Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGOLAHAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM

SMA NEGERI ! SANGATTA UTARA

ANGGOTA KELOMPOK:

 Alya Octaviani Dyah


 Fedrik Gulliver Martin
 Iftitah Naura Hafiza
 Mada Aldefli Akbar Faris
 Muhammad Yaafi Diazhito
 Rabiyatul Jannah
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembacanya.

Tujuan kami dalam pembuatan makalah ini adalah memenuhi tugas mata pelajaran
Kimia dan memberikan informasi – informasi tentang materi pelajaran Minyak Bumi dan Gas
Alam.

Makalah ini secara umum berisi tentang proses pembentukan minyak bumi dan gas
alam yang penting diketahui khususnya kami kelas XI dan masyarakat pada umumnya.

Dengan selesainya makalah ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada setiap
pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna, banyak kekurangan dan kesalahan
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat dan terima kasih.

Sangatta, 24 October 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN

A. Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam


B. Komponen – Komponen Utama Penyusun Minyak Bumi
C. Pengolahan Minyak Bumi
D. Pengolahan Gas Alam

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor
dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan
bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan
bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan
yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur.
Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan
lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri
anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan
bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan
atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Dewasa ini
puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik,
serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis
obat.
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad
mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan
dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama
jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan
proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad
organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini berlangsung
sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang
sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi dan
pemakaiannya.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:

a. Memenuhi tugas mata pelajaran Kimia yang diberikan


b. Memberikan informasi – tentang minyak bumi dan gas alam
c. Dapat mengetahui pengolahan minyak bumi dan gas alam.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat merumuskan masalah yaitu :
Bagaimana proses pebolahan Minyak Bumi dan Gas Alam itu ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam

Minyak bumi pada awalnya terbentuk dari jasad renik yang berasal dari hewan
atau tumbuhan yang telah mati. Jasad renik tersebut terbawa lumpur ke laut dan
akhirnya berada di dasar laut. Karena tekanan tinggi, suhu yang tinggi dan waktu
yang sangat lama, jasad renik tersebut terurai menjadi minyak dan gas bumi dan
lumpur yang ada di dasar laut tadi berubah menjadi batuan keras berpori. Suatu saat
batuan berpori tersebut akan bertemu dengan batuan yang kedap yang menyebabkan
minyak dan gas bumi terperangkap pada batuan kedap tersebut

Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad


mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan
dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama
jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan
proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad
organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini berlangsung
sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang
sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi dan
pemakaiannya.

Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang
berwujud gas menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat
dilakukan dengan pengeboran. Beberapa bagian jasad renik mengandung minyak dan
lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama di dalam perut bumi. Bagian-bagian
tersebut akan membentuk bintik-bintik, warnanya pun berubah menjadi cokelat tua.
Bintink-bintik itu akan tersimpan di dalam lumpur dan mengeras karena terkena
tekanan bumi. Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur semakin dalam
di dalam perut bumi. Tekanan dan panas bumi secara alami akan mengenai batuan
lumpur sehingga mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas dan bintin-bintik di
dalam batuan mulai mengeluarkan minyak kental yang pekat. Semakin dalam batuan
terkabur di perut bumi, minyak yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat
batuan lumpur mendidih, minyak yang dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat
encer, dan saat suhunya sangat tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian
besar berupa metana.

Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di
berbagai tempat akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam
pori-pori batu pasir atau batu kapur. Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di
perut bumi lebih besar dibandingkan dengan tekanan di permukaan bumi, minyak
bumi akan bergerak ke atas. Apabila gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh
batuan yang kedap cairan atau batuan tidak berpori, minyak akan terperangkap dalam
batuan tersebut. Oleh karena itu, minyak bumi juga disebut petroleum. Petroleum
berasal dari bahasa Latin, petrus artinya batu dan oleum yang artinya minyak.

Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya minyak
bumi disebut cekungan atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini
berupa air tawar atau air asin, sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak bumi
bercampur gas alam. Gas alam berada di lapisan atas minyak bumi karena massa
jenisnya lebih ringan daripada massa jenis minyak bumi. Apabila akumulasi minyak
bumi di suatu cekungan cukup banyak dan secara komersial menguntungkan, minyak
bumi tersebut diambil dengan cara pengeboran. Minyak bumi diambil dari sumur
minyak yang ada di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur
minyak diperoleh setelah melalui proses studi geologi analisis sedimen karakter dan
struktur sumber.

Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi:

1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari matahari
dengan fotosintesis.

2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan


sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan
yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil
pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon
dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua
cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini
teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak mungkin
dimasak.

3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung


selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu
batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang.
Batuan sarang adalah batu pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun
dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus
ditumpuki oleh batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang mengandung karbon
ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya
akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius.
Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat 100
derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun
dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan
memasak karbon yang ada menjadi gas.

4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon.


Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak
mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air.
Salah satunya yang terpenting adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak
bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil
dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan
pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai
mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.

B. Komponen - komponen utama penyusun minyak bumi


a. Alkana
Senyawa alkana mempunyai rumus umum CnH2n+2 ditemukan dalam
bentuk rantai karbon lurus (normal alkana) dan satu rantai karbon bercabang
(iso Alkana).
b. Sikloalkana
Senyawa sikloalkana mempunyai rumus umum C nH2n. Dalam fraksi
minyak bumi,yang ditemukan,hanyalah yang mempunyai cincin dengan 5 dan
6 atom karbon.
c. Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatic adalah hidrokarbon siklik yang rantai lingkarannya
C. senyawa yang paling sederhana dari golongan ini adalah Benzene (C6H6).
d. Senyawa Belerang
Selain sebagai senyawa belerang didalam minyak bumi belerang juga
sebagai unsure belerang yang terlarut. Oleh karena itu, dalam minyak bumi
banyak terkandung belerang. Kadar belerang dalam minyak mentah berkisar
dari 0,01 – 7 %. Minyak bumi Indonesia terkenal sebagai minyak bumi
berkadar belerang rendah dan sedang. Pada umumnya kandungan belerangnya
kurang dari 1%.
e. Senyawa Oksigen
Kadar oksigen dalam minyak bumi bervariasi dari sekitar 0,01 – 0,4 %.
Oksidasi minyak bumi dari oksigen terjadi karena kontak dengan udara yang
berlangsung lama. Hal tersebut menyebabkan kadar oksigen dalam minyak
bumi bertambah. Oksigen terutama sebagai asam organic yang terdistribusi
dalam semua fraksi dengan konsentrasi yang tertinggi dalam fraksi gas.
f. Senyawa Nitrogen
Kadar nitrogen dalam minyak bumi umumnya rendah. Berkisar dari 0,01-
0,9 %. Minyak yang mempunyai kadar belerang dan aspal tinggi,biasanya
memiliki kadar nitrogen tinggi.
Senyawa nitrogen terdapat dalam semua fraksi minyak bumi,tetapi
konsentrasinya semakin tinggi dalam fraksi fraksi yang mempunyai titik didih
yang tinggi. Senyawa nitrogen dalam minyak bumi dapat dibagi menjadi
senyawa nitrogen basah,yaitu senyawa piridin/ turunan piridin,seperti kinolin
dan isokinolin dan senyawa bukan basa ,yaitu senyawa pinol turunannya
seperti idol dan karbasol.
g. Organol logam
Semua logam terdapat dalam minyak bumi , tetapi jumlahnya sangat
kecil,yaitu antara 5-400 bagian per juta. Logam ,seperti besi,nikel,vanadium,dan
arsen yang terkandung dalam minyak bumi,walaupun terkandung dalam jumlah
yang sangat sedikit sudah dapat meracuni katalis.
C. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan komoditas hasil tambang yang berperan penting
dalam kehidupan manusia, terutama sebagai sumber energi. Minyak bumi yang baru
dihasilkan dari sumur eksplorasi masih berupa minyak bumi campuran, yang disebut
minyak mentah atau crude oil. Minyak bumi tersebut diperoleh dari dalam bumi
dengan cara pengeboran daerah antiklinal di darat maupun di lepas pantai.
Minyak mentah (crude oil) hasil pengeboran sumur eksplorasi belum dapat
dimanfaatkan karena masih berupa campuran. Oleh karena itu, harus dilakukan
pengolahan lebih lanjut terhadap minyak mentah tersebut untuk memisahkan
komponen-komponen penyusunnya. Senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon
harus dipisahkan terlebih dahulu dari minyak mentah. Selanjutnya, komponen-
komponen minyak mentah dipisahkan dengan cara penyulingan bertingkat (distilasi
fraksinasi). Proses pemisahan komponen-komponen penyusun minyak mentah
dilakukan di tempat pengilangan minyak (refineries). Di Indonesia terdapat banyak
tempat pengilangan minyak yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tempat-
tempat pengilangan minyak tersebut terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan,
dan Papua.
Kilang minyak bumi berfungsi mengolah crude oil (minyak mentah) menjadi
produk jadi seperti elpiji, bensin, minyak tanah, solar, minyak pelumas (olt), dan
residu. Di tempat pengilangan minyak tersebut minyak mentah mengalami sejumlah
proses untuk memurnikan serta mengubah struktur dan komposisinya sehingga
diperoleh produk yang bermanfaat.

Secara umum, proses pengolahan minyak mentah dilakukan melalui dua


tahap, yaitu desalting dan distilasi bertingkat.

a. Desalting
Desalting merupakan proses pengolahan untuk menghilangkan kotoran atau
garam yang tercampur dalam minyak mentah. Pada proses desalting, minyak mentah
dicampur dengan air agar mineral-mineral yang ada di dalam minyak mentah larut.
Selain itu, pada proses ini ditambahkan senyawa asam dan basa ke dalam minyak
mentah untuk menghilangkan senyawa-senyawa nonhidrokarbon. Proses desalting
dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi di pipa-pipa minyak dan mencegah
tersumbatnya lubang-lubang di menara fraksinasi. Selanjutnya, minyak mentah yang
telah mengalami proses desalting dialirkan ke tangki pemanas untuk diuapkan. Uap
minyak mentah ini selanjutnya dialirkan ke menara distilasi atau menara fraksinasi
untuk diproses lebih lanjut.

b. Distilasi Bertingkat

Distilasi bertingkat merupakan proses pemisahan komponen-komponen


penyusun minyak mentah berdasarkan perbedaan titik didih. Minyak mentah dapat
didistilasi karena komponen-komponen penyusunnya yang berupa senyawa
hidrokarbon mempunyai titik didih yang berbeda-beda. Proses distilasi bertingkat
dilakukan dalam kolom atau menara fraksinasi (distilasi). Menara fraksinasi
dilengkapi pelat-pelat dengan jarak tertentu yang mempunyai sejumlah sungkup
gelembung udara (bubble caps).

Proses distilasi diawali dengan memanaskan minyak mentah hingga suhu 350
deg * C - L * 0 deg * C di dalam tanur (furnace). Selanjutnya, minyak mentah panas
tersebut dipompa ke dalam kolom fraksinasi di bagian flash chamber, yaitu bagian
kolom fraksinasi yang berada di sepertiga bagian bawah. Proses di menara fraksinasi
ini dibantu dengan pemanasan steam (uap air panas bertekanan tinggi) untuk menjaga
suhu dan tekanan dalam kolom agar stabil.

Pada proses ini sebagian minyak akan menguap dan bergerak melalui bubble
caps dan sebagian uap akan mencair, lalu mengalir melalui pelat. Cairan yang
mengalir keluar pelat tersebut akan terpisah dari fraksi lain. Uap yang tidak mencair
akan terus naik dan akan mencair sedikit demi sedikit sesuai titik didihnya pada pelat-
pelat yang ada di atasnya. Fraksi-fraksi minyak bumi diperoleh sesuai titik didihnya.
Uap minyak yang titik didihnya lebih tinggi akan mengembun pada pelat
pengembunan yang lebih rendah. Sebaliknya, uap minyak yang lebih rendah titik
didihnya akan mengembun pada pelat pengembunan yang lebih tinggi.

D. Pengolahan Gas Alam


Proses Pengolahan Gas Alam adalah proses industri yang kompleks dirancang
untuk membersihkan gas alam mentah dengan memisahkan kotoran dan berbagai non-
metana hidrokarbon dan cairan untuk menghasilkan apa yang dikenal sebagai dry natural
gas. Pengolahan Gas alam dimulai sumur bor. Komposisi gas alam mentah yg diekstrak
dari sumur bor tergantung pada jenis, kedalaman, dan kondisi geologi daerah. Minyak
dan gas alam sering ditemukan bersama-sama dalam yang sama reservoir.

Gas alam yang dihasilkan dari sumur minyak umumnya diklasifikasikan sebagai
associated-dissolved, yang berarti bahwa gas alam dilarutkan dalam minyak mentah.
Kebanyakan gas alam mengandung senyawa hidro karbon, contoh seperti gas metana
(CH4), benzena (C6H6), dan butana (C4H10). Meskipun mereka berada dalam fase cair
pada tekanan bawah tanah, molekul-molekul akan menjadi gas pada saat tekanan
atmosfer normal. Secara kolektif, mereka disebut kondensat atau cairan gas alam (NGLs).
Gas alam yang diambil dari tambang batu bara dan tambang (coalbed methane)
merupakan pengecualian utama, yang pada dasarnya campuran dari sebagian besar
metana dan karbon dioksida (sekitar 10 persen).

Pabrik pengolahan gas alam memurnikan gas alam mentah yang diproduksi dari
ladang gas bawah tanah. Sebuah pabrik mensuplai gas alam lewat pipa-pipa yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar oleh perumahan, komersial dan industri konsumen. Pada
proses pengolahan, kontaminan akan dihilangkan dan hidrokarbon yg lebih berat akan
diolah lagi untuk keperluan komersial lainnya.

Untuk alasan ekonomi, beberapa pabrik pengolahan mungkin harus dirancang


untuk menghasilkan produk setengah jadi. Biasanya mengandung lebih dari 90 persen
metana murni dan lebih kecil jumlah etana nitrogen, karbon dioksida, dan kadang-kadang.
Hal ini dapat diproses lebih lanjut di pabrik hilir atau digunakan sebagai bahan baku
untuk pembuatan bahan kimia.

Gas alam mentah berasal dari beberapa sumur yang berdekatan, dikumpulkan dan
proses pengolahan pertama yang terjadi adalah proses menghilangkan kandungan air dan gas
alam kondensat. Hasil kondensasi biasanya dialirkan kilang minyak dan air dibuang
sebagaiwaste water. Gas alam mentah kemudian dialirkan ke pabrik pengolahan di mana
pemurnian awal biasanya menghilangkan kandungan asam (H2S dan CO2). Proses yang
dipakai pada umumnya adalah Amine Treating yang biasa disebut Amine Plant. Proses
berikutnya adalah untuk menghilangkan uap air dengan menggunakan proses penyerapan
dalam trietilen glikol cair (TEG). Proses berikutnya adalah untuk mengubah menjadi fase gas
alam cair (NGL) yang merupakan proses paling kompleks dan menggunakan pabrik
pengolahan gas modern.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida,
CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan
asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan
tinggi.
Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang
penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.
Akan tetapi di balik banyak manfaat tadi minyak bumi juga mempunyai
beberapa dampak negatif yang sangat berbahaya bagi lingkungan, seperti pemanasan
global, hujan asam ,dan lain lain. Yang semuanya itu berdampak langsung bagi
kelangsungan hidup makhluk hidup.
B. Saran
Kita sebagai manusia harus menjaga kelestarian alam dan menjaganya dengan
baik, seperti halya dalam minyak bumi , seharusnya kita sebagai manusia khususnya
bagi para pengusaha-pengusaha pertambangan tidak mengeksplorasi secara besar-
besaran karena minyak bumi merupakan energi yang tak terbarukan dan
membutuhkan jutaan tahun tuk mendapatkannya. Selain itu kan masih banyak energi
yang bisa menggantikan minyak bumi, maka itu harus di kembangkan. Dan yang
pasti lebih ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Qurniawati,Wulandari. KIMIA Untuk SMA / MA Kelas XI. 2022. Daerah Istimewa


Yogyakarta : Penerbit Intan Pariwara.

Sumber Internet:
http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/05/proses-pembentukan-minyak-bumi-
materi.html. Diunduh pada tanggal 24 Oktober 2023.
https://www.gramedia.com/literasi/proses-pengolahan-minyak-bumi/ Diunduh pada
tanggal 24 Oktober 2023.
https://surabaya.proxsisgroup.com/proses-pembentukan-dan-pengolahan-gas-alam/
#:~:text=Proses%20Pengolahan%20Gas%20Alam%20adalah,dikenal%20sebagai%20dry
%20natural%20gas. Diunduh pada tanggal 24 Oktober 2023.

Anda mungkin juga menyukai