Anda di halaman 1dari 11

PREPARASI DAN PENCUCIAN BATUBARA

Blending Batubara

ZULQAIDAH
09320190073
C1

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Preparasi & Pencucian Batubara” ini tepat pada
waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Makassar, 05 Juni 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Parameter Kualitas Batubara................................................................. 3
B. Blending Batubara ................................................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batubara merupakan salah satu bahan bakar yang bersumber dari
hidrokarbon berbentuk padat. Bataubara sendiri terbentuk dari tanaman dan
mikroogranisme yang memadat karena pengaruh tekanan. Penggunaan batubara
sebagai bahan bakar banyak digunakan pada industri-industi besar, seperti industri
semen dan pada pembangkit listrik tenaga uap. Kualitas batubara sangat
berpengaruh pada hasil produksi suatu industri.
Kualitas batubara yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap perlu
dianalisis terlebih dahulu agar sesuai dengan standar batubara yang diperlukan
pada pembangkit listrik tenaga uap. Analisis yang dilakukan untuk mengetahui
kualitas batubara meliputi analisis proksimat, analisis persentase sulfur dan
analisis nilai kalor. Dengan menggunakan batubara berkualitas tinggi maka dapat
meningkatkan efisiensi dari pembangkit listrik tenaga uap (Kaur et al., 2015)
Batubara merupakan salah satu bahan galian yang berpotensi untuk
dimanfaaatkan lebih lanjut selain minyak dan gas bumi, batubara pada saat ini
lebih banyak digunakan sabagai bahan bakar untuk pembangkit listrik walaupun
sebenarnya batubara bermanfaat juga dalam sektor rumah tangga, industri dan
transportasi.
Banyaknya jenis pemanfaatan batubara tersebut juga memiliki kriteria
batubara yang dibutuhkan untuk memaksimalkan penggunaannya. Oleh karena
itu, untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut, batubara yang diproduksi
harus sesuai dengan syarat atau spesifikasi kualitas seperti kandungan air,
kandungan abu, zat terbang, nilai kalori dan sulfur yang diinginkan pasar dengan
jumlah produksi batubara juga harus memenuhi permintaan pasar, namun dalam
pemenuhan kebutuhan tersebut, masih terdapat kendala antara lain kadar abu,
sulfur dan moisture batubara yang mengalami perubahan kualitas. Blending
batubara adalah proses untuk memenuhi permintaan konsumen dan agar batubara
dengan kualitas rendah dapat bernilai ekonomis (Suparny, 2016).

1
B. Rumusan Masalah
1. Parameter Kualitas Batuabara
2. Blending Batubara

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Parameter Kualitas Batubara


Menurut ASTM D3173/ American Society of Testing and Materials (2002),
kandungan di dalam komponen batubara menentukan besarnya nilai panas yang
akan dihasilkan, kualitas batubara dapat ditentukan oleh beberapa parameter yang
terkandung dalam batubara.
1. Kandungan Air (Total Moisture)
Kandungan air total adalah banyaknya air yang terkandung dalam batubara
sesuai dengan kondisi lapangan, kandungan air total sangat dipengaruhi oleh
ukuran butir batubara dan cuaca daerah sekitar, yang dinyatakan dalam %
dan dasar pelaporan dari batubara dalam keadaan insitu (ar).
2. Kandungan Air Bebas (Free Moisture)
Kandungan air bebas merupakan air yang berada dipermukaan batubara
akibat pengaruh dari luar seperti cuaca.
3. Kandungan Air Bawaan (Inherent Moisture)
Kandungan air bawaan merupakan kandungan air yang ada pada batubara
bersama dengan saat terbentuknya batubara tersebut, kandungan air bawaan
berhubungan erat dengan nilai kalori, umumnya bila kandungan air bawaan
berkurang maka nilai kalori meningkat demikian juga sebaliknya, dasar
pelaporan dalam kondisi bebas air permukaan (adb).
4. Kandungan Abu (Ash Content)
Kandungan abu merupakan sisa-sisa zat anorganik yang terkandung dalam
30 batubara setelah dibakar, kandungan abu tersebut dapat dihasilkan dari
pengotor bawaan dalam proses pembentukan batubara maupun dari proses
penambangan, dasar pelaporan dalam kondisi bebas air permukaan (adb).
5. Zat Terbang (Volatile Matter)
Zat terbang merupakan zat aktif yang terdapat pada batubara yang
menghasilkan energi atau panas apabila batubara tersebut dibakar, sehingga
zat terbang merupakan zat aktif yang mempercepat proses pembakaran, zat
terbang tersebut terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar seperti hidrogen

3
(H), karbon monoksida (CO) dan metana (CH4), dasar pelaporan dalam
kondisi bebas air permukaan (adb).
6. Karbon Tertambat (Fixed Carbon)
Fixed carbon atau kadar karbon merupakan kandungan utama dari batubara,
kandungan inilah yang paling berperan dalam menentukan besarnya heating
value suatu batubara, semakin besar nilai fixed carbon, maka semakin besar
heating value-nya, nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka
100 dengan jumlah kadar kandungan air (moisture), kadar abu (ash) dan
jumlah zat terbang (volatile matter), rasio fixed carbon dengan volatile
matter (zat terbang) disebut dengan “FR” (Fuel Ratio), Fuel Ratio juga
dapat digunakan sebagai pegangan untuk menentukan peringkat batubara.
7. Kandungan Sulfur (Total Sulfur)
Untuk mengetahui kandungan total sulfur yang terdapat pada batubara
dengan membakar sampel batubara pada suhu tinggi (±1350º) yang
dinyatakan dalam bentuk %, pada dasar pelaporan dalam kondisi bebas air
permukaan (adb). Sulfur yang terdapat dalam batubara yaitu sulfur piritik
(FeS2) biasanya berjumlah 20–80 % dari total sulfur dan berasosiasi dengan
abu batubara. Sulfur organik biasanya berjumlah relatif dan bervariasi
antara 20–80 % dari total sulfur, sulfur organik terikat secara kimia dengan
substansi atau zat lain dan sulfat sebagian besar terdiri dari kalsium sulfat
dan besi sulfat.
8. Nilai Kalori (Calorific Value)
Nilai kalori dari batubara merupakan jumlah panas dari komponen yang
terbakar dari batubara seperti karbon, hidrogen dan sulfur dikurangi dengan
panas reaksi eksotermis atau endotermis yang terjadi dari pembakaran
komponen pengotor. GCV adalah analisis yang mengikutsertakan kalor
latern (kalori yang menguapkan air), HHV adalah analisis yang tidak
mengikut sertakan kalor latern (Hardianti & Saputra, 2018).

B. Blending Batubara
Sebagai salah satu jenis bahan bakar pembangkit energi, disamping gas
alam dan minyak bumi, batubara diperlukan dengan nilai-nilai kalori tertentu.
Apabila persediaan batubara di Stockpile tidak memiliki kalori seperti yang

4
diminta konsumen/buyer maka blending dilakukan. Blending atau mixing adalah
pencampuran dua jenis batubara dengan kalori yang berbeda untuk menghasilkan
batubara dengan nilai kalori yang diinginkan dengan rumus tertentu. Rumus
blending yang digunakan yaitu:

(C . Z) = (A . X) + (C – A).Y
C–A=B

Keterangan:
A : Berat batubara a
B : Berat batubara b
C : Berat batubara yang diinginkan sesuai permintaan
X : Kalori batubara a
Y : Kalori batubara b
Z : Kalori yang diinginkan sesuai permintaan
Cara-cara blending (Muchjidin, 2006) antara lain:
a. Chevron stockpiling ialah suatu cara blending dengan membentuk tumpukan
menurut garis bujur dari penampang silang (cross section) berbentuk segitiga
dimana komponen-komponen berurutan ditimbun sama rata sepanjang poros
tengah tumpukan. Cara blending tumpukan ini merupakan salah satu cara
yang banyak dipakai.
b. Windrow stockpiling ialah suatu cara blending dengan membentuk tumpukan
menurut garis bujur dari penampang saling berbentuk segitiga dimana
komponenkomponen berurutan ditimbun dalam tumpukan yang
berdampingan maju membentuk keseluruhan tumpukan. Cara blending ini
memberikan derajat kehomogenan paling tinggi.
c. Layered stockpiling merupakan cara membentuk tumpukan dimana
komponenkomponen berurutan ditambahkan dalam bentuk lapisan. Jika hal
ini dikerjakan untuk mem-blending, komponen yang berurutan tersebar
merata ke seluruh daerah tumpukan. Cara ini umumnya digunakan untuk
mem-blending tumpukan yang kecil dan jumlah batubaranya tidak terlalu
banyak (Bursa et al., 2008).

5
DAFTAR PUSTAKA

Bursa, A., Online, K., Web, B., Dinas, P., Kerja, T., Transmigrasi, D. A. N.,
Kuningan, K., & Kuningan, U. (2008). Laporan kerja praktek. 183010148,
1–26.
Hardianti, S., & Saputra, Y. (2018). B Blending Batubara Untuk Memenuhi
Kriteria Permintaan Pasar Ekspor. Jurnal Teknik Patra Akademika, 9(01),
28–38. https://doi.org/10.52506/jtpa.v9i01.67

Anda mungkin juga menyukai