Anda di halaman 1dari 146

KESELAMATAN KILANG

(Safety for Refinery)


Oleh :

SULARDI

Program Studi K3
Universitas Balikpapan
Kuliah. 1
PEMBENTUKAN MINYAK BUMI
(CRUDE OIL)

Oleh :

SULARDI
Program Studi K3
Universitas Balikpapan
PEMBENTUKAN MINYAK BUMI
(CRUDE OIL)
Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam merupakan
senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun
minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam
dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-
masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah
yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak
bumi itu sendiri pada pengolahannya.
Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy Model),
permintaan minyak dunia pada periode jangka menengah
(2010-2020) diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel
per hari (bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh rata-rata
1,8% per tahun. Sedangkan pada periode berikutnya
(2020-2030), permintaan naik menjadi 106 juta bph
dengan pertumbuhan sebesar 17 juta bph.
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa
organik dari jasad mikroorganisme jutaan tahun yang lalu
di dasar laut atau di darat.
Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh
endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan
tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara
alami.
Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai
merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad
organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses
penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga
untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang
sangat lama.
Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan
kebijaksanaan dalam eksplorasi dan pemakaiannya.
Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak
bumi dan yang berwujud gas menjadi gas alam. Untuk
mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan
pengeboran.
Beberapa bagian jasad renik mengandung minyak dan
lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama di dalam
perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk
bintik-bintik, warnanya pun berubah menjadi cokelat tua.
Bintink-bintik itu akan tersimpan di dalam lumpur dan
mengeras karena terkena tekanan bumi.
Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur
semakin dalam di dalam perut bumi. Tekanan dan panas
bumi secara alami akan mengenai batuan lumpur
sehingga mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas
dan bintin-bintik di dalam batuan mulai mengeluarkan
minyak kental yang pekat.
Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi, minyak
yang dihasilkan akan semakin banyak.

Pada saat batuan lumpur mendidih, minyak yang


dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan
saat suhunya sangat tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas
alam ini sebagian besar berupa metana.
Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak
yang terbentuk di berbagai tempat akan bergerak. Minyak
bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-pori batu
pasir atau batu kapur.

Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut


bumi lebih besar dibandingkan dengan tekanan di
permukaan bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas.

Apabila gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh


batuan yang kedap cairan atau batuan tidak berpori,
minyak akan terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh
karena itu, minyak bumi juga disebut petroleum.
Petroleum berasal dari bahasa Latin, petrus artinya batu
dan oleum yang artinya minyak.
Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat
terkumpulnya minyak bumi disebut cekungan atau
antiklinal.
Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa air tawar
atau air asin, sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak
bumi bercampur gas alam. Gas alam berada di lapisan
atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih ringan
daripada massa jenis minyak bumi.
Apabila akumulasi minyak bumi di suatu cekungan cukup
banyak dan secara komersial menguntungkan, minyak
bumi tersebut diambil dengan cara pengeboran. Minyak
bumi diambil dari sumur minyak yang ada di
pertambangan-pertambangan minyak.
Lokasi-lokasi sumur-sumur minyak diperoleh setelah
melalui proses studi geologi analisis sedimen karakter
dan struktur sumber.
Langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi
beserta gamar ilustrasi:
1. Ganggang hidup di danau air tawar dan juga di laut,
Mengumpulkan energi dari matahari dengan
fotosintesis.
2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan
terendapkan di dasar cekungan sedimen dan
membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk
adalah batuan yang mengandung karbon (High Total
Organic Carbon).

Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau,


di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan
karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat
spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan
sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika
karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan
menjadi rantai karbon yang tidak mungkin dimasak.
3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan
lainnya yang berlangsung selama jutaan tahun. Proses
pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu
batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan
reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu
pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun
dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Jika daerah
ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-
batuan lain di atasnya, maka batuan yang mengandung
karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau
masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah.
Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat
Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan
tercapai bila suhunya mencapat 100 derajat Celsius.
Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu
semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan
batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak
karbon yang ada menjadi gas.
4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen
membentuk hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh
batuan induk yang telah matang ini berupa minyak
mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi
mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang
terpenting adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan
minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat
jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi
yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung
akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah
bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka
minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang
Minyak bumi, gas alam, dan batu bara berasal dari
pelapukan sisa-sisa makhluk hidup, sehingga disebut
bahan bakar fosil. Proses pembentukannya memerlukan
waktu yang sangat lama sehingga termasuk sumber daya
alam yang tidak dapat diperbarui.
Minyak bumi sering disebut dengan emas cair karena
nilainya yang sangat tinggi dalam peradaban modern.
Pertanian, industri, transportasi, dan sistem-sistem
komunikasi sangat bergantung pada bahan bakar ini,
sehingga berpengaruh pada seluruh kegiatan kehidupan
suatu bangsa.
Minyak bumi dan gas alam merupakan sumber utama
energi dunia, yaitu mencapai 65,5%, selanjutnya batubara
23,5%, tenaga air 6%, serta sumber energi lainnya seperti
panas bumi (geothermal), kayu bakar, cahaya matahari,
dan energi nuklir.
Negara yang mempunyai banyak cadangan minyak
mentah (crude oil), menempati posisi menguntungkan,
karena memiliki banyak persediaan energi untuk
keperluan industri dan transportasi, disamping
pemasukan devisa negara melalui ekspor minyak.

Minyak bumi disebut juga petroleum (bahasa Latin: petrus


= batu; oleum = minyak) adalah zat cair licin, mudah
terbakar dan sebagian besar terdiri atas hidrokarbon.
Kandungan hidrokarbon dalam minyak bumi berkisar
antara 50% sampai 98%. Sisanya terdiri atas senyawa
organik yang mengandung oksigen, nitrogen, dan
belerang.
Ada tiga macam teori yang menjelaskan proses
terbentuknya minyak dan gas bumi, yaitu:
(1) Teori Biogenetik (Teori Organik)
Menurut Teori Biogenitik (Organik), disebutkan bahwa
minyak bumi dan gas alam terbentuk dari beraneka ragam
binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati dan tertimbun
di bawah endapan Lumpur.
Endapan Lumpur ini kemudian dihanyutkan oleh arus
sungai menuju laut, akhirnya mengendap di dasar lautan
dan tertutup Lumpur dalam jangka waktu yang lama,
ribuan dan bahkan jutaan tahun.
Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan tekanan
lapisan batuan di atasnya, maka binatang serta tumbuh-
tumbuhan yang mati tersebut berubah menjadi bintik-
bintik dan gelembung minyak atau gas
(2) Teori Anorganik
Menurut Teori Anorganik, disebutkan bahwa minyak
bumi dan gas alam terbentuk akibat aktivitas bakteri.
Unsur-unsur oksigen, belerang, dan nitrogen dari zat-
zat organik yang terkubur akibat adanya aktivitas
bakteri berubah menjadi zat seperti minyak yang berisi
hidrokarbon.
(3) Teori Duplex
Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori
Biogenetik dan Teori Anorganik. Teori Duplex yang
banyak diterima oleh kalangan luas, menjelaskan
bahwa minyak dan gas bumi berasal dari berbagai jenis
organisme laut baik hewani maupun nabati.
Diperkirakan bahwa minyak bumi berasal dari materi
hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati.
Akibat pengaruh waktu, temperatur, dan tekanan, maka
endapan Lumpur berubah menjadi batuan sedimen.
Batuan lunak yang berasal dari Lumpur yang mengandung
bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk (Source
Rock). Selanjutnya minyak dan gas ini akan bermigrasi
menuju tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya
terakumulasi di tempat tertentu yang disebut dengan
perangkap (Trap).
Dalam suatu perangkap (Trap) dapat mengandung (1)
minyak, gas, dan air, (2) minyak dan air, (3) gas dan air.
Jika gas terdapat bersama-sama dengan minyak bumi
disebut dengan Associated Gas. Sedangkan jika gas
terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut Non
Associated Gas. Karena perbedaan berat jenis, maka gas
selalu berada di atas, minyak di tengah, dan air di bagian
bawah.
Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan
waktu yang lama, maka minyak bumi digolongkan sebagai
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
(unrenewable).
Secara umum dinyatakan seperti dibawah ini:
Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi
didasarkan pada proses kimia, yaitu :
a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)
Reaksi yang terjadi:

Alkali metal + CO2 karbida


karbida + H2O ocetylena
C2H2 C6H6 komponen-komponen lain

Didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam


keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara
bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan
terbentuk ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi
benzena karena suhu tinggi.
b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)
Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam
kerak bumi yang kemudian bersentuhan dengan air
membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup
banyak karbida di alam.
2.Teori Organik (Biogenesis)
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk
karena adanya kebocoran kecil yang permanen dalam
siklus karbon.
Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan
permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah
dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut
dalam bentuk karbon dioksida (CO2).
Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir
berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh
organisme fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang
kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui
respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme).
Menurut P.G. Mackuire : Bahwa minyak bumi berasal dari
tumbuhan.
Beberapa argumentasi pembuktikannya :
1.Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks
yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium,
nikel, dsb.
2.Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H
sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H
dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan
nitrogen cukup besar.
3.Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan
merupakan bagian integral sedimentasi.
4.Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam
kambium sampai pleistosan.
5.Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat,
yaitu:
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
a.Pengumpulan zat organik dalam sedimen
b.Pengawetan zat organik dalam sedimen
c.Transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di
dalam lapisansedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan
sedimen hingga berkumpil menjadi akumulasi
komersial.
Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan
dengan percobaan di laboratorium, namun berbagai faktor
geologi mengenai cara terdapatnya minyak bumi serta
penyebarannya didalam sedimen harus pula ditinjau.
Fakta ini disimpulkan oleh Cox yang kemudian di kenal
sebagai pagar Cox diantaranya adalah:
Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan
umumnya pada sedimen marine, fesies sedimen yang
utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar pantai.

Minyak bumi merupakan campuran kompleks hidrokarbon.


Temperatur reservior rata-rata 107°C dan masih dapat
bertahan sampai 200°C. Diatas temperatur ini forfirin
sudah tidak bertahan. Minyak bumi selalu terbentuk dalam
keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang.
Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-
10000 psi.
Beberapa hal yang mempengaruhi peristiwa diatas :
1. Degradasi thermal
Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman

maka akan timbul perubahan tekanan dan suhu.


2. Reaksi katalis
Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.
3. Radioaktivasi
Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel

alpha dapat membentuk hidrokarbon parafin. Ini


menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik.
4. Aktifitas bakteri.
Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses
pembentukan hidrokarbon minyak bumi dan
memegang peranan dari sejak matinya senyawa
organik sampai pada waktu diagnosa, serta menyiapkan
kondisi yang memungkinkan terbentuknya minyak bumi.
Zat organik sebagai bahan sumber :
Jenis zat oragink yang dijadikan sumber minyak bumi
menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa jenis zat
organik yang merupakan zat pembentuk utama minyak
bumi adalah lipidzat organik dapat terbentuk
dalamkehidupan laut ataupun darat dan dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu berasal dari nabati dan hewani.
Kuliah. 2
KOMPOSISI MINYAK BUMI
(CRUDE OIL)

Oleh :

SULARDI
Program Studi K3
Universitas Balikpapan
KOMPOSISI MINYAK DAN GAS BUMI
Minyak bumi dan gas alam adalah campuran kompleks
hidrokarbon dan senyawa-senyawa organik lain.
Komponen hidrokarbon adalah komponen yang paling
banyak terkandung di dalam minyaak bumi dan gas alam.
Gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana,
etana, propana, dan butana.
Selain alkana juga terdapat berbagai gas lain seperti
karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S),
beberapa sumur gas juga mengandung helium.
Sedangkan hidrokarbon yang terkandung dalam minyak
bumi terutama adalah alkana dan sikloalkana, senyawa
lain yang terkandung didalam minyak bumi diantaranya
adalah Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa
yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi
dan Tembaga.
Perbandingan dalam minyak bumi Berdasarkan  hasil
analisa, diperoleh data sebagai berikut :
Karbon : 83,0-87,0 %
Hidrogen : 10,0-14,0 %
Nitrogen : 0,1-2,0 %
Oksigen : 0,05-1,5 %
Sulfur : 0,05-6,0 %

Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak


mentah:
1. Alkana (parafin)    CnH2n + 2 , Alkana  ini  memiliki
 rantai  lurus  dan  bercabang,  fraksi  ini  merupakan
 yang terbesar di dalam minyak mentah.
2. Sikloalkana (napten)    CnH2n , Sikloalkana ada yang
memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin
6 (enam) yaitu sikloheksana.
3. Aromatik CnH2n -6
Aromatik  hanya  terdapat  dalam  jumlah  kecil,  tetapi
 sangat  diperlukan  dalam bensin karena :
1.Memiliki harga anti knock yang tinggi
2.Stabilitas penyimpanan yang baik
3.Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar
(fuels)

Proporsi  dari  ketiga  tipe  hidrokarbon  sangat


 tergantung  pada  sumber  dari minyak bumi. Pada
umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang
terbanyak tetapi kadang-kadang (disebut sebagai crude
napthenic) mengandung sikloalkana sebagai komponen
terbesar,  sedangkan  aromatik  selalu  merupakan
 komponen  yang paling sedikit.
IMPURITIES/ ZAT-ZAT PENGOTOR DALAM MINYAK BUMI :
1.Senyawaan Sulfur
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai
kandungan Sulfur yang lebih tinggi pula. Keberadaan
Sulfur dalam minyak gasoline dapat menyebabkan korosi
(khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena
terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur
(sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air.
2.Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah < 2 %,
kandungan oksigen bertambah bila (a) bertambah naiknya
titik didih fraksi (b) lama berhubungan dengan udara.
Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan
sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida,
senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam
karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan
asam alifatik.
3.Senyawaan Nitrogen
Kandungan nitrogen dalam minyak bumi rendah, yaitu 0,1-
0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik.
Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan
dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan
nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi.
Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul yang
relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer,
sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi
tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.
4.Konstituen Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan
vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi
aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline,
menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada
power generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas
turbine, adanya konstituen logam terutama Vanadium
dapat membentuk kerak pada rotor turbine.
Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang
mengandung natrium dan terutama vanadium dapat
bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api),
menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga
dapat merusakkan material refractory.
Kuliah. 3
PENGOLAHAN MINYAK BUMI
(CRUDE OIL)

Oleh :

SULARDI
Program Studi K3
Universitas Balikpapan
PROSES PENGOLAHAN
MINYAK BUMI
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan
laut, diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak
mentah yang diperoleh ditampung  dalam kapal tanker
atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke
kilang.

Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam


dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat
digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan
lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu.
PROSES PENGOLAHAN
MINYAK BUMI
Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon
dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih
hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah
atom C yang berada di dalam molekulnya.

Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan


melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah
dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan
titik didih yang mirip.
Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi
digambarkan sebagai berikut:
1. DESTILASI
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi
berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah
destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan
dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan
suhu ± 370°C.

Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut


kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian
flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian
bawah kolom fraksinasi).

Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka


dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan
bertekanan tinggi).
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini
naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi
pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik
didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun
ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap ke bagian atas melalui sungkup-sungkup
yang disebut sungkup gelembung (valve tray).
Makin ke atas, suhu dalam kolom fraksionasi makin
rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih
lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik
didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi.

Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai


puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa
komponen gas. Komponen gas ini disebut gas petroleum,
kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum
Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu
berupa parafin, lilin, dan aspal dengan rantai karbon
sejumlah lebih dari 20.

Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang


titik didihnya antara lain sebagai berikut :

1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat


belum memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang
meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating,
dan blending.
2. CRACKING
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi
yang dihasilkan dimurnikan (refinery) :
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa
hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul
senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini
adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah
menjadi bensin.

Proses ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas dan


perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat
ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan
dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada
isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat
anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0
diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti
knock yang buruk.
Terdapat 3 cara proses cracking :

a. Cara panas (thermal cracking),


Dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang
rendah.

Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah


sebagai berikut :
b. Cara katalis (catalytic cracking),
Dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan
biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit.

Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme


perengkahan ion karbonium.

Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna


proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari
alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion
karbonium :
c. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan
dan hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa yang
jenuh.
Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi.
Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa
belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi
hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.
3. REFORMING
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin
yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi
bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).
Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama
bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses
ini juga disebut isomerisasi.
Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.

Contoh reforming :
Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur
molekul dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa
aromatik dengan bilangan oktan tinggi.
Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida
dalam Al2O3 atauplatina dalam lempung.

Contoh reaksinya :
4. ALKILASI dan POLIMERISASI
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam
molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan
bercabang.

Proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4,


HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis).

Reaksi secara umum adalah :


RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”

Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-


molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi umumnya
adalah sebagai berikut : M CnH2n Cm+nH2(m+n)
Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa
isobutena dengan senyawa isobutana menghasilkan
bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.
5. TREATING
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara
menghilangkan pengotor-pengotornya.
Proses treating adalah sebagai berikut :
1.Copper sweetening dan doctor treating,
Yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap.
2.Acid treatment,
Yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
3.Dewaxing
Yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat
molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk
menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang
rendah.
4.Deasphalting
Yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan
untuk minyak pelumas
5.Desulfurizing (desulfurisasi)
Yaitu proses penghilangan unsur belerang.
Sulfur merupakan senyawa alami terkandung dalam minyak bumi atau
gas, namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat
menyebabkan berbagai masalah, termasuk di antaranya korosi pada
peralatan proses, meracuni katalis dalam proses pengolahan, bau
yang kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa gas
buang yang beracun (sulfur dioksida, SO2) dan menimbulkan polusi
udara serta hujan asam.
Berbagai upaya dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari
minyak bumi, antara lain menggunakan proses oksidasi, adsorpsi
selektif, ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain.
Sulfur yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian diambil
kembali sebagai sulfur elemental.
Desulfurisasi
Desulfurusisasi merupakan proses yang digunakan untuk
menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi.

Terdapat 2 cara desulfurisasi :


1. Ekstraksi menggunakan pelarut
2. Dekomposisi senyawa sulfur (terkandung dalam minyak
bumi dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan
disulfida)
Secara katalitik dengan proses hidrogenasi selektif
menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa
hidrokarbon asal dari senyawa belerang tersebut.
Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi
senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan dengan
cara fraksinasi atau pencucian.
Teknik desulfurisasi yang lain :
Yaitu bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan
pemisahan sulfur secara selektif dari minyak bumi
dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme,
yaitu dengan mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur
elementer yang dikatalis oleh enzim hasil metabolisme
mikroorganisme sulfur jenis tertentu, tanpa mengubah
senyawa hidrokarbon dalam aliran proses.
Reaksi nya adalah reaksi aerobik, dilakukan dengan
kondisi lingkungan ter-aerasi. Keunggulan proses ini
adalah dapat menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit
disingkirkan, misalnya alkylated dibenzothiophenes.
Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-
desulfurisasi umumnya berasal dari Rhodococcus sp,
namun penelitian lebih lanjut juga dikembangkan untuk
penggunaan mikroorganisme dari jenis lain.
Proses ini dikembangkan dengan adanya kebutuhan
untuk menyingkirkan kandungan sulfur dalam jumlah
menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit jika
disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu
banyak untuk disingkirkan menggunakan scavenger.

Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi


juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari
batubara.
Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi
Aliran Gas
Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran
gas adalah Shell Paques dari Shell Global Solutions
International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah
diterapkan secara komersial sejak tahun 1993, dan saat
ini kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi
dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di seluruh dunia.

Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan


menghasilkan hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai
dari 100 kg/hari sampai dengan 50 ton/hari,
menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang
sekaligus bertindak sebagai katalis proses bio-
desulfurisasi.
Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi
Aliran Gas
Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung hidrogen
sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada
larutan soda yang mengandung mikroorganisme.
Senyawa soda mengabsorbi hidrogen sulfida, dan
kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki
atmosferik teraerasi dimana mikroorganisme mengubah
hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis
dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian
melalui proses dekantasi untuk memisahkan dengan
cairan soda.
Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur
diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni.
Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah
diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari
proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku
pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi dapat
digambarkan sebagai berikut :

Absorpsi H2S oleh senyawa soda

Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme


Keunggulan dari proses Shell-Paques adalah :
1.Dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar
(efisiensi penyingkiran hidrogen sulfida dapat mencapai
99,8%) hingga menyisakan kandungan hidrogen sulfida
yang sangat rendah dalam aliran gas (kurang dari 4 ppm-
volume)
2.Pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery)
sulfur terintegrasi dalam 1 proses- gas buang (flash
gas/vent gas) dari proses ini tidak mengandung gas
berbahaya, sehingga sebelum dilepas ke lingkungan
tidak perlu dibakar di flare. Hal ini membuat proses ini
ideal untuk lokasi-lokasi dimana proses yang
memerlukan pembakaran (misalnya flare atau
incinerator) tidak dimungkinkan.
3.Menghilangkan potensi bahaya dari penanganan
solvent yang biasa digunakan untuk melarutkan
hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi
Sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko
penyumbatan (plugging atau blocking) pada pipa
Bio-katalis yang digunakan bersifat self-sustaining dan
mampu beradaptasi pada berbagai kondisi proses

Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan aman


(antara lain beroperasi pada suhu dan tekanan rendah)
sehingga mudah untuk dioperasikan

Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam,


gas buang regenerator amine, fuel gas, synthesis gas,
serta aliran oksigen yang mengandung gas limbah yang
tidak dapat diproses dengan pelarut
BLENDING
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif
kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas produk. Bensin yang memiliki
berbagai syarat kualitas merupakan contoh hasil minyak
bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara
dengan berbagai variasi cuaca.
Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat
sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan
pada proses pengolahannya.

Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah


Tetra Ethyl Lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan
oktan bensin.
BLENDING
Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh
kualitas yang baik maka pada proses pengolahan
diperlukan penambahan zat aditif.

Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan,


tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.
Kuliah.4
PRODUKSI OLAHAN MINYAK BUMI
(CRUDE OIL)

Oleh :

SULARDI
Program Studi K3
Universitas Balikpapan
KILANG :
Pabrik Kilang minyak (oil refinery) adalah
pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak
mentah (Crude oil) menjadi produk petrolium yang
bisa langsung digunakan maupun produk-produk
lain yang menjadi bahan baku bagi industri petro
kimia.
Minyak mentah merupakan campuran yang amat
kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa
Hydrocarbon. Di dalam kilang minyak tersebut,
minyak mentah akan mengalami sejumlah proses
yang akan memurnikan dan mengubah struktur dan
komposisinya sehingga diperoleh produk yang
bermanfaat.
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK
BUMI dan MANFAATNYA
Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk
olahannya memiliki manfaat yang sangat penting dalam
kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan
minyak tanah, gas, dan bensin.
Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut
mungkin kegiatan pendidikan, perekonomian, pertanian,
dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan
lancar.

Berikut adalah beberapa produk hasil olahan minyak


bumi beserta pemanfaatannya:
1. Bahan bakar gas
Bahan bakar gas terdiri dari :
LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum
Gas) Bahan bakar gas biasa digunakan untuk keperluan
rumah tangga dan indusri.
Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak
bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai
unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan
menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas
berubah menjadi cair.
Komponennya didominasi propana dan butana . Elpiji juga
mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil,
misalnya etana dan pentana .
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas.
Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan
dalam bentuk gas untuk berat yang sama.

Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam


tabung-tabung logam bertekanan.

Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal


expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji
tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari
kapasitasnya.

Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas


dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi,
tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan
tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi
dan temperatur;

Contoh : dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar)


bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan
sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55°C
(131 °F).

Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis


yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana.
Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam
keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi
Nomor: 25K/36/DDJM/1990.

Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji yang telah


dicampur bahan Buthyl Mercaptan sebagai identifikator.
Sifat Elpiji
1.Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya
berbau menyengat Gas dikirimkan sebagai cairan yang
bertekanan di dalam tangki atau silinder.
2.Cairan yang dapat menguap jika dilepas dan menyebar
dengan cepat.
3.Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan
banyak menempati daerah yang rendah.

Penggunaan Elpiji
1.Terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur
(terutama kompor gas).
2.Bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin
kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).
Bahaya Elpiji
Bahaya utama adalah terjadinya kebocoran pada tabung
atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat
menyebabkan kebakaran.

Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian


akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada
tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas
mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung.

Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi


kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar
(tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji
akan membentuk gas secara cepat dan merubah
volumenya menjadi lebih besar.
2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai
pelarut dalam industri.
3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan
bakar kendaraan bermotor.
4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai
bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu
kerosin juga digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bensin melalui proses cracking.
Minyak tanah (Kerosene atau Paraffin) adalah cairan
hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia
diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum
pada 150°C and 275°C (rantai karbon dari C12 sampai C15).

Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu


minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan
sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A,
Jet-B, JP-4 atau JP-8).

Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar


dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama
kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros (κερωσ,
wax ).
Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak
mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah
unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar
belerangnya dan pengaratannya.

Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang


digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah
yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak
terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang
disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan
"debris".

Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai


spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik
beku.

Kegunaan lain :
Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga
seperti semut dan mengusir kecoa.

Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan


pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.
5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan
sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan
bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain
itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bensin melalui proses cracking.
6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-
mesin.
7. Residu minyak bumiyang terdiri dari :
Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-
obatan, kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun,
korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
8.Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya
Produk-produk utama yang dihasilkan dari
kilang minyak antara lain: minyak bensin
(gasoline), minyak disel, minyak tanah
(kerosene).

Kilang minyak merupakan fasilitas industri


yang sangat kompleks dengan berbagai
jenis peralatan proses dan fasilitas
pendukungnya.

Pembangunannya juga membutuhkan biaya


yang sangat besar.
Secara garis besar, proses di kilang minyak dibedakan
menjadi 5 Proses Distilasi, yaitu :
1.Distilitasi berdasarkan perbedaan titik didih, Proses
ini berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan
Kolom Destilasi Vakum.
2.Proses Konversi, yaitu proses mengubah ukuran
dan
struktur senyawa hidrokarbon dengan proses
(a) Dekomposisi dengan cara perengkahan termal
dan katalis (thermal and catalytic cracking)
(b) Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi
Alterasi melalui proses isomerisasi
(c) Catalytic reforming
3.Proses Pengolahan (treatment), yaitu Proses untuk
menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah
lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.
4.Proses Formulasi dan Pencampuran (Blending),
yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon

dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan


produk akhir dengan spesikasi tertentu.
5.Proses-proses lainnya, antara lain (a) Pengolahan
limbah (b) Proses penghilangan air asin (sour-water
stripping) (c) Proses pemerolehan kembali sulfur
sulphur recovery) (d) Proses pemanasan (e) Proses
pendinginan (f) Proses pembuatan hidrogen, dan
(g) Proses-proses pendukung lainnya.
Produk-produk utama yang dihasilkan :
1.LPG (Liquified Petroleum Gas
2.Minyak bensin (gasoline).
3.Minyak tanah(kerosene)
4.Minyak distilat (distillate fuel)
5.Minyak residu (residual fuel)
6.Kokas (coke) dan aspal
7.Bahan-bahan kimia pelarut (solvent)
8.Bahan baku petrokimia (Petro Chemical)
9.Minyak pelumas (Lube oil)
Produk samping :
1.Lilin (Wax)
2.Plastik
3.OBM (Oil Base Mud)
Process Distilasi

Gambar ini
memperlihatk
an proses
distilasi
(penyulingan)
minyak
mentah yang
berlangsung
di Kolom
Distilasi.
Tahap awal proses pengilangan berupa : Proses
distilasi (penyulingan) yang berlangsung di dalam
Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi
Vacuum.
Di kedua unit proses ini minyak mentah disuling
menjadi fraksi-fraksinya, yaitu Gas, Distilat ringan
(minyak bensin), Distilat menengah (minyak tanah,
minyak solar), Minyak bakar (gas oil), dan residu.
Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik
didihnya.
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang
tinggi dan di dalamnya terdapat tray-tray yang
berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida
panas yang menguap ke atas.
Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di
bagian bawah kolom, sementara fraksi-
fraksi yang lebih ringan akan terangkat
keatas dan mengumpul di bagian-bagian
kolom yang lebih atas.
Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh
dari kolom distilasi ini akan diproses lebih
lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti:
Fluid Catalytic, Hydrocracker, Platformer, dll
Gambaran Process Kilang :
Kilang termasuk destilasi atmosfir yang merupakan
proses secara fisika, dimana pemisahan fisik-fisika
minyak bumi berdasarkan atas perbedaan trayek
didihnya pada tekanan sedikit diatas atmosfir.

Proses tersebut meliputi :


1.Pemanasan awal (Preheater) dalam Alat Tukar
Panas (Heat Exchanger)
2.Pemanasan lanjut dalam furnace/ heater/ dapur
3.Penguapan dalam Column Evaporator
4.Pemisahan fraksi-fraksi dalam kolom fraksinasi
dan stripper
5.Pengembunan di kondensor
6.Pendinginan di cooler.
Temperature pemanasan harus tinggi, tetapi tidak
boleh melebihi 370 ºC karena cenderung terjadi
perengkahan yang dapat merusak mutu produksi
ataupun merusak peralatan.

Untuk menghindari perengkahan dan Offspection


mutu minyak yang dihasilkan proses dilakukan
secara vacum (proses hampa) di Vaccum unit.
TUGAS
1.Gambarkan dan jelaskan terjadinya minyak bumi
2.Gambarkan dan jelaskan komposisi minyak bumi
3.Gambarkan dan jelaskan cara pengolahan minyak bumi
4.Gambarkan dan jelaskan produksi BBM dan penggunaan
nya

Ketentuan :
1.Tugas dalam format narasi, deskripsi dilengkapi dengan
gambar penunjang untuk memperjelas narasi
2.Dikerjakan berkelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari maksimum 7 Orang, dengan 1 orang sebagai ketua
kelompok
3. Dikumpulkan dan pada awal perkuliahan minggu ke 5
4. Disiapkan presentasi masing-masing kelompok
KESELAMATAN KILANG
KULIAH 5-8

PERALATAN OPERASI KILANG


PERALATAN PROSES OPERASI
KILANG :
1. PERALATAN OPERASI KILANG
a. Alat Penukar Panas & Pemanas
b. Alat Pemisah Fraksi Minyak & Gas
c. Alat Transportasi Proses Minyak & Gas
d. Alat Pemindah Minyak dan Gas
e. Alat Kontrol Operasi Kilang
f. Alat Handling dan Penimbunan Minyak
2. PERALATAN KESELAMATAN OPERASI
a. Alat Pelindung & Proteksi Kebakaran
b. Alat Pengendali gas beracun & Kontrol
Lingk
c. Alat Pengolah limbah & Kontrol Lingkungan.
FLOW DIAGRAM KILANG
FLOW DIAGRAM
FLOW DIAGRAM
Gambaran Peralatan Process Kilang
GAMBARAN PERALATAN KILANG

Anda mungkin juga menyukai