PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak bumi telah hampir 150 tahun dicari, digali, ditambang dan memainkan
peranan penting di Indonesia. Gas bumi yang mulai penting pada akhir 1970-an, minyak
bumi menggerakkan roda pembangunan Indonesia, baik sebagai sumber energi maupun
penghasil devisa Indonesia. Sampai sekarang, minyak dan gas bumi (migas) masih
merupakan jenis energi yang paling banyak digunakan di Indonesia. Sebanyak 58% dari
seluruh jenis energi yang digunakan adalah migas, baik berasal dari produksi dalam
negeri maupun impor. Kondisi ini diyakini akan tetap demikian sampai dua puluh lima
tahun ke depan.(Geomagz.com).
Para geosaintis (geologist dan geophysicist) yang bekerja di perusahaanperusahaan minyak mencari (mengeksplorasi) minyak dan gas bumi (migas)
hidrokarbon menggunakan konsep-konsep eksplorasi. Konsep-konsep ini dibangun oleh
pengetahuan geologi dan pengalaman yang ada di industri perminyakan hasil eksplorasi
beberapa puluh tahun bahkan lebih dari seratus tahun. Konsep-konsep eksplorasi ini
harus memuat semua unsur dan proses geologi yang diperlukan agar terjadi akumulasi
migas yang ekonomis untuk dikerjakan, yaitu lapangan-lapangan migas. Unsur dan
proses geologi ini disebut petrolem systems elements and processes.
Migas sering disebut juga hidrokarbon karena dominasi unsur hidrogen dan
karbon yang membentuknya. Keterdapatan migas di bawah permukaan Bumi tidak
terjadi secara acak, melainkan mengikuti prinsip atau hukum geologi yang disebut
sistem hidrokarbon (petroleum system). Hukum ini menyatakan bahwa agar migas
terjadi dan terakumulasi (terkumpul) di suatu tempat di bawah permukaan Bumi, maka
ada lima syarat yang harus dipenuhi: (1) ada batuan induk yang kaya zat organik dan
matang yang menjadi dapur tempat minyak dan gas dibentuk, (2) ada batuan reservoir
tempat akumulasi minyak dan gas tersimpan, (3) ada perangkap/jebakan tempat minyak
dan gas terakumulasi, (4) ada batuan yang menyekat hidrokarbon yang telah
terperangkap agar tidak keluar dari perangkap, dan (5) ada migrasi, yaitu perpindahan
minyak atau gas bumi dari dapur batuan induk ke perangkap. Satu saja dari lima
syarat ini tidak dipenuhi, maka akumulasi hidrokarbon tidak akan terjadi. Kelima aspek
1
ini pun tidak berdiri sendiri, tetapi harus saling berhubungan dalam ruang dan waktu
geologi. Untuk itu dalam laporan ini akan memuat tahapan mengenai petroleum system
secara geologi serta mengintegrasikan dalam penampang seismik.
1.2 Tujuan KKP
Adapun tujuan dari Kuliah Kerja Parktek adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi salah satu mata kuliah wajib Program Studi Teknik Geofisika
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala yaitu melaksanakan kuliah kerja
praktek.
2. Mempelajari dan memahami komponen-komponen yang terdapat dalam
petroleum system serta integrasinya dalam penampang seismik.
3. Memberikan pengalaman kerja yang nyata sebagai bekal untuk terjun ke dunia
kerja
1.3 Manfaat KKP
Melalui Kerja praktek ini mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmunya di
lingkungan
informasi yang terbaru serta dapat meningkatkan hubungan yang baik antara lembaga
universitas dengan pihak industri.
BAB II
PROFIL ORGANISASI DAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Profil Organisasi
PT. Ragam Maju Tangguh (RMT) merupakan salah satu perusahaan jasa
Wellsite Geologist
Seismic Processing & Data Acquisition Quality Control
Low Frequency Passive Seismic (Microseismic)
Drilling Engineer
CWT (Continuous Wavelet Transform)
Gravity and Microgravity
Environmental Study
Man Power for Industry
Disamping menyediakan berbagai macam jasa yang telah tersedia, PT. RMT
juga memiliki tujuan yang menjadi langkah awal dalam memberikan konstribusi terbaik
tehadap para pengguna jasa maupun pengembangan sumber daya manusia. Tujuan
tersebut dapat dilihat dari berbagai contoh ataupun aspek utama seperti biaya yang
efisien dengan pelayanan yang terbaik, sehingga jasa dan pelatihan maupun konseling
akan menjadi penopang utama dalam kemajuan industri minyak dan gas bumi. PT. RMT
juga menjalin kerja sama dengan salah satu universitas terbaik di Indonesia yaitu
Universitas Gadjah Mada dalam mengembangkan metode seismik pasif dan beberapa
perusahan minyak sudah menerapkan metode tersebut dalam eksplorasi minyak dan gas
bumi. Berikut beberapa pengguna jasa dari PT RMT diantara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
2.1.1
a. Visi
Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik
dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan, kepuasan pelanggan dan
efisiensi.
b. Misi
2.2
organik dalam batuan induk yang mengalami proses pematangan. Adanya akumulasi
minyak dan gas bumi di bawah permukaan memerlukan beberapa syarat yang dikenal
sebagai petroleum system yaitu batuan induk (source rock) yang matang, perangkap
(trap), batuan reservoar (reservoir rock) yang porous dan permeable, batuan penutup
(cap rock) yang impermeable, serta lapisan pembawa (carrier bed) dan waktu migrasi
(proper timing of migration) yang memungkinkan minyak dan gas bumi bermigrasi dan
terjebak dalam perangkap (trapping mechanism).
Gambar 2.1 Proses serta komponen di dalam sistem hidrokarbon (Magoon dan
Dow, 1994)
Didalam Basic Petroleum System terdapat komponen komponen penting yang
harus ada. Komponen komponen tersebut adalah:
Batuan Induk
Batuan Reservoar
Pematangan
Migrasi
Jebakan
Batuan Penutup
TOC (total organic carbon), yaitu presentase berat dari karbon organik dalam
suatu contoh batuan. Yang dimaksud dengan karbon organik adalah zat carbon
yang berasal dari zat organic dan bukan dari karbonat misalnya gamping.
Karbon organik total berhubungan langsung dengan kadar zat organik total atau
C21C 31 . Untuk
mendapatkan batuan induk yang baik nilai CPI harus kurang dari 1,15.
CIR (Carbon Isotope Ratio) C13 /C 12 . Kisaran nilai CIR untuk minyak bumi
yaitu 1% (0,0109 0,0110). Batuan induk harus mempunyai CIR yang
ini menunjukkan proporsi relatif dari minyak dan gas untuk kerogen tipe II, yang
tertimbun di daerah dengan gradien geothermal sekitar 35 C km -1 .
diam dalam waktu yang lama. Trap merupakan istilah dimana migrasi terhenti dan
akumulasi terjadi.
1. Migrasi Primer
Migrasi primer yaitu Proses bergeraknya hidrokarbon dari batuan induk ke lapisan
penyalur (carrier bed). Migrasi primer berjalan lambat karena minyak bumi harus
cukup untuk keluar dari batuan induk yang memiliki permeabilitas matrik yang rendah.
Migrasi primer berakhir ketika hidrokarbon telah mencapai carrier bed untuk terjadinya
migrasi sekunder. Saat ini, ada tiga mekanisme migrasi primer yang membawa
perhatian serius bagi kebanyakan ahli geokimia petroleum, yaitu difusi, ekspulsi fasa
minyak, dan pelarutan dalam gas.
bertindak sebagai batuan reservoir asal mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan
meloloskan minyak bumi. Batuan reservoir dapat juga bertindak sebagai lapisan
penyalur aliran minyak dan gas bumi dari tempat minyak bumi tersebut keluar dari
batuan induk (migrasi primer) ke tempat berakumulasinya dalam suatu perangkap. Jadi
reservoir merupakan bagian kecil daripada batuan reservoir yang berada dalam keadaan
sedemikian sehingga membentuk suatu perangkap.
Porositas
Porositas suatu medium adalah perbandingan volum rongga-rongga pori
terhadap volum total selurh batuan. Perbandingan ini biasanya dinyatakan dalam persen
dan disebut porositas.
Rumus : Porositas () =
10
11
Di lapangan bisa kita dapatkan perkiraan secara virsuil dengan menggunakan peraga
virsuil. Penentuan ini bersifat semi-kuantitatif dan dipergunakan suatu skala sebagai
berikut:
Permeabilitas
Permeabilitas atau kelulusan adalah suatu sifat batuan reservoir untuk dapat
meluluskan cairan melalui pori-pori yang berhubungan, tanpa rusak partikel pembentuk
atau kerangka batuan tersebut. Definisi permeabilitas dapat dinyatakan dalam rumus
sebagai berikut:
q=
k dp
.
m dy
(Hukum Darcy)
dp
dy
permeabilitas
absolute
pada
kondisi
saturasi
tertentu.
Harga
13
Kro = Ko / Kabs
Krg = Kg / Kabs
Dimana :
2.2.5
gas bumi. Eksplorasi atau pencaharian minyak dan gas bumi sampai kini ditujukan
kepada pencaharian perangkap.istilah perangkap atau jebakan (trap), menggandung arti
seolah-olah minyak terjebak atau tersangkut dalam suatu keadaan sehingga tidak bisa
lepas lagi. Hal ini disebabkan karena walaupun minyak merupakan suatu fasa tersendiri,
namun selalu berada bersama-sama dengan air. Suatu perangkap adalah tidak lain
daripada bentuk lapisan penyekat. Lapisan penyekat itu dibentuk sedemikian rupa
sehingga minyak tidak tidak dapat lari kemana-mana lagi. Bentuk ini akan menahan
tetes-tetes minyak dalam perjalanannya sepanjang garis-garis gaya. Oleh karena itu kita
bisa mmembagi perangkap dalam 2 jenis:
1. Perangkat Struktur
Perangkap struktur merupakan perangkap yang paling orisinil dan sampai dewasa
ini merupakan perangkap yang paling penting. Berbagai unsur perangkap yang
membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoir sehingga dapat menangkap minyak,
disebabkan karena gejala tektonik atau struktur, misalnya pelipatan dan pematahan.
Sebetulnya kedua unsur ini merupakan unsur utama dalam pembentukan perangkap.
Perangkap Lipatan
Perangkap yang disebabkan pelipatann ini merupakan perangkap utama. Unsur
yang mempengaruhi pembentukan perangkap ini ialah lapisan penyekat dan
penutup yang berada di atasnya dan dibentuk sedemikian rupa sehingga minyak
14
tidak bisa lari kemana-mana. Minyak tidak bisa lari ke atas karena terhalang
oleh lapisan penyekat, juga ke pinggir terhalang oleh lapisan penyekat yang
melengkung ke daerah pinggir. Sedangkan ke bawah terhalang oleh adanya batas
air minyak atau bidang ekipotensial. Namun harus diperhatikan pula bahwa
perangkap ini harus ditinjau dari segi 3 dimensi, jadi bukan saja ke barat dan
timur, tetapi juga arah utara-selatan harus terhalang oleh lapisan penyekat.
Perangkap Patahan
Patahan dapat juga bertindak sebagai unsur penyekat minyak dalam penyaluran
penggerakan minyak selanjutnya. Pengkajian teoritis memperlihatkan bahwa
patahan dalam batuan yang basah air tergantung pada tekanan kapiler dari
medium dalam jalur patahan tersebut. Besar-kecilnya tekanan yang disebabkan
karena pelampungan minyak atau kolom minyak terhadap besarnya tekanan
kapiler menentukan sekali apakah patahan itu bertindak sebagai suatu sebagai
suatu penyalur atau penyekat. Jika tekanan tersebut lebih besar daripada tekanan
kapiler maka minyak masih dapat tersalurkan melallui patahan, tetapi jika lebih
15
Batuan penutup adalah batuan yang memiliki permeabilitas yang rendah atau
tidak memiliki permeabilitas atau berkemampuan tidak meloloskan fluida seperti tar,
dengan adanya tekanan kapiler cukup besar yang mana berguna untuk menahan fluida
atau pada jebakan hidrokarbon. adapun jenis-jenis batuan penutup meliputi:
Dimana:
17
Batulanau dan batupasir yang sangat serpih, batu dolomit yang diisi oleh
anhidrit, dan batu pasir tersementasi masing-masing memiliki antara 50 dan 100
ft kapasitas
Serpih berpasir adalah di peringkat berikutnya, dengan kapasitas 100- 500-ft
Batuserpih yang kaya mineral lempung, serpih berlumpur, dan batu lumpur yang
18
Gambar. 2.10 - (a) kurva tekanan kapiler udara / merkuri segel pada litologi batuan
penutup. Ordinat adalah skala log. (b) Jenis-jenis litologi batuan penutup. (c)
Sneider et al. [3] klasifikasi Seals dan hambatan aliran. Kolom hidrokarbon yang
dapat ditahan mengasumsikan bahwa cairan dalam reservoir 35 API minyak dan
air garam. Jenis dikhususkan untuk Gambar. 3a dan 3b. (http://petrowiki.org)
2.3 Cekungan Sedimen
2.3.1 Pengertian Cekungan
Cekungan sedimen merupakan semacam depresi dimana mempunyai kapabilitas
untuk menjadi tempat terakumulasinya endapan sedimen. Subsidens dari kerak bumi
19
bagian atas harus terjadi sehingga depresi yang sedemikian rupa bisa terbentuk.
Mekanisme yang dapat menghasilkan subsidens yang cukup untuk membentuk
cekungan antara lain mencakup proses penipisan kerak, pembebanan tektonik,
pembebanan subkrustal, aliran astenosferik, dan densifikasi krustasl(Dickinson, 1993).
Cekungan sedimen adalah sebuah tempat di kerak Bumi yang relatif lebih cekung
dibandingkan sekitarnya tempat sungai-sungai mengalir/bermuara, danau atau laut
berlokasi, tempat sedimen-sedimen diendapkan. Setelah mengalami proses geologi
selama jutaan tahun, maka cekungan sedimen itu bisa berisi batuan sedimen yang
ketebalannya bisa beragam dari beberapa ratus meter sampai beberapa puluh ribu meter.
2.3.2 Klasifikasi Cekungan
Klasifikasi cekungan yang sederhana adalah berdasarkan hubungan antara
morfologi cekungan dengan waktu sedimen mengisinya, terbagi menjadi 3 yaitu :
20
Nama
Cekungan
Barito
Makassar S
Kutai
Tarakan
Celebes
Gorontalo
Taliabu
Tomori
Jenis Cekungan
Forearc
Intra-kraton
Intra-kraton
Intra-kraton
Forearc
Backarc
Synrift
Foreland
21
9
10
11
12
13
14
Jawa Baratlaut
Biliton
Bawean
Jawa Timurlaut
Bali Utara
Flores
15
Natuna Barat
16
Anambas
17
Sokang
18
Natuna Timur
19
20
Kapuas
Melawi
Backarc
Forearc
Forearc
Backarc
Backarc
Backarc
Intracontinental rift
Intracontinental rift
Intracontinental rift
Intracontinental rift
Backarc
Backarc
29
30
31
32
33
34
Bone Gulf
Laut Banda
Savu
Laut Timor
Arafura
New Guinea
Intra-kraton
Backarc
Forearc
Zona tumbukan
Zona tumbukan
Zona tumbukan
35
Meervlakte
Zona tumbukan
36
Bintuni
Zona tumbukan
37
Seram
Zona tumbukan
38
Salawati
Zona tumbukan
39
40
Halmahera
Morotai
Zona tumbukan
Zona tumbukan
22