Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Minyak
Bumi” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Energi dan Lingkungan” dan juga untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa
dalam mempelajari bahan materi mengenai energi, khususnya minyak bumi. Makalah
ini menyajikan mengenai definisi energi, definisi minyak bumi, asal mula terbentuknya
minyak bumi, aturan pemerintah mengenai energi, sumber daya minyak bumi, teknologi
pemanfaatan minyak bumi, dan analisa dampak ke lingkungan terhadap penggunaan
minyak bumi.
Penulis mengakui bahwa makalah yang dibuat ini belumlah sempurna dan masih
banyak kekurangan. Sehingga penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari
dosen pengajar dan rekan-rekan mahasiswa sekalian.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat bagi kita semua. kepada semua pihak yang memberi saran untuk
memperbaiki isi makalah ini, penulis ucapkan terimakasih.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mengetahui dan memahami definisi energi khususnya minyak bumi.
Mengetahui dan memahami sumber daya minyak bumi di Indonesia,
Mengetahui turunan-turunan minyak bumi.
Mengetahui dampak yang diberikan dari pemanfaatan minyak bumi
terhadap lingkungan.
1.3 Manfaat
Dari segi ekonomi, kita dapat menghemat biaya konsumsi energi
Dari segi ilmu, kita dapat mengetahui mengenai minyak bumi dan
dampak yang diberikannya terhadap lingkungan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Ada dua teori yang selama ini menjelaskan tentang bagaimana proses terbentuknya
minyak bumi di bawah permukaan. Adapun kedua teori ialah sebagai berikut :
1. Teori organik
Teori ini menjelaskan bahwa minyak bumi berasal dari senyawa – senyawa
organik atau sisa – sisa makhluk hidup yang tertimbun di bawah permukaan
bumi selama jutaan tahun lamanya.
2. Teori anorganik
Teori anorganik mengemukakan bahwa minyak bumi berasal dari senyawa –
senyawa kimia di bawah permukaan bumi (bukan berasal dari makhluk hidup).
Dari kedua teori tersebut, teori yang lebih sering digunakan ialah teori organik.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, menurut teori organik, minyak dan juga gas
bumi terbentuk dari jasad binatang - binatang dan tumbuhan purba (fosil) yang
tertimbun dalam “batuan induk (source rock)” selama ratusan juta tahun yang
lalu. Source rock (batuan induk) adalah tempat dimana awal mula minyak dan gas
bumi terbentuk. Source rock ini berasal dari sedimentasi berbagai lingkungan
pengendapan seperti sungai, delta, atau laut yang kaya akan organik (kerogen) di
masa lampau hingga tertimbun semakin dalam dari waktu ke waktu sampai berada
di kedalaman yang cukup jauh dari permukaan bumi. Source rock dibagi menjadi 3
tipe berdasarkan tipe kerogennya, yaitu:
(Sumber : http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-
bumi/)
2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan
sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan
yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan
hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan
karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini
sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung
minyak atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai.
(Sumber : http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-
bumi/)
(Sumber : http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-
bumi/)
4. Karbon yang ada akan terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk
hidrokarbon lalu minyak mentah yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah
matang ini akan meresap ke dalam batuan berpori dan bermigrasi dari satu tempat
ke tempat lain. Minyak akan tertangkap dan tertahan oleh sebuah jebakan geologi
dan siap ditambang.
Musi 132,5
Dumai 120
Sungai Pakning 50
Pangkalan Brandan 5
Cilacap 300
Balikpapan 253,6
Cepu 4
Kasim 4
Total 994,1
Secara singkat minyak mentah yang diolah, unit-unit yang ada dan produk
yang dihasilkan oleh kilang-kilang minyak tersebut adalah :
Minyak mentah yang diolah : minyak mentah Minas dan Pedada. Hanya
ada satu unit saja yng ada yaitu unti distilasi atmosferis. Produk yang dihasilkan
: naphta, kerosin, solar dan residu malam belerang rendah (low sulphur waxy
Residu, LSWR)
Minyak mentah yang diolah : minyak mentah Minas dan Pedada. Unit
yang ada yaitu unti distilasi atmosferis. Produk yang dihasilkan : bensin,
kerosin, solar dan residu.
Minyak mentah yang diolah adalah minyak Kawengan dan Wedok. Unit
yang ada adalah : Unit distilasi atmosferis dan pabrik malam. Produk yang
dihasilkan adalah naphta, pertasol, kerosin, solar, minyak bakar dan malam
batik.
Minyak mentah yang diolah adalah Duri (80%) dan Minas (20%). Unit
yang ada adalah Unit distilasi atmosferis, unit demetalisasi residu atmosferis,
unit hydrotreater minyak gas, unit rengkahan katalitis residu, unit hydrotreater
minyak daur ulang, pabrik hydrogen, unit treating amin, unit propylene
recovery dan pabrik belerang. Produk yang dihasilkan adalah elpiji, propilen,
bensin, kerosin, solar, minyak diesel, minyak bakar dan belerang.
a. Hidrokarbon
Sebagaimana ketahui bahwa penyusun utama minyak bumi
adalah hidrokarbon.Namun senyawa hidrokarbon tersebut berbeda-beda
tergantung beberapa faktor seperti :
1.umur
2.suhu
3.cara pembentukan pada suatu daerah tertentu.
Minyak bumi terdiri dari berbagai macam senyawa hidrokarbon seperti
sebagai berikut:
1. Alkana
Senyawa golongan alkana merupakan senyawa dengan rantai
karbon dengan ikatan-ikatan tunggal yang panjang dan termasuk senyawa
alifatik.
2. Sikloalkana
Senyawa yang kedua adalah Sikloalkana yang merupakan
hidrokarbon dengan senyawa dengan rantai tunggal dan berbentuk
cincin,siklopentana dan sikloheksana merupakan golongan sikloalkana yang
banyak terdapat pada minyak bumi.
3. Aromatik
Hidrokarbon aromatik merupakan hidrokarbon yang tidak
tersaturasi dan mempunyai satu atau lebih cincin benzena (cincin planar
karbon-6),senyawa ini mempunyai rumus kimia CnHn jadi Senyawa
Hidrokarbon Aromatik terdiri dari atom hidrogen yang berikatan atom
karbon.
b. Unsur Kimia
Komponen unsur kimia pada minyak bumi dapat dilihat dari tabel berikut:
1. Karbon 83 – 87
2. Hidrogen 10 – 14
3. Belerang 0,05 – 6
4. Oksigen 0,05 – 1,5
5. Nitrogen 0,1 – 2
2. Belerang/ Sulfur
Unsur kimia belerang dan sulfur merupakan urutan ketiga yang
terbanyak kandungannya dalam minyak bumi.Keberadaanya dapat
menimbulkan dampak, salah satunya adalah pada saat kondisi dingin/basah
akan menyebabkan korosi.
Hal ini dapat terjadi karena terbentuknya asam dari proses oksidasi sulfur
pada saat pembakaran gasoline dan dari proses oksidasi air.
3. Oksigen
Keberadaan oksigen dalam minyak bumi disebabkan karena
terjadi kontak secara terus menerus antara minyak bumi dengan atmosfir
(udara).Dalam tabel di atas, kandungan total oksigen dalam minyak bumi
sebesar 0,05 – 1,5 %. Kandungan bisa terus meningkat seiring dengan
naiknya titik didih fraksi. Keberadaan oksigen dalam minyak bumi akan
meningkatkan titik didih sebagai bahan bakar.
Semakin lama minyak bumi berhubungan dengan udara, maka kandungan
oksigen dalam minyak bumi akan terus bertambah.Akibatnya akan
menghasilkan beberapa senyawa seperti : eter, keton, alkohol dan lain-lain.
Adanya senyawa-senyawa tersebut menimbulkan minyak bumi bersifat
asam.
4. Nitrogen
Keberadaan nitrogen dalam minyak bumi sangatlah rendah dan
kandungan tertinggi pada tipe asphalitik. Keberadaan nitrogen yang paling
banyak adalah pada fraksi titik didih tinggi.
Keberadaan nitrogen dalam minyak bumi mempunyai dampak selain racun
juga dapat membentuk gum atau getah pada fuel oil.
1.Seismic
Proses ini bertujuan untuk mencari tempat yang memiliki kandungan gas/
minyak bumi. Dengan menggunakan gelombang akustik (acoustic waves) yang
merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini direfleksikan dan ditangkap lagi oleh
sensor. Dari proses perambatan gelombang ini akan diolah dan terlihatlah lapisan-
lapisan tanah untuk diolah manakah lapisan yang berpotensi mengandung gas/oil.
Proses ini disebut juga proses "pengeboran minyak". Biasanya pake rig
(tempat untuk mensupport proses pengeboran, dsb).simpel nya, kita membuat
lubang di tempat yang diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak/gas di
tempat tersebut. surface). Pressure downhole / dalam tanah lebih besar dari
pressure atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya memakai mud atau lumpur
dengan spesific gravity (berat jenis) tertentu. Mud ini akan menciptakan
hydrostatic pressure yang bisa menahan pressure dari dalam. Setelah lubang siap,
maka selanjutnya akan di cek apakah ada kandungan minyak/ gas nya.
3. Well Logging
Proses ini adalah yang paling mahal. Tool yang digunakan sangat mahal
karena harus tahan pressure dan temperature yang tinggi. Di samping memetakan
lapisan tanah, proses ini juga mengambil sample untuk nantinya di cek
kandungannya (minyak, gas, ato cuma air). Dari sini dapat diketahui lapisan tanah
dan batuannya mana yang mengandung air, mana yang ada gas, dan lapisan tanah
mana yang mungkin ada kandungan minyaknya.
4. Well Testing
5. Well Completion
Proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya sumur
siap diproduksi. Fungsi utamanya adalah menyaring "pasir" yang dihasilkan
setelah proses penembakan dalam well testing. Pasir yang sampai ke surface
dengan pressure diibaratkan "peluru" yang nantinya akan membahayakan line
produksi. Pipa produksi akan terkikis oleh pasir dan akhirnya burst (pecah).
dengan completion ini (alatnya gravel pack), akan menangkap pasir di dalam
sumur dan menyaringnya sehingga tidak ikut ke surface.
6. Production
Inilah proses yang terakhir yaitu productin dimana sumur siap untuk
berproduksi dan nantinya akan diolah lagi ke tempat penyulingan untuk diolah
dalam berbagai bentuk. Contoh: Minyak tanah, bensin, solar,kerosin, LPG dan
lain – lain.
1. Destilasi
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula
minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan
suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk
kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada
sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam
kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan
tinggi).
Menara Destilasi
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak
bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon
sejumlah lebih dari 20. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang
titik didihnya antara lain sebagai berikut :
(Sumber : http://j4ngandibuk4.blogspot.com/p/proses-pengolahan-minyak-bumi.html)
anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100
diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking
yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat
anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran
isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul
hidrokarbon.
a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan
tekanan yang rendah. Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah
sebagai berikut :
c. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi
untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada
tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang
yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang
kemudian dipisahkan.
2. Reforming
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang
baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon
bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk
strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi.
Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon
parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini
digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atau platina dalam
lempung.Contoh reaksinya :
3. Polimerisasi
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul
yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat
seperti H2SO4, HCl, AlCl3. Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-
molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :
M CnH2n Cm+nH2(m+n)
4. Treating
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-
pengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :
1. Gas : Sebagai bahan bakar LPG dan bahan baku untuk sintesis senyawa
organik.
2. Bensin ( Gasoline ) : Bahan bakar kendaraan bermotor.
3. Naptha ( petroleum Eter ) : Untuk sintesis senyawa organik yang digunakan
untuk pembuatan plastik, detergen, obat, cat, bahan pakaian, dan kosmetik.
Serta biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
4. Kerosin ( minyak tanah ) : Sebagai bahan bakar pesawat udara, bahan bakar
kompor parafin, dan Biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan
rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bensin melalui proses cracking dan Kerosin biasa di gunakan
untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di
gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti
pada Baygon.
5. Minyak Solar dan Diesel sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada
kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu,
minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin
melalui proses cracking.
6. Minyak Pelumas : Sebagai minyak pelumas.
7. Residu, terdiri dari :
- Parafin : digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika,
tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan lain
sebagainnya.
- Aspal : digunakan sebagai pengeras jalan raya.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1.1 Transportasi
3.1.2 Industri
Dominasi BBM pada komposisi energi final di sektor ini cukup tinggi,
yakni sebesar 60,2%. Sisanya disumbang oleh LPG 5,1% dan listrik 34,1%
(sebagian kecil menggunakan batubara sebesar 0,5% dan gas alam 0,1%)
[Ariati, 2008]. Seperti halnya di sektor yang lain, strategi pengamanan
pasokan energi dan mitigasi terhadap perubahan iklim di sektor ini meliputi
diversifikasi energi dan penghematan energi. Selain diversifikasi
menggunakan gas alam, sumber energi non-fosil yang cocok untuk
pemenuhan energi sektor rumah tangga dan komersial adalah sumber energi
biomassa (biogas, waste to energy, dsb.). Sektor rumah tangga dan komersial
bisa berperan besar dalam penghematan energi melalui penggunaan alat-alat
hemat energi dan internalisasi budaya hemat energi sejak kanak-kanak.
Hingga 30 tahun mendatang, isu energi masih menjadi fenomena global yang tak
terhindarkan bangsa-bangsa. Amerika Serikat (AS) dan Eropa tidak lagi menjadi pemain
dominan dalam perburuan sumber-sumber energi baru dan pemanfaatannya untuk
kepentingan nasional mereka. Di awal abad ke-21 ini, kita menyaksikan bagaimana Cina
ikut memperkeruh suasana, mengacaukan perdagangan komoditas global, dan menyusuri
seluruh benua untuk merebut mineral dan tambang bawah tanah.
India pun tak ketinggalan meramaikan pasar yang semakin sumpek dan letih ini.
Sebagai kekuatan baru ekonomi dunia, Cina dan India berkepentingan mengejar sumber-
sumber energi sampai ke ujung dunia sekalipun. Minyak dan gas masih menjadi sumber
utama pendorong pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dan yang sedang tumbuh
(emergingmarket).
Pertumbuhan ekonomi berarti tersedianya lapangan kerja yang luas bagi rakyat-
rakyat mereka. Pertumbuhan mendorong masyarakat memiliki daya beli untuk memenuhi
segala kebutuhan hidup mereka. Pertumbuhan pula yang menopang harmonisasi kehidupan
sebuah negara, dalam pengertian stabilitas terjaga. Bagi Cina, mengerem pertumbuhan atau
kehilangan sumber energi sama saja membangunkan konflik besar yang bisa memorak-
porandakan Tirai Bambu menjadi berlapis-lapis kecil.
Indonesia memiliki potensi menjadi bangsa yang disegani internasional, yang lahir
bukan karena faktor demografi saja. Tetapi, selama kita tidak melakukan sesuatu yang
berarti, peluang itu hanya berhenti sampai pada potensi. Sebaliknya, jika itu diwujudkan
dalam penguatan sektor energi, misalnya, mimpi menjadi bangsa yang disegani dalam arti
sesungguhnya bisa terwujud.
Energi menjadi salah satu faktor penting penentu upaya Indonesia untuk
menyejahterakan seluruh rakyat, mengangkat harkat dan martabat bangsa, dan menjadi
pemain berpengaruh dalam percaturan ekonomi politik global. Lucunya, ketika negara-
negara lain berlomba menguasai energi, kita malah terlena untuk melupakan potensi itu.
Kita telanjur menelanjangi sektor migas untuk kepentingan asing dan membonsai kekuatan
dalam negeri untuk bisa bersaing.
Karena itu, kita berharap pemerintah membuat satu kebijakan energi yang bervisi
global. Bukan sekadar kebijakan gali lubang tutup lubang. Ketika Cina sudah membangun
pembangkit listrik minimal 1.000 MW, kita masih sibuk berdebat soal trafo listrik.
Kebijakan energi itu harus mampu menjadikan bangsa ini sebagai pemain penting yang
disegani dan menyejahterakan rakyat
BAB IV
PENUTUP