Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MINYAK BUMI DAN JENIS

JENIS BENSIN

NAMA: ACHMAD NUR ROHMAN


NO. ABSEN: 01
KELAS: XI TKR A
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada
kita sehingga makalah tentanf minyak bumi dan jenis jenis bensin ini dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah menunutun kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang seperti saat
ini.

Adapun didalam makalah ini akan membahas tentang:

Pengertian minyak bumi


Proses pembentukan minyak bumi
Pengolahan minyak bumi
Fraksi minyak bumi
Manfaat minyak bumi
Bensin dan jenis-jenisnya

Dalam penulisan makalah ini, saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Akhirnya saya berharap semoga makalah ini membantu teman-teman mengetahui secara
garis besar tentang Minyak Bumi, Bensin dan Bahan Bakar. Terima kasih saya ucapkan atas
waktunya untuk membaca makalah ini.

Klaten, 22 Agustus 2017


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang
menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat
dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang
menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini
juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.Sumber
energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal
dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari
pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam
berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur
tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya.
Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-
sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi
merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak
dan gas bumi ini disebut petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia
tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida,
detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui,
mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang tidak dapat
diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari
cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup
orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi
yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan
bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan bakar
alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu saat
nanti bahan bakar ini habis.

B. Tujuan Penulisan
a) Dapat mengetahui pengertian dari minyak bumi dan bensin
b) Dapat mengetahui dan mendalami pengetahuan penyusun terkait minyak bumi dan
bensin
c) Dapat mengetahui bagaimana proses pengolahan minyak bumi dan bensin.
d) Dapat mengetahui hasil pengolahan dari minyak bumi dan bensin.
e) Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi dan bensin bagi kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Minyak Bumi
A. Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi adalah istilah yang meluas dalam kehidupan sehari-hari. Sebelumnya orang
menggunakan istilah minyak tanah atau minyak yang dihasilkan dari dalam tanah namun
istilah yang lazim dipakai sekarang adalah minyak bumi sementara kata minyak tanah lazim
digunakan untuk menyebut bahan bakar kompor minyak atau bahasa Inggrisnya kerosene.
Secara harfiah, minyak bumi berarti minyak di dalam perut bumi. Istilah minyak bumi lebih
tepat karena minyak ini terdapat didalam perut bumi bukan didalam tanah.
Bahasa Inggris minyak bumi adalah petroleum yang berasal dari bahasa Yunani
(petra) yang berarti batu dan (elaison) yang berarti minyak. Kata petroleum pertama
kali digunakan dalam karangan De Natura Fossilium yang dikarang pada tahun 1546 oleh
Georg Bauer yang berkebangsaan Jerman.

B. Proses Pembentukan Minyak Bumi


Teori terbentuknya minyak bumi
Teori Biogenetik(Teori Organik)
Menurut Teori Biogenitik, minyak bumi terbentuk dari pelapukan berbagai jenis
binatang dan tumbuhan (mahluk hidup) yang mati dan tertimbun di dalam endapan
lumpur, hanyut terbawa oleh arus sungai, menuju laut, dan akhirnya berkumpul di
dasar laut, bertemu dengan timbunan-timbunan hasil pelapukan mahluk hidup yang
sebelumnya telah ada. Timbunan ini kemudian selama beratus juta tahun terendap
dan mengalami proses dekomposisi menjadi gelembung minyak bumi atau gas alam.
Dekomposisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu endapan, waktu,
serta tekanan lapisan batuan yang berada di atasnya.
Teori Anorganik
Menurut Teori Anorganik, minyak bumi terbentuk akibat adanya aktivitas bakteri
yang mampu melakukan reaksi biokimia, merubah unsur-unsur seperti Oksigen,
Hidrogen, Karbon, Belerang, dan nitrogen dari batuan induk menjadi zat minyak yang
mengandung hidrokarbon.
Teori Duplex
Teori Duplex sebetulnya merupakan perpaduan antara Teori Biogenetik dan Teori
Anorganik. Teori ini banyak diterima oleh para ilmuan secara umum. Dalam teori ini,
dijelaskan bahwa minyak bumi berasal dari materi-materi hidup baik nabati maupun
bewani yang berada di laut, yang karena pengaruh suhu, tekanan, dan waktu akhirnya
berubah menjadi batuan induk pembentuk bahan-bahan hidrokarbon. Batuan ini
kemudian mengalami proses biokimia dan akhirnya berubah menjadi minyak bumi
dan gas alam. Keduanya berkumpul dan berpindah ke tempat yang memiliki tekanan
lebih rendah bertemu dengan minyak bumi dan gas alam hasil dari proses
sebelumnya. Mereka semua terjebak dan terperangkap, terakumulasi dengan
sesamanya dan tak sanggup menguap.
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad
mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan
dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama
jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan
proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad
organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini berlangsung
sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat
lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi dan pemakaiannya.
Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud gas
menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan
pengeboran. Beberapa bagian jasad renik mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin
ini dapat bertahan lama di dalam perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk
bintik-bintik, warnanya pun berubah menjadi cokelat tua. Bintink-bintik itu akan
tersimpan di dalam lumpur dan mengeras karena terkena tekanan bumi. Lumpur
tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur semakin dalam di dalam perut bumi.
Tekanan dan panas bumi secara alami akan mengenai batuan lumpur sehingga
mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas dan bintin-bintik di dalam batuan mulai
mengeluarkan minyak kental yang pekat. Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi,
minyak yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat batuan lumpur mendidih,
minyak yang dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan saat suhunya
sangat tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian besar berupa metana.
Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di berbagai
tempat akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-pori batu
pasir atau batu kapur. Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut bumi lebih
besar dibandingkan dengan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi akan bergerak ke
atas. Apabila gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau
batuan tidak berpori, minyak akan terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh karena itu,
minyak bumi juga disebut petroleum. Petroleum berasal dari bahasa Latin, petrus artinya
batu dan oleum yang artinya minyak.
Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya minyak bumi
disebut cekungan atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa air tawar
atau air asin, sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak bumi bercampur gas alam. Gas
alam berada di lapisan atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih ringan daripada
massa jenis minyak bumi. Apabila akumulasi minyak bumi di suatu cekungan cukup
banyak dan secara komersial menguntungkan, minyak bumi tersebut diambil dengan cara
pengeboran. Minyak bumi diambil dari sumur minyak yang ada di pertambangan-
pertambangan minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur minyak diperoleh setelah melalui
proses studi geologi analisis sedimen karakter dan struktur sumber.
Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi beserta gamar
ilustrasi:
Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari matahari
dengan fotosintesis.
Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan
sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan
yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil
pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon
dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua
cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini
teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak mungkin
dimasak.
Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung
selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu
batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang.
Batuan sarang adalah batu pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun
dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan
terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang mengandung
karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka
suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat
Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya
mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu
semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu
tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.
Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon.
Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak
mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air.
Salah satunya yang terpenting adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak
bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil
dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan
pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai
mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.
C. Pengolahan Minyak Bumi
1. Destilasi atau Fraksinasi
Tahap pertama yang harus dilalui dalam proses pengolahan minyak bumi mentah
adalah destilasi. Destilasi (sering pula disebut fraksinasi) adalah proses pemisahan fraksi-
fraksi dalam minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didih. Proses destilasi biasanya
dilakukan pada sebuah tanur tinggi yang kedap udara. Minyak bumi mentah dialirkan ke
dalamnya untuk dipanaskan dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370C.
Pemanasan minyak mentah ini kemudian membuat fraksi-fraksi dalam minyak bumi
terpisah. Fraksi yang memiliki titik didih terendah akan berada di bagian atas tanur,
sedangkan fraksi yang memiliki titik didih tinggi akan berada di dasar tanur. Beberapa
fraksi dari proses destilasi minyak bumi ini sudah dijelaskan pada artikel terdahulu
tentang fraksi-fraksi minyak bumi.
2. Cracking
Fraksi-fraksi yang dihasilkan dari proses destilasi kemudian dimurnikan (refinery)
melalui proses cracking. Cracking adalah tahapan pengolahan minyak bumi yang
dilakukan untuk menguraikan molekul-molekul besar senyawa hidrokarbon menjadi
molekul-molekul hidrokarbon yang lebih kecil, misalnya pengolahan fraksi minyak solar
atau minyak tanah menjadi bensin. Proses cracking dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
cara panas (thermal cracking), cara katalis (catalytic cracking), dan hidrocracking.
3. Reforming
Setelah dilakukan pemurnian melalui cracking, tahap pengolahan minyak bumi dilanjut
dengan proses reforming. Reforming adalah proses merubah struktur molekul fraksi yang
mutunya buruk (rantai karbon lurus) menjadi fraksi yang mutunya lebih baik (rantai
karbon bercabang) yang dilakukan dengan penggunaan katalis atau proses pemanasan.
Karena dilakukan untuk merubah struktur molekul, maka proses ini juga bisa disebut
sebagai proses isomerisasi.
4. Alkilasi dan Polimerisasi
Setelah diperbaiki struktur molekulnya, fraksi-fraksi yang dihasilkan dari pengolahan
minyak bumi mentah kemudian melalui proses alkilasi dan polimerisasi. Alkilasi adalah
tahap penambahan jumlah atom pada fraksi sehingga molekul fraksi menjadi yang lebih
panjang dan bercabang. Proses alkilasi menggunakan penambahan katalis asam kuat
seperti HCl, H2SO4, atau AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Sedangkan polimerisasi adalah
tahap penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul yang lebih besar dalam
fraksi sehingga mutu dari produk akhir akan lebih meningkat.
5. Treating
Treating adalah proses pemurnian fraksi minyak bumi melalui eliminasi bahan-bahan
pengotor yang terikut dalam proses pengolahan atau yang berasal dari bahan baku
minyak mentah. Bahan-bahan pengotor yang dihilangkan dalam proses treating tersebut
antara lain bau tidak sedap melalui copper sweetening dan doctor treating, lumpur dan
warna melalui acid treatment, parafin melalui dewaxing, aspal melalui deasphalting, dan
belerang melalui desulfurizing.
6. Blending
Tahap terakhir yang dilalui dalam proses pengolahan minyak bumi sehingga
menghasilkan bahan siap guna adalah proses blending. Blending adalah tahapan yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk melalui penambahan bahan-bahan aditif
ke dalam fraksi minyak bumi. Bahan-bahan aditif yang digunakan tersebut salah satunya
adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL adalah bahan aditif yang digunakan menaikkan bilangan
oktan bensin.
D. Fraksi Minyak Bumi
Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih masing-
masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya.
Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah
atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi.
Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa
fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut:
Fraksi Ukuran Molekul Titik Didih (oC) Kegunaan

Bahan bakar (LPG),


Gas C1 C5 -160 30 sumber hidrogen

Pelarut, binatu kimia


Petoleumeter C5 C7 30 90 (dry cleaning)

Bensin
(gasoline) C5 C12 30 - 200 Bahan baka motor

Kerosin, Baha bakar mesin


minyak diesel, bahan bakar
diesel/solar C12 - C18 180 400 industi, untuk cracking

Minyak
pelumas C16 ke atas 350 ke atas Pelumas

Za padat dengan
Parafin C20 ke atas titik cai rendah Lilin dan lain-lain

Baha bakar dan untuk


Aspal C25 ke atas residu pelapis jalan raya

E. Manfaat Minyak Bumi


Kegunaan fraksi-fraksi yang diperoleh dari minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya
seperti titik didih dan viskositas, dan juga sifatkimianya.
a) Sandang
Dari bahan hidrokarbon yang bisa dimanfaatkan untuk sandang adalah PTA (purified
terephthalic acid) yang dibuat dari para-xylene dimana bahan dasarnya adalah kerosin
(minyak tanah). Dari Kerosin ini semua bahannya dibentuk menjadi senyawa aromat,
yaitu para-xylene.
Bentuknya senyawa benzen (C6H6), tetapi ada dua gugus metil pada atom C1 dan C3
dari molekul benzen tersebut.Para-xylene ini kemudian dioksidasi menggunakan udara
menjadi PTA (lihat peta proses petrokimia diatas). Nah dari PTA yang berbentuk seperti
tepung detergen ini kemudian direaksikan dengan metanol menjadi serat poliester. Serat
poli ester inilah yang menjadi benang sintetis yang bentuknya seperti benang. Hampir
semua pakaian seragam yang adik-adik pakai mungkin terbuat dari poliester. Untuk
memudahkan pengenalannya bisa dilihat dari harganya. Harga pakaian yang terbuat dari
benang sintetis poliester biasanya relatif lebih murah dibandingkan pakaian yang terbuat
dari bahan dasar katun, sutra atau serat alam lainnya. Kehalusan bahan yang terbuat dari
serat poliester dipengaruhi oleh zat penambah (aditif) dalam proses pembuatan benang
(saat mereaksikan PTA dengan metanol). Salah satu produsen PTA di Indonesia adalah di
Pertamina Unit Pengolahan III dengan jenis produk dan peruntukannya disini. Sebetulnya
ada polimer lain yang juga dibunakan untuk pembuatan serat sintetis yang lebih halus
atau lembut lagi. Misal serat untuk bahan isi pembalut wanita. Polimer tersebut terbuat
dari polietilen.
b) Papan
Bahan bangunan yang berasal dari hidrokarbon pada umumnya berupa plastik. Bahan
dasar plastik hampir sama dengan LPG, yaitu polimer dari propilena, yaitu senyawa olefin
atau alkena dari rantai karbon C3. Dari bahan plastik inilah kemudian jadi macam-macam
mulai dari atap rumah (genteng plastik), furniture, peralatan interior rumah, bemper
mobil, meja, kursi, piring, dll.
c) Seni
Untuk urusan seni, terutama seni lukis, peranan utama hidrokarbon ada pada tinta /
cat minyak dan pelarutnya. Mungkin adik-adik mengenal thinner yang biasa digunakan
untuk mengencerkan cat. Sementar untuk urusan seni patung banyak patung yang
berbahan dasar dari plastik atau piala, dll. Hidrokarbon yang digunakan untuk pelarut
cat terbuat dari Low Aromatic White Spirit atau LAWS mmerupakan pelarut yang
dihasilkan dari Kilang PERTAMINA di Plaju dengan rentang titik didih antara 145o C
195o C. Senyawa hidrokarbonyang membentuk pelarut LAWS merupakan campuran dari
parafin, sikloparafin, dan hidrokarbon aromatik. Untuk daftar pelarut lebih lengkap dan
kegunaannya bisa dilihat disini.
d) Estetika
Sebetulnya seni juga sudah mencakup estetika. Tapi mungkin lebih luas lagi dengan
penambahan kosmetika. Jadi bahan hidrokarbon yang
juga digunakan untuk estetika kosmetik adalah lilin. Misal lipstik, waxing (pencabutan
bulu kaki menggunakan lilin) atau bahan pencampur kosmetik lainnya, farmasi atau semir
sepatu. Tentunya lilin untuk keperluan kosmetik spesifikasinya ketat sekali.
e) Pangan
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun
dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana
terdiri dari satu molekul gula sederhana. Kalau atom karbon dinotasikan sebagai bola
berwarna hitam, okeigen berwarna merah dan hidrogen berwarna putih maka bentuk
molekul tiga dimensi dari glukosa akan seperti gambar disamping ini. Banyak karbohidrat
yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai
yang panjang serta bercabangcabang. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting
dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu,
karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam
bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin. Karbohidrat menyediakan
kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh.
Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin.
Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga
tersedia bagi seluruh sel tubuh. Selsel tubuh tersebut menyerap glukosa. Gula ini
kemudian oleh sel dioksidasi (dibakar) dengan bantuan oksigen yang kita hirup menjadi
energi dan gas CO2 dalam bentuk respirasi / pernafasan. Energi yang dihasilkan dan tidak
digunakan akan disimpan dibawah jaringan kulit dalam bentuk lemak. Reaksi
pembakaran gula dalam tubuh :
C6H12O6 (gula) + 6O2 (udara yang dihirup) - >
Energi + 6CO2 (udara yang dikeluarkan) + 6H2O (keringat atau air seni).

Bensin
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk
kendaraan bermotor roda dua, tiga, atau empat. Dewasa ini, tersedia 3 jenis bensin, yaitu
premium, petamax, dan peamax plus. Ketiganya mempunyai mutu atau peformance yang
berbeda. Adapun mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking)
yang ditimbulkannya dan dinyatakn dengan nilai oktan. Semakin sedikit ketukannya,
semakin baik mutunya, dan semakin tinggi nilai oktannya.
Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan baka, yaiu pembakaran
menjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan
menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi bahan bakar dan dapat merusak
mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding
yaitu isooktana dan n-hepatana. Kedua senyawa ini adalah dua diantara banyak macam
senyawa yang tedapat dalam bensin. Isooktana menghasilkan ketukan palin sedikit dan
dibei nilai oktan 100. sedangkan n-heptana menyebabkan keukan paling banyak.
Pertamax mempunyai nilai oktan 92, bearti mutu bahan bakar itu setara denagn
campuran 92% isooktana dan 8% n-heptana. Premium mempunyai nilai oktan 88.
sedangakan pertamax plus mempunyai nilai 94.
Bilangan oktan bensin dapat juga ditingkatkan dengan cara menambah zat aditif
antiketukan, seperti TEL, MTBE, dan etanol.
1) Tetraethyl lead (TEL)
Salah satu anti ketukan yang hingga kini masih digunakan di negara kita adalah
Tetraethyl lead (TEL, lead = timbel atau timah hitam) yang rurmus kimianya
Pb(C2H5)4. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas, pada bensin yang
mengandung TEL ditambahkan zat aditif lain, yaitu etilen bromide (C2H2Br).
Penambahan 2 3 mL zat ini ke dalam 1 galon bensin dapat menaikkan nilai oktan
sebesar 15 poin.
2) Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE)
Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE) Senyawa MTBE memiliki bilangan oktan 118.
Senyawa MTBE ini lebih aman dibandingkan TEL karena tidak mengandung logam
timbel.
3) Etanol
Etanol dengan bilangan oktan 123 merupakan zat aditif yang dapat meningkatkan
efisiensi pembakaran bensin. Etanol lebih unggul dibandingkan TEL dan MTBE karena
tidak mencemari udara dengan logam timbel dan lebih mudah diuraikan oleh
mikroorganisme.

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Minyak bumi adalah istilah yang meluas dalam kehidupan sehari-hari. Sebelumnya orang
menggunakan istilah minyak tanah atau minyak yang dihasilkan dari dalam tanah namun
istilah yang lazim dipakai sekarang adalah minyak bumi sementara kata minyak tanah lazim
digunakan untuk menyebut bahan bakar kompor minyak atau bahasa Inggrisnya kerosene.
Secara harfiah, minyak bumi berarti minyak di dalam perut bumi. Istilah minyak bumi lebih
tepat karena minyak ini terdapat didalam perut bumi bukan didalam tanah.
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan
bermotor roda dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon
rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin terbuat
dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan
yang lainnya sehingga membentuk rantai.Dewasa ini terdapat 3 jenis bensin yaitu
premium,pertamax, dan pertamax plus. Bilangan oktan bensin dapat juga ditingkatkan
dengan cara menambah zat aditif antiketukan, seperti TEL, MTBE, dan etanol.

Anda mungkin juga menyukai