Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN EKSKURSI INDUSTRI TAMBANG

KUNJUNGAN KE PT. ANEKA TAMBANG TBk


Kamis, 15 Agustus 2019

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II

1. ANDIKA FITRAYANDI D1101171002


2. WELLY D1101171006
3. RACHMAT ICHWANUDIN D1101171013
4. TAJRIAN HADI D1101131023
5. KRISTEN PASKAWATI NINGSIH D1101171029
6. FAZRUL ASIKIN D1101171034
7. RACHMAD BRAMA SUHARJO D1101171038
8. ALDA LETTYSIA AUGUSTA D1101171041

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah memberikan rahmat dan bimbingannya, sehingga kami mampu menyusun
laporan ekskursi industri tambang . Laporan ini kami susun berdasarkan informasi
dari narasumber perwakilan perusahaan tambang di kalimantan barat dan berbagai
media . Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :

1. Bapak Budhi Purwoko S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik


Pertambangan Universitas Tanjungpura yang turut mendampingi kami
dalam kegiatan ekskursi industri tambang.
2. Bapak Khalid Syafrianto S.T., M.T. selaku dosen pembimbing pada
mata kuliah ini. Terima kasih sudah mendampingi kami selama
mengikuti kegiatan ekskursi industri tambang.
3. Bapak Maulana Nur S.T. selaku dosen pembimbing Program Studi
Teknik Pertambangan. Terima kasih sudah mendampingi kami selama
mengikuti kegiatan ekskursi industri tambang

Kami menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan
saran yang konstruktif dan bersifat membangun dari pihak manapun sangat kami
harapkan, demi menyempurnakan laporan ini. Akhir kata, kami mohon maaf jika
terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam penyusunan laporan ini . Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan mengenai dunia
pertambangan, khusunya di Kalimantan Barat bagi para pembacanya.

Pontianak, 21 Agustus 2019

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

I.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1

I.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................................... 2

I.3 Jadwal Kunjungan dan Lokasi............................................................................... 2

I.4 Lokasi Penambangan ............................................................................................. 3

I.5 Kesampaian Lokasi ............................................................................................... 4

I.6 Keadaan Daerah..................................................................................................... 4

I.7 Keadaan Geologi .................................................................................................. 5

I.8 Genesa Bahan Galian ........................................................................................... 6

I.9 Sumber Daya ....................................................................................................... 7

BAB II RENCANA PENAMBANGAN ..................................................................... 9

II.1 Metode Penambangan ......................................................................................... 9

II.2 Tahapan Kegiatan Penambangan ......................................................................... 10

BAB III RENCANA PENGOLAHAN ....................................................................... 13

III.1 Rencana Pengolahan ............................................................................................ 13

III.2 Pengolahan Limbah ............................................................................................. 14

BAB IV PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN ................................................ 17

IV.1 Tata Cara Pengangkutan dan Penimbunan........................................................... 17

IV.2 Pemuatan dan Penimbunan ................................................................................. 18

BAB V ORGANISASI TENAGA KERJA.................................................................. 19

V.1 Organisasi ............................................................................................................. 19

V.2 Tenaga Kerja ........................................................................................................ 22

V.3 Sistem Kerja .......................................................................................................... 25

ii
BAB VI LINGKUNGAN , KESELAMATAN DAN KESEHATAN TENAGA
KERJA ........................................................................................................................... 27

VI.1 Lingkungan .......................................................................................................... 27

VI.2 Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja ......................................................... 28

BAB VII KESIMPULAN ............................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 30

LEMBAR KONSULTASI ............................................................................................. 31

LAMPIRAN .................................................................................................................. 32

iii
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, baik
sumber daya yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui.
Potensi disetiap daerah di Indonesia memiliki potensi sumber daya yang
sangat beragam khususnya didalam sektor industri pertambangannya baik
logam maupun non logam. Seperti Provinsi Kalimantan Barat yang juga
merupakan penyumbang dari hasil penambangannya, antara lain: emas,
bauksit, feldspar, kaolin, pasir kwarsa, mangan, nikel, batu gamping, dan lain-
lain. Sehingga banyak sektor industri penambangan yang lahir untuk
meningkatkan kebutuhan tersebut secara maksimal untuk kemaslahatan
bersama. Sejalan dengan perkembangan industri pertambangan yang semakin
meningkat, sehingga orang-orang yang berperan dalam sektor pertambangan
mendapatkan peranan penting didalamnya. Khususnya pada mahasiswa
program studi teknik pertambangan karena akan menjadi penerus dalam
perkembangan pertambangan tersebut.
Sesuai pada kurikulum progran studi Teknik Pertambangan Universitas
Tantungpura mewajibkan untuk seluruh mahasiswa mengikuti mata kuliah
ekskursi tambang. Dimana kegiatan tersebut untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan yang belum tentu didapat diperkuliahan apabila tidak melakukan
kunjungan langsung ke lapangan. Kunjungan ini untuk melihat secara
langsung proses penambangan mineral dan proses pengolahan mineral hingga
siap untuk dijual kepada konsumen. Pada kali ini mahasiswa program studi
Teknik Pertambangan Universitas Tanjungpura berkesempatan melakukan
kegiatan ekskursi di PT. Aneka Tambang Tbk di Kabupaten Sanggau
(pertambangan bauksit).
Didalam kegiatan ekskursi industri tambang ini untuk melihat penerapan
ilmu yang sebelumnya sudah dipelajari di dalam kegiatan kuliah, yang
diterapkan langsung pada kegiatan penambangan dilapangan. Selain itu,
ekskursi juga merupakan salah satu mata kuliah program studi teknik

1
pertambangan, sehingga laporan yang dikerjakan sangat penting untuk
kelulusan matakuliah tersebut.

I.2 Maksud dan Tujuan


Ekskursi industri tambang ini dimaksudkan untuk mengenalkan
mahasiswa secara langsung gambaran tentang pekerjaan di perusahaan
tambang khusunya perusahaan tambang yang ada di Indonesia, sehingga
mahasiswa dapat menambah wawasan dalam kegiatan perkuliahan.
Tujuan dari kegiatan ekskursi ini yaitu :
• Meningkatkan wawasan mahasiswa program studi Teknik
Pertambangan Universitas Tanjungpura terhadap perkembangan
industri tambang khususnya di Kalimantan Barat.
• Mengetahui metode dan tahapan kegiatan penambangan yang
digunakan.
• Mengetahui sumber daya dan cadangan yang terdapat pada lokasi
ekskursi.
• Mengetahui proses penambangan dan pengolahan bahan galian.
• Mengetahui tentang manajemen organisasi pada lingkungan
perusahaan.
• Mengetahui tentang dasar manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja.

I.3 Jadwal kunjungan dan lokasi


Kegiatan ekskursi industri tambang dilaksanakan dalam satu hari, pada
hari kamis, 15 Agustus 2019. Pada hari kamis, 15 Agustus 2019, pagi hari
peserta menuju ke PT. Aneka Tambang Tbk di daerah Tayan dan kembali ke
Universitas Tanjungpura Pontianak pada sore hari.

2
I.4 Lokasi Pertambangan
Tempat pelaksanaan kegiatan ekskursi tahun 2019 berlokasi di satu area
penambangan yaitu di PT. Aneka Tambang Tbk. Lokasi PT. Aneka Tambang
Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Bauksit (UBPB) Tayan yang terletak di
Dusun Piasak, Desa Pedalalaman, kecamtan Tayan Hilir, Kabupaten
Sanggau, Kalimantan barat. Secara geografis, PT. ANTAM UBPB tayan
terletak pada 392429.612 sampai 417468.168 dan 6694073.186 sampai
9995394.009. Secara administratif PT. Aneka Tambang Tbk, Izin Usaha
Pertabangan (IUP) berada didalam 3 wilayah kecamatan dengan desa-desa
sebagai berikut:
1. Kecamatan Tayan Hilir
- Desa Pedalaman
- Desa Tanjung Bunut
- Desa Sebemban
2. Keacamatan Toba
- Desa Belungai Dalam
- Desa Balai Belungai
- Desa Lumut
3. Kecamatan Meliau
- Desa Meliau Hulu
- Desa Meliau Hilir
- Desa Balai Tinggi

3
Gambar 1.1 Peta Izin Usaha Tambang (IUP) PT. ANTAM di
Kabupaten Sanggau

I.5 Kesampaian Lokasi


Lokasi PT. Aneka Tambang Tbk, UBPB Taayan berada lebih kurang 105
km disebelah timur Kota Pontianak, untuk mencapai lokasi tersebut dapat
ditempuh dalam waktu ± 2 jam 35 menit dengan menggunakan transportasi
roda empat seperti bus dan mobil.

I.6 Keadaan Daerah


Keadaan daerah di PT. Aneka Tambang Tbk. UBPB Tayan saat
dilaksanakannya kegiatan ekskursi pada tanggal 15 Agustus 2019 pukul 12.45
WIB yaitu cuaca cerah dan panas namun ketika pukul 15.00 WIB cuaca
menjadi mendung dan hujan deras, sehingga akses jalan yang awal
kondisinya baik namun setelah itu kondisi tanah yang berwarna kuning
kemerahan mengalami sedikit licin karena telah diguyur hujan. Kondisi
daerah sekitar PT. ANTAM cukup kondusif karena jauh dari pemukiman
warga. Sehingga limbah yang dihasilkan oleh PT. ANTAM tidak
mengganggu warga sekitar wilayah tersebut. Hasil limbah pun dikelola

4
sendiri oleh pihak PT. ANTAM dan limbah yang telah diolah baru bisa
dialirkan kemasyarakat dan masyarakat sekitar tidak akan merasakan efek
limbah dari PT. ANTAM tersebut.

I.7 Keadaan Geologi

Gambar I.2 Peta Geologi Kabupaten Sanggau

Keadaan formasi geologi yang terdapat didaerah kecamatan Tayan Hilir,


antara lain adalah Formasi Kwartir, Kapur, Trias, Pistosen, Intruksif dan
Plutonik Asam, Sekis Hablur, Intruksif dan plutonik Basa, Lapisan Batu, dan
Permo Karbon. Pda umumnya lapisan tanah Pistosen hampir terdapat
diseluruh desa.
PT. ANTAM terletak di Kabupaten Sanggau yang meliputi 3 kecamatan
yaitu : kecamatan tayan hilir, kecamatan tayan hulu dan kecamtan toba.

5
Gambar I.3 Peta Geologi Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. ANTAM Tbk

I.8 Genesa Bahan Galian

I.8.1. Genesa Bauksit

Bijih bauksit terjadi karena proses pelapukan (residual


concentration) dari batuan yang kaya akan mineral feldspar atau
mineral alumina silikat lainnya. Adapun batuan induknya tersebut
antara lain adalah granit, granodiorit, syenit, dasit, riolit, dan
sebagainya.
Di daerah tropis seperti Kalimantan Barat, pada kondisi tertentu
batuan yang terbentuk dari mineral silikat dan lempung akan terpecah-
pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan
oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus-
menerus dalam waktu yang cukup lama. Produk pelapukan yang
terhindar dari erosi akan menghasilkan endapan lateritik.
Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al
nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit
atau bahkan tidak mengandung sama sekali. (misalnya sienit dan
nefelin) yang berasal dari batuan beku, batu lempung-lempung dan

6
serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang
kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya
di kedalaman tertentu.
Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan
syarat utama dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting
adalah intensitas dan lamanya proses laterisasi.

Gambar I.4 Gambar profil lapisan bauksit

I.9 Sumber Daya

Sumber daya bauksit di Kalimantan Barat telah diselidiki dan meliputi


beberapa daerah, yaitu Kendawangan, Air Upas, Sandai-Jago dan Sungai
Kapuas (Tayan, Munggu Pasir, Panta1s, Simpang Dua). Di daerah
Kendawangan, laterit alumina terdapat di dekat pantai. Sumber daya yang
ditemukan cukup besar seperti di daerah lainya. Di daerah Sandai-Jago,
walaupun eksplorasi tidak dilanjutkan, tetapi sumber daya terbukti
menunjukkan bahwa daerah ini terdapat sumber laterit alumina yang cukup
tinggi untuk ditambang secara besar-besaran.
Sumber daya bauksit di Kalimantan Barat merupakan yang terbesar
dibandingkan dengan sumber daya bahan galian lainnya. Berdasarkan data
Pusat Survei Geologi tahun 2011, jumlah sumber daya bauksit di
Indonesia sebesar 700.342.407,00 ton bijih dan 240.898.678,02 ton
logam dengan cadangan sebesar 280.393.932,00 ton bijih dan
100.959.000,32 ton logam.

7
Lebih rincinya, berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Kalimantan Barat tahun 2014, jumlah sumber daya bauksit di Kalimantan
Barat sebesar 1.079.647.366 ton bijih dan 524.901.907 ton logam dengan
cadangan sebesar 495.797.359 ton bijih dan 216.197.026 ton logam. Gambar
1.6 di bawah ini merupakan peta wilayah pertambangan bauksit di
Kalimantan Barat.
Jumlah sumber daya bauksit di Kalimantan Barat diperkirakan cukup
besar, yang terkonsentrasi di daerah Sanggau, Ketapang, dan lokasi yang
berada di perbatasan dua kabupaten ini. Sumber daya terukur granit di
Kalimantan Barat sebanyak 1.040.995.526.549 ton yang tersebar diseluruh
Kabupaten wilayah Kalimantan Barat.

Gambar I.5 Gambar sebaran bauksit di Kalimantan Barat

8
BAB II
RENCANA PENAMBANGAN

II.1 Metode Penambangan

Penambangan merupakan seluruh tahapan kegiatan dalam rangka


penelitian, pengelolahan, eksplorasi, studi kelayakan, pemurnian,
pengangkutan, dan penjualan. Dalam suatu kegiatan penambangan pasti
memerlukan metode yang cocok untuk kegiatan penambangan tersebut.
Berdasarkan klasifikasi metode penambangan dibedakan menjadi tiga macam
yaitu penambangan terbuka (surface mining), penambangan bawah tanah
(underground mining), dan penambangan bawah air (underwater mining).
Metode yang digunakan pada PT. ANTAM Tbk, merupakan metode
penambangan terbuka (surface mining), dengan jenis open cast. Alaasan
mengapa PT. ANTAM Tbk, menggunakan metode tambang terbuka karena
segala aktivitas kegiatan penambangan dilakukan diatas atau dekat dengan
permukaan bumi, sehingga kerjanya berhubungan langsung dengan udara
bebas dan jenisnya open cast karena proses penambangan ini dilakukan
untuk daerah lereng bukit.

Gambar II.1 Penampakan lokasi penambangan yang berada di daerah bukit

9
II.2 Tahapan Kegiatan Penambangan

Sistem penambangan pada PT. Aneka Tambang Tbk, menggunakan sistem


penambangan dengan metode tambangan terbuka (open cast). Tambang
terbuka merupaka metode penambangan yang segala aktivitasnya dilakukan
diatas permukaan bumi dan berhubungan langsung dengan udara bebas.
Sebelum dilakukan kegiatan penambangan, PT. ANTAM Tbk melakukan
kegiatan eksplorasi terhdap wilayah yang terindikasi dengan keberadaan
sumber daya (mineral Bauksit), pengambilan sampel yang dilakukan dengan
cara pengujian sumur bor. Sehingga bisa dilanjutkan dengan tahapan
kegiatan penambangan.

Tahapan kegiatan penambangan bauksit PT. ANTAM Tbk, dimulai


dengan kegiatan pengupasan lahan(land clearing) yaitu kegiatan pembersihan
pepohonan dan semak-semak yang dibersihkan dengan bulldozer, kemudian
dilakukan kegiatan pengupasan tanah penutup (top soil) dan overburden.
Dimana kegiatan tersebut dilakukan penggalian terhadap top soil atau
overburden yang kemudian dilakukan pemuatan dan dilakukan pengangkutan
untuk dipindahkan stockyard yang sudah disiapkan, khusus untuk top soil dan
khusus untuk overburden. Begitu juga pada bijih mineral yang sudah digali
dan dimuat kemudian di angkut untuk dibawa ke stockyard ETO (tujuannya
untuk mengetahui kadar yang terkandung di dalam mineral) dan kemudian
dilakukan kegiatan wahing plant mineral bijih. Setelah dilakukan pencucian
kemudian bijih bauksit dibawa ke stockyard EFO dimana untuk menentukan
kualitas dari bijih mineral bauksit tersebut dan biasanya terjadi juga proses
blanding didalamnya. Kemudian bijih mineral yang sudah dibedakan
berdasarkan kualitasnya dibawa ke Jetty untuk dikirim ke konsumen dan
biasanya didalam proses ini terjadi kegiatan blanding terhadap mineral
bauksit tersebut sesuai dengan permintaan pasar.

10
Gambar II.2 Alur kegiatan penambangan pada PT. ANTAm Tbk

Gambar II.3 Kegiatan penggalian, pemuatan, dan pengangkutan overburden

11
Gambar II.4 Gambar stockpile di Jetty

12
BAB III

RENCANA PENGOLAHAN

III. 1 Rencana Pengolahan PT.ANTAM Tbk

Bauksit merupkan salah satu bahan galian logam yang terdapat tidak jauh dari
permukaan bumi atau tanah penutup yang tidak terlalu tebal, hal ini berkenaan
genesa bauksit yang berasal dari proses lateritisasi karena proses perubahan
temperatur secara terus menerus, sehingga pada kondisi ini batuan akan mudah
lapuk dan hancur. Pada musim hujan, air akan dan membawa elemen yang mudah
larut, tetapi untuk elemen yang tidak larut akan tinggal di batuan yang selanjutnya
membentuk residu, jika residu tersebut kaya aluminium maka inilah yang disebut
bauksit laterit. Proses pengendapan bauksit membutuhkan daerah yang stabil,
dimana proses erosi vertikal tidak aktif lagi. Proses penambangan bauksit
dilakukan dengan Metode Penambangan Terbuka (open pit).

Pengelolahan Bijih Bauksit

Pengolahan bijih bauksit dari wilayah Usaha Pertambangan PT.


Aneka Tambang,Tbk ini hanya sampai memperoleh konsentrat bijih
bauksit dengan ukuran tertentu, sehingga secara garis besar proses
pengolahan melalui beberapa tahapan.
• Tahapan pertama dilakukan yaitu pengupasan tanah penutup (land
clearing) dimana proses penambangan endapan bahan tambang
akan dilakukan, kegiatan ini dimulai dari pembersihan tempat
kerja dari semak – semak, pohon – pohon besar dan kecil,
kemudian menyimpan tanah atau batuan untuk pembuatan jalan
tambang .
• Tahapan kedua yaitu kegiatan menggali, melepaskan dan
mengambil endapan bauksit dari batuan induknya atau batuan
samping yang disebut tahap penambangan. Alat gali yang
digunakan di PT.ANTAM adalah Excavator. Setelah penggalian
dilakukan maka material atau bahan tambang yang telah
ditambang akan dimuat .

13
•Tahapan selanjutnya yaitu pengangkutan, bauksit yang sudah di
gali langsung di masukan ke dalam dump truck untuk di
pindahkan ketahap yang lebih lanjut yaitu tahap pencucian

Gambar III.1 dan III.2


Proses penambangan bauksit PT.ANTAM
Bauksit yang telah ditambang selanjutnya akan melewati
berbagai tahapan proses pengolahan seperti pengujian kadar
bauksit disetiap tahap sebelum akhirnya menjadi produk akhir
yang dijual ke konsumen atau diekstrak menjadi Alumina. Proses
pengolahan/pencucian bertujuan untuk menghilangkan bagian-
bagian yang tidak diinginkan, meningkatkan kualitas dan
kemurnian (grade) bahan yang diproduksi. Pada usaha
pertambangan bijih bauksit PT. Aneka Tambang,Tbk ini, tahapan
proses pencucian berawal dari pengumpanan deposit bauksit ke
dalam dump hopper. Deposit bauksit yang teiah berada di dalam
dump hopper disemprot dengan air bertekanan tinggi
menggunakan water gun untuk rnembersihkan kotoran yang
melekat.

III.2.A Pengolahan Limbah PT.ANTAM Tbk

Instalasi penanganan air limbah merupakan rangkaian unit


pengolahan limbah (tailing) yang dihasilkan dari proses pencucian.
Instalasi pengolahan air limbah yang akan dibangun disesuaikan dengan

14
karakteristik dan volume air limbah dan proses penanganan limbah yang
akan dilaksanakan.
Proses penanganan limbah (tailing) diawali dengan pengaliran
material dan air bekas pencucian yang tidak terproses ulang menuju tailing
dam secara gravitasi. Tailing yang ada di dalam tailing dan akan
mengalami proses sedimentasi untuk memisahkan padatannya dan
equalisasi laju aliran cairan limbah menuju IPAL untuk pengolahan lebih
lanjut. Pengolahan cairan limbah di IPAL dilakukan dengan proses
sedimentasi hingga air hasil pengolahan layak untuk digunakan kembali
daiam proses pencucian. Sedimen tailing dalam tailing dam dan IPAL
dibersihkan dengan proses pengerukan untuk kemudian digunakan
kembali sebagai material urug lahan bekas tambang (backfilling).
Kolam pengendap (setting pond) yang akan dibangun di lokasi unit
pengolahan bauksit ini untuk mengantisipasi Air hujan yang melewati
tumpukan bauksit di stockpile bauksit, berpeluang tercemar secara fisik
maupun kimiawi. Secara fisik, aliran air hujan yang melewati tumpukan
bauksit di stockpile, pada saat mengalirakan membawa partikel-pertikel
halus bauksit, sehingga air tersebut nampak berwarna hitam. Apabila
aliran air ini masuk ke sungai, maka dapat menimbulka pencemaran secara
fisik pada sungai.
Partikel – partikel pengotor yang terbawa oleh air hujan di unit
pengolahan, diendapkan terlebih dahulu di kolam pengendapan dan
sekaligus dinetralkan kembali dengan menggunakan gamping(lime),
setelah itu baru dibuang ke luar area pengolahan. Adanya kolam
pengendap ini akan mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang
disebabkan pembuangan air dari lokasi pengolahan bauksit ke sungai.
Kolam pengendapan dibuat di bagian terendah dari topografi yang ada di
lokasi pengolahan bauksit.

15
Gambar III.3 Kolam Pengendapan (Setting Pond)

16
BAB IV PENGAKUTAN DAN PENIMBUNAN

Dalam menimbun material hasil penambangan baiknya digunakan rancangan


geometri jalan untuk areal masuk tambang, disposal (tempat penyimpanan
sementara overburden), dan stockpile. Rancangan tersebut yaitu :

1. Lebar Jalan Angkut


Lebar jalan angkut diharapkan akan membuat lalu lintas
pengangkutan lancar dan aman. Perhitungan lebar jalan angkut yang lurus
dan belok (tikungan) berbeda karena pada posisi membelok kendaraan
akan membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar akibat jejak ban depan
dan belakang yang ditinggalkan di atas jalan melebar.
2. Kemiringan Jalan Angkut
Kemiringan jalan berhubungan langsung dengan kemampuan alat
angkut baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan.
3. Cross slope
Kemiringan jalan berhubungan langsung dengan kemampuan alat
angkut baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan.

Perawatan jalan harus dilakukan yaitu dengan menyemprotkan air ke jalan


yang berdebu, fungsinya agar tidak mengurangi sudut pandang supir alat berat di
lapangan.

IV.1 PENGANGKUTAN

Pengangkutan yaitu kegiatan mengangkut material dari suatu tempat


ke tempat lainnya. Pengangkutan top soil dan overburden dari pit ke tempat
penimbunan sedangkan pengangkutan bauksit dari pit ke ROM stockpile
kemudian ke crusher. Proses pengangkutan pada PT. ANTAM sendiri terdiri
dari dua alat berat yaitu dump truck dan excavator. Fungsi dari excavator
sendiri yaitu mengangkut material dari pit kemudian dimuat di dump truck.
Kemudian fungsi dari dump truck sendiri yaitu memuat material hasil
penambangan dan diantar sesuai dengan tempat material yang dimuat

17
tersebut. Untuk dump truck yang digunakan PT. ANTAM sendiri memiliki
kapasitas sebesar kurang lebih 30 ton.

IV.2 PENIMBUNAN

Penimbunan yaitu kegiatan menutup kembali lubang bekas galian


material penambangan dengan overburden. Tujuannya yaitu untuk daerah
tersebut akan dihijaukan kembali dengan menanam pepohonan yang cepat
umbuh untuk menghindari dampak kelongsoran tanah pada pit. Proses
penimbunan pada PT.ANTAM memiliki dua opsi, untuk opsi pertama yaitu
overburden dimuat dengan dump truck dan di simpan di disposal, kemudian
opsi kedua yaitu overbarden hanya dopinggirkan dari daerah sekitar
penggalian material utama tujuannya yaitu agar mengurangi biaya dan lebih
efisien dalam mempersingkat waktu kegiatan penambangan.

18
BAB V ORGANISASI TENAGA KERJA

V.1. Organisasi PT.ANTAM Tbk

Struktur tata kelola perusahaan secara garis besar tergambarkan pada


organ utama ANTAM yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
Dewan Komisaris dan Direksi. Sebagaimana dimaksud dalam anggaran
dasar ANTAM dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, masing-
masing organ mempunyai peran penting dalam penerapan GCG dan
menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing untuk
kepentingan ANTAM. RUPS merupakan wadah para pemegang saham yang
memiliki wewenang yang tidak dilimpahkan kepada Dewan Komisaris dan
Direksi. Direksi bertanggung jawab penuh atas pengelolaan ANTAM sesuai
amanah yang diberikan, sedangkan Dewan Komisaris melakukan
pengawasan yang memadai terhadap pengelolaan yang dilakukan oleh
Direksi serta melakukan penasihatan agar kinerja ANTAM lebih baik.
Dewan Komisaris dan Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.
Fungsi Direktur Independen pada sistem satu Dewan sebagaimana berlaku
di ASX terwakili oleh Dewan Komisaris dalam sistem dua Dewan. Dewan
Komisaris dan Direksi ANTAM memiliki kesamaan persepsi terhadap visi,
misi, dan nilai-nilai ANTAM yang menunjukkan keseimbangan hubungan
kedua organ tersebut untuk memelihara keberlanjutan usaha ANTAM dalam
jangka panjang.
Dewan Komisaris, Komite-komite di tingkat Dewan Komisaris,
Direksi, dan manajemen senior terus meningkatkan kapabilitas di dalam
proses pengawasan dan pengelolaan perusahaan, sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing. Semua pihak juga berupaya untuk
memperkuat hubungan kerja satu sama lain. Singkatnya, ANTAM
menyadari pentingnya hubungan kerja yang harmonis serta kerjasama
diantara organ-organ tata kelola, manajemen dan staf untuk
mempertahankan dan meningkatkan praktik GCG di ANTAM secara
berkelanjutan. Untuk mendukung fungsi pengawasan, Dewan Komisaris
telah membentuk tiga Komite Penunjang Dewan Komisaris yakni Komite
Audit, Komite Good Corporate Governance, Nominasi dan Remunerasi

19
(GCG-NR) dan Komite Manajemen Risiko.Setiap Komite diketuai oleh
anggota Dewan Komisaris, dan tugas serta tanggung jawab masing-masing
Komite tercantum dalam masing-masing piagam yang dimiliki. Evaluasi
kinerja Dewan Komisaris dilakukan melalui Komite GCG-NR dengan
metode self assessment dengan indikator sebagaiman tercantum
dalam Charter Dewan Komisaris.Hasil kinerja dilaporkan di dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
Evaluasi kinerja Direksi dilakukan oleh Dewan Komisaris
berdasarkan Key Performance Indicators (KPIs) dan hasilnya dilaporkan di
dalam RUPS. Evaluasi kinerja Komite Penunjang Dewan Komisaris
dilakukan menggunakan sistem self-assessment. Evaluasi dilakukan
menggunakan beberapa kriteria seperti kehadiran di rapat Komite. Sebagai
tambahan, Komite juga dievaluasi menggunakan aspek pengetahuan dan
pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab Komite. Di level
manajemen, ANTAM mengadopsi Sistem Manajemen berbasis Kinerja
untuk mengevaluasi kinerja manajemen senior yang didasarkan pada
beberapa faktor kunci seperti manajemen biaya, inovasi dan proses
operasional. Kinerja masing-masing senior manajemen terhubung dengan
kinerja Direksi yang keseluruhannya berada dalam sistem Key Performance
Indikator. Setiap tahun Direksi bertemu dengan senior manajemen dari unit
bisnis di dalam forum Rapat Pimpinan untuk mengevaluasi dan memberi
masukan terhadap kinerja masing-masing unit bisnis.

20
Gambar V.1 Struktur keorganisasian PT.ANTAM

Gambar V.1 Struktur keorganisasian PT.ANTAM

21
V.2. Tenaga Kerja PT.ANTAM Tbk

Pengembangan sumber daya manusia ANTAM ditujukan pada


pembentukan Insan ANTAM yang memiliki komitmen, kompetensi dan
unjuk kerja terbaik guna mendukung pencapaian visi Perusahaan di tahun
2020. Guna mendukung pencapaian tersebut maka Perusahaan menetapkan
sasaran strategis Human Capital (HC) Excellence sebagai dasar pengelolaan
sumber daya manusia (SDM), dengan atribut BEST. BEST meliputi
beberapa aspek yaitu Beyond expectations, Environment
awareness, dan Synergized parTnership yang dibangun dari nilai-nilai yang
dianut Insan ANTAM serta atribut kepemimpinan yang efektif. Nilai-nilai
tersebut tercakup dalam PIONEER (Professionalism, integrity, glObal
mentality, harmony, ExcEllence, Reputation) sebagai nilai-nilai Perusahaan
dan SENSE (Speed, Energize, reSpect, couragE) sebagai atribut
kepemimpinan yang menjiwai perilaku Insan ANTAM sehari-hari.
Praktik penambangan yang baik (good mining practices) yang menjadi
syarat utama operasional ANTAM baik di semua unit bisnis penambangan,
mengharuskan terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Semua peraturan tentang K3 ini tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama
(PKB). Untuk mewujudkannya, Perusahaan menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara konsisten serta
berkesinambungan. Dalam pelaksanaan tugas dan kewenangannya,
implementasi dan program K3 didukung oleh unit teknis Kesehatan Kerja
dan unit teknis Keselamatan Kerja.
ANTAM menerapkan standar penggajiaan yang kompetitif bagi
pegawai sesuai kemampuan keuangan perseroan. Untuk memastikan besaran
penggajian yang kompetitif tersebut, ANTAM berpartisipasi dalam
melakukan survei penggajian, yang dilakukan oleh konsultan yang
berkompeten dalam sistem penggajian. Hasil survei tersebut digunakan oleh
ANTAM untuk melakukan standardisasi sistem kompensasi dan imbal jasa,
yang mampu memotivasi pegawai meningkatkan kompetensi dan
kinerjanya. Di samping itu,standardisasi ini mampu mempertahankan
pegawai yang potensial, seimbang dengan kondisi dan kemampuan

22
keuangan perseroan. Komponen penggajian pegawai ANTAM terdiri dari
gaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan peralihan, tunjangan cuti tahunan,
tunjangan hari raya, jasa produksi/bonus, tunjangan kemahalan, uang listrik
& air minum dan tunjangan transpor. Seluruh pegawai tetap maupun tidak
tetap. ANTAM menerima penggajian diatas ketentuan Upah Minimum
Regional (UMR) yang berlaku dimasing-masing daerah operasi. Pegawai
tidak tetap dengan status kontrak tidak mendapatkan seluruh komponen
imbal jasa tersebut diatas. Adapun perbedaan komponen imbal jasa antara
pegawai tetap dengan tidak tetap/kontrak adalah sebagai berikut:

Jumlah pegawai berdasarkan status

Status kepegawaian Periode pelaporan

2012 2013 2014

Pegawai tetap 2772 2644 2548

Pegawai kontrak 210 76 80

Pegawai alihdaya 4001 4223 1610

Jumlah total 6993 6943 6252

Jumlah pegawai berdasarkan penempatan

Periode pelaporan

Penenpatan kerja 2012 2013 2014

pria wanita pria wanita pria Wanita

Kantor Pusat 236 58 206 63 266 67

UBP Emas 548 25 532 21 517 21

UBPN Sultra 1062 74 1016 67 1003 58

23
UBPN Malut 220 19 329 24 238 14

UBPP LM 103 12 97 12 99 18

UBP Bauksit -

Kantor perwakilan 1 - 4 - 18 5

Unit Geomin 101 15 101 20 98 16

Proyek 54 4 50 5 42 2
Pengembangan

Pasca Tambang 28 2 27 2 26 2

Jumlah Total 2353 209 2427 217 2345 203

Jumlah Pegawai Tetap Berdasarkan Fungsi Jabatan

Periode pelaporan

Fungsi Jabatan 2012 2013 2014

pria wanita pria wanita pria Wanita

Unit/Business Unit 65 3 75 5 84 6

Bureau 128 18 144 24 152 26

Department 390 68 378 68 362 67

Section 1386 97 1367 98 1299 89

Area 328 15 392 19 375 11

Lainnya 56 8 71 3 73 4

Jumlah Total 2353 209 2427 217 2345 203

24
Jumlah Pegawai Tetap Berdasarkan Gender

Periode Pelaporan

Jenis Kelamin 2012 2013 2014

Perempuan 209 217 203

Laki-laki 2353 2427 2345

Jumlah Total 2562 2644 2548

V.3. Sistem Kerja PT.ANTAM Tbk


Pada dasarnya tujuan ANTAM adalah meningkatkan nilai perusahaan
melalui penurunan biaya seiring dengan usaha bertumbuh guna menciptakan
keuntungan yang berkelanjutan.Strategi ANTAM adalah tetap berfokus
pada bisnis inti perusahaan. Pembangunan kekuatan perusahaan menjadi
dasar untuk menjamin profitabilitas yang bersifat jangka panjang. Melalui
maksimalisasi output produksi, perusahaan dapat meningkatkan pendapatan
serta menurunkan tingkat biaya.ANTAM berusaha untuk mempertahankan
pertumbuhan melalui proyek-proyek pengembangan yang solid, aliansi
strategis, akuisisi, serta peningkatan kualitas dan nilai cadangan dari sekedar
menjual bahan mentah dan beralih untuk lebih meningkatkan kegiatan
pemrosesan.ANTAM berusaha untuk mempertahankan kekuatan keuangan
perusahaan. Melalui peningkatan perolehan pendapatan, ANTAM dapat
memastikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban, mendanai
pertumbuhan masa depan, serta memberikan imbal hasil bagi pemegang
saham melalui pembayaran dividen.
Untuk mengidentifikasi target pencapaian masing-masing pegawai
dalam berkinerja yang sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya,
ANTAM telah mengembangkan sistem manajemen unjuk kerja (SMUK).
SMUK merupakan sistem perencanaan, monitoring, dan penilaian kinerja
serta perilaku pegawai selama satu tahun periode kerja. Penilaian kinerja
pegawai dilakukan secara transpaaran dan akuntabel dengan menggunakan

25
media elektronik dan non-elektronik. Hasil penilaian kinerja kemudian
digunakan sebagai salah satu dasar pelaksanaan program pengembangan
kompetensi pegawai, menentukan penggajian dan pengembangan karir atau
promosi pegawai. Sistem manajemen kinerja ANTAM menerapkan
perlakuan yang setara bagi seluruh karyawan laki-laki ataupun perempuan,
baik dalam hal penggajian maupun pengembangan karir. Untuk tahun 2014
ANTAM telah melakukan penilaian kinerja dan kompetensi terhadap 2.548
pegawai, diikuti proses promosi dan rotasi terhadap sejumlah pegawai atas
prestasi kerja yang ditunjukan, yakni 106 pegawai mengalami promosi dan
518 pegawai dirotasi.
ANTAM terus berupaya membangun dan mengembangkan
knowledge management secara intensif serta terorganisir. Salah satu
program yang dilakukan adalah Konvensi Mutu ANTAM (KMA) sebagai
salah satu wujud pengembangan culture dan behavior merupakan ajang
konvensi mutu dilingkungan ANTAM untuk meningkatkan mutu,
produktivitas,dan mengembangkan Total Quality Management (TQM) di
perseroan. KMA 2014 merupakan ajang ke-13 yang diselenggarakan oleh
ANTAM dan diikuti oleh Tim Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Tim Sistem
Saran (SS) yang berasal dari kantor pusat dan seluruh unit/unit bisnis di
lingkungan ANTAM. Pemenang pertama kategori GKM pada ajang KMA
berhak mengikuti kegiatan perlombaan bertaraf nasional, yaitu Indonesian
Quality Convention (IQC) dan pemenang pertama kategori SS berhak
mengikuti Temu Karya Mutu & Produktivitas Nasional (TKMPN), dimana
pemenang di tingkat nasional akan dikirim ke ajang internasional. Pada
tahun 2014 Tim GKM ANTAM berhasil meraih predikat kategori Gold dan
Tim SS ANTAM berhasil meraih predikt kategori platinum.

26
BAB VI
LINGKUNGAN,KESELAMATAN DAN KESEHATAN TENAGA KERJA

Praktik penambangan yang baik (good mining practices) yang menjadi syarat
utama operasional ANTAM baik di semua unit bisnis penambangan,
mengharuskan terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Setiap
orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat
penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau
kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya.
Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah
tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani
korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada
masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja

VI.1. Lingkungan

Kegiatan penambangan merupakan suatu kegiatan yang pasti akan


mengakibatkan kerusakan lingkungan yang memiliki damoak negatif bagi
lingkungan kegiatan pertambangan.Lingkungan kerja bila tidak memenuhi
persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan kerja dapat menimbulkan
Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related
Diseases).

Lingkungan kerja adalah lokasi dimana para pekerja melakukan


aktifitas bekerja. Kondisi lingkungan kerja yang memadai (suhu, ventilasi,
penerangan, situasi) meminimalisir potensi terjadinya ke celakaan atau
penyakit.

27
VI.2. Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu pengetahuan dan


penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. Di Antam sendiri memiliki safety induction yang
terdiri dari:

- Menaati peraturan
- Menggunakan helm, sepatu safety yang berstandar
- ID Card / Kartu Pengunjung
- Mendaftarkan diri dengan mengisi formulir sebagai tanda pernyataan
bahwa akan mematuhi aturan K3 yang berlaku
- Setiap tamu wajib didampingi karyawan
- Tidak boleh merokok di area tertentu
- Tidak boleh makan di area tertentu, dll

Gambar VI.2. Proses melakukan keselamatan K3

28
BAB VII KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat kami paparkan dari laporan ini :

1. Kegiatan ekskursi lapangan dilaksanakan di PT. Aneka Tambang Tbk,


Kecamtan Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. PT. ANTAM
Tbk Tayan merupakan perusahan tambang galian bauksit, yang diolah
menjadi alumina.
2. PT. ANTAM Tbk merupakan tabang terbuka atau surface mining dengan
metode penambangan open pit back filling. Serta tahapan kegiatan
penambangan pada PT. ANTAM tbk, secara umum sama seperti pada
perusahaan pertambangan lainnya.
3. Pada proses pengolahan bijih bauksit PT. ANTAM Tbk, hanya melakukan
kegiatan sampai memperoleh kosentrat bijih bauksit. Sedangkan, pada
pengolahan limbahnya dengan pengolahan limbah (tailing) yang
dihasilkan dari proses pencucian (bak-bak kolam).
4. Proses kegiatan pengangkutan dan penimbunan PT. ANTAM Tbk,
memiliki proses yang kurang lebih sama dengan perusahaan tambang
lainya.
5. Data Pusat Survei Geologi tahun 2011 , menyatakan bahwa jumlah sumber
daya bauksit di Indonesia sebesar 240.898.678,02 ton logam dan sebesar
700.342.407,00 ton bijih dengan cadangan sebesar 100.959.000,32 ton
logam dan sebesar 280.393.932,00 ton bijih .
6. PT. ANTAM Tbk, memiliki struktur organisasi dan sistem ketenaga kerja
yang yang sangat terkordinir sesuai dengan kebijakan perusahan tersebut.
7. Kegiatan-kegiatan penambangan PT. ANTAM Tbk, telah menerapkan
standar keselamtan kerja, serta memperhatikan pengelolaan lingkungan
(environmental) dan pengembangan masyarakat (community
Development) di sekitarnya karena untuk mendukung keberlangsungan
aktifitas penambangan.

29
DAFTAR PUSTAKA

• https://id.wikipedia.org/wiki/Bauksit

• http://ockym.blogspot.com/2017/09/bauksit-pengertian-manfaat-
penyebab.html

• http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=7&Item
id=16&lang=id

• http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=4
32&Itemid=215
• https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-k3.html
• http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=4
32&Itemid=215
• https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-k3.html

30
LEMBAR KONSULTASI

KELOMPOK : II ( DUA )

Tanggal Selesai Konsultasi :


Nilai :

Pontianak, ......,............................ 2018


Dosen Pembimbing

(..........................................................)

31
LAMPIRAN

Makan Siang Bersama Sebelum mendengarkan peraturan yang harus ditaati


di PT ANTAM Tbk

Penggunaan alat K3 sebelum turun ke Lapangan

32
Foto Mahasiswa Teknik Pertambangan UNTAN bersama karyawan
ANTAM Tbk

Saat Para Mahasiswa mendengar Cara proses penambangan sampai


Pengangkutan

33
Bauksit yang ditambang di PT ANTAM Tbk

Penyerahan Plakat dari Fakultas Teknik UNTAN Kepada Pihak PT


ANTAM Tbk

34

Anda mungkin juga menyukai