Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Minyak
Bumi” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Energi dan Lingkungan” dan juga untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa
dalam mempelajari bahan materi mengenai energi, khususnya minyak bumi. Makalah
ini menyajikan mengenai definisi energi, definisi minyak bumi, asal mula terbentuknya
minyak bumi, aturan pemerintah mengenai energi, sumber daya minyak bumi, teknologi
pemanfaatan minyak bumi, dan analisa dampak ke lingkungan terhadap penggunaan
minyak bumi.

Penulis mengakui bahwa makalah yang dibuat ini belumlah sempurna dan masih
banyak kekurangan. Sehingga penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari
dosen pengajar dan rekan-rekan mahasiswa sekalian.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat bagi kita semua. kepada semua pihak yang memberi saran untuk
memperbaiki isi makalah ini, penulis ucapkan terimakasih.

Palembang, 1 Maret 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 2018, total produksi energi primer yang terdiri dari minyak
bumi, gas bumi, batubara, dan energi terbarukan mencapai 411,6 MTOE.
Selain itu, Indonesia juga melakukan impor energi terutama minyak mentah
dan produk BBM sebesar 43,2 MTOE. Produksi minyak bumi selama 10 tahun
terakhir menunjukkan kecenderungan menurun, dari 346 juta barel (949 ribu
bph) pada tahun 2009 menjadi sekitar 283 juta barel (778 ribu bph) di tahun
2018. Penurunan produksi tersebut disebabkan oleh sumur-sumur produksi
utama minyak bumi yang umumnya sudah tua, sementara produksi sumur
baru relatif masih terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan kilang, Indonesia
mengimpor minyak bumi terutama dari Timur Tengah sehingga
ketergantungan terhadap impor mencapai sekitar 35%.

Untuk mendorong minat investor menanamkan modalnya di sektor


hulu migas, pada akhir tahun 2015, Pemerintah melakukan revisi
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2010 menjadi PP No. 27 Tahun 2017
tentang Biaya Operasi yang dapat dikembalikan (cost recovery) dan
Perlakuan Pajak di Bidang Usaha Hulu Migas. Revisi PP tersebut
dimaksudkan agar industri hulu migas menjadi lebih menarik dengan
semakin ketatnya kompetisi produsen minyak dunia, melalui
pengurangan fasilitas perpajakan pada masa eksplorasi dan ekploitasi
seperti pembebasan bea masuk, PPN dan PPh 22.

Selain itu, Pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri


ESDM No. 8 Tahun 2017 tentang kontrak bagi hasil gross split, yang
merupakan skema baru dalam kontrak hulu migas. Melalui skema baru ini,
modal dan resiko kegiatan hulu migas sepenuhnya ditanggung kontraktor.
Sampai bulan Februari 2019 sudah ada 40 kontrak baru yang menggunakan
skema gross split yang terdiri dari blok hasil lelang sebanyak 14 blok,
terminasi 21 blok dan amandemen sebanyak 5 blok. Selain itu, kebijakan
gross split didukung pula oleh PP No. 53 Tahun 2017 tentang Perpajakan
PSC Gross Split yang menghilangkan pengenaan pajak dari tahap eksplorasi
hingga produksi di tahun pertama.

Di sisi permintaan, kebutuhan BBM termasuk biodiesel dalam negeri


pada tahun 2018 mencapai 465,7 juta barel/tahun yang dipenuhi dari
produksi kilang dalam negeri dan impor. Produksi BBM dari kilang
dalam negeri rata-rata sebesar 278,1 juta barel dan impor rata-rata
sekitar 165,4 juta barel.

Data BPS menunjukkan pertumbuhan riil ekonomi Indonesia pada


tahun 2017 dan 2018 adalah 5,07% dan 5,17%. Berdasarkan APBN 2019,
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 ditargetkan mencapai
5,3%. Selain itu, data publikasi Bappenas visi Indonesia 2045
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tahun 2045
sekitar 5,6%. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan dalam membuat
skenario permintaan energi Indonesia jangka panjang karena secara
statistik setiap pertumbuhan ekonomi pada umumnya dibarengi dengan
pertumbuhan permintaan energi.

1.2 Tujuan
 Mengetahui dan memahami definisi energi khususnya minyak bumi.
 Mengetahui dan memahami sumber daya minyak bumi di Indonesia,
 Mengetahui turunan-turunan minyak bumi.
 Mengetahui dampak yang diberikan dari pemanfaatan minyak bumi
terhadap lingkungan.

1.3 Manfaat
 Dari segi ekonomi, kita dapat menghemat biaya konsumsi energi
 Dari segi ilmu, kita dapat mengetahui mengenai minyak bumi dan
dampak yang diberikannya terhadap lingkungan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asal Mula Terbentuknya Minyak Bumi

Ada dua teori yang selama ini menjelaskan tentang bagaimana proses terbentuknya
minyak bumi di bawah permukaan. Adapun kedua teori ialah sebagai berikut :

1. Teori organik
Teori ini menjelaskan bahwa minyak bumi berasal dari senyawa – senyawa
organik atau sisa – sisa makhluk hidup yang tertimbun di bawah permukaan
bumi selama jutaan tahun lamanya.

Gambar 1. Pembentukan Minyak Secara Organik


(Sumber : kimia.epi.edu)

2. Teori anorganik
Teori anorganik mengemukakan bahwa minyak bumi berasal dari senyawa –
senyawa kimia di bawah permukaan bumi (bukan berasal dari makhluk hidup).

Dari kedua teori tersebut, teori yang lebih sering digunakan ialah teori organik.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, menurut teori organik, minyak dan juga gas
bumi terbentuk dari jasad binatang - binatang dan tumbuhan purba (fosil) yang
tertimbun dalam “batuan induk (source rock)” selama ratusan juta tahun yang
lalu. Source rock (batuan induk) adalah tempat dimana awal mula minyak dan gas
bumi terbentuk. Source rock ini berasal dari sedimentasi berbagai lingkungan
pengendapan seperti sungai, delta, atau laut yang kaya akan organik (kerogen) di
masa lampau hingga tertimbun semakin dalam dari waktu ke waktu sampai berada
di kedalaman yang cukup jauh dari permukaan bumi. Source rock dibagi menjadi 3
tipe berdasarkan tipe kerogennya, yaitu:

1. Tipe 1 (sumber : dasar danau/deep lake yang banyak  terdapat alga, hasil : crude


oil)
2. Tipe 2 (sumber : laut/marine yang banyak terdapat plankton & bakteri, hasil: oil
& gas)
3. Tipe 3 (sumber : daratan/terrestrial yang banyak terdapat pohon-pohon besar,
hasil : gas & light oil)

Adapun langkah – langkah proses pembentukan minyak bumi yaitu sebagai


berikut :
1. Ganggang yang hidup di danau tawar (juga di laut) mengumpulkan energi dari
matahari dengan fotosintesis.

Gambar 2. Pengumpulan Energi Matahari Oleh Ganggang

(Sumber : http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-
bumi/)
2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan
sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan
yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan
hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan
karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini

sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung
minyak atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai.

Gambar 3. Pembentukan Batuan Induk

(Sumber : http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-
bumi/)

3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung


selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu
batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang
yang terdapat pori – pori di dalamnya. Daerah ini lama – kelamaan akan terus
tertimbun sehingga akan semakin tenggelam ke bawah. Karena semakin masuk ke
dalam maka suhunya akan semakin panas dan tekanannya semakin tinggi, dengan
begitu akan terjadi proses pemasakan pada batuan yang akhirnya menjadi minyak.
Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak
atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat 100 derajat Celsius.
Ketika suhu terus bertambah maka suhu tinggi ini akan mengubah karbon yang ada
menjadi gas.

Gambar 4. Pengendapan Batuan Induk

(Sumber : http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-
bumi/)

4. Karbon yang ada akan terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk
hidrokarbon lalu minyak mentah yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah
matang ini akan meresap ke dalam batuan berpori dan bermigrasi dari satu tempat
ke tempat lain. Minyak akan tertangkap dan tertahan oleh sebuah jebakan geologi
dan siap ditambang.

Gambar 5. Pembentukan Hidrokarbon Oleh Karbon dan Hidogen


(Sumber : http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-
bumi/)

2.2 Kilang Minyak di Indonesia

Kilang minyak di Indonesia tersebar dibeberapa tempat di pulau jawa,


sumatera, Kalimantan dan irian jaya. Tabel 1.1 berikut ini menunjukkan kilang minyak
di Indonesia beserta perancangannya pada saat ini. Sebagian dari kilang minyak ini
didirikan pada zaman penjajahan Belanda, yaitu kilang minyak Pangkalan Brandan,
Sungai Gerong, Plaju, Cepu, Wonokromo, dan Balikpapan, dan sebagian didirikan
setelah Indonesia merdeka yaitu kilang minyak Sungai Pakning, Dumai, Cilacap,
Balongan dan Kasim. Kilang Wonokromo sekarang ini sudah tidak beroperasi lagi.

Tabel 1.3 Kilang Minyak di Indonesia

Kilang Kapasitas, ribu barel/hari

Musi 132,5

Dumai 120

Sungai Pakning 50

Pangkalan Brandan 5

Cilacap 300

Balikpapan 253,6

Cepu 4

Balongan (Exor 1) 125

Kasim 4

Total 994,1

Secara singkat minyak mentah yang diolah, unit-unit yang ada dan produk
yang dihasilkan oleh kilang-kilang minyak tersebut adalah :

2.2.1 Kilang Dumai


Minyak mentah yang diolah : minyak mentah Minas. Unit-unit yang ada
: Unit distilasi atmosferis, unit destilasi hampa, delayed coker, unit
hydrocracker unibon, unit distillate hydotreater, naphta hydrotreater, unit
platforming, unit LPG recovery, pabrik hydrogen dan unit coke calciner.
Produk yang dihasilkan : elpiji, bensin premium, naphta, kerosin, solar, dan
kokas kalsinasi.

2.2.2 kilang Sungai Pakning

Minyak mentah yang diolah : minyak mentah Minas dan Pedada. Hanya
ada satu unit saja yng ada yaitu unti distilasi atmosferis. Produk yang dihasilkan
: naphta, kerosin, solar dan residu malam belerang rendah (low sulphur waxy
Residu, LSWR)

2.2.3 Kilang Pangkalan Brandan

Minyak mentah yang diolah : minyak mentah Minas dan Pedada. Unit
yang ada yaitu unti distilasi atmosferis. Produk yang dihasilkan : bensin,
kerosin, solar dan residu.

2.2.4 Kilang Cilacap

Minyak mentah yang diolah : minyak mentah ringan Arab atau


(Arabian Light Crude). Minyak mentah arjuna, minyak mentah Attaka. Unit-
unit yang ada : Unit distilasi atmosferis, unit destilasi hampa, unit platforming,
unit hydrotreating, unit hydrodesulfurisasi, unit meroxtreating, unit
visbreaking, unit propane deasphalting, unit ekstrasi furfural dan unit dewaxing
MEK. Produk yang dihasilkan : elpiji, bensin, avtur, kerosin, solar, minyak
diesel, minyak bakar, minyak pelumas dan aspal.

2.2.5 Kilang Balikpapan

Minyak mentah yang diolah : minyak mentah Minas, Tanjung,


Warukin, Bekapai, Sepinggan, Handil, Attaka, Arjuna, Samboja, Sangata, dan
Sanga-sanga. Unit-unit yang ada : Unit distilasi atmosferis, unit destilasi
hampa, pabrik malam, naphta hydrotreater, unit platforming, unit LPG
recovery, unit hydrockracker dan pabrik hydrogen. Produk yang dihasilkan :
elpiji, bensin premium, avtur, kerosin, solar, minyak diesel, minyak bakar, dan
malam.

2.2.6 Kilang Cepu

Minyak mentah yang diolah adalah minyak Kawengan dan Wedok. Unit
yang ada adalah : Unit distilasi atmosferis dan pabrik malam. Produk yang
dihasilkan adalah naphta, pertasol, kerosin, solar, minyak bakar dan malam
batik.

2.2.7 Kilang Balongan (Exor 1)

Minyak mentah yang diolah adalah Duri (80%) dan Minas (20%). Unit
yang ada adalah Unit distilasi atmosferis, unit demetalisasi residu atmosferis,
unit hydrotreater minyak gas, unit rengkahan katalitis residu, unit hydrotreater
minyak daur ulang, pabrik hydrogen, unit treating amin, unit propylene
recovery dan pabrik belerang. Produk yang dihasilkan adalah elpiji, propilen,
bensin, kerosin, solar, minyak diesel, minyak bakar dan belerang.

2.2.8 Kilang Kasim

Mengolah minyak mentah yang berasal dari lapangan kasim dan


sekitarnya. Unit yang ada adalah unit distilasi atmosferis.

2.2.9 Kilang Musi (Plaju, Sungai Gerong)

Minyak mentah yang diolah : minyak mentah Palembang Selatan,


Jambi, Minas, Talang Akar Pendopo, dan Lirik. Unit-unit yang ada : Unit
distilasi atmosferis, unit Destilasi hampa, Unit Rengkahan Termal, Unit
Rengkahan Katalis, Unit Polimerisasi, Unit Alkilasi, Unit pembuatan aspal dan
unit pembuatan malam. Produk-produk yang dihasilkan : bensin, bensin
pesawat terbang, bahan bakar jet, kerosin, solar, minyak diesel, minyak bakar,
malam paraffin, dan aspal.
2.3 Komponen Minyak Bumi

Komponen penyusun minyak bumi pada umumnya merupakan


campuran kompleks hidrokarbon.Campuran kompleks tersebut terdiri
dari : Hidrokarbon Alifatik Jenuh, Hidrokarbon Aromatik, dan
Hidrokarbon Sikloalkana.Hidrokarbon Alifatik Jenuh adalah senyawa
alifatik yang mempunyai rantai C yang hanya berisi ikatan – ikatan
tunggal dan merupakan golongan alkana.Hidrokarbon Aromatik adalah
hidrokarbon yang mempunyai ikatan tunggal dan atau ikatan ganda
yang berada di antara atom-atom karbonnaya dan dapat berupa
polisiklik atau monosiklik. Juga dapat membentuk konfigurasi enam
atom karbon yang disebut dengan cincin benzena.Hidrokarbon
Sikloalkana merupakan tipe alkana yang pada struktur kimia
molekulnya mempunyai satu atau lebih cincin atom karbon.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pada umumnya alkana hanya
mempunyai ikatan kimia tunggal saja.Selain itu, Komponen penyusun
minyak bumi juga terdiri dari senyawa-senyawa lain seperti : organo
logam, belerang, oksigen dan nitrogen.Untuk lebih jelas dapat lihat
tabel dibawah ini

a. Hidrokarbon
Sebagaimana ketahui bahwa penyusun utama minyak bumi
adalah hidrokarbon.Namun senyawa hidrokarbon tersebut berbeda-beda
tergantung beberapa faktor seperti :
1.umur
2.suhu
3.cara pembentukan pada suatu daerah tertentu.
Minyak bumi terdiri dari berbagai macam senyawa hidrokarbon seperti
sebagai berikut:

1. Alkana
Senyawa golongan alkana merupakan senyawa dengan rantai
karbon dengan ikatan-ikatan tunggal yang panjang dan termasuk senyawa
alifatik.

2. Sikloalkana
Senyawa yang kedua adalah Sikloalkana yang merupakan
hidrokarbon dengan senyawa dengan rantai tunggal dan berbentuk
cincin,siklopentana dan sikloheksana merupakan golongan sikloalkana yang
banyak terdapat pada minyak bumi.

3. Aromatik
Hidrokarbon aromatik merupakan hidrokarbon yang tidak
tersaturasi dan mempunyai satu atau lebih cincin benzena (cincin planar
karbon-6),senyawa ini mempunyai rumus kimia CnHn jadi Senyawa
Hidrokarbon Aromatik terdiri dari atom hidrogen yang berikatan atom
karbon.

b. Unsur Kimia
Komponen unsur kimia pada minyak bumi dapat dilihat dari tabel berikut:

No Unsur Kimia Kandungan(%)

1. Karbon 83 – 87

2. Hidrogen 10 – 14

3. Belerang 0,05 – 6
4. Oksigen 0,05 – 1,5

5. Nitrogen 0,1 – 2

6. Unsur-unsur logam < 0,1%

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Karbon Dan Hidrogen

Unsur kimia kabron dan hidrogen merupakan kandungan unsur


kimia yang terbanyak pada minyak bumi.

2. Belerang/ Sulfur
Unsur kimia belerang dan sulfur merupakan urutan ketiga yang
terbanyak kandungannya dalam minyak bumi.Keberadaanya dapat
menimbulkan dampak, salah satunya adalah pada saat kondisi dingin/basah
akan menyebabkan korosi.
Hal ini dapat terjadi karena terbentuknya asam dari proses oksidasi sulfur
pada saat pembakaran gasoline dan dari proses oksidasi air.

3. Oksigen
Keberadaan oksigen dalam minyak bumi disebabkan karena
terjadi kontak secara terus menerus antara minyak bumi dengan atmosfir
(udara).Dalam tabel di atas, kandungan total oksigen dalam minyak bumi
sebesar 0,05 – 1,5 %. Kandungan bisa terus meningkat seiring dengan
naiknya titik didih fraksi. Keberadaan oksigen dalam minyak bumi akan
meningkatkan titik didih sebagai bahan bakar.
Semakin lama minyak bumi berhubungan dengan udara, maka kandungan
oksigen dalam minyak bumi akan terus bertambah.Akibatnya akan
menghasilkan beberapa senyawa seperti : eter, keton, alkohol dan lain-lain.
Adanya senyawa-senyawa tersebut menimbulkan minyak bumi bersifat
asam.
4. Nitrogen
Keberadaan nitrogen dalam minyak bumi sangatlah rendah dan
kandungan tertinggi pada tipe asphalitik. Keberadaan nitrogen yang paling
banyak adalah pada fraksi titik didih tinggi.
Keberadaan nitrogen dalam minyak bumi mempunyai dampak selain racun
juga dapat membentuk gum atau getah pada fuel oil.

2.4 Proses Pengeboran Minyak Bumi

1.Seismic

Gambar 6. Proses Seismic

Proses ini bertujuan untuk mencari tempat yang memiliki kandungan gas/
minyak bumi. Dengan menggunakan gelombang akustik (acoustic waves) yang
merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini direfleksikan dan ditangkap lagi oleh
sensor. Dari proses perambatan gelombang ini akan diolah dan terlihatlah lapisan-
lapisan tanah untuk diolah manakah lapisan yang berpotensi mengandung gas/oil.

2. Drilling And Well Construction


Gambar 7. Proses Drilling And Well Construction
(Sumber : http://indonesiaindonesia.com/f/89743-proses-cara-mendapatkan-
minyak-bumi/)

Proses ini disebut juga proses "pengeboran minyak". Biasanya pake rig
(tempat untuk mensupport proses pengeboran, dsb).simpel nya, kita membuat
lubang di tempat yang diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak/gas di
tempat tersebut. surface). Pressure downhole / dalam tanah lebih besar dari
pressure atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya memakai mud atau lumpur
dengan spesific gravity (berat jenis) tertentu. Mud ini akan menciptakan
hydrostatic pressure yang bisa menahan pressure dari dalam. Setelah lubang siap,
maka selanjutnya akan di cek apakah ada kandungan minyak/ gas nya.

3. Well Logging

Gambar 8. Proses Well Logging


(Sumber : http://indonesiaindonesia.com/f/89743-proses-cara-mendapatkan-
minyak-bumi/)

Proses ini adalah yang paling mahal. Tool yang digunakan sangat mahal
karena harus tahan pressure dan temperature yang tinggi. Di samping memetakan
lapisan tanah, proses ini juga mengambil sample untuk nantinya di cek
kandungannya (minyak, gas, ato cuma air). Dari sini dapat diketahui lapisan tanah
dan batuannya mana yang mengandung air, mana yang ada gas, dan lapisan tanah
mana yang mungkin ada kandungan minyaknya.

4. Well Testing

Gambar 9. Proses Well Testing


(Sumber : http://indonesiaindonesia.com/f/89743-proses-cara-mendapatkan-
minyak-bumi/)

Proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan mengandung


oil/gas di tembak, dengan explosif. Setelah itu minyak yang terkandung diantara
pori-pori batuan akan mengalir menuju tempat yang pressure nya lebih kecil.
Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid tertentu untuk
menjaga under balance (sumur masih bisa dikendalikan dan tidak blow out),
contoh liquid: Brine, diesel, ato air aja. Gas, minyak, air, ataupun berbagai macam
zat yang keluar akan dicari rate nya. Untuk minyak berapa bopd (barrell oil per
day) yang bisa dihasilkan. Untuk gas, berapa mmscfmm/d (million metric standart
cubic feet per day atau berapa juta cubic feet) yang bisa dihasilkan sumur tersebut.
Proses testing ini juga mengambil sample liquid maupun gas, dan juga data-data
tentang pressure, temperature, specific grafity, dan lain - lain untuk selanjutnya
diolah oleh reservoir engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar dan
seberapa lama kemampuan berproduksi dari reservoir sumur tersebut. Gas atau
minyak dibakar agar tidak mencemari lingkungan. Sistem pembakarannya sudah
sangat maju, dengan mixture gas, minyak, angin, dan air untuk menjadikan
pembakaran yang optimal.

5. Well Completion

Gambar 10. Proses Well Completion


(Sumber : http://indonesiaindonesia.com/f/89743-proses-cara-mendapatkan-
minyak-bumi/)

Proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya sumur
siap diproduksi. Fungsi utamanya adalah menyaring "pasir" yang dihasilkan
setelah proses penembakan dalam well testing. Pasir yang sampai ke surface
dengan pressure diibaratkan "peluru" yang nantinya akan membahayakan line
produksi. Pipa produksi akan terkikis oleh pasir dan akhirnya burst (pecah).
dengan completion ini (alatnya gravel pack), akan menangkap pasir di dalam
sumur dan menyaringnya sehingga tidak ikut ke surface.
6. Production

Gambar 11. Proses Production


(Sumber : http://indonesiaindonesia.com/f/89743-proses-cara-mendapatkan-
minyak-bumi/)

Inilah proses yang terakhir yaitu productin dimana sumur siap untuk
berproduksi dan nantinya akan diolah lagi ke tempat penyulingan untuk diolah
dalam berbagai bentuk. Contoh: Minyak tanah, bensin, solar,kerosin, LPG dan
lain – lain.

a. Proses Pengolahan Minyak Bumi


Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi
diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung 
dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap.
Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan
lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500
jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon
meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya.
Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat,
dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik
didih yang mirip. 
Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi adalah sebagai berikut: 

1. Destilasi
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula
minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan
suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk
kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada
sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam
kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan
tinggi).

Menara Destilasi 

Gambar 12. Menara Destilasi


Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas
kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen
yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah,
sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas
melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu
yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali
komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang
titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian
selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang
pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum,
kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).

Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak
bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon
sejumlah lebih dari 20. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang
titik didihnya antara lain sebagai berikut :

Tabel 1. Susunan Hidrokarbon Fraksi/Produk Minyak Bumi

Fraksi/Produk Jarak Didih, 0C Jumlah Atom Karbon


dalam Molekul Minyak
Gas-gas < 30 C1 – C4
Gasolin 30 – 210 C5 – C12
Nafta 100 – 200 C8 - C12
Kerosen dan Avtur 150 – 250 C11 – C13
Diesel dan Fuel oil 160 – 400 C13 – C17
Gas oil 220 – 345 C17 – C20
Fuel oil berat 315 – 540 C20 – C45
Atm residu > 450 > C30
Vac Residu > 615 > C60

(Sumber : http://j4ngandibuk4.blogspot.com/p/proses-pengolahan-minyak-bumi.html)

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki


kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih
lanjut yang meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi,I treating, dan blending.
2. Cracking
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan dimurnikan
(refinery). Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang
besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon lebih yang kecil. Contoh cracking
ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses ini
terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin).
Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat

anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100
diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking
yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat
anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran
isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul
hidrokarbon.

Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :

a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan
tekanan yang rendah. Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah
sebagai berikut :

b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis


yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan
katalitik melalui mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis
karena bersifat asam menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik
ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium :

c. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi
untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada
tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang
yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang
kemudian dipisahkan.

2. Reforming
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang
baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon
bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk
strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi.
Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon
parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini
digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atau platina dalam
lempung.Contoh reaksinya :

3. Polimerisasi
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul
yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat
seperti H2SO4, HCl, AlCl3. Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-
molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :

M CnH2n Cm+nH2(m+n)

4. Treating
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-
pengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :

- Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor


yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
- Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
- Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul
tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan
pour point yang rendah.
- Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak
pelumas.
- Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.
- Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak bumi
atau gas, namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat menyebabkan
berbagai masalah, termasuk di antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni
katalis dalam proses pengolahan, bau yang kurang sedap, atau produk samping
pembakaran berupa gas buang yang beracun (sulfur dioksida, SO2) dan
menimbulkan polusi udara serta hujan asam. Berbagai upaya dilakukan untuk
menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi, antara lain menggunakan
proses oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur
yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian diambil kembali sebagai
sulfur elemental.
- Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa
sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu
dengan :
a. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta
b. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi
dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik
dengan proses hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan
senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida
yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian
dipisahkan dengan cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan.
5. Blending
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak
bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang
memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang
paling banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk
memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang
dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL).
TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan
pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan
penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi
dapat menimbulkan pencemaran udara.

2.5 Manfaat Minyak Bumi


Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki
manfaat yang sangat penting bagi kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh
penggunaan minyak tanah, gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan
minyak bumi tersebut mungkin kegiatan pendidikan, perekonomian, pertanian,
dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan lancar. Dibawah ini adalah
beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta pemanfaatannya :

1. Gas : Sebagai bahan bakar LPG dan bahan baku untuk sintesis senyawa
organik.
2. Bensin ( Gasoline ) : Bahan bakar kendaraan bermotor.
3. Naptha ( petroleum Eter ) : Untuk sintesis senyawa organik yang digunakan
untuk pembuatan plastik, detergen, obat, cat, bahan pakaian, dan kosmetik.
Serta biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
4. Kerosin ( minyak tanah ) : Sebagai bahan bakar pesawat udara, bahan bakar
kompor parafin, dan Biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan
rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bensin melalui proses cracking dan Kerosin biasa di gunakan
untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di
gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti
pada Baygon.
5. Minyak Solar dan Diesel sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada
kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu,
minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin
melalui proses cracking.
6. Minyak Pelumas : Sebagai minyak pelumas.
7. Residu, terdiri dari :
- Parafin : digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika,
tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan lain
sebagainnya.
- Aspal : digunakan sebagai pengeras jalan raya.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Sumber dan Teknologi Energi Ramah Lingkungan

Pengurangan penggunaan sumber energi fosil secara konvensional adalah


konsekuensi logis penurunan emisi Gas Rumah Kaca. Meski demikian, terlanjur
tingginya ketergantungan teknologi terhadap bahan bakar fosil, ditambah masih
belum kompetitifnya harga sumber energi terbarukan, menyulitkan berbagai negara,
terutama negara dengan kemampuan finansial dan teknologi terbatas (seperti
Indonesia), untuk menyatakan sayonara kepada sumber energi fosil. Beberapa
skenario yang kemudian dipilih adalah penetrasi bertahap penggunaan sumber
energi yang mengemisikan CO2 neto yang rendah, terutama yang berasal dari
sumber energi baru dan terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan implementasi
teknologi untuk menangkap dan menyimpan CO2 di dalam lapisan bumi (Carbon
Capture and Storage - CCS). Di bawah ini akan diuraikan kondisi energi di
berbagai sektor pengguna energi di Indonesia, serta usulan strategi untuk menjamin
pemenuhan kebutuhan energi dengan dampak lingkungan seminimal mungkin.

3.1.1 Transportasi

Sektor transportasi merupakan salah satu sarana vital yang memiliki


multiplyer effect ke berbagai sektor lain. Celakanya, sumber energi di sektor
ini hampir belum terdiversifikasi sama sekali. 99,96% sumber energi yang
digunakan di sektor transportasi adalah Bahan Bakar Minyak (BBM) [Ariati,
2008]. Praktis, sektor inilah yang biasanya paling terpukul manakala terjadi
krisis minyak dunia; dan hal ini bukan sekali ini saja terjadi. Cita-cita luhur
Pemerintah untuk meningkatkan penggunaan BBN (Bahan Bakar Nabati)
sebagai pengganti BBM masih terseok-seok. Kenyataannya, capaian produksi
BBN (biodiesel dan bioethanol) kurang dari 10% dibandingkan dengan target
tahunan Tim Nasional BBN. Salah satu kendala seriusnya, pemerintah tidak
melakukan intervensi terhadap BBN sebagaimana intervensi yang diberikan
kepada BBM. Padahal ditinjau dari segi lingkungan hidup, berbagai hasil
riset menyatakan bahwa secara keseluruhan BBN lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan BBM (meski ada pihak-pihak yang masih
mempersoalkan “kehijauan” BBN). Dan yang jelas, BBN bisa berperan
dalam mengurangi ketergantungan impor energi.

Lebih penting dari itu, pembangunan transportasi massal yang baik


adalah hal yang tidak bisa ditawar dan ditunda lagi; baik bagi kota yang
sudah terlanjur metropolis, maupun yang sedang beranjak besar. Penggunaan
transportasi massal akan berdampak pada penurunan emisi GRK dari sektor
transportasi secara signifikan. Cukuplah Jakarta yang menjadi pelajaran
berharga bagi seluruh kota di tanah air; jangan tunggu menjadi serumit
Jakarta untuk membangun transportasi massal yang baik. Jakarta sudah tak
punya pilihan lain; data perkembangan jumlah kendaraan dan jalan
menunjukkan bahwa tahun 2014 kemacetan total bisa terjadi di seluruh
pelosok Jakarta bila tidak dilakukan pembatasan-pembatasan.

3.1.2 Industri

Konsumsi energi final di sektor ini adalah yang tertinggi (dibandingkan


dengan sektor transportasi, rumah tangga dan komersial). Kontribusi minyak
bumi pada komposisi energi final sektor industri adalah sebesar 35,7%;
lainnya disumbang oleh gas alam, batubara, LPG (Liquefied Petroleum Gas),
dan listrik [Ariati, 2008]. Diversifikasi yang sudah berjalan di sektor industri
ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan; antara lain dengan meningkatkan
penggunaan BBN (Bahan Bakar Nabati) guna lebih jauh menurunkan
konsumsi minyak bumi. Selain diversifikasi energi, hal yang tidak kalah
penting dilakukan di sektor industri adalah penghematan energi. Data dari
Departemen Perindustrian menyatakan bahwa potensi penghematan energi di
sektor ini rata-rata adalah sebesar 22% - suatu angka yang signifikan apabila
bisa diwujudkan.
3.1.3 Rumah Tangga dan Komersial

Dominasi BBM pada komposisi energi final di sektor ini cukup tinggi,
yakni sebesar 60,2%. Sisanya disumbang oleh LPG 5,1% dan listrik 34,1%
(sebagian kecil menggunakan batubara sebesar 0,5% dan gas alam 0,1%)
[Ariati, 2008]. Seperti halnya di sektor yang lain, strategi pengamanan
pasokan energi dan mitigasi terhadap perubahan iklim di sektor ini meliputi
diversifikasi energi dan penghematan energi. Selain diversifikasi
menggunakan gas alam, sumber energi non-fosil yang cocok untuk
pemenuhan energi sektor rumah tangga dan komersial adalah sumber energi
biomassa (biogas, waste to energy, dsb.). Sektor rumah tangga dan komersial
bisa berperan besar dalam penghematan energi melalui penggunaan alat-alat
hemat energi dan internalisasi budaya hemat energi sejak kanak-kanak.

3.1.4 Pembangkit Listrik

Berbeda dengan ke-tiga sektor di atas, pembangkit energi


mengkonsumsi energi primer untuk selanjutnya ditransformasikan menjadi
energi final (listrik) yang antara lain dikonsumsi oleh sektor industri dan
rumah tangga serta komersial. Diversifikasi energi di sektor ini cukup baik.
BBM berkontribusi sebesar 26,2% dari pasokan energi primer; batubara
mendominasi dengan 40,4%, sedangkan sisanya disumbang oleh tenaga air
(13,3%), gas alam (11,2%), panas bumi (8,9%), dan biomassa (0,02%)
[Ariati, 2008]. Maksimalisasi gas alam, tenaga panas bumi, dan biomassa
(BBN dan limbah/sampah organik) akan semakin menurunkan peran BBM
dalam pembangkitan listrik; yang berdampak pula pada penurunan emisi
GRK.

3.2 Tantangan Besar

Tidak dapat dipungkiri, keamanan energi (energy security) serta pemanasan


global dan perubahan iklim adalah dua masalah besar umat manusia dewasa ini
yang saling kait-mengkait satu sama lain. Keterkaitan tersebut menyebabkan
penyelesaiannya tidak dapat dilakukan secara parsial; peningkatan suplai energi
tidak boleh mengakibatkan peningkatan konsentrasi GRK di atmosfer. Ini berarti,
hanya sumber dan teknologi energi yang rendah emisi O2 lah yang mampu
mengurai permasalahan energi tersebut. Meskipun potensinya besar, pada
umumnya kendala utama penggunaan sumber energi terbarukan adalah pada faktor
biaya yang tidak kompetitif terhadap bahan bakar fosil. Tiga pilar pengembangan
dan penggunaan sumber energi, yakni pemerintah-peneliti-dan masyarakat, harus
berperan aktif guna meningkatkan penggunaan sumber dan teknologi energi yang
ramah terhadap lingkungan. Pemerintah perlu mengeluarkan berbagai regulasi
energi yang berpihak kepada lingkungan hidup, peneliti dituntut untuk melakukan
inovasi agar sumber dan teknologi energi ramah lingkungan tersebut semakin
terjangkau oleh masyarakat, dan masyarakat diharapkan memiliki kepedulian untuk
turut menyelamatkan lingkungan hidup melalui upaya penghematan energi dan
penggunaan energi yang ramah lingkungan.

3.3 Keamanan Energi

Hingga 30 tahun mendatang, isu energi masih menjadi fenomena global yang tak
terhindarkan bangsa-bangsa. Amerika Serikat (AS) dan Eropa tidak lagi menjadi pemain
dominan dalam perburuan sumber-sumber energi baru dan pemanfaatannya untuk
kepentingan nasional mereka. Di awal abad ke-21 ini, kita menyaksikan bagaimana Cina
ikut memperkeruh suasana, mengacaukan perdagangan komoditas global, dan menyusuri
seluruh benua untuk merebut mineral dan tambang bawah tanah.

India pun tak ketinggalan meramaikan pasar yang semakin sumpek dan letih ini.
Sebagai kekuatan baru ekonomi dunia, Cina dan India berkepentingan mengejar sumber-
sumber energi sampai ke ujung dunia sekalipun. Minyak dan gas masih menjadi sumber
utama pendorong pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dan yang sedang tumbuh
(emergingmarket).

Pertumbuhan ekonomi berarti tersedianya lapangan kerja yang luas bagi rakyat-
rakyat mereka. Pertumbuhan mendorong masyarakat memiliki daya beli untuk memenuhi
segala kebutuhan hidup mereka. Pertumbuhan pula yang menopang harmonisasi kehidupan
sebuah negara, dalam pengertian stabilitas terjaga. Bagi Cina, mengerem pertumbuhan atau
kehilangan sumber energi sama saja membangunkan konflik besar yang bisa memorak-
porandakan Tirai Bambu menjadi berlapis-lapis kecil.

Menguasai sumber-sumber energi berdampak pada dimilikinya satu sumber


kekuatan sebuah negara di mata dunia. Para ahli ekonomi politik global menyebut sejumlah
syarat negara agar bisa muncul menjadi pemain utama dunia yang disegani segenap
bangsa-bangsa, yang salah satunya penguasaan terhadap energi. Penguasaan energi dalam
pengertian tidak hanya memiliki sumber-sumbernya, tetapi juga mengontrol pasokan,
distribusi, dan pemasarannya.

Indonesia memiliki potensi menjadi bangsa yang disegani internasional, yang lahir
bukan karena faktor demografi saja. Tetapi, selama kita tidak melakukan sesuatu yang
berarti,  peluang itu hanya berhenti sampai pada potensi. Sebaliknya, jika itu diwujudkan
dalam penguatan sektor energi, misalnya, mimpi menjadi bangsa yang disegani dalam arti
sesungguhnya bisa terwujud.

Energi menjadi salah satu faktor penting penentu upaya Indonesia untuk
menyejahterakan seluruh rakyat, mengangkat harkat dan martabat bangsa, dan menjadi
pemain berpengaruh dalam percaturan ekonomi politik global. Lucunya, ketika negara-
negara lain berlomba menguasai energi, kita malah terlena untuk melupakan potensi itu.
Kita telanjur menelanjangi sektor migas untuk kepentingan asing dan membonsai kekuatan
dalam negeri untuk bisa bersaing.

Karena itu, kita berharap pemerintah membuat satu kebijakan energi yang bervisi
global. Bukan sekadar kebijakan gali lubang tutup lubang. Ketika Cina sudah membangun
pembangkit listrik minimal 1.000 MW, kita masih sibuk berdebat soal trafo listrik.
Kebijakan energi itu harus mampu menjadikan bangsa ini sebagai pemain penting yang
disegani dan menyejahterakan rakyat

BAB IV
PENUTUP

Minyak bumi (Crude Oil) merupakan senyawa hidrokarbon yang menyusun


minyak bumi yang memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat dan
karakteristik masing-masing. Minyak bumi terbentuk dari sisa fosil mahkluk hidup yang
tertimbun jutaan tahun yang lalu. Pengambilan minyak bumi dilakukan di kilang
minyak. Kemudian di fraksionisasikan sesuai titik didihnya. Minyak bumi memiliki
peranan penting bagi kehidupan, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan
baku industri petrokimia. Minyak bumi merupakan sumber energi konvensional. Jika
dilakukan pemakaian secara terus-menerus dapat mengakibatkan berkurangnya
cadangan minyak bumi dunia dan dapat menyebabkan kelangkaan seiring dengan
meningkatnya kebutuhan akan sumber energi minyak bumi. Oleh sebab itu, langkah
yang baik untuk kita tempuh yaitu melakukan penghematan terhadap pemakaian
penggunaan energi minyak bumi. Dalam pemanfaatan energi minyak bumi terdapat
dampak positif dan negatif terhadap lingkungan. Dampak positifnya adalah
terpenuhinya kebutuhan energi. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya emisi gas
CO2, SO2, NO2 yang dapat menyebabkan gas rumah kaca sehimgga suhu bumi
meningkat, polusi udara, bahkan hujan asam.

Anda mungkin juga menyukai