Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KIMIA

“Minyak Bumi”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

Angel Aurora

Rabiatul Oktaviani

Rita Puspita

Sandi Pranata

Sevia Anggriani

Guru Pembimbing : Dona Reskafani,S.Si

XI MIPA 3

TAHUN AJARAN 2019/2020


SMAN 8 BATAM

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah menciptakan alam semesta ini sehingga
manusia dapat mengembangkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidup nya.
Untuk itu dibutuhkan kemampuan untuk berfikir dan belajar. Dengan mempelajari
kimia yang membahas tentang minyak bumi dan gas alam ini, kita dapat mengetahui
asal mula serta hal-hal lain yang berkaitan dengan minyak bumi.
Minyak bumi merupakan salah satu bahan kimia yang digunakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, kami berharap makalah ini dapat
membimbing dan menuntun kita untuk memahami tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan minyak bumi dan gas alam tersebut.
Makalah ini dibuat dengan berbagai bantuan dari internet maupun teman-teman serta
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada
guru pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan motivasi kepada kami.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Dengan demikian, semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita serta dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Senin, 26 Agustus 2019

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................1

KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................4
A.Latar Belakang..........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................5
A. Minyak Bumi...........................................................................................5
1.Pembentukan Minyak Bumi......................................................................5
2.Komposisi Minyak Bumi..........................................................................7
3.Pengolahan Minyak Bumi.........................................................................9
4.Fraksi-Fraksi Minyak Bumi......................................................................11

B. BENSIN.................................................................................................14
1.Kualitas Bensin........................................................................................14

C.Dampak Pembakaran Bahan Bakar .......................................................15

BAB III PENUTUP....................................................................................17


Kesimpulan.................................................................................................17
Daftar Pustaka.............................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Minyakbumi merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun minyak
bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik
masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan
selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan
mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut. Sumber energi yang
banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi,
gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa
organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad
renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur
tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya.
Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa
jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak merupakan bahan industri
yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan ini disebut petrokimia.
Baru-baru ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik,
serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Pengetahuan tentang minyak bumi sangat penting untuk kita ketahui, mengingat
minyak bumi dan adalah suatu sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan
penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan
cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh
minyak bumi digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak,
kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa
organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Oleh karena itu sebagai generasi penerus
bangsa, kita juga harus memikirkan bahan bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk
menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. MINYAK BUMI
Petroleum atau minyak bumi merupakan campuran kompleks dari hidrokarbon cair,
suatu senyawa kimia yang mengandung hidrogen dan karbon, yang terbentuk secara alamiah
di cadangan bawah tanah dalam batuan sedimen. Berasal dari bahasa latin petra, yang berarti
batu, dan oleum, yang berarti minyak, kata “petroleum” sering diartikan dengan kata “minyak”.
Didefinisikan secara luas, minyak mencakup produk primer (mentah) dan produk sekunder
(terolah/produk kilang).
Minyak mentah merupakan satu jenis minyak terpenting yang diolah menjadi
berbagai produk kilang, akan tetapi beberapa bahan baku minyak lainnya juga dipakai untuk
menghasilkan berbagai produk kilang minyak. Terdapat berbagai macam produk kilang yang
dihasilkan dari minyak mentah, banyak diantaranya untuk keperluan khusus, misalnya bensin
kendaraan bermotor atau pelumas; yang lainnya dipakai untuk menghasilkan panas, seperti
solar / minyak diesel (gas oil) atau minyak bakar (fuel oil). Nama-nama produk kilang pada
umumnya adalah nama-nama yang dipakai di Eropa Barat dan Amerika Utara. Nama-nama
tersebut biasa dipakai di perdagangan internasional, akan tetapi tidak selalu sama dengan nama-
nama yang dipakai di pasar lokal. Selain produk minyak tersebut, terdapat juga minyak “belum
jadi” yang akan diproses lebih lanjut di kilang atau tempat lain.

1. Pembentukan Minyak Bumi


Pemahaman tentang proses pembentukan minyak bumi akan diperlukan sebagai bahan
pertimbangan untuk menginterpretasikan hasil identifikasi. Ada banyak hipotesa tentang
terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah
:

⮚ Teori Biogenesis (Organik)


Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan
pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W.
Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga
didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936),

5
Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi berasal dari
organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan
dalam perut bumi.”

⮚ Teori Abiogenesis (Anorganik)


Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali,
yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2
membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi
terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang
lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak
bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan
dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya
material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori
Biogenesis, karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang seiring
dengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai kemudian pada
tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul “The Occurrence and Origin of
Oil and Gas”.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil
yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan
permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan,
dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon
dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme
fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir
melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Dalam proses
ini, terjadi kebocoran kecil yang memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak
dibebaskan kembali ke atmosfir dalam bentuk CO2, tetapi mengalami transformasi yang
akhirnya menjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar fosil ini jumlahnya hanya kecil
sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi selama pemendaman. Akibatnya, bagian
utama dari karbon organik dalam bentuk karbonat menjadi sangat kecil jumlahnya dalam
batuan sedimen.
Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi:
1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari matahari
dengan fotosintesis.
2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan
iiiiiiuisedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan
iiiiiiiyang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil

6
iiiiiiipengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon
iiiiiiidari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua
iiiiiiicekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini
iiiiiiiteroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak mungkin
iiiiiiidimasak.
3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung
iiiiiiiselama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu
iiiiiiibatuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang.
iiiiiiiBatuan sarang adalah batu pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun
iiiiiiidan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan
iiiiiiiterus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang mengandung
iiiiiiikarbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka
iiiiiiisuhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat
iiiiiiiCelsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya
iiiiiiimencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu
iiiiiiisemakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu
iiiiiiitinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.
4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon.
iiiiiiiMinyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak
iiiiiiimentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air.
iiiiiiiSalah satunya yang terpenting adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak
iiiiiiibumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil
iiiiiiidari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan
iiiiiiipergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai
iiiiiiimangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.
2. Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi hasil pertambangan yang belum diolah dinamakan minyak mentah (crude
oil). Minyak mentah merupakan campuran yang sangat kompleks, yaitu sekitar 50–95% adalah
hidrokarbon, terutama golongan alkana dengan berat molekul di atas 100an; sikloalkana,
senyawa aromatik, dan senyawa mikro seperti asam-asam organik dan unsur-unsur anorganik
seperti belerang. Hidrokarbon dalam minyak mentah terdiri atas hidrokarbon jenuh, alifatik,
dan alisiklik. Sebagian besar komponen minyak mentah adalah hidrokarbon jenuh, yakni
alkana dan sikloalkana.
Gas alam merupakan campuran dari alkana dengan komposisi bergantung pada
sumbernya. Umumnya, mengandung 80% metana (CH4), 7% etana (C2H6), 6% propana
(C3H8), 4% butana dan isobutana (C4H10), dan 3% pentana (C5H12). Gas alam yang dipasarkan
sudah diolah dalam bentuk cair, disebut LNG (liquid natural gas).
Minyak bumi memiliki senyawa hidrokarbon dan berupa campuran. Senyawa
hidrokarbon sebanyak 50-98% berat, dan sisanya merupakan senyawa organik yang
7
mengandung belerang, oksigen, dan nitrogen serta senyawa-senyawa anorganik seperti
vanadium, nikel, natrium, besi, aluminium, kalsium, dan magnesium.

Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:

1. Hidrokarbon Jenuh (Alkana)


a) Dikenal dengan alkana atau parafin
b) Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak), sedangkan
rantai cabang lebih sedikit
c) Senyawa penyusun diantaranya:
● Metana CH4
● Etana CH3-CH3
● Propana CH3-CH2-CH3
● Butana CH3-(CH2)2-CH3
● n-Heptana CH3-(CH2)5-CH3
● Iso Oktana CH3 – C(CH3)2 -CH2-CH (CH3)2
2. Hidrokarbon Tak Jenuh (Alkena)
a) Dikenal dengan alkena
b) Keberadaannya hanya sedikit
c) Senyawa penyusunnya:
● Etena, CH2 CH2
● Propena, CH2 CH CH3
● Butena, CH2 CH CH2 CH3

3. Hidrokarbon Jenuh Berantai Siklik (Sikloalkana)


a) Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
b) Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
c) Senyawa penyusunnya :
● Siklopropana
● Siklobutana
● Siklopentana
● Sikloheksana

4. Hidrokarbon Aromatik
a) Dikenal sebagai seri aromatik
b) Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
c) Senyawa penyusunannya:
● Naftalena
● Benzena
● Antrasena
● Toluena

8
5. Senyawa Lain
a) Keberadaannya sangat sedikit sekali
b) Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen,
oksigen dan organo logam (kecil sekali).

3. Pengolahan Minyak Bumi


Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai sifat
fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan,
perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi proses distilasi, cracking,
reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

1. Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran senyawa
berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran tersebut.
Minyak mentah mengandung campuran senyawa hidrokarbon yang memiliki titik didih
bervariasi, mulai metana (CH4) yang memiliki titik didih paling rendah hingga residu yang
memiliki titik didih paling tinggi sehingga tidak teruapkan pada pemanasan. Dengan distilasi
ini, minyak mentah dipanaskan pada suhu 370°C, kemudian uap yang dihasilkan dialirkan
dan diembunkan (dikondensasikan) pada suhu yang sesuai. Cara distilasi dengan
menggunakan beberapa tingkat suhu pendinginan atau pengembunan disebut distilasi
bertingkat.
Proses penyulingan berlangsung sebagai berikut. Mula-mula minyak mentah
dipanaskan pada suhu 370°C sehingga mendidih dan menguap. Fraksi minyak mentah yang
tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi paraffin, lilin, dan aspal.
Residu-residu ini memiliki rantai karbon dengan jumlah atom C lebih dari 20 atom. Minyak
mentah yang menguap pada proses distilisasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya
terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Fraksi minyak bumi yang tidak terkondensasi
terus naik ke bagian atas kolom sehingga keluar sebagai gas alam.
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi
komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok
yang mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen
9
hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang
berdekatan. Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
● Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi
sampai suhu ~600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan ke
bagian bawah menara/tanur distilasi.
● Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat
(tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung
(bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.
● Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan
mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat
cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi. Fraksi yang
mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi di bagian
bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih rendah
akan terkondensasi di bagian atas menara.

2. Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecahan) molekul-molekul senyawa hidrokarbon
yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Contoh cracking ini adalah
pengubahan minyak solar atau minyak tanah (kerosin) menjadi bensin.
Terdapat dua cara proses cracking.
1) Cara panas (thermal cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan
suhu tinggi serta tekanan rendah.
2) Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan
menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida.
Proses pemecahan ini menghasilkan bensin dalam jumlah besar dan berkualitas lebih
baik. Contohnya, pemecahan senyawa n-dekana menjadi etena dan n-oktana.

3. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik
(rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).
Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul sama, tetapi bentuk strukturnya berbeda
sehingga proses ini disebut juga isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan
katalis dan pemanasan.

4. Polimerisasi

10
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul
besar. Misalnya, penggabungan senyawa isobutene dengan senyawa isobutana yang
menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

5. Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan
pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai berikut.
1. Copper sweetening dan doctor treating adalah proses penghilangan pengotor
yang menimbulkan bau tidak sedap.
2. Acid treatment adalah proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
3. Desulfurizing (desulfurisasi) adalah proses penghilangan unsure belerang.

6. Blending
Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending (pencampuran),
terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat ditambahkan ke dalam proses
pengolahannya. Bahan- bahan pencampur tersebut, antara lain tetraethyllead (TEL), MTBE,
etanol, dan methanol. Penambahan zat aditif ini dapat menimgkatkan bilangan oktan.

4. Fraksi – Fraksi Minyak Bumi


1. Residu

Saat pertama kali minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi, minyak bumi akan
dipanaskan dalam suhu diatas 500oC. Residu tidak menguap dan digunakan sebagai bahan
baku aspal, bahan pelapis antibocor, dan bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas).
Bagian minyak bumi yang menguap akan naik ke atas dan kembali diolah menjadi fraksi
minyak bumi lainnya. Aspal digunakan untuk melapisi permukaan jalan. Kandungan utama
aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik yang mempunyai
atom karbon sampai 150 per molekul. Unsur-unsur selain hidrogen dan karbon yang juga
menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa unsur lain. Secara
kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hidrogen, 6% belerang, dan
sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium.

2. Oli

11
Oli adalah pelumas kendaraan bermotor untuk mencegak karat dan mengurangi
gesekan. Oli dihasilkan dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 350-500oC. Itu
dikarenakan oli tidak dapat menguap di antara suhu tersebut. Kemudian, bagian minyak bumi
yang lainnya akan menguap dan menuju ke atas untuk diolah kembali.

3. Solar
Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari pemanasan minyak bumi
antara 250-340oC. Solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi
lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali. Umumnya, solar mengandung belerang
dengan kadar yang cukup tinggi. Kualitas minyak solar dinyatakan dengan bilangan setana.
Angka setana adalah tolak ukur kemudahan menyala atau terbakarnya suatu bahan bakar di
dalam mesin diesel. Saat ini, Pertamina telah memproduksi bahan bakar solar ramah
lingkungan dengan merek dagang Pertamina DEX© (Diesel Environment Extra). Angka setana
DEX dirancang memiliki angka setana minimal 53 sementara produk solar yang ada di pasaran
adalah 48. Bahan bakar ramah lingkungan tersebut memiliki kandungan sulfur maksimum 300
ppm atau jauh lebih rendah dibandingkan solar di pasaran yang kandungan sulfur
maksimumnya mencapai 5.000 ppm.

4. Kerosin dan Avtur


Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Avtur adalah bahan
bakar pesawat terbang bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan dari pemanasan minyak bumi
pada suhu antara 170-250oC. Kerosin dan avtur tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan
bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali. Kerosin adalah cairan
hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin yang digunakan sebagai bahan
bakar kompor minyak disebut minyak tanah, sedangkan untuk bahan bakar pesawat disebut
avtur.

5. Nafta
Nafta adalah bahan baku industri petrokimia. Nafta dihasilkan dari pemanasan minyak
bumi pada suhu antara 70-170oC. Nafta tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian
minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Fraksi minyak bumi ini banyak digunakan sebagai bahan pembuatan atau sintesis
senyawa dalam produk cat, kosmetik, plastik, karet, detergen, dan lain sebagainya.

6. Petroleum Eter dan Bensin


Petroleum eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada umumnya adalah
bahan bakar kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin dihasilkan dari pemanasan minyak
bumi pada suhu antara 35-75oC. Petroleum eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu

12
tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali. Bensin
akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya untuk bahan bakar kendaraan
bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu
bilangan yang menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin. Bilangan oktan adalah ukuran
kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan ketika terbakar dalam mesin.
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n-heptana dan
isooktan. Misalnya bensin Premium (salah satu produk bensin Pertamina) yang beredar di
pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20%
n-heptana. Bensin super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan dan
2% n-heptana. Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu:
Premium dengan bilangan oktan 80-88, Pertamax dengan bilangan oktan 91-92, dan Pertamax
Plus dengan bilangan oktan 95.
Penambahan zat antiketikan pada bensin bertujuan untuk memperlambat pembakaran
bahan bakar. Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain dengan ditambahkan MTBE (Metyl
Tertier Butil Eter), tersier butil alkohol, benzena, atau etanol. Penambahan zat aditif Etilfluid
yang merupakan campuran 65% TEL (Tetra Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25% 1,2-
dibromoetana dan 10% 1,2-dikloro etana sudah ditinggalkan karena menimbulkan dampak
pencemaran timbal ke udara. Timbal (Pb) bersifat racun yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan seperti pusing, anemia, bahkan kerusakan otak. Anemia terjadi karena ion
Pb2+ bereaksi dengan gugus sulfhidril (-SH) dari protein sehingga menghambat kerja enzim
untuk biosintesis hemoglobin.
Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar maka untuk meningkatkan produksi
bensin dapat dilakukan dengan cara:
1) Cracking (perengkahan), yaitu pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul
kecil.
2) Reforming, yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang.
3) Alkilasi atau polimerisasi, yaitu penggabungan molekul-molekul kecil menjadi
molekul besar.

7. Gas
Hasil olahan minyak bumi yang terakhir adalah gas. Gas merupakan bahan baku LPG
(Liquid Petroleum Gas) yaitu bahan bakar kompor gas. Supaya gas dapat disimpan dalam
tempat yang lebih kecil, gas didinginkan pada suhu antara -160 sampai -40oC supaya dapat
berwujud cair. Sebenarnya, senyawa alkana yang terkandung dalam LPG berwujud gas pada
suhu kamar. LPG dibuat dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Wujud gas LPG diubah
menjadi cair dengan cara menambah tekanan dan menurunkan suhunya.

8. Lilin

13
Lilin merupakan hasil pengolahan minyak bumi lainnya dimana struktur lilin
memiliki panjang rantai karbon alkana berjumlah lebih dari 20 atom karbon. Fraksi ini
didapatkan dari minyak mentah melalui pemanasan pada titik didihnya yaitu suhu diatas 350.

Suhu tersebut memang cukup tinggi sehingga membutuhkan energi yang juga tinggi
untuk memisahkan fraksi ini dari minyak mentah. Lilin seperti yang kita ketahui memiliki
banyak manfaat pada kehidupan manusia, seperti digunakan sebagai korek api, bahan dalam
pembuatan batik, sebagai lilin, pelapis kertas untuk makanan, dan lain sebagainya.

9. Minyak Bakar (Fuel Oil)

Minyak bakar merupakan hasil dari destilasi minyak bumi mentah sebelum
terbentuknya residu pada destilat atau bisa dikatakan minyak bakar menjadi fraksi akhir pada
pengolahan minyak bumi. Orang juga biasa menyebut minyak bakar ini dengan sebutan fuel
oil yang mungkin tidak asing.

Secara umum, minyak bakar banyak digunakan sebagai bahan bakar pengapian dalam
industri besar seperti PLTU. Struktur minyak bakar memiliki hidrokarbon alkana dengan
jumlah atom karbon yang cukup panjang yaitu lebih dari 20 atom karbon.

14
B. KUALITAS BENSIN
Bensin atau sering disebut gasoline terdiri dari campuran isomer heptana dan oktana.
Merupakan salah satu fraksi minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar mesin dan
kendaraan bermotor.
Mutu bensin ditentukan ditentukan oleh jumlah ketukan (knocking) pada mesin yang
ditimbulkan. Jumlah ketukannya dinyatakan dengan nilai oktan. Semakin tinggi mutu bensin,
berarti jumlah ketukan semakin sedikit dan nilai oktannya semakin tinggi. Sebagai
pembanding dalam penentuan nilai oktan pada bensin digunakan nilai n –heptana dan
isooktana. Isooktana memberikan ketukan paing sedikit diberi nilai oktan 100 dan n-heptana
menghasilkan ketukan paling sedikit diberi nilai oktan nol ( 0 ). Dengan demikian bila suatu
bensin mempunyai nilai oktan 80 artinya sebanding dengan 80% isooktana dan 20% n-
heptana.
Salah satu jenis bensin, misalnya premix mempunyai nilai oktan 94 dan premium
mempunyai nilai oktan 80 – 85 sedangkan super TT mempunyai nilai oktan 98. Bensin pada
umumnya banyak menimbulkan ketukan karena sebagian besar bensin yang merupakan hasil
penyulingan terdiri dari alkana rantai lurus. Bensin yang berantai hidrokarbon lurus
kualitasnya kurang baik karena mengakibatkan penyalakan/ ketukan / knocking pada mesin
sehingga mesin cepat rusak. Namun knocking dapat dikurangi dengan menambahkan TEL
(Tetra Ethyl Lead) karena zat tersebut dapat meningkatkan nilai oktan pada bensin. Tetapi
kekurangan TEL adalah dihasillkan logam timbal yang berbahaya bagi makhluk hidup dalam
dosis yang tinggi serta menghasilkan oksida timah hitam yang keluar bersama asap kendaraan
bermotor atau menempel pada mesin. Sehingga sebagai alternatif dapat digunakan MTBE
(Methyl Tersier Buthyl Ether).

15
C. DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR
Dampak terbagi menjadi beberapa yaitu:

Dampak Terhadap Kesehatan

Dampak terhadap kesehatan merupakan dampak lanjutan dari dampak terhadap


lingkungan udara. Tingginya kadar timbal dalam udara perkotaan telah mengakibatkan
tingginya kadar timbal dalam darah.

Dampak Terhadap Ekonomi

Dampak terhadap ekonomi lebih banyak merupakan dampak turunan terutama dari
adanya dampak terhadap kesehatan. Dampak terhadap ekonomi akan semakin bertambah
dengan terjadinya kemacetan dan tingginya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan sehari-
hari. Akibat dari tingginya kemacetan dan waktu yang dihabiskan di perjalanan, maka waktu
kerja semakin menurun dan akibatnya produktivitas juga berkurang.

Dampak Terhadap Tanah

Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari


pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama
dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang
sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga
bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak
dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.

Dampak Terhadap Perairan


Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak
bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan
mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan
pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.

16
Dampak Terhadap Udara dan Iklim
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak
bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen
oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam,
smog dan pemanasan global).

Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah
dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil
untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya
kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut
berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah
dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara
dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan
membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika
dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6
yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam
menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan
hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk
perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain
itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).

Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx,
SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan
industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan
mata dalam memandang.

17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida,
CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan
asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan
tinggi.Produk hasil pengolahan minyak bumi antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline,
kerosin, minyak solar, minyak pelumas dan residu. Minyak bumi selain bahan bakar juga
sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang
disebut petrokimia.

Salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan
bermotor roda dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai
lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin terbuat dari
molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang
lainnya sehingga membentuk rantai. Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna
hitam yang dipompa dari perut bumi dan biasa disebut dengan petroleum. Cairan ini
mengandung hidrokarbon; atom-atom karbon dalam minyak mentah ini berhubungan satu
dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai yang panjangnya yang berbeda-beda.

Pembakaran bahan bakar juga memiliki banyak dampak negatif bagi kehidupan
manusia contohnya yaitu bagi daerah perairan,ekonomi,kesehatan dan udara atau iklim

18
DAFTAR PUSTAKA

⮚ http://manggalaranni.blogspot.com/2014/03/makalah-kimia-tentang-
minyak-bumi.html
⮚ http://helmaliaakmadini.blogspot.com/2016/11/makalah-kimia-
minyak-bumi-dan-gas-alam.html
⮚ https://www.pakarkimia.com/fraksi-minyak-bumi/
⮚ http://boan3030.blogspot.com/2014/02/makalah-kimia-tentang-
bensin-kelas-x-sma.html
⮚ http://j4ngandibuk4.blogspot.com/p/dampak-pembakaran-bahan-
bakar.html

19

Anda mungkin juga menyukai