Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya serta kesehatan dan kesempatan
kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas makalah Teknologi
Membran dengan judul “ Dehidrasi Etanol” sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, mengingat refrensi yang kami
dapatkan masih sangat terbatas. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
dimasa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan
1. Mengetahui sejarah pertama kali ditemukannya minyak bumi.
2. Mampu menguraikan tahapan-tahapan yang berlangsung selama proses
pengilangan minyak bumi.
3. Mengetahui unit-unit apa saja yang terdapat pada setiap proses
pengilangan tersebut.
4. Mampu menjelaskan produk-produk apa saja yang dihasilkan pada setiap
proses pengilangan minyak bumi.
5. Mampu menguraikan alat-alat yang digunakan dan fungsinya pada setiap
unit proses pengilangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Hidrokarbon
Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, olefin, naften,
dan aromat.
1) Parafin
Parafin adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus
(alkana), CnH2n+2. Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6), n-butana
(C4H10), isobutana (2-metil propana, C4H10), isopentana (2-metilbutana,
C5H12), dan isooktana (2,2,4-trimetil pentana, C8H18). Jumlah senyawa
yang tergolong ke dalam senyawa isoparafin jauh lebih banyak daripada
senyawa yang tergolong nparafin. Tetapi, di dalam minyak bumi mentah,
kadar senyawa isoparafin biasanya lebih kecil daripada n-parafin.
2) Olefin
Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n.
Contohnya etilena (C2H4), propena (C3H6), dan butena (C4H8).
3) Naftena
Naftena adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur
cincin dengan rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naftena
yang banyak ditemukan adalah senyawa yang struktur cincinnya tersusun
dari 5 atau 6 atom karbon. Contohnya adalah siklopentana (C5H10),
metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12). Umumnya, di dalam
minyak bumi mentah, naftena merupakan kelompok senyawa hidrokarbon
yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah n-parafin.
4) Aromatik
Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-
atom karbon yang membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya benzen
(C6H6), metilbenzen (C7H8), dan naftalena (C10H8). Minyak bumi dari
Sumatera dan Kalimantan umumnya memiliki kadar aromat yang relatif
besar.
b) Non Hidrokarbon
Selain senyawa-senyawa yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen,
di dalam minyak bumi ditemukan juga senyawa non hidrokarbon seperti belerang,
nitrogen, oksigen, vanadium, nikel dan natrium yang terikat pada rantai atau
cincin hidrokarbon. Unsur-unsur tersebut umumnya tidak dikehendaki berada di
dalam produk-produk pengilangan minyak bumi, sehingga keberadaannya akan
sangat mempengaruhi langkah-langkah pengolahan yang dilakukan terhadap suatu
minyak bumi.
1. Belerang
Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas
(S), merkaptan (R-SH, dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R’), disulfida
(R-S-S-R’) dan tiofen (sulfida siklik). Senyawa-senyawa belerang tidak
dikehendaki karena :
a. Menimbulkan bau tidak sedap dan sifat korosif pada produk
pengolahan.
b. Mengurangi efektivitas zat-zat bubuhan pada produk pengolahan.
c. Meracuni katalis-katalis perengkahan.
d. Menyebabkan pencemaran udara (pada pembakaran bahan bakar
minyak, senyawa belerang teroksidasi menjadi zat-zat korosif yang
membahayakan lingkungan, yaitu SO2 dan SO3).
2. Nitrogen
Senyawa-senyawa nitrogen dibagi menjadi zat-zat yang bersifat basa
seperti 3-metilpiridin (C6H7N) dan kuinolin (C9H7N) serta zat-zat yang
tidak bersifat basa seperti pirol (C4H5N), indol (C8H7N) dan karbazol
(C12H9N). Senyawa-senyawa nitrogen dapat mengganggu kelancaran
pemrosesan katalitik yang jika sampai terbawa ke dalam produk,
berpengaruh buruk terhadap bau, kestabilan warna, serta sifat penuaan
produk tersebut.
3. Oksigen
Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam asam-asam
naftenat (2,2,6-tri-metil-sikloheksan-karboksilat, C10H18O2) dan asam-
asam lemak (alkanoat), gugus hidroksi fenolik dan gugus keton. Senyawa
oksigen tidak menyebabkan masalah serius seperti halnya senyawa
belerang dan senyawa nitrogen pada proses-proses katalitik.
c) Senyawa logam
Minyak bumi biasanya mengandung 0,001- 0,05% berat logam. Kandungan
logam yang biasanya paling tinggi adalah vanadium, nikel dan natrium. Logam-
logam ini terdapat bentuk garam terlarut dalam air yang tersuspensi dalam minyak
atau dalam bentuk senyawa organometal yang larut dalam minyak. Vanadium dan
nikel merupakan racun bagi katalis-katalis pengolahan minyak bumi dan dapat
menimbulkan masalah jika terbawa ke dalam produk pengolahan.
Dengan adanya pemanasan yang cukup dan katalis maka hidrokarbon paraffin
akan pecah menjadi dua atau lebih fragmen dan salah satunya berupa olefin.
Semua reaksi cracking adalah endotermik dan melibatkan energi yang tinggi.
Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :
a) Thermal Cracking
Proses ini merupakan proses pemecahan molekul-molekul besar dari zat
hidrokarbon yang dilakukan pada suhu tinggi dan tekanan rendah yang bekerja
pada bahan awal selama waktu tertentu. Thermal cracking dilakukan untuk
menghasilkan fraksi-fraksi bensin yang berat yaitu yang mempunyai bilangan
oktan yang buruk karena umumnya bilangan oktan itu meningkat jika titik
didihnya turun.
b) Catalytic Cracking
Proses ini dilakukan dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan
biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui
mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam
menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana
sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium Dengan adanya katalisator
maka reaksi cracking dapat terjadi pada suhu yang lebih rendah. Keuntungan dari
proses ini adalah:
Perbandingan antara bensin terhadap gas adalah sangat baik karena
disebabkan oleh pendeknya waktu cracking pada suhu yang lebih rendah.
Bensin yang dihasilkan menunjukkan angka oktan yang lebih baik.
Dengan adanya katalisator dapat terjadi proses isomerisasi, dimana alkena-
alkena dengan rantai luru dirubah menjadi hidrokarbon bercabang, selanjtnya
terjadi aromatic-aromatik dalam fraksi bensin yang lebih tinggi yang juga dapat
mempengaruhi bilangan oktan.
c) Hydrocracking
Hydrocracking merupakan kombinasi antara proses perengkahan
(Cracking) dan proses hidrogensi menghasilkan senyawa yang jenuh, pada
tekanan tinggi. Proses hydrocracking merupakan penambahan hydrogen pada
proses cracking. Keuntungan dari proses hydrocracking adalah belerang yang
terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian
dipisahkan.
2. Polimerisasi
Proses polimerisasi merubah produk samping gas hirokarbon yang
dihasilkan pada cracking menjadi hidrokarbon liquid yang bisa digunakan
sebagai:
Bahan bakar motor dan penerbangan yang memiliki bilangan oktan yang
tinggi.
Bahan baku petrokimia.
Bahan dasar utama dalam proses polimerisasi adalah olefin (hidrokarbon
tidak jenuh) yang diperoleh dari cracking still. Contohnya: Propilen, n-butilen,
isobutilen.
3. Alkilasi
Proses alkilasi adalah eksotermik dan pada dasarnya sama dengan
polimerisasi, hanya berbeda pada bagian-bagian dari charging stock need be
unsaturated. Sebagai hasilnya adalah produk alkilat yang tidak mengandung
olefin dan memiliki bilangan oktan yang tinggi. Metode ini didasarkan pada
reaktifitas dari karbon tersier dari isobutan dengan olefin, seperti propilen, butilen
dan amilen.
4. Reforming
Reforming merupakan proses pengubahan struktur molekul dari
hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi.
Pada proses ini biasanya menggunakan katalis rhenium, platinum dan chromium.
5. Treating/pemurnian
Hampir semua produk hasil proses penyulingan, perengkahan dan yang
lainnya, masih mengandung pengotor yang harus dihilangkan sebelum
digunakan/konsumsi. Proses pemurnian ini dapat diakukan dengan cara:
a) Copper sweetening dan doctor treating yaitu proses merubah kotoran-kotoran
yang menyebabkan karat dan bau, agar produk yang dihasilkan tidak berbau.
b) Acid treatment yaitu membuang pengotor yang berbentuk lumpur sambil
memperbaiki warna dan tahan terhadap pembusukan.
c) Desulfurizing dilakukan untuk menghilangkan unsur belerang.
d) Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n-parafin) dengan berat molekul
tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasilkan minyak pelumas
dengan pour point yang lebih rendah.
e) Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk
minyak pelumas.
6. Blending
Blending (Pencampuran) merupakan proses pengolahan produk setelah
melalui langkah-langkah sebelumnya agar memenuhi syarat untuk dikonsumsi.
Misalnya ditambahkan bahan aditif TEL (tetraethyl lead) yang berfungsi untuk
mengurangi ketukan (knocking) pada mesin. Suatu bahan inhibitor dicampur pada
bensin agar bensin dapat disimpan lebih lama. Di negara yang mengalami empat
musim, ke dalam bensin ditambahkan zat tertentu agar cepat menguap walaupun
musim dingin.
5.1 Kesimpulan
1. Proses pengilangan (refines) bertujuan untuk mengubah komponen
minyak menjadi fraksi-fraksi yang laku dijual dengan beberapa perlakuan
kimia dan pemanasan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas dari
produk minyak mentah yang diperoleh.
2. Pada Pada pemrosesan minyak bumi melibatkan 2 proses utama, yaitu :
Proses pemisahan (separation processes) dan proses konversi (convertion
processes).
3. Pada unit separation proses meliputi beberapa tahapan proses diantaranya
Destilasi, absorbsi, adsorbsi, filtrasi, kristalisasi, dan ekstraksi.
4. Unit proses konversi meliputi 6 tahapan proses yaitu, cracking,
polimerisasi, alkilasi, reforming, treating dan blending.
5. Produk-produk hasil pengilangan minyak bumi diantaranya adalah gas
petroleum, minyak tanah, bensin, minyak diesel, minyak pelumas, minyak
paraffin wax dan lain-lain.
5.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun bagi para pembacanya dan terutama bagi kami pribadi sebagai
penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA