I.
Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan telah menciptakan
berbagai fasilitas demi kenyamanan dan kualitas hidup manusia, oleh karena itu
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia harus terus
ditingkatkan.
Disiplin ilmu pertambangan senantiasa ditumbuhkan dan dikembangkan sesuai
dengan kemajuan perubahan zaman dan peradaban manusia. Pertambangan
(mining) yang merupakan salah satu ilmu yang memegang peranan penting dalam
meningkatkan taraf hidup bangsa khususnya pemanfaatan sumber daya alam
sehingga menjadi pilar dasar dalam menghadapi persaingan yang kompetitif dan
mengglobal dalam berbagai bidang.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dunia pendidikan dituntut untuk
menciptakan tenaga-tenaga siap pakai sebagai sumber daya manusia yang
berpotensial dan berkualitas yang nantinya dapat dipercaya akan kemampuannya
dalam mengolah berbagai potensi sumber daya alam.
Salah satu cara bentuk pengapliksian dari ilmu dari bangku kuliah yaitu
dengan melakukan Kerja Praktek pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dan
berkaitan dengan bidang tersebut. Kerja praktek ini diharapakan dapat menjadi
sarana untuk menimba pengalaman kerja serta dapat terjun langsung ke lapangan
melihat bagaimana mekanisme kerja seorang miner dalam perusahaan
pertambangan yang profesional. Disisi lain kerja praktek merupakan mata kuliah
wajib pada kurikulum yang ada di Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi
Nasional Yogyakarta.
Pulvizer
ii.
iii.
Burner
Semakin tinggi fuel ratio maka carbon yang tidak terbakar semakin
banyak.
d) Ash Content
Kandungan abu akan terbawa bersama gas pembakaran melalui
ruang bakar dan daerah konveksi dalam bentuk abu terbang atau abu
dasar. Sekitar 20% dalam bentuk abu dasar dan 80% dalam bentuk abu
terbang. Semakin tinggi kandungan abu dan tergantung komposisinya
mempengaruhi tingkat pengotoran (fouling), keausan dan korosi
peralatan yang dilalui.
e) Sulfur Content
Kandungan sulfur berpengaruh terhadap tingkat korosi sisi dingin
yang terjadi pada elemen pemanas udara, terutama apabila suhu kerja
lebih rendah dari letak embun sulfur, di samping berpengaruh terhadap
efektivitas penangkapan abu pada peralatan electrostatic precipator.
f) Coal Size
Ukuran butir batubara dibatasi pada rentang butir halus dan butir
kasar. Butir paling halus untuk ukuran <3 mm, sedang ukuran paling
halus dibatasi Dustness dan tingkat kemudahan diterbangkan angin
sehingga mengotori lingkungan. Tingkat Dustness dan kemudahan
beterbangan masih ditentukan pula oleh kandungan moisture batubara.
g) Hardgrove Grindalbility Index
Kapasitas mill (pulvizer) dirancang pada Hardgrove Grindability
Index tertentu, maka untuk HGI lebih rendah kapasitasnya lebih
rendah dari nilai patoknya untuk menghasilkan fineness yang sama.
Pada pemanfaatannya batubara perlu diketahui sifat-sifat yang akan
ditunjukkan oleh batubara tersebut, baik yang bersifat kimiawi, fisik
dan mekanis. Sifat-sifat ini akan dapat dilihat atau disimpulkan dari
data kualitas batubara hasil analisis dan pengujiannya.
Beberapa parameter kualitas yang akan sangat mempengaruhi
pemanfaatannya, terutama sebagai bahan bakar adalah:
a) Kandungan air
Kandungan air dapat dibedakan atas kandungan air bebas (free
moisture), kandungan air bawaan (inherent moisture), dan kandungan
air total (total moisture). Kandungan air ini banyak pengaruhnya pada
pengangkutan,
pembakarannya.
penanganan,
penggerusan,
maupun
pada
b) Kandungan abu
Selain kualitas yang akan mempengaruhi penanganannya, baik
sebagai fly ash maupun bottom ash tetapi juga komposisinya yang akan
mempengaruhi pemanfaatannya dan juga titik leleh yang dapat
menimbulkan fouling pada pipa-pipa. Komposisi abu hendaknya
diketahui dengan baik untuk kemungkinan pemanfaatan sebagai bahan
bangunan atau keramik dan penanggulangannya terhadap masalah
lingkungan yang dapat ditimbulkannya.
c) Zat Terbang (volatile matter)
Kandungan zat terbang sangat erat kaitannya dengan kelas batubara
tersebut, makin tinggi kandungan zat terbang makin rendah kelasnya.
Pada pembakaran batubara, maka kandungan zat terbang yang tinggi
akan lebih mempercepat pembakaran karbon padatnya dan sebaliknya
zat terbang yang rendah lebih mempersukar proses pembakaran.
d) Nilai Kalor (fuel ratio)
Harga nilai kalor merupakan penjumlahan dari harga-harga panas
pembakaran dari unsur-unsur pembentuk batubara. Harga nilai kalor
yang dapat dilaporkan adalah harga Gross Caloric Value dan biasanya
dengan dasar Air dried, sedang nilai yang benar-benar dimanfaatkan
pada pembakaran batubara adalah Net Caloric Value yang dapat
dihitung dengan harga panas latent dan sensible yang dipengaruhi oleh
kandungan total dari air dan abu.
e) Hardgrove Grindability Index (HGI)
Harga Hardgrove Grindalbility Index merupakan petunjuk mengenai
mudah sukarnya batubara untuk digerus. Harga Hardgrove Grindability
Index diperoleh dari rumus berikut:
HGI= 13,6 + 6,93 W
Dengan:
W=berat dari batubara lembut berukuran 200 mesh
f) Sifat Caking dan Coking
3. Sifat Batubara
Batubara merupakan suatu campuran padatan yang heterogen dan
terdapat di alam dalam tingkat/grade yang berbeda mulai dari lignit,
subbituminus, bituminus, antrasit. Berikut adalah sifat batubara dari
berbagai jenis.
Sifat batubara jenis antrasit:
Warna hitam sangat mengkilat, kompak.
Nilai kalor sangat tinggi, kandungan karbon sangat tinggi.
Kandungan air sangat sedikit.
Kandungan abu sangat sedikit.
Kandungan sulfur sangat sedikit.
Sifat batubara jenis bituminus/subbituminus:
Warna hitam mengkilat, kurang kompak.
Nilai kalor tinggi, kandungan relatif tinggi.
Kandungan air sedikit.
Kandungan abu sedikit.
Kandungan sulfur sedikit.
Sifat batubara jenis lignit (brown coal):
4. Aglomerasi Batubara
Metode ini merupakan pencucian secara kimia, yaitu dengan cara
menambahkan media pemisah yang berupa cairan. Sulfur dapat terpisah
dari batubara berdasarkan perbedaan tegangan permukaan. Metode
aglomerasi air-minyak adalah suatu teknik yang efektif untuk merecovery dan mengeliminasi abu dari batubara. Proses aglomerasi
REFRENSI
Irwandi Arif. 2014, Batubara Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Nukman dan Suhardjo Poertadji. 2006,
http://eprints.unsri.ac.id/555/4/Pages_from_Nukman_dan_Suhardjo_Poert
adji%252C
%25282006%2529%252C__Pengurangan_Kadar_Abu_dan_Sulfur_pada_
Batubara_SUb_Bituminus_dengan_Metode_Aglomerasi_AirMinyak_Sawit.pdf. Akses tanggal 25 September 2014 jam 13.20
Sukandarrumidi. 1995, Batubara dan Gambut, Gadjah Mada University Press,
Jogjakarta.
Lampiran
1. Biodata peserta
2. Transkrip Nilai dan IP Kumulatif.
3. Curriculum Vitae (CV).