HP =
0,7457 kW maka untuk daya 2.71kW = 3.6 HP. Berdasarkan hal tersebut maka
motor yang digunakan adalah motor yang minimal daya 3.6 HP 4.2 Hasil
Pengujian Proses pengujian mesin untuk melakukan pengambilan data dilakukan
setelah proses pembuatan selesai. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja
dari mesin tersebut. Pengujian dilakukan tiga tahap, Hal ini bertujuan untuk
25
memperoleh data yang akurat. Selanjutnya, hasil pengupasan dapat terlihat dari
kelapa yang sudah terpisah dengan sabuknya. Data pengujian yang diperoleh dari
modifikasi mesin pengupas sabut kelapa, dapat dilihat pada table berikut ini: `
29 Tabel
DAFTAR PUSTAKA
26
diakses Tanggal 16 Januari 2023
Kirono,sasi dan Azhari Amri.2005”pengaruh Tempering Baja st37 yang
Mengalami Karburaasi pada Bahan padat Terhadap Sifat dan struktur
Miro”,
jurusan Mesin Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Roberto C.G., Werner,M., Manfred K 1996.Drying characteristic of copra and
Quality of copra and coconut oil.journal postharvest Biology and
Technologi 9:361-372,
Selamat 2011,Karya ilmiah”pembuatan dan Uji kinerja alat pengupas kelapa
secara
Secara Manual”(online),
http://repository.politanisamarinda.ac.id/818/1/Selamat.pdf,
diakses 16 Januari 2023
Suhardiman,2000.Bertanam Kelapa Herbisida. Penerbit penebar Swadaya,Depok
Jakarta
Sukma,2002,”Bab” II Dasar Teori” (online),
http://cprints.undip.ac.id/41534/4/BABII,pdf, diakses Tanggal 16 Januari
2023
Setyamidjaja, 1982, Kelapa Hibridia, penerbit Kanisius,Yogyakarta.
Wahyudi, Tri, penggunaan sabut kelapa terhadap kuat tekan pada beton K-100,
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=119981&val=5488.
Diakses tanggal 16 Januari 2023
27
Sumber : http://www.insinyoer.com/wp-content/uploads/2015/11/Gambar-1-
Motor-Induksi-Satu-Fasa.jpg, di akses tanggal 1 Februari 2023
Sumber :
https://1.bp.blogspot.com/-jXV9WHuTFqI/VvAUKJYw09I/AAAAAA
AABUo/S_R2nlfN6QI5LpblkxQNHjL6yvoyfQvkA/s1600/
nameplatecrop.jpg, di akses tanggal 1 Februari 2023
Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Baut, di akses 1 Februari 2023
Sumber : https://shopee.co.id/mata-pisau-kupas-kulit-Ari-kelapa-ori-
i.53677596.9445310137, di akses tanggal 3 Februari 2023
28