Anda di halaman 1dari 30

TUGAS PAPER SEMESTER

BAHAN GALIAN INDUSTRI


ENDAPAN RESIDU
PASIR KUARSA

DISUSUN OLEH

Nama : Sukri Amrullah


Waktu Presentasi : 22 Maret 2021

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis atas kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga pada akhirnya “Makalah Pengolahan Bahan Galian Industri
Endapan Residu Pasir Kuarsa” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Tujuan dari penulisan “Makalah Pengolahan Bahan Galian Industri Endapan Residu
Pasir Kuarsa” ini kami buat sebagai penunjang nilai dari mata kuliah Bahan Galian
Industri, selain dari pada itu makalah ini juga berfungsi sebagai media pembelajaran
oleh pembaca khususnya mahasiswa Teknik Pertambangan.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis memohon maaf atas penulisan makalah ini yang masih jauh dari sempurna,
karena itu penulis mengharapkan masukan baik saran maupun kritik yang besifat
membangun. Semoga Allah melimpahkan Berkah dan rahmat kepada semua pihak yang
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Dan harapan penulis, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan
terima kasih.

Samarinda, 22 Maret 2021

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1


1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3

2.1 Genesa Pasir Kuarsa ...................................................................................... 3


2.2 Sifat Fisik dan Kimia Pasir Kuarsa di Indonesia ........................................... 4
2.3 Potensi Pasir Kuarsa di Indonesia .................................................................. 5
2.3.1 Potensi Pasir Kuarsa di Kabupaten Tuban ..................................................... 8
2.4 Teknik Penambangan Pasir Kuarsa ............................................................... 11
2.5 Pengolahan Pasir Kuarsa ............................................................................... 16
2.6 Pemafaatan Pasir Kuarsa ............................................................................... 22

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 23

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 23


3.2 Saran ............................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 25

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Pasir Kuarsa ................................................................................................ 4
Gambar 2.2 Potensi Pasir Kuarsa di Kabupaten Tuban .................................................. 10
Gambar 2.3 Panambangan cara Basah ............................................................................ 11
Gambar 2.4 .Panambangan Pasir Kuarsa cara Kering ..................................................... 12
Gambar 2.5 Diagram Alir Teknik Panambangan Pasir Kuarsa cara Kering ..................... 13
Gambar 2.6 Kedalaman Lubang Galian ......................................................................... 14
Gambar 2.7 Jarak Terhadap IUP..................................................................................... 15
Gambar 2.8 Dinding Galian ............................................................................................ 15
Gambar 2.9 Diagram Alir Proses Pengolahan Pasir Kuarsa ........................................... 17

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Sifat Fisik Pasir Kuarsa ................................................................................... 4
Tabel 2.2 Komposisi Kimia Pasir Kuarsa ........................................................................ 5
Tabel 2.3 Struktur Geologi Kabupaten Tuban ................................................................. 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan tambang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan
pemanfaatannya yang berlebihan cenderung menyebabkan kerusakan lingkungan oleh
sebab itu harus dilakukan secara efektif disertai pemahaman terhadap potensi, dan
peningkatan teknologi pengolahan serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan sumber daya mineral yang memperhatikan
kelestarian alam dan berpihak pada kepentingan masyarakat maka kegiatan
pertambangan haruslah dapat menghasilkan nilai tambah dan menciptakan lapangan
kerja sehingga bermanfaat untuk meningkatkan pembangunan di daerah dan taraf hidup
masyarakat sekitar lokasi penambangan.

Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan salah satu bahan
galian non logam yang jumlahnya cukup melimpah di Indonesia. Hal ini dimungkinkan
akibat kondisi alam Indonesia yang hampir setengahnya tersusun atas batuan beku asam
sebagai sumber pembentuk bahan galian tersebut. Pasir kuarsa banyak ditemukan pada
daerah pesisir sungai, danau, pantai dan sebagian pada lautan yang dangkal. Karena
jumlahnya yang cukup besar dan terlihat memutih di sepanjang tepi sungai, danau atau
pantai tersebut, maka di Indonesia lebih dikenal dengan nama pasir putih.

Mineral SiO2 ini memegang peranan cukup penting bagi industri, baik sebagai bahan
baku utama maupun sebagai bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama, pasir kuarsa
dimanfaatkan oleh industri manufaktur untuk menghasilkan produk yang dapat
dimanfaatkan oleh konsumen terutama untuk bahan bangunan dan bahan utama pada
desain interior/eksterior serta bahan untuk kebutuhan rumah tangga. Sementara sebagai
bahan ikutan, pasir kuarsa dimanfaatkan untuk bahan cetakan pada pengecoran logam,
bahan refraktori dan sebagai bahan pengisi pada industri pertambangan dan
perminyakan terutama saat melakukan kegiatan pengeboran.

1
Oleh Karena itu Makalah Bahan Galian Endapan Residu Pasir Kuarsa ini akan
membahas mengenai genesa, proses penambangan, proses pengolahan hingga
pemanfaatannya.

1.2 Tujuan Penulisan


- Untuk mengetahui Ganesa Bahan Galian Pasir Kuarsa
- Untuk mengetahui diagram alir penambangan Pasir Kuarsa
- Untuk mengetahui diagram alir Pengolahan Bahan Galian Pasir Kuarsa
- Untuk mengetahui pemanfaatan Bahan Galian Industri Pasir Kuarsa

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Genesa Pasir Kuarsa

Pengertian pasir kuarsa (pada umumnya dijumpai berwarna putih) Pasir kuarsa terdapat
sebagai endapan sedirnen. berasal dari rombakan batuan yang mengandung silikon
dioksida (kuarsa - SiO2) seperti granit, riolit, granodiorit. Endapan pasir kuarsa terjadi
setelah melalui proses transportasi, sortasi dan sedimentasi.

Oleh sebab itu endapan pasir kuarsa dialam tidak pernah didapatkan dalam keadaan
murni. Butir kuarsa dialam umumnya terdapat tercampur dengan lempung, feldspar
(K,Na,Ca,Al,Silikat), magnetit (Fe3O4), ilmenit (FeO, TiO2), limonit [FeO (OH)n H2O],
pirit (FeS2), mika (gabungan mineral), biotit [K(Mg,Fe)3 (AlSiO3O10) (OH)2],
hornblende [Ca2Na (Mg Fe2 )4 (Al, Fe3Ti)3 Si8 O22 (O.OH)2], zirkon (Zr SiO4). dan
bahan organik dari tumbuhan dan sebagainya.

Proses transportasi oleh air menyebabkan butiran pasir rnenjadi bertambah halus dan
relatif menjadi lebih murni. Material pengotor tersebut pada umumnya memberi warna
pada pasir kuarsa, sehingga dari warna yang ditunjukan dapat diperkirakan derajat
kemurniannya. Pada umumnya pasir kuarsa diendapkan dalam penyebaran melebar,
dengan ukuran butir yang berbeda mulai dari fraksi halus (0,06 mm) sampai dengan
fraksi ukuran kasar (2 mm).

Sebagai Endapan letakan (Placer) Pasir Kuarsa dapat berupa material yang lepas-lepas
sebagai pasir, dan dapat pula terus mengalami suatu proses selanjutnya ialah
terkonsolidasi menjadi batupasir dengan kandungan silika yang tinggi, misalnya
protokuarsit (75-95% kuarsa) dan othokuarsit (> 95% Kuarsa).

3
2.2 Sifat Fisik dan Kimia Pasir Kuarsa di Indonesia
Secara individu sifat fisik mineral kuarsa antara lain: Berwarna putih bening tetapi
kadang-kadang berwama lain tergantung pada oksida pengotornya, misal kuning
mengandung Fe-Oksida, wama merah mengandung Cu-Oksidar.

Gambar 2.1 Pasir Kuarsa

Secara umum pasir kuarsa yang ada di Indonesia mempunyai komposisi sebagai
berikut:

Tabel 2.1 Sifat Fisik Pasir Kuarsa


Sifat Fisik Pasir
Deskripsi
Kuarsa
Putih Bening atau lain tergantung pada
senyawa pengotornya, misalnya kuning
Warna
mengandung Fe-oksida, merah
mengandung Cu-oksida
Kekerasan 7 (Skala Mohs)
Berat Jenis 2,65
Titik Lebur ± 1715° C
Bentuk Kristal Hexagonal
Panas spesifik 0,185
Konduktivitas Panas 12-100° C

Sedangkan untuk Komposisi kimianya secara umum pasir kuarsa di Indonesia


mempunyai komposisi kimia sebagai berikut :

4
Tabel 2.2 Komposisi Kimia Pasir Kuarsa
Komposisi Kimia Prosentase
SiO2 55,30-99,87 %
Fe2O3 0,01-9,14 %
TiO2 0,01-0,49 %
Al2O3 0,01-18,00 %
CaO 0,01-0,26 %
MgO 0,01-0,26 %
K2O 0,01-17,00 %

Di alam Pasir Kuarsa yang di temukan dengan kemurnian yang bervariasi bergantung
kepada proses terbentuknya disamping adanya material lain yang ikut selama proses
pengendapan. Material pengotor tersebut bersifat sebagai pemberi warna pada pasir
kuarsa dan dari warna tersebut dapat diperkirakan derajat kemurniannya.

2.3 Potensi Pasir Kuarsa Di Indonesia

Tempat Diketemukan Magnesit di Indonesia mineral magnesit dijumpai antara lain:


- Daerah Istimewa Aceh : Kab. Aceh Barat pantai Lhokruet, Kec. Lhokuret sebelah
barat laut Calang (termasuk Formasi Ligan berumur Oligasen, tebal lapisan 3 m),
Kab. Aceh Barat Kec. Calang pantai Calang (terdapat sebagai endapan pantai dan
aluvial), pelapukan granit dan batupasir kuarsa, wama putih kecoklatan), Kab. Aceh
Selatan pantai sekitar Tapak Tuan (sebagai endapan aluvial dan pantai, wama putih
abu-abu); Kab. Aceh Tenggara, daerah Lawe sebelah tenggara Kutacane (terdapat
sebagai batu pasir kuarsa , warna putih kuning), Kab. Aceh Besar pantai Lhoknga 18
km dari Banda Aceh (terdapat pasir kuarsa, warrra putih kotor, endapan pantai); Batu
peletak, Rampelan Kec. Gaib, Aceh Tenggara).
- Sumatera Utara: Kab. Simalungun, Panahatan. Tanjung Dolok (terdapat batupasir
kuarsa bercampur konglomerat ).
- Sumatera Barat: Kab. Tanah Datar, Samaso (termasuk formasi Ombilin); Kab.
Sawah lunto, Sijunjung, Pelangke Sawahlunto (termasuk Formasi Ombilin); Kab.
Pasisir Selatan, Tarusan; Kab.Solok, Singkarak, Kab. Lima puluh Kota, Kota Baru.

5
- Sumatera Selatan: Pulau Bangka Tanjung Pengusuk, Pulau Bangka Matras, Pulau
Bangka Pasir Padi, Pulau Bangka Taboali, Pulau Belitung, Tanjung Empang Jebut,
Pulau Belitung Tanjung Batu, Penyu.
- Jambi: Kab. Sarko, Sekanjing (sebagai pasir kuarsa, SiO2 = 88 %), Batang Tembesi
Kab. Sarko.
- Riau: P. Kundur Kab. Riau Kepulauan (merupakan tailing tambang timah) Pulau
Karimun Kab. Riau Kepulauan (merupakan tailing tambang timah); Pulau Singkep
Kab. Riau Kepulauan (sebagai batu pasir pantai).
- Jawa Barat: Kab. Karawang, Cibitung, Jatiwangi (merupakan endapan alur); Kab.
Sukabumi, Kec. Cibadak, G. Walat (sebagai batu pasir kuarsa berumur Miosen atas,
warna putih) Kab. Lebak, Pasung Malingping (merupakan batupasir kuarsa, dekat
aliran S. Ciliman).
- Jawa Tengah: Kab. Rembang Kec. Sedan, G. Klumit, G. Gempol daerah Sambiroto
(termasuk Formasi Ngrayong, putih, abu-abu, kuning, coklat) Kab. Rembang,
Banjamegara, Sigugur, Karangkobar; Rembang, Pamotan (endapan pasir pantai);
Luk Ulo, Kedu, Banyumas; Batu retno Kab. Wonogiri, Kab. Klaten; Pantai Utara,
Rembang-Jepara.
- Jawa Timur: Kab. Tuban (endapan pantai) Ngadon, Bumen, Tambak boyo, Tasik
harjo (endapan pantai) Ampel gading Kab. Malang; Nusa barung, Kab. Jember
(endapan pantai, Resen) Lamongan Kab. Lamongan; Bangkalan Madura (endapan
aluvial) Pantai Utara Madura (endapan aluvial): Ambunten Sumenep. Madura
(endapan pantai) Blego, Bangkalan Madura (pelapukan batu pasir kuarsa berumur
Miosen),
- Kalimantan Barat: Kab. Sambas; Daerah Mandor. sebelah timur Menpawah; Kab.
Ketapang, Padang duabelas Desa Wuko, Entugau dan Senrentai Kec. Muko Kab.
Sanggau (facies sedimen, berwama putih,butir halus); Desa Bodok, Lapo, Kec.
Sanggau Kapuas, Kab. Sanggau (facies sedinren. berwarna putih, butir halus), Desa
Sanjan Pandan Sembuat Kec. Tayan Kab. Sanggau (facies sedimen, berwarna putih,
butir halus).
- Kalirnantan Selatan: Kab. Banjar, Liang Anggang, Jln. Banjarmasin- Pleihari
(endapan pantai) Kab. Tanah Laut, Bantahan. S. Parnpau (endapan aluvial) berasal

6
dari batu pasir kursa Tersier ) Kab. Tapin, Binuang (lapisan batupasir kuarsa
beruntur Paleogen) Padang Batung Kandangan (sisipan tipis pada endapan lempung).
- Sulawesi Selatan: Kab. Maros, Canrha (enclapan kuarsa, putihkunirrg- abu-abu).
- Irian Jaya: Konda dan Sangkalun, Teninabuan (endapan aluvial), Wamena (masa
kompak berbutir halus, putih),
- Kalirnantan Tirnur: Kuaro Kab. Pasir, Langiran Kab. Kutai, Sungai Nihin, Kec.
Barang Tongbak.

Endapan pasir kuarsa tersebar dari ujung sumatra hingga ujung timur nusa tenggara.
Berikut ini merupakan daerah yang memiliki potensi pasir kuarsa : Asahan, (Sumatra
Utara) potensi sumberdaya terukur sebesar 225 ribu ton, Indragiri Hulu dan Indragiri
Hilir (Riau) potensi sumberdaya terukur 5,4 juta ton dan sumberdaya hipotetik sebesar
85 juta ton, Tanah Datar , Sawahlunto, dan Solok potensi sumberdaya terindikasi (780
ribu ton), sumberdaya tereka ( 1,3 juta ton), sumberdaya hipotetik (3,7 ribu juta ton),
Pulau Bangka dan Pulau Belitung sumberdaya terukur (59 juta ton), sumberdaya
terindikasi (12 juta ton), sumberdaya tereka (10,7 juta ton), sumberdaya hipotetik (13,2
juta ton), Banten dan Sukabumi (Jawa Barat) sumberdaya terukur 5,5 juta ton ,
sumberdaya tereka 4,1 juta ton dan sumbedaya hipotetik 51 juta ton, Rembang (Jawa
Tengah) sumberdaya terukur 572 ribu ton, sumberdaya hipotetik 1,4 juta ton. Tuban dan
Sumenep (Jawa Timur) sumberdaya terukur 1,1 juta ton , sumberdaya tereka 886 ribu
ton, dan sumberdaya hipotetik sebesar 2,7 juta ton. Sambas dan Sangau (Kalimantan
Barat) sumberdaya hipotetik 330 juta ton . Banahan (Kalimantan Selatan ) sumberdaya
hipotetik 49 juta ton. Kutai (Kalimantan Timur) sumberdaya terukur 810 ribu ton dan
sumbedaya hipotetik 4 juta ton . Maros (Sulawesi Selatan) sumberdaya hipotetik
sebesar 3,5 juta ton. Amanatun Utara (NTT) sumberdaya hipotetik 92 juta ton.

7
2.3.1 Potensi Pasir Kuarsa Di Kabupaten Tuban
Geografi Kabupaten Tuban
Kabupaten Tuban bagian dari Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Tuban dengan City
Branding Tuban Bumi Wali The Spirit of Harmony ini adalah kota bersejarah, juga
merupakan pintu gerbang Provinsi Jawa Timur dari arah Provinsi Jawa Tengah. Selain
itu, berada di lintasan Jaur Pantura Pulau Jawa, terletak di Ujung Paling Barat Provinsi
Jawa Timur.

Posisi Astronomi berada di titik Koordinat antara 6,40º - 7,14º Lintang Selatan (LS)
serta antara 111,30º - 112,35º Bujur Timur (BT). Luas Wilayah daratan 1.839,94 km2,
luas wilayah lautan 22.608 km2. Panjang Pantai diperkirakan 65 km.

Kabupaten Tuban berbatasan dengan :

- Kabupaten Lamongan, sebelah Timur,

- Kabupaten Rembang (Jawa Tengah), sebelah Barat,

- Laut Jawa, sebelah Utara,

- Kabupaten Bojonegoro, sebelah Selatan.

Di sebelah Utara Kabupaten Tuban terbentang Laut Jawa, sebelah selatan mengalir air
Sungai Bengawan Solo, sebelah barat mengalir Sungai Sarang dan tepian timur
mengalir Sungai Lohgung. Pada bagian tengah Kabupaten Tuban, diantara pesisir Laut
Jawa dan Sungai Bengawan Solo, terhampar Pegunungan Kapur Utara.

Secara geologis Kabupaten Tuban berada dalam cekungan Wilayah Jawa Timur Bagian
Utara, memanjang dari arah barat ke timur mulai dari Semarang sampai Surabaya.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Tuban dalam Zona Rembang, didominasi endapan
batuan Karbonat. Zona Rembang didominasi Perbukitan Kapur.

Secara Topografi Tinggi daratan Kabupaten Tuban berkisar 5 - 182 meter di atas
permukaan laut (dpl). Bagian Utara merupakan Daratan Rendah dengan ketinggian 0 -
15 meter dpl, Bagian Selatan dan Tengah juga Daratan Rendah dengan ketinggian 5 -

8
500 meter dpl. Daerah berketinggian 0 - 25 meter dpl di Kawasan Pesisir dan Sepanjang
Sungai Bengawan Solo, sedang yang berketinggian diatas 100 meter dpl berada di
Wilayah Kecamatan Kenduruan, Montong, Prengan dan Grabagan.

Struktur Geologi Kabupaten Tuban

Kabupaten Tuban mempunyai kondisi geologi yang terbagi menjadi 3, yaitu


Mediteran Merah Kuning, Aluvial, dan Gramusol. Wilayah yang mempunyai kondisi
geologi tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3 Struktur Geologi Kabupaten Tuban

Persen dari
Sisi Perbatasan Wilayah Perbatasan
Luas Wilayah

a. Mediteran Merah Kuning Semanding, Montong, Kerek,


(Berasal dari endapan batu Palang, Jenu,sebagian
38
kapur di daerah bukit Tambakboyo, Widang,
Samping Gunung ) Plumpang,dan Merakurak

b. Aluvial (berasal dari Tambakboyo, Bancar, Tuban,


endapan di daerah dan 34 Palang,Rengel, Soko, Parengan,
Cekungan Singgahan, Senori5 dan Bangilan

c. Gramusol ( berasal dari


endapanbatuan di daerah 5 Bancar, Jatirogo, dan Senori
yang bergelombang

Pada kabupaten Tuban terdapat kenampakan karst yang ada pada bagian timur yaitu
pada daerah Rengel dan Semanding serta pada bagian tengah, yaitu pada kecamatan
Montong. Pada daerah Rengel berkembang Gua karst yang sangat baik. Bentukan

9
karst di daerah Rengel antara lain gua Ngerong atau Gua Lawa yang saat ini menjadi
objek wisata. Daerah-daerah yang membentuk karst di daerah ini merupakan daerah
tangkapan air yang baik dan air-air tersebut akan tersimpan di bawah tanah
membentuk suatu jaringan sungai bawah tanah dan muncul menjadi outflow seperti
daerah Gua Ngerong, Wudi, Matuk, Bektiharjo dan sekitarnya yang muncul berbagai
mata air dengan debit yang besar.

Kabupaten Tuban jika dilihat secara geologi termasuk pada cekungan Jawa Timur
bagian utara yang memanjang dari arah barat sampai timur dimulai dari Semarang
hingga Surabaya.

Potensi mineral Non Logam di jawa timur khususnya di kabupaten Tuban yaitu Pasir
Kuarsa, berikut potensi pasir Kuarsa yang ada di kabupaten Tuban, Provinsi Jawa
Timur.

Gambar 2.2 Potensi Pasir Kuarsa di Kabupaten Tuban

10
2.4 Teknik Penambangan Pasir Kuarsa

Secara garis besar, metode penambangan pasir kuarsa terbagi menjadi dua yaitu:
1. Cara basah (hydraulic mining)
Tambang Semprot atau Hydraulicking Mining merupakan metode penambangan yang
secara teknis melakukan penambangan dengan cara melakukan penyemprotan air ke
endapan alluvial dengan menggunakan pompa bertekanan tinggi. Tembakan air tersebut
akan mengupas batuan penutup (overburden) kemudian material pasir silika akan
terbawa oleh air dari endapan menuju stockpile melalui parit atau jalur yang telah dibuat
sebelumnya. Metode ini terbilang cukup murah secara operasional karena tidak
memerlukan alat gali muat seperti shovel/backhoe dan alat angkut seperti dumptruck.

Gambar 2. 3 Panambangan cara Basah

2. Cara kering (alluvial mine atau strip mining).


Untuk endapan berupa material lepasan, cara kering dengan metode alluvial mining bisa
jadi pilihan yang tepat. Dimana endapan dikeruk secara langsung menggunakan
excavator.

11
Sedangkan pada endapan pasir yang cenderung kompak atau berupa batupasir umumnya
menggunakan cara kering dengan metode strip mining, dimana penambangan terlebih
dahulu dilakukan menghilangkan vegetasi, tanah, dan blasting jika diperlukan yang
disesuaikan dengan pemodelan geometri endapan.

Gambar 2.4 Panambangan Pasir Kuarsa cara Kering

Tahap kegiatan penambangan meliputi pengupasan lapisan tanah penutup (land


Clearing) dilanjutkan dengan penggalian pasir kuarsa, Pemuatan dan pengangkutan,
Pengolahan dan Pemasaran.

Kegiatan penambangan dilaksanakan dengan mendasarkan tata cara penambangan yang


berwawasan lingkungan yaitu :
- Menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman dan sehat sarta menghindari
terjadinya dampak negative dari penambangan
- Pemanfaatan bahan galian dalam melakukan penambangan secara optimal dan
seefisien mungkin.
- Keamanan dan efisiensi pemakaian peralatan.

12
Land Clearing
Clearing

Top Soil
Soil Removal /
Overburden
Overburden Stock Soil / Disposal
Removal

Penggalian

Pengangkutan

ROM /Stockpile

Pengolahan

Pemasaran
Gambar 2. 5 Diagram Alir Teknik Panambangan Pasir Kuarsa cara Kering

Pengupasan lapisan Tanah penutup (Land clearing)


Tujuan pengupasan lapisan tanah penutup adalah untuk mengurangi kotoran, ketika
akan dilakukan proses penambangan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini berupa
pembersihan terhadap semak belukar serta pohon yang berada dipermukaan tanah
dengan menggunakan peralatan mekanis seperti Bulldozerr, excavator, pemilihan alat
harus memperhatikan kondisi lapangan dan tingkat produksi penambangan, lapisan
tanah penutup yang telah di kupas di tempatkan pada stok soil yang nantinya akan
digunakan pada saat Reklamasi.

13
Penggalian Pasir Kuarsa
Karena bahan galian yang akan diambil merupakan material lepas maka tidak perlu
menggunakan blasting, pengambilan pasir kuarsa menggunakan alat mekanis seperti
Excavator dan juga menggunakan whell loader.
Dalam kegiatan pengambilan bahan galian perlu memperhatikan beberapa parameter
tentang penggalian dimana parameter tersebut meliputi :
1. Kedalam
Kedalaman lubang galian adalah jarak vertical dari permukaan lahan hingga dasar
lubang galian. Permukaan disini adalah permukaan awal pada tepi lubang atau garis
lurus yang menghubungkan tepi galian sebelum ada galian, sedangkan dasar galian
adalah lubang galian yang terdalam.

Gambar 2.6 Kedalaman Lubang Galian

2. Jarak Terhadap Izin Usaha Pertambangan (IUP)


Yang dimaksud dengan jarak terhadap IUP adalah jarak antara titik terluar lubang
dengan titik terdekat dari batas KP. Jarak lubang galian dari batas KP (Kuasa
Pertambangan) merupakan zona penyangga agar lahan diluar batas KP tidak
terganggu oleh kegiatan penambangan.

14
Batas Lubang Galian

Lubang Galian

Jarak Lubang Galian


denganbatas KP

Gambar 2.7 Jarak Terhadap IUP

3. Dinding Galian
Dinding Galian adalah Pinggiran lubang secara menyeluruh dari permukaan sampai
dasar lubang untuk menjaga stabilitas dinding galian, kemiringan lereng dinding
galian harus dibuat berteras – teras. Tinggi tebing teras dibatasi maksimum 3 m,
sedangkan untuk lebar dasar teras minimum 6 m, pemantauan tebing dan dasar
teras dilakukan sepanjang periode penambangan sesuai dengan rencana
penambangan.

Gambar 2.8 Dinding Galian

Keterangan : A : Tinggi tebing teras keseluruhan


B : Lebar dasar teras keseluruhan

15
Pemuatan dan Pengangkutan
Pengangkutan Pasir Kuarsa dari tambang menuju tempat penampungan atau Stok Pile
menggunakan alat muat Excavator atau Wheel Loader, alat angkut yang digunakan
adalah Dump Truk dengan memperhatikan kapsitas yang disesuaikan dengan tingkat
produksinya.

2.5 Pengolahan Pasir Kuarsa


Setelah dieksploitasi, pasir kuarsa yang ditambang secara kering terlebih dahulu dicuci
dan diletakkan pada stockpile untuk dikeringkan dan dilakukan pengolahan lebih lanjut.
Dimana dalam pengolahan pasir kuarsa menggunakan peralatan mekanis, dalam
pengolahan pasir kuarsa dilakukan pemisahan antara mineral berharga dengan
pengotornya kemudian dilakukan pengelompokan ukuran material. Setelah
mendapatkan material yang sesuai dengan kebutuhan pasar maka pasir kuarsa siap
untuk didistribusikan kepada beberapa perusahaan industry.

Pada dasarnya pengolahan /pencucian pasir kuarsa yang dimaksud adalah untuk
menghilangkan zat pengotor, meningkatkan kadar SiO2 atau memisahkan atau
mengubah ukuran butir untuk memperoleh spesifikasi yang diinginkan. Tingkat
pengolahan pasir kuarsa ditentukan oleh jenis penggunaannya.

16
Raw Of Material (ROM)

Feeder/ Pengumpan

Primary Crusher

Scrubber/pencucian
& Pengeringan

Secondary Crusher

> 3 mm

Vibrating Screen

Produk sesuai
ukuran

˂ 0,10 mm 0,10-0,50 mm 0,50-3 mm

Gambar 2.9 Diagram Alir Proses Pengolahan Pasir Kuarsa

1. Feeder /pengumpan
Sistem pengumpan /pengisi (feeder) mempunyai fungsi untuk mengatur pengisian
material dari Hopper ke dalam Primary Crusher. Feeder dipasang pada dasar
hopper sehingga material dalam hopper tertahan oleh feeder dan hanya dapat keluar
apabila feeder ini dioperasikan. Jenis feeder ini ada beberapa macam yang
penggunaannya tergantung dari desain yang direncanakan pabrik pembuat, terutama
ditujukan untuk peningkatan efisiensi mesin dan kualitas produk.

17
Jenis Feeder tersebut antara lain :

1) Recriprocating Plat feeder


Feeder jenis ini atau sering disebut plat pengisi mempunyai gerakan bolak balik
dari plat pengisi yang berawal dari gerakan bolak-balik batang penggerak (arm)
yang dihubungkan dengan poros engkol (cranchshaft).

Prinsip kerja:

Proses pengisian material ke dalam Primary crusher terjadi karena gerakan bolak-
balik dari plat pengisi Jika pelat pengisi itu bergerak ke muka, lalu bergerak
mundur lagi, material yang tertumpuk di atas plat meja (table plate) tidak bisa
terbawa mundur, sebab bagian belakang sudah tertimbun lagi oleh material lain,
yang selanjutnya material dari belakang terus mendorong ke muka dan batu-batu
tersebut akan jatuh ke dalam mesin (crusher).

Gerak bolak-balik plate pengisi tersebut diatur (dihidupkan dan dimatikan) melalui
sakelar tersendiri (switch control), yang mengatur motor penggerak feeder.

Jadi bilamana jaw crusher telah penuh atau ada hal lain yang mengharuskan
menghentikan pengisian material, maka melalui saklar pengatur ini, hubungan
antara motor penggerak dan poros engkol (kopling) dapat diputus, dan feeder
berhenti.
2) Grizzly Vibrating Feeder
Jenis feeder ini merupakan perpaduan antara reprocating feeder dan grizzly
scalping screen dimana grizzly scalping screen ini menyaring material yang tidak
perlu diproses dalam primary crusher dan memisahkan material yang tidak terpakai
(tanah, lumpur, dsb.), sehingga grizzly vibrating feeder ini sangat efisien.

Prinsip Kerja :

18
- Gerakan bolak-balik dari batang grizzly bersumber dari putaran poros eksentris
yang sekali gus mengakibatkan saringan batang tersebut bergetar.

Gerakan bolak-balik dari batang mengatur pemasukan material ke dalam crusher


dan dengan getaran dari batang/screen grizzly tersebut, selain melancarkan
pemasukan material ke dalam crusher, juga menyaring material yang tidak
memerlukan proses pemecahan di dalam crusher.

- Gerakan pengisian dari grizzly vibrating feeder ini dapat diatur/disesuaikan


dengan kondisi material dan kondisi operasi jaw crusher
• Bila Kondisi material dengan ukuran standar dan merata maka pengisian
dapat ditingkatkan sampai ke kondisi kapasitas maksimal, tapi bila
kondisi material kebanyakan berukuran besar maka pengisian dikurangi
untuk menghindarkan terjadinya over load.
• Bila kondisi material ini dalam jaw crusher telah penuh atau terjadi
kondisi operasi yang mengharuskan menghentikan pengisian material,
maka dengan segera pengisian dihentikan (feeder dimatikan).

Jadi prinsipnya saringan batang (grizzly) ini berfungsi untuk memisahkan


butirbutir batuan yang kecil (lebih kecil dari celah batang grizzly) yang tidak
emerlukan pemecahan di dalam jaw crusher, dan menggelincirkan secara
perlahan-lahan batu pecah yang cukup besar masuk ke dalam jaw crusher.

2. Primary Crusher
Merupakan tahap awal pengecilan ukuran bijih. Untuk bijih yang keras dan kompak
digunakan jaw crusher dan gyratory crusher, sedangkan untuk bahan galian yang lebih
brittle dapat menggunakan hummer mill atau impactor atau impact breaker.

Setelah material masuk ke dalam Feeder kemudian masuk ke dalam Primary Crusher
untuk menghancurkan sebagian bahan galian yang dalam bentuk bongkah sebelum
dilakukan pencucian atau scrubber.

19
3. Scrubber
Scrubber merupakan suatu variasi alat yang digunakan untuk memisahkan partikel-
partikel solid dari udara atau gas dengan yang dibantu oleh suatu cairan. Cairan yang
sering digunakan untuk scrubbing yaitu air. Meskipun masih ada cairan lainnya yang
bisa digunakan untuk scrubbing ini seperti asam sulfat, dan lain-lain.

4. Secondary Crusher
Pada Secondary crusher ini terjadi proses lanjutan pemecahan/peremukan material,
dimana masih terdapat material yang belum lolos saringan.

5. Vibrating Screen
Vibrating Screen mempunya fungsi penyaringan dan memisah hasil produksi dari
primary crushing maupun secondary crushing.

Cara kerja Vibrating screen sebagai berikut :


Pemasukan material ke dalam saringan (vibrating screen) langsung dari konveyor atau
melaui corong (chute) harus dapat didistribusikan secara merata ke permukaan saringan.
Material jatuh ke atas permukaan saringan sedapat mungkin tidak mengejut sehingga
tidak merusak saringan.

Material yang masuk ke dalam saringan akan dipisah-pisahkan menurut ukuran


butirannya dengan cara meloloskannya melalui saringan atau menahannya di atas
saringan.

Pada proses penyaringan ini juga akan menentukan kapasitas produksi, sehingga
kapasitas penyaringan ini harus sudah disesuaikan dengan kapasitas produksi mesin
pemecah batu (crushing plant).

Proses penyaringan ini berlangsung secara bertahap, dimana material hasil produk
primary, dan secondary crusher yang tidak lolos saringan, harus kembali diproses lagi
pada secondary untuk selanjutnya produk crusher tersebut disaring lagi dalam vibrating
screen sampai menghasilkan produk dengan butiran yang diinginkan.

20
Saringan tersebut dirancang dengan spesifikasi sesuai dengan ukuran batuan yang
dikehendaki, yang meliputi :

1. Bentuk Lubang Saringan


Bentuk lubang saringan dapat dibuat bulat atau persegi empat, dan harus sesuai
dengan material yang akan diolah, misalnya untuk bentuk batuan seperti “kubus”
maka disarankan bentuk lubang saringan yang digunakan harus berbentuk “segi
empat”, untuk mendapatkan ukuran maksimum batuan yang bisa lolos saringan.

Tapi bilamana digunakan saringan dengan lubang-lubang yang berbentuk bulat,


maka ukuran maksimum batuan yang lolos saringan akan lebih kecil dari pada
ukuran batuan yang dikehendaki.

2. Ukuran Lubang Saringan


Ukuran lubang saringan yang dipakai pada tiap saringan tergantung pada ukuran atau
gradasi utama yang diperlukan. Besarnya lubang saringan diukur dari tepi batang
saringan ke tepi batang saringan lainnya yang sejajar, misalnya 50 mm (2 inch), 40
mm, 25 mm, 20 mm, 10 mm, 5 mm, tapi kadang-kadang untuk menunjukkan besar
lubang saringan ini menggunakan nomor, misalnya No. 4, No. 10, No. 20, dan
seterusnya.

3. Ukuran deck Saringan


Pada konstruksi saringan bergetar (vibrating screen) selalu ditunjukkan ukuran deck
saringan yang dipergunakan dan penggunaannya tersebut akan sangat berpengaruh
terhadap kapasitas dan ukuran maksimum batuan yang dapat disaring dengan ukuran
lubang saringan.

4. Kapasitas Penyaringan
Kapasitas penyaringan dapat tergantung pada besar lubang saringan (ukuran
maksimum material yang dapat lolos) dan ukuran deck saringan yang digunakan.

21
2.6 Pemanfaatan Pasir Kuarsa
Adapun pemanfaatan pasir kuarsa adalah sebagai berikut :
1. Industri Keramik, sebagai bahan baku pembuatan tegel, mosaic dan enamel
2. Industri cat sebagai bahan pengisi (filler)
3. Industri Karet sebagi bahan pengeras
4. Industri gerenda sebagai bahan ampelas
5. Industri logam sebagai bahan penghilang karat
6. Industri penjernih air sebagai bahan penyaring (filter)
7. Industri semen portland
Pasir kuarsa merupakan bahan baku penolong untuk pembuatan semen Portland
yaitu sebagai pengontrol kandungan silika (didalam semen untuk keperluan
umum kadar sekitar 21,3% SiO2). Untuk 1 ton semen diperlukan 66,5 kg pasir
kuarsa.
8. Industri Gelas/kaca
Dalam Industri gelas/kaca pasir kuarsa dipergunakan sebagai bahan baku utama.
9. Industri bata tahan api
Dalam industri ini pasir kuarsa merupakan bahan utama
10. Industri Pengecoran
Dalam industri ini pasir kuarsa terutama di gunakan sebagai pasir cetak.
11. Dalam Industri Filtrasi dan produksi Air
Pasir Kuarsa digunakan dalam penyaringan air minum, pengolahan air limbah,
dan pengolahan air bersih. Bentuk butiran yang seragam dan distribusi ukuran
butiran menghasilkan operasi filtrasi yang efisien dalam menghilangkan
kontaminan dalam air minum atau air limbah. Secara kimia, silika tidak akan
terdegradasi atau bereaksi ketika bersentuhan dengan asam, kontaminan, organik
yang mudah menguap, atau pelarut.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembuatan Makalah ini yaitu :
1. Pasir kuarsa terdapat sebagai endapan sedirnen. berasal dari rombakan batuan yang
mengandung silikon dioksida (kuarsa - SiO2) seperti granit, riolit, granodiorit.
Endapan pasir kuarsa terjadi setelah melalui proses transportasi, sortasi dan
sedimentasi.
2. Teknik penambangan Pasir Kuarsa secara Tambang kering yaitu Pengupasan Lapisan
Tanah Penutup, Top Soil Removal, Penggalian, Pengangkutan, ROM Stock Pile,
Pengolahan dan pemasaran.
3. Pengolahan Pasir Kuarsa yaitu dengan cara di Crushing kemudian dilakukan
pencucian dan pengeringan, kemudian dilakukan pengayakan dimana Material yang
tidak lolos saringan akan dilakukan peremukan yang kedua (Scondary Crusher).
4. Pemanfaatan Pasir Kuarsa diantaranya yaitu :
- Industri semen Portland, Pasir kuarsa merupakan bahan baku penolong untuk
pembuatan semen Portland yaitu sebagai pengontrol kandungan silika (didalam
semen untuk keperluan umum kadar sekitar 21,3% SiO2). Untuk 1 ton semen
diperlukan 66,5 kg pasir kuarsa
- Industri Gelas/kaca Dalam Industri gelas/kaca pasir kuarsa dipergunakan sebagai
bahan baku utama.
- Dalam Industri Filtrasi dan produksi Air
Pasir Kuarsa digunakan dalam penyaringan air minum, pengolahan air limbah,
dan pengolahan air bersih. Bentuk butiran yang seragam dan distribusi ukuran
butiran menghasilkan operasi filtrasi yang efisien dalam menghilangkan
kontaminan dalam air minum atau air limbah. Secara kimia, silika tidak akan
terdegradasi atau bereaksi ketika bersentuhan dengan asam, kontaminan, organik
yang mudah menguap, atau pelarut.

23
3.2 Saran

Adapun saran pada penyusunan makalah ini yaitu sebaiknya referensi yang digunakan
dalam penyususnan lebih luas dan maksimal lagi sehingga bisa lebih detail mengenai
pengolahan dan pemanfaatan dari Pasir Kuarsa.

24
DAFTAR PUSTAKA

Sukandarumidi., 2009, Bahan Galian Industri, Gadjah Mada University Press :


Yogyakarta.
https://www.pasirsilika.com/2018/09/pasir-kuarsa-berasal-dari-daerah-mana.html
(diakses pada tanggal 20 Maret 2021)
https://duniatambang.co.id/Berita/read/1372/Begini-Cara-Penambangan-Pasir-Kuarsa
(diakses pada tangal 20 Maret 2021)
https://www.pasirkuarsa.org/2017/12/proses-pemebentukan-pasir-silika-pasiri-
kuarsa.html (diakses pada tangal 20 Maret 2021)
Mulyani Sri Yeni ., 2012, Kajian Lingkungan Pemanfaatan Pasir Kwarsa, Kementerian
Pekerjaan Umum : Bandung
https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/Profil-kabupaten-tuban (diakses pada tanggal 20 Maret
2021)

25

Anda mungkin juga menyukai