PROPOSAL PENELITIAN
ZULQAIDAH
09320190073
MAKASSAR
2024
HALAMAN PENGESAHAN
ZULQAIDAH
09320190073
Disetujui oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Jamal Rauf Husain, M.T. Ir. Alam Budiman Thamsi, S.T. M.T., IPP.
Nips. 195803161988101001 Nips. 109 161 424
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia
ii
KATA PENGANTAR
iii
kekurangan. Semoga dikemudian hari, proposal ini dapat memberikan sumbangsih
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi pembacanya.
Billahi taufik walhidayah, Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Peta Tunjuk Lokasi Penelitian ................................................................... 4
2.1 Siklus Pebentuka Batuan ............................................................................ 5
2.2 Saluran Magma .......................................................................................... 6
2.3 Ilustrasi Difraksi Sinar-X ........................................................................... 11
2.4 X-Ray Fluorescence................................................................................... 12
3.1 Bagan Alir Penelitian ................................................................................. 16
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Rancangan Anggaran Biaya Penelitian ...................................................... 17
4.2 Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................... 17
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3.1 Maksud
Maksud dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis geokimia batuan
pembawa kalium pada daerah Barru Sulawesi Selatan.
1.3.2 Tujuan
1. Mengetahui komposisi mineral dari batuan pembawa kalium pada daerah
penelitian.
2. Mengetahui karakteristik geokimia dari batuan pembawa kalium pada daerah
penelitian.
3. Mengetahui jenis batuan pembawa kalium berdasarkan analisis geokimia dan
petrografi.
Pada penelitian yang akan dilakukan ini dibatasi pada pengambilan data di
lapangan dan contoh sampel di daerah penelitian yang selanjutnya dilakukan Analisis
Laboratorium menggunakan metode X-Ray Fluorescence Spectrometry (XRF), X-
Ray Difraction (XRD) dan Petrografi.
2
1.6 Alat dan Bahan
1.6.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Alat tulis menulis;
b. Peta Geologi;
c. GPS (Global Positioning System);
d. Palu Geologi
e. Kamera;
f. Laptop.
1.6.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Buku catatan lapangan;
b. Kantong sampel.
3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batuan merupakan agregat padat yang terbentuk oleh mineral mineral yang
telah membeku dari proses. Umumnya batuan merupakan gabungan dari 2 mineral
atau lebih. Mineral merupakan suatu zat anorganik yang mempunyai komposisi
kimia tertentu. Batuan mempunyai komposisi mineral, sifat sifat fisik, dan umur
yang bermacam macam (Siswanto & Anggraini, 2018).
5
2.2 Batuan Beku
Batuan beku terbentuk akibat cairan magma yang membeku, baik itu magma
yang telah keluar dari perut bumi ataupun magma yang masih berada di dalam bumi.
Umumnya magma terbentuk akibat dari lelehan sebagian batuan/lapisan pada mantel
bumi bagian atas. Pelelehan batuan dapat terjadi karena perubahan 3 parameter dasar
yaitu, tekanan, temperatur/suhu, dan komposisi kimia. Magma akan keluar dari
dalam bumi melalui pluton. Pluton sendiri terbagi menjadi beberapa saluran
tergantung dari ukuran dan posisinya seperti, dike, sill, laccolith, dan lain-lain.
6
Felsik dan Mineral Mafik.
1. Mineral felsik, merupakan mineral yang berwarna terang, terutama terdiri
dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
2. Mineral mafik, merupakan mineral yang berwarna gelap, terutama biotit,
piroksen, amphibol dan olivin.
Berdasarkan cara terjadinya, kadungan SiO2 dan indeks warna batuan beku
dapat diklasifikan. Sehingga dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda
meskipun dalam jenis batuan yang sama.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962),
antara lain :
1. Batuan beku asam, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 lebih dari
66%. Contohnya adalah riolit.
2. Batuan beku intermediate, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2
antara 52% – 66%. Contohnya adalah dasit.
3. Batuan beku basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara
45% –52%. Contohnya adalah andesit.
4. Batuan beku ultra basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2
kurang dari 45% (Meiyer, 2016).
Kalium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang k
dan nomor atom 19, dalam tabel periodik, kalium adalah salah satu logam alkali,
lunak, berwarna putih keperakan yang teroksidasi dengan cepat di udara dan bereaksi
hebat dengan air, kalium terlarut dalam air laut ( yaitu ( 0.04 % berdasarkan berat )
dan merupakan bagian dari banyak mineral, logam alkali memeiliki sifat yang sangat
mirip yaitu berkilau, lunak, logam yang sangat reaktif pada suhu dan tekanan
setandar , semua logam alkali mudah di potong menggunakan pisau karena lunak,
menampakkan kilau permukaan nya yang cepat memudar di udara karena
teroksidasioleh uap air dan oksigen (dan nitrogen khusus untuk natrium). Mengingat
reakrtivitas nya yang tinggi, logam alkali harus disimpan di minyak untuk mencegah
reaksi dengan udara, dan hanya dijumpai secara alami sebagai garam dan tidak
pernah sebagai unsur bebas , semua logam alkali bereaksi dengan air, seluruh logam
alkali yang ditemukan bebas di alam seuai dengan urutan kelimpahan nya yaitu
7
nantrium yang paling melimpah kemudian diikuti oleh kalium, litium, rubidium,
sesium dan terakhir fransium (Safitri & M, 2018).
Kalium adalah logam yang termasuk dalam kelompok logam alkali dan
dilambangkan dengan huruf K, dilihat dari sudut fisiknya kalium adalah zat yang
lembut dengan warna putih keperakan. Sedangkan dari sudut kimia kalium
merupakan unsur yang sangat aktif dan mudah mengalami oksidasi ketika terjadi
kontak dengan udara bebas, zat ini akan berubah warna menjadi abu-abu (Aryanda et
al., 2014).
Kalium telah diketahui sebagai salah satu unsur esensial makronutrien bagi
tanaman. Fungsi utama kalium membantu perkembangan akar, membantu proses
pembentukan protein, menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit dan
merangsang pengisian biji. Kalium berperan penting bagi tanaman dalam proses
metabolisme, mulai dari fotosintesis, translokasi asimilat hingga pembentukan pati,
protein, dan aktivator enzim (Untuba et al., 2022).
Manfaat dari kalium untuk tanaman diantaranya yaitu, membentuk dan
mengangkut karbohidrat, sebagai katalisator dalam pembentukan protein,
meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah, dan meningkatkan kualitas
buah karena bentuk, kadar, dan warna yang lebih baik (Siswanto et al., 2017).
Proporsi terbesar Kalium tanah dalam bentuk batuan, mineral dan deposit
kalium sebagai sumber kalium bagi tanah . Pada kondisi ini, kalium potensial dapat
terlarut dan tersedia bagi tanaman. Kaitannya dengan kemudahan bentuk Kalium
8
diserap tanaman, kalium terlarut dikenal sebagai Kalium segera tersediakan, dapat
dipertukarkan sebagai kalium cadangan yang mudah dimobilisasi, kalium tidak dapat
dipertukarkan atau Kalium tersemat (fixed). Kalium mineral sebagai Kalium
cadangan semi permanen karena jumlah Kalium terlarut dapat ditukar hanya 1-2%
dari total Kalium , tidak dapat ditukar s 1- 10%, dan Kalium mineral 90-98% (Putri
& Pinaria, 2021).
2.6 Petrografi
9
jenis mineral lempung di dalam contoh batuan. Metode petrografi sayatan tipis juga
digunakan oleh beberapa peneliti yaitu Reyes (1990), Khalifa, dkk. (2011), dan
Kulahci, dkk. (2017) untuk mengetahui suhu bawah permukaan pada lapangan
geotermal. Studi petrografi sayatan tipis batuan perlu dilakukan untuk memahami
vulkanisme dan struktur geologi daerah prospek panas bumi. Pemahaman tentang
vulkanisme dan struktur geologi sangat diperlukan untuk eksplorasi awal daerah
prospek panas bumi. Maka dari itu penelitian ini perlu dilakukan untuk menganalisis
petrografi sayatan tipis singkapan batuan di Kabupaten Solok Selatan. Analisis
petrografi sayatan tipis batuan akan memberikan informasi tentang kenampakan
mikroskopis batuan. Kenampakan mikroskopis tersebut meliputi struktur batuan/
mineralisasi, komposisi mineral penyusun batuan, jenis batuan, dan nama batuan
(Umar dkk., 2014). Penelitian ini juga menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD)
untuk menentukan mineral-mineral hidrotermal atau mineral-mineral lempung yang
mungkin terdapat pada batuan sampel.
XRD merupakan suatu alat yang digunakan untuk menganalisis sistem kristal
pada material yang diuji. XRD dapat memberikan informasi mengenai jenis struktur,
parameter kisi, susunan atom yang berbeda pada kristal. Prinsip kerja dari XRD ini
menggunakan difraksi sinar X yang dihamburkan oleh sudut Kristal material yang
diuji. X-ray diffraction (XRD) merupakan teknik untuk mengidentifikasi fasa kristalin
dalam material, bentuk kristalin material bervariasi pada setiap material termasuk
pada mineral sehingga dijadikan sebuah penciri dari suatu mineral (Heriansyah,
2018). Hal ini disebabkan adanya suatu penyerapan oleh material dan juga pelepasan
atau pemisahan oleh atom-atom dalam material tersebut. Pelepasan tersebut ada yang
saling menghilang karena berbeda fasa dan ada juga yang saling mengikat karena
fasanya sama. Berkas sinar-X yang saling mengikat tersebut yang disebut sebagai
berkas difraksi. Tahapan kerja X-ray diffraction (XRD) yaitu produksi, difraksi,
deteksi dan interpretasi dapat dilihat pada gambar 2.4 prinsip kerja XRD
(Nurhidayah, 2015).
10
Gambar 2.4 Ilustrasi Difraksi Sinar-X (Heriansyah, 2018)
11
Gambar 2.5 X-Ray Fluorescence (Nurwaskito dkk, 2015)
Pada dasarnya prinsip kerja dari spektrometri pendar sinar-X adalah sinar-X
primer yang berasal dari sumber pengeksitasi/radioisotop ditembakkan terhadap
cuplikan. Pancaran radiasi sinar-X tersebut akan berinteraksi dengan cuplikan dalam
proses efek fotolistrik. Proses interaksi tersebut akan menghasilkan pendaran sinar-X
sekunder dari cuplikan dalam proses efek fotolistrik. Proses interaksi tersebut akan
menghasilkan pendaran sinar-X sekunder dari cuplikan yang ditangkap oleh detektor
kemudian dianalisis.
Sinar-X sekunder yang dipancarkan oleh cuplikan akan ditangkap oleh
detektor. Sinar-X tersebut oleh detektor akan diubah menjadi pulsa listrik. Pulsa-
pulsa listrik kemudian akan diperkuat oleh preamplifier dan amplifier dan diteruskan
ke sistem analisator salur ganda (MCA). Pulsa listrik kemudian dicacah oleh
analisator salur ganda dan ditampilkan dalam bentuk puncak-puncak spektra sinar -
X. Tinggi rendah puncak spektra sinar-X memiliki karakteristik energi tertentu yang
berbeda satu sama lain (Mulyono dkk, 2012).
12
BAB III
TAHAPAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
Pada tahap persiapan terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai
tahapan awal dalam penelitian ini dengan tujuan agar penelitian yang direncanakan
dapat disiapkan dengan baik, beberapa hal tersebut yaitu:
3.1.1 Persiapan administrasi
Tahap persiapan administrasi berupa pengurusan persyaratan dari program
studi dan fakultas berupa pengusulan judul penelitian dan mengurus persuratan untuk
mendapatkan pembimbing penelitian.
3.1.2 Studi literatur
Studi literatur ini bertujuan agar dapat mengetahui dan memahami segala hal
yang bersangkutan dengan penelitian dan berbagai referensi lainnya terkait dengan
analisis geokimia batuan pembawa kalium.
3.1.3 Penyusunan Proposal
Penyusunan proposal ini dilakukan setelah mempelajari literatur yang berkaitan
dengan judul penelitian kemudian dituangkan dalam bentuk proposal yang sesuai
dengan aturan penulisan yang berlaku pada Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia Makassar. Selanjutnya
proposal penelitian yang sudah jadi dikonsultasikan dengan pembimbing I dan
pembimbing II sampai siap untuk diseminarkan.
13
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan dengan pengamatan secara
langsung di lapangan yaitu:
a. Hasil data analisis XRD;
b. Hasil data analisis XRF;
c. Hasil data petrografi.
2. Data Sekunder
Data ini didapatkan dari hasil pemikiran orang lain seperti data yang diambil
dari dari literasi seperti jurnal atau data dari informasi tertulis lainnya yang ada
hubungannya dengan penulisan penelitian berupa peta tunjuk lokasi penelitian.
3.2.2 Teknik Pengambilan Data
Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil beberapa sampel batuan di
dua (2) titik koordinat menggunakan kantong sampel yang diberi penanda.
Pada tahap pengolahan data sampel yang akan di analisis terlebih dahulu di
lakukan preparasi fungsinya agar sampel-sampel tersebut layak untuk di analisis di
laboratorium. Tahap-tahap pengolahannya yaitu:
3.3.1 Tahapan XRD
Sebelum dilakukan analisis, sampel yang diperoleh di lapangan dihancurkan menjadi
potongan-potongan kecil menggunakan palu geologi, sampel yang telah dihancurkan
kemudian dihaluskan menggunakan alat mortar dan palu, setelah halus sampel
disaring kembali agar homogen, menggunakan ukuran saringan 200 mesh, sehingga
sampel menjadi produk bubuk halus 200 Mesh dan selanjutnya dimasukkan ke dalam
alat XRD tipe Shimadzu XRD-7000 L dan analisis hasil XRD menggunakan Match
3.D dan Grapher.
3.3.2 Tahapan XRF
XRF adalah metode emisi atom, serupa dengan spektroskopi emisi optik (OES),
ICP dan analisis aktivasi neutron (spektroskopi gamma). Metode tersebut mengukur
panjang gelombang dan intensitas cahaya (dalam hal ini sinar X) yang dipancarkan oleh
atom berenergi dalam sampel. Dalam XRF, penyinaran sinar-X primer dari tabung
sinar-X menyebabkan emisi sinar-X fluoresen dengan karakteristik energi diskrit dari
unsur-unsur yang ada dalam sampel.
14
3.3.3 Tahapan Petrografi
Pengamatan batuan di laboratorium mengunakan metode analisis sayatan
tipis, yaitu batuan dipotong menjadi sayatan tipis dan pengamatannya menggunakan
alat bantu mikroskop polarisasi. Sayatan tipis adalah batuan yang disayat atau diiris
sesuai dengan ketipisan standar.
16
TAHAP PENDAHULUAN
1. Persiapan Administrasi
2. Studi Pustaka
3. Penyusunan Proposal Penelitian
DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
1.Hasil pengamatan uji X-Ray
Diffraction (XRD) 1. Geologi daerah penelitian
2.Hasil pengamatan uji X-Ray
Fluorescence (XRF)
PENGOLAHAN DATA
ANALISIS DATA
SEMINAR
17
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Meiyer. (2016). Studi Sistem Manajemen Pada Kegiatan Penambangan Batuan Beku
Ultrabasa. Skripsi, 49.
Safitri, B., & M, A. (2018). Menentukan Jumlah Kandungan Unsur Mineral Logam
Kalium (K) dalam Batuan Tambang Di Desa Bangkang Kecamatan Praya Barat
Daya Kabupaten Lombok Tengah dengan Metode AAS. Jurnal Ilmiah Ikip
Mataram, 6(1), 50–52.
Siswanto, Mahardika, M. Y., & Maulidi, L. A. (2017). Pupuk kalium silika dengan
proses kalsinasi berbasis batuan trass. Jurnal Teknik Kimia, 11(2), 46–50.
Untuba, A. S., Isa, I., Kunusa, W. R., & Kilo, J. La. (2022). Analisis Kandungan
Calsium (Ca) Kalium (K) Pada Sedimen Danau Limboto Menggunakan Metode
AAS. Jamb.J.Chem, 4(2), 62–75.