Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KIMIA

TERBENTUKNYA MINYAK BUMI DAN


PENGOLAHANNYA

Tahun pelajaran 2023/2024

Disusun oleh : XI MIA 4


Selvi Handayani
Meli kuswanti
Siti zeniba
Sumiyati
Fani Luckhiana
Ira penti

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WIL XI
SMAN NEGERI 25 GARUT
Jl.K.H Hasan Arief No.204 Telp.(0262) 2243897 Kab. Garut 44191

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan
industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut
berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi
dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur
tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya.
Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa
jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan
bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi
ini disebut petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat
digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk,
dan berbagai jenis obat.
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang
menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat
dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang
menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini
juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui,
mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang tidak dapat diperbaharui,
sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat
luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai
contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan
untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari
pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Oleh karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan bakar
alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu saat
nanti bahan bakar ini habis.
1.2 RUMUSAN MASALAH :
a. Bagaimana sejarah ditemukannya minyak bumi ?
b. Bagaimana proses pembentukan minyak bumi ?
c. Bagaimana minyak bumi diolah hingga dapat digunakan ?
d. Apa komponen dari minyak bumi ?
e. Apa manfaat minyak bumi ?
f. Apa dampak penggunaan minyak bumi ?
1.3 TUJUAN PENULISAN :
1. Tujuan Umum
• Untuk mengertahui secara menyeluruh dan umum tentang minyak bumi dan apa
kegunaannya dalam teknologi serta kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
• Untuk mengetahui secara rinci tentang bagaimana proses pembentukan minyak
bumi dan komponen utama minyak bumi.
• Untuk mengetahui asal mula ditemukannya minyak bumi.
• Untuk mngetahui dampak penggunaan minyak bumi.
• Untuk mengetahui komposisi dari minyak bumi.
• Untuk mengetahui manfaat minyak bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagaian besar terdiri atas
hidrokarbon. Hidrokarbon yang tergantung dalam minyak bumi adalah alakana. Kemudian
sikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkena, dan berbagai
senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama terdiri dari
hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur,
oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam. Struktur
hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan
industri, berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Ketiga jenis bahan bakar
tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Minyak bumi dan gas alam diduga berasal dari jasad renik lautan, baik tumbuhan
maupun hewan. Sisa-sisa rganisme itu mengendap didasar lautan, kemudian tertutup oleh
lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh
tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri
anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu dan mengubahnya menjadi miyak dan gas.
Proses terbentuknya minyak dan gas ini memakan waktu jutaan tahun.
Minyak dan gas yang terbentu meresap dalam bentuk batuan yang berpori bagaikan
air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah
yang lain, kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walaupun
minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak dan gas yang
terdapat di daratan. Hal itu terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagaian besar
lautan menjadi daratan.
2. 2 Sejarah Minyak Bumi
Saat ini, sejumlah besar ilmuwan secara umum berpendapat bahwa minyak bumi adalah
makhluk hidup purbakala yang di bawah tekanan suhu tinggi dan setelah melalui proses
pengolahan dalam jangka waktu yang panjang serta lamban, maka makhluk hidup zaman
purbakala baru berubah menjadi minyak bumi. Namun, yang membuat para ilmuwan
bingung adalah sebenarnya butuh berapa kali organisme prasejarah dalam skala besar
terkumpul dan terkubur, baru bisa menghasilkan minyak bumi yang sedemikian banyak
seperti sekarang ini.
Masalah ini terjawab di majalah Scientist akhir November 2003. Penulis artikel tersebut
yakni Jeffry S. Dukes dari Universitas Utah, melalui hasil hitungan dari data industri dan
geokimia serta biologi yang ada sekarang: 1 galon minyak bumi Amerika, ternyata
membutuhkan 90 ton tumbuhan purbakala sebagai bahan material, artinya 1 liter minyak
bumi berasal dari 23,5 ton tumbuhan purbakala. Lalu berapa tumbuhan yang dapat
mencapai 23,5 ton itu? Hasil hitungan didapati, bahwa itu setara dengan 16.200 meter
persegi jumlah tanaman gandum, termasuk daun, tangkai dan seluruh akarnya.
Mengapa membutuhkan makhluk hidup purbakala dalam jumlah yang sedemikian
besar baru bisa mengubahnya menjadi minyak bumi? Penyebabnya adalah bahwa minyak
bumi harus di bawah tekanan suhu tinggi, dengan demikian baru bisa menghasilkan
minyak bumi, lalu setelah makhluk hidup purbakala mati, jika penguburan tidak cepat,
maka akan lapuk dan terurai
Dilihat dari segi lainnya, data geologi menunjukkan, bahwa bumi pada zaman
purbakala mutlak tidak mungkin lebih besar ukurannya dibanding bumi saat ini, lagi pula
jumlah kandungan oksigen di udara dan suhu udara pada zaman purbakala kurang lebih
30% lebih tinggi dibanding bumi saat ini, atau dengan kata lain, kecepatan busuknya
makhluk hidup lebih cepat dibanding sekarang. Seandainya minyak bumi berasal dari
jasad makhluk hidup melalui sirkulasi karbon, maka meskipun bentuk tubuh makhluk
hidup purbakala lebih besar, namun jika rasio penguburan lebih cepat dan skala besar
malahan sangat rendah juga akan sangat sulit, ini adalah yang bisa diketahui dari fosil
dinosaurus yang tidak sempurna dan tidak banyak jumlahnya, yang hanya dapat kita gali
sekarang ini. Sebuah fosil individual dinosaurus yang demikian tidak mudah untuk
disimpan.
2. 3 Komposisi minyak bumi
Komposisi Gas Alam, Minyak Bumi, dan Batu Bara Gas alam terdiri dari alkana suhu
rendah yaitu metana,etana,propana,dan butana dengan metana sebagai komponen
utamanya.
1. Metana CH4
2. Etana CH3 – CH3
3. Propana CH3 – CH2 – CH3
4. Butana CH3 – (CH2)2 – CH3
5. n-heptana CH3 – (CH2)5 – CH3
6. Selain itu alkana juga terdapat berbagai gas lain seperti karbon dioksida (CO2)
dan hidrogen sulfida (H2S). Alkana adalah golongan senyawa yang kurang reaktif karena
sukar bereaksi sehinggga disebut parafin yang artinya afinitas kecil.Reaksi penting dari
alkana adalah pembakaran, substitusi, dan perengkahan (Cracking).Pembakaran sempurna
menghasilkan CO2 dan H2O
Reaksi pembakaran propana
C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O Jika pembakaran tidak sempurna menghasilkan
CO dan H2O,atau jelaga (partikel karbon )
Beberapa sumur gas juga mengfandung helium. Etana dalam gas alam biasanya
dipisahkan untuk keperluan industri. Propana dan Butana juga dipisahkan kemudian
dicairkan yang dikenal dengan LPG. Metana terutama digunakan sebagai bahan bakar,
sumber hidrogen dan untuk pembuatan metanol.
Minyak bumi adalah suatu capuran kompleks yang sebagian besar terdiri atas
hidrokarbon. Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama alkana,
kemudian sikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkena
dan berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.
Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari suatu sumur ke sumur lainnya dan dari
suatu daerah ke daerah lain.
Banyaknya atom
karbon
1-4 => fraksi gas : bahan bakar pemanas
5 – 10 => bensin : bahan bakar mobil
11 – 12 => minyak tanah :bahan jet
13 – 17 =>minyak Gas : pemanas
18 – 25 => minyak gas berat: bahan bakar pemanas
2. 4 Pembentukan Minyak Bumi
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan
industri berasal dari minyak bumi, gas alam dan batu bara. Ketiga jenis tersebut bahan
bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar
fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang
mati sekitar 150 juta tahun yang lampau. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar
lautan yang kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah
menjadi batuan karena pengaruh suhu dan tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu,
dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik
itu dan mengubahnya menjadi minyak dan gas.
Proses pembentukan minyak dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan
gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori bagaikan air dalam batu karang
.Minyak dengan dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian
terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas
alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak dan gas yang terdapat di daratan.
Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan.
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan
minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi
spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya.
Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh para
ahli, beberapa diantaranya adalah :
1. Teori Biogenesis ( organik )
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan
pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian
M.W. Lamanosow(Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas
juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk
(1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi
berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk
sebuah lapisan dalam perut bumi.”
2. Teori Abiogenesis ( Anorganik )
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam
alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan
CO2membentuk asitilena.
Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk
akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi.
Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan
bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi
terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut
berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor
dan di atmosfer beberapa planet lain.
Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori
Biogenesis, karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang
seiring dengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai
kemudian pada tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul The
Occurrence and Origin of Oil and Gas menyatakan bahwa : “The type of oil is
dependent on the position in the depositionalbasin, and that the oils become lighter in
going basinward in any horizon. It certainly seemslikely that the depositional
environment would determine the type of oil formed and couldexert an influence on
the character of the oil for a long time, even thought there is evolution”
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran
kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir
dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang
berlawanan,dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah
pertama, karbondioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir
oleh organismefotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan
kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme).Dalam proses ini,terjadi kebocoran kecil yang memungkinkan satu
bagian kecil karbon yang tidak dibebaskankembali ke atmosfir dalam bentuk CO2,
tetapi mengalami transformasi yang akhir-nyamenjadi fosil yang dapat terbakar.
Bahan bakar fosil ini jumlahnya hanya kecil sekali. Bahan organik yang mengalami
oksidasi selama perendaman. Akibatnya, bagian utama dari karbonorganik dalam
bentuk karbonat menjadi sangat kecil jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan lemak)
diproduksi oleh makhluk hidup sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk
mempertahankan diri, untuk berkembang biak atau sebagai komponen fisik dan
makhluk hidup itu. Komponen yang dimaksud dapat berupa konstituen sel, membran,
pigmen, lemak, gula atau protein daritumbuh-tumbuhan, cendawan, jamur, protozoa,
bakteri, invertebrata ataupun binatang berdarah dingin dan panas, sehingga dapat
ditemukan di udara, pada permukaan, dalam airatau dalam tanah.
Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9 % senyawa karbon dan makhluk
hidup akan kembali mengalami siklus sebagal rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1
%senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan
cikal bakal senyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi.
Embrio ini mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu tempat yang
kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga
menumpuk di bawah dasar laut, dan ada juga karena perbedaan tekanan di bawah laut
muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan ada pula yang terendapkan
di permukaan laut dalam yang arusnya kecil. Embrio kecil ini menumpuk dalam
kondisi lingkungan lembab, gelap dan berbau tidak sedap di antara mineral-mineral
dan sedimen, lalu membentuk molekul besar yang dikenal dengan geopolimer.
Senyawa-senyawa organik yang terpendam ini akan tetap dengan karakter
masing-masing yang spesifik sesuai dengan bahan dan lingkungan pembentukannya.
Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami proses geologi dalam perut bumi.
Pertama akan mengalami proses diagenesis, dimana senyawa organik dan makhluk
hidup sudah merupakan senyawa mati dan terkubur sampai 600 meter saja di bawah
permukaan dan lingkungan bersuhu di bawah 50°C.
Pada kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan makhluk hidup
mulai kehilangan gugus beroksigen akibat reaksi dekarboksilasi dan dehidratasi.
Semakin dalam pemendaman terjadi, semakin panas lingkungannya, penambahan
kedalaman 30 - 40 m akan menaikkan temperatur 1°C. Di kedalaman lebih dan 600 m
sampai 3000 m, suhu pemendaman akan berkisar antara 50 - 150 °C, proses geologi
kedua yang disebut katagenesis akan berlangsung, maka geopolimer yang terpendam
mulal terurai akibat panas bumi. Komponen-komponen minyak bumi pada proses ini
mulai terbentuk dan senyawa–senyawa karakteristik yang berasal dan makhluk hidup
tertentu kembali dibebaskan darimolekul. Bila kedalaman terus berlanjut ke arah pusat
bumi, temperatur semakin naik, danjika kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas
150°C, maka bahan-bahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan
proses ini disebut metagenesis.
Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk bersama-
samadengan bio-marka. Fosil molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami
perpindahan(migrasi) karena kondisi lingkungan atau kerak bumi yang selalu
bergerak rata-rata se-jauh 5cm per tahun, sehingga akan ter-perangkap pada suatu
batuan berpori, atau selanjutnya akanbermigrasi membentuk suatu sumur minyak.
Apabila dicuplik batuan yang memenjara minyak ini (batuan induk) atau minyak yang
terperangkap dalam rongga bumi, akan ditemukan fosil senyawa-senyawa organik.
Fosil-fosil senyawa inilah yang ditentukan strukturnya menggunaan beberapa metoda
analisis, sehingga dapat menerangkan asal-usul fosil, bahan pembentuk, migrasi
minyak bumi serta hubungan antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lain dan
hubungan minyak bumi dengan batuan induk.
2. 5 Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah

1. Alkana (parafin)
CnH2n + 2
Alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang, fraksi ini merupakan yang
terbesar di dalam minyak mentah.
2. Siklo alkana (napten)
CnH2n
Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6
(enam) yaitu sikloheksana.
3. Aromatik
CnH2n -6
Aromatik memiliki cincin 6 (enam)
Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam
bensin karena :
- Memiliki harga anti knock yang tinggi
- Stabilitas penyimpanan yang baik
- Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)
Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak
bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-
kadang (disebut sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai komponen
yang terbesar, sedangkan aromatik selalu merupakan komponen yang paling sedikit.
Pengilangan/penyulingan (refining) adalah proses perubahan minyak mentah menjadi
produk yang dapat dijual (marketeble product) melalui kombinasi proses fisika dan kimia.
Produk yang dihasilkan dari proses pengilangan/penyulingan tersebut antara lain:
I. Light destilates adalah komponen dengan berat molekul terkecil.
a. Gasoline (Amerika Serikat) atau motor spirit (Inggris) atau bensin (Indonesia)
memiliki titik didih terendah dan merupakan produk kunci dalam penyulingan yang
digunakan sebagai bahan pembakar motor (:t 45% dari minyak mentah diproses
untuk menghasilkan gasolin.
b. Naphta adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin dan kerasin.
Beberapa naphta digunakan sebagai :
- Pelarut dry cleaning (pencuci)
- Pelarut karet
- Bahan awal etilen
- Dalam kemileteran digunakan sebagai bahan bakar jet dikenanl sebagai jP4
c. Kerosin memiliki titik didih tertinggi dan biasanya digunakan sebagai :
- Minyak tanah
- Bahan bakar jet untuk air plane
II. Intermediate destilates merupakan minyak gas atau bahan bakar diesel yang
penggunaannya sebagai bahan bakar transportasi truk-truk berat, kereta api, kapal
kecil komersial, peralatan pertanian dan lain-lain.
III. Heavy destilates merupakan komponen dengan berat molekul tinggi. Fraksi ini
biasanya dirubah menjadi minyak pelumas (lubricant oils), minyak dengan berat
jenis tinggi dari bahan bakar, lilin dan stock cracking.
IV. Residu termasuk aspal, residu bahan bakar minyak dan petrolatum.

2. 6 Fraksi Minyak Bumi


Fraksinasi minyak bumi merupakan suatu proses pemisahan komponen-komponen
dalam minyak bumi mentah berdasarkan perbedaan titik didihnya. Fraksinasi dapat pula
disebut sebagai proses pemurnian minyak dalam menghasilkan produk minyak bumi yang
siap guna, seperti LPG, LNG, nafta, bensin, minyak tanah, dan lain sebagainya.

Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih


masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan
densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya
semakin besar. Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat
dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau
tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut:

Ada 8 fraksi minyak bumi yang terbentuk dari proses destilasi minyak bumi mentah.
Dari tanur tinggi fraksi-fraksi tersebut akan masuk ke dalam pipa-pipa yang berbeda untuk
kemudian diolah lebih lanjut dalam menghasilkan produk minyak bumi yang siap guna.
Adapun kedelapan fraksi minyak bumi tersebut antara lain:

1. Gas

Fraksi minyak bumi yang terbentuk pertama kali ada gas. Gas dari destilasi minyak
bumi merupakan bahan baku dari Liquid Petroleum Gas (LPG) yang biasa kita gunakan
untuk kompor gas. Fraksi gas sendiri merupakan hidrokarbon berantai pendek antara C1 –
C5. Karena jumlah ikatan rantai karbonnya yang pendek, titik didih dari fraksi gas menjadi
sangat kecil, yakni antara -164 oC -30 oC.

2. Nafta

Setelah fraksi gas, selanjutnya akan terbentuk fraksi kedua, yaitu nafta. Nafta
memiliki rantai karbon yang juga pendek yakni C5 – C7 dengan titik didih antara 30 oC –
90 oC. Nafta biasanya digunakan sebagai bahan baku industri petrokimia seperti plastik,
karet sintetis, deterjen, obat, cat, serat sintetis, kosmetik, dan zat aditif bensin.

3. Gasolin (Bensin)

Fraksi minyak bumi selanjutnya adalah bensin atau gasolin. Fraksi ini baru terbentuk
pada titik didih 30 oC - 200 oC karena rantai karbonnya yang mulai cukup panjang yakni
C5 – C12. Bensin atau gasolin merupakan fraksi minyak bumi yang sudah cukup akrab di
masyarakat kita. Fraksi ini biasa digunakan sebagai bahan bakar sepeda motor, mobil, dan
mesin-mesin ringan.

4. Minyak Tanah (Kerosin)

Minyak tanah atau kerosin merupakan fraksi minyak bumi yang terbentuk pada titik
didih 175 oC – 275 oC. Fraksi ini merupakan hidrokarbon rantai panjang dengan jumlah
ikatan C sebanyak C12 – C16. Minyak tanah telah punah dari peredaran dan tidak lagi
diperjualbelikan di dalam negeri. Padahal dulu ia banyak digunakan sebagai bahan bakar
minyak lampu dan kompor minyak.

5. Solar (Diesel)

Solar merupakan fraksi minyak bumi yang terbentuk pada titik didih antara 250 oC -
400 oC.Fraksi ini merupakan hidrokarbon rantai panjang dengan jumlah ikatan C sebanyak
C15-C18. rantai hidrokarbon yang memiliki 8 sampai 21 atom karbon (solar) tidak akan
menguap. Solar umum digunakan sebagai bahan bakar mobil, alat berat, dan mesin-mesin
berat.

6. Pelumas (Oli)

Titik didih: 350-500 oC

Oli atau pelumas adalah hasil distilasi minyak bumi setelah aspal. Minyak bumi
akan dipanaskan dengan suhu antara 350 oC dan 500 oC sehingga senyawa
hidrokarbon yang memiliki titik didih dibawah 350 oC akan menguap dan yang
memiliki titik didih diatasnya akan membentuk oli.Oli digunakan sebagai
pelumas/pelicin komponen mesin kendaraan.

7. Parafin

Parafin atau lilin adalah fraksi minyak bumi yang mengendap di bagian bawah tanur
tinggi. Fraksi ini merupakan rantai hidrokarbon yang panjangnya lebih dari C20. Parafin
digunakan sebagai bahan baku lilin, korek api, dan teknologi pengawetan buah.

8. Residu

Aspal adalah residu minyak bumi dan didapatkan saat minyak bumi pertama kali
masuk ke dalam menara distilasi dan dipanaskan pada suhu lebih dari 500 °C. Fraksi
minyak bumi yang memiliki titik didih dibawah 500 °C akan menguap ke atas menara
distilasi dan dipanaskan kembali. Sedangkan yang memiliki titik didih diatas 500 °C akan
terkumpul menjadi residu yang selanjutnya dijadikan aspal

Residu atau aspal yang terbentuk dari proses tanur tinggi juga dapat dimanfaatkan
bagi kehidupan sehari-hari umat manusia. Residu tersebut misalnya digunakan sebagai
aspal atau bahan baku dalam pembuatan jalan raya, bahan bakar boiler (mesin pembangkit
uap), dan bahan pelapis anti bocor

2. 7 Pengolahan Minyak Bumi


Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi diperoleh
denganmembuat sumur bor. Di Indonesia penambangan minyak terdapat di berbagai
tempat,misalnya Aceh, Sumatera Utara , Kalimantan , dan Irian Jaya.Minyak mentah (crude
oil )berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum
dapatdigunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah
terlebih dahulu.
Minyak mentah (cruide oil ) mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan
jumlah atomC-1 hinggga 50, karena titik didih karbon telah meningkat seiring
bertambahnya jumlah atomC dalam molekulnya.Oleh karena itu pengolahan (pemurnian
=refining ) minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimana minyak mentah
dipisahkan ke dalamkelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.Mula-mula
minyak mentah padasuhu sekitar 400°C, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi.
Komponen yang titik didihnya tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke
bawah,sedangkanyang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian
atasmelalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu dalam
menara fraksionasi itusemakin rendah. Sehingga setiap kali komponen dengan titik didih
lebih tinggi akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih
rendah naik ke atas. hidrokarbon rantai panjang dimana memiliki jumlah atom karbon lebih
banyak maka titik didihnya lebih tinggi.
Minyak Bumi dan gas alam terbentuk dari hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan
hewan yang tertimbun dalam kerak bumi selama jutaan tahun. Akibat pengaruh suhu dan
tekanan tinggi selama jutaan tahun, sisa tumbuhan dan hewan tersebut berubah menjadi
minyak bumi. Minyak bumi yang terjadi merembes ke atas dan terkumpul dalam batuan
reservoir, yaitu batuan berpori yang dapat ditembus oleh minyak bumi. Jika penumpukan
minyak ini banyak jumlahnya dan menguntungkan, maka akan dilakukan pengeboran.
Suatu contoh anjungan pengeboran minyak lepas di pantai . minyak mentah yang
diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tanki atau ke
kilang minyak. Di indonesia penambangan minyak terdapat di berbagai tempat, seperti
misalnya Aceh, Sumatra Utara, Pulau Jawa, Riau, Kalimantan dan Irian Jaya.
Minyak mentah (crude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau. Pengolahan
minyak bumi dimulai dengan memnasakan minyak mentah pada suhu sekitar 400 0C,
kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi di mana akan terjadi pemisahan
berdasarkan perbedaan titih didih. Komponen yang titik didihnya lenih tinggi akan tetap
berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap dan naik ke bagian tas, suhu semaki rendah , sehingga setiap kali komponen
dengan titik didihnya lebih rendah akan terus naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian
selanjutnya, sehingga berupa gas. Komponen yang mencapai puncak menara adalah
komponen pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas itu disebut gas
petroleum. Melalui kompresi dan pendinginan, gas petroleum dicairkan sehingga diperoleh
LPG (liquified Petroleum Gas).
2. 8 Pemrosesan Minyak Bumi
Pada pemrosesan minyak bumi melibatkan 2 proses utama, yaitu :
1. Proses pemisahan (separation processes)
2. Proses konversi (convertion processes)
Proses pengilangan (refines) pertama-tama adalah mengubah komponen minyak
menjadi fraksi-fraksi yang laku dijual berupa beberapa tipe dari destilasi. Beberapa
perlakuan kimia dan pemanasan dilakukan untuk memperbaiki kualitas dari produk
minyak mentah yang diperoleh. Misalnya pada tahun 1912 permintaan gasolin melebihi
supply dan untuk memenuhi permintaan tersebut maka digunakan proses "pemanasan" dan
"tekanan" yang tinggi untuk mengubah fraksi yang tidak diharapkan. Molekul besar
menjadi yang lebih kecil dalam range titik didih gasolin, proses ini disebut cracking.
a. Proses Pemisahan (Separation Processes)
Unit operasi yang digunakan dalam penyulingan minyak biasanya sederhana
tetapi yang kompleks adalah interkoneksi dan interaksinya.
Proses pemisahan tersebut adalah :
1. Destilasi
Bensin, kerasin dan minyak gas biasanya disuling pada tekanan atmosfer, fraksi-
fraksi minyak pelumas akan mencapai suhu yang lebih tinggi dimana zat-zat
hidrokarbon mulai terurai (biasanya kira-kira antara suhu 375 -400°C) karena itu
lebih baik jika minyak pelumas disuling dengan tekanan yang diturunkan.
Pengurangan tekanan diperoleh dengan menggunakan sebuah pompa vakum (vacum
pump).

2. Absorpsi
Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang bertitik didih tinggi dengan gas.
Minyak gas digunakan untuk menyerap gasolin alami dari gas-gas basah. Gas- gas
dikeluarkan dari tank penyimpanan gas sebagai hasil dari pemanasan matahari yang
kemudian diserap ulang oleh tanaman. Steam stripping pada umumnya digunakan
untuk mengabsorpsi hidrokarbon fraksi ringan dan memperbaiki kapasitas absorpsi
minyak gas.
Proses ini dilakukan terutama dalam hal-hal sebagai berikut:
Untuk mendapatkan fraksi-fraksi gasolin alami yang dapat dicampurkan pada
bensin. Untuk pemisahan gas-gas rekahan dalam suatu fraksi yang sangat ringan
(misalnya fraksi yang terdiri dari zat hidrogen, metana, etana) dan fraksi yang lebih
berat yaitu yang mempunyai komponen-komponen yang lebih tinggi. Untuk
menghasilkan bensin-bensin yang dapat dipakai dari berbagai gas ampas dari suatu
instalasi penghalus.
3. Adsorpsi
Proses adsorpsi digunakan untuk memperoleh material berat dari gas.
Pemakaian terpenting proses adsorpsi pada perindustrian minyak adalah :
• Untuk mendapatkan bagian-bagian berisi bensin (natural gasoline) dari gas-
gas bumi, dalam hal ini digunakan arang aktif.
• Untuk menghilangkan bagian-bagian yang memberikan warna dan hal-hal
lain yang tidak dikehendaki dari minyak, digunakan tanah liat untuk
menghilangkan warna dan bauxiet (biji oksida-aluminium).

4. Filtrasi
Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin yang mengandung
destilat. Filtrasi dengan tanah liat digunakan untuk decolorisasi fraksi.
5. Kristalisasi
Sebelum di filtrasi lilin harus dikristalisasi untuk menyesuaikan ukuran kristal
dengan cooling dan stirring. Lilin yang tidak diinginkan dipindahkan dan menjadi
lilin mikrokristalin yang diperdagangkan.
6. Ekstraksi
Pengerjaan ini didasarkan pada pembagian dari suatu bahan tertentu dalam dua
bagian yang mempunyai sifat dapat larut yang berbeda.
b. Proses Konversi (conversion processes)
Hampir 70% dari minyak mentah di proses secara konversi di USA,
mekanisme yang terjadi berupa pembentukan "ion karbonium" dan "radikal bebas".
Dibawah ini ada beberapa contoh reaksi konversi dasar yang penting:
1. Cracking atau Pyrolisis
Cracking atau pyirolisis merupakan proses pemecahan molekul-molekul
hidrokarbon besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dengan adanya
pemanasan atau katalis. Dengan adanya pemanasan yang cukup dan katalis maka
hidrokarbon parafin akan pecah menjadi dua atau lebih fragmen dan salah satunya
berupa olefin. Semua reaksi cracking adalah endotermik dan melibatkan energi yang
tinggi. Proses cracking meliputi:
* Proses cracking thermis murni
Proses ini merupakan proses pemecahan molekul-molekul besar dari zat
hidrokarbon yang dilakukan pada suhu tinggi yang bekerja pada bahan awal selama
waktu tertentu.
Pada pelaksanaannya tidak mungkin mengatur produk yang dihasilkan pada suatu
proses crackingi, biasanya selain menghasilkan bensin (gasoline) juga mengandung
molekul-molekul yang lebih kecil (gas) dan molekul-molekul yang lebih besar
(memiliki titik didih yang lebih tinggi dari bensin).
Proses cracking dilakukan untuk menghasilkan fraksi-fraksi bensin yang berat yaitu
yang mempunyai bilangan oktan yang buruk karena umunya bilangan oktan itu
meningkat jika titik didihnya turun. Maka pada cracking bensin berat akan diperoleh
suatu perbaikan dalam kualitas bahan pembakarnya yang disebabkan oleh 2
hal,yaitu:
- Penurunan titik didih rata-rata
- Terbentuknya alken
Oleh karena itu bilangan oktan dapat meningkat dengan sangat tinggi, misalnya dari
45-50 hingga 75-80.
* Proses cracking thermis dengan katalisator
Dengan adanya katalisator maka reaksi cracking dapat terjadi pada suhu yang lebih
rendah. Keuntungan dari proses thermis-katalisator adalah:
- Perbandingan antara bensin terhadap gas adalah sangat baik karena disebabkan
oleh pendeknya waktu cracking pada suhu yang lebih rendah.
- Bensin yang dihasilkan menunjukkan angka oktan yang lebih baik.
Dengan adanya katalisator dapat terjadi proses isomerisasi, dimana alkena- alkena
dengan rantai luru dirubah menjadi hidrokarbon bercabang, selanjutnya terjadi
aromatik-aromatik dalam fraksi bensin yang lebih tinggi yang juga dapat
mempengaruhi bilangan oktan.
* Proses cracking dengan chlorida-aluminium (AlCl3) yang bebas air
Bila minyak dengan kadar aromatik rendah dipanaskan dengan AlCl3 bebas air
pada suhu 180-2000C maka akan terbentuk bensin dalam keadaan dan waktu
tertentu. Bahan yang tidak mengandung aromatik (misalnya parafin murni) dengan
2 atau 5% AlCl3 dapat merubah sebagian besar (90%) dari bahan itu menjadi
bensin, bagian lain akan ditingga/ sebagai arang dalam ketel. Anehnya pada proses
ini bensin yang dihasilkan tidak mengandung alkena-alkena tetapi masih memiliki
bilangan oktan yang lumayan, hal ini mungkin disebabkan kerena sebagian besar
alkena bercabang. Kerugian dari proses ini adalah :
- Mahal karena AlCl3 yang dipakai akan menyublim dan mengurai.
- Bahan-bahan yang dapat dikerjakan terbatas.
- Pada saat reaksi berlangsung, banyak sekali gas asam garam maka harus memakai
alat-alat yang tahan korosi.

2. Polimerisasi
Terbentuknya polimer antara ikatan molekul yang sama yaitu ikatan bersama dari
light gasoline. Proses polimerisasi merubah produk samping gas hirokarbon yang
dihasilkan pada cracking menjadi hidrokarbok liquid yang bisa digunakan sebagai:
- Bahan bakar motor dan penerbangan yang memiliki bilangan oktan yang tinggi.
- Bahan baku petrokimia.
Bahan dasar utama dalam proses polimerisasi adalah olefin (hidrokarbon tidak
jenuh) yang diperoleh dari cracking still. Contohnya: Propilen, n-butilen, isobutilen.
3. Alkilasi
Proses alkilasi merupakan proses penggabungan olefin dari aromat atau hidrokarbon
parafin. Proses alkilasi adalah eksotermik dan pada dasarnya sama dengan
polimerisasi, hanya berbeda pada bagian-bagian dari charging stock need
beunsaturated. Sebagai hasilnya adalah produk alkilat yang tidak mengandung olefin
dan memiliki bilangan oktan yang tinggi. Metode ini didasarkan pada reaktifitas dari
karbon tersier dari isobutan dengan olefin, seperti propilen, butilen dan amilen.
4. Hidrogenasi
Proses ini adalah penambahan hidrogen pada olefin. Katalis hidrogen adalah logam
yang dipilih tergantung pada senyawa yang akan di reduksi dan pada kondisi
hidrogenasi, misalnya Pt, Pd, Ni, dan Cu. Disamping untuk menjenuhkan ikatan
ganda, hidrogenasi dapat digunakan untuk mengeliminasi elemen-elemen lain dari
molekul, elemen ini termasuk oksigen, nitrogen, halogen dan sulfur.
5. Isomerisasi
Proses isomerisasi merubah struktur dari atom dalam molekul tanpa adanya
perubahan nomor atom. Proses ini menjadi penting karena dapat menghasilkan iso-
butana yang dibutuhkan untuk membuat alkilat sebagai dasar gasoline penerbangan.
6. Reforming atau Aromatisasi
Reforming merupakan proses konversi dari naptha untuk memperoleh produk yang
memiliki bilangan oktan yang tinggi, dalam proses ini biasanya menggunakan katalis
rhenium, platinum dan chromium.
2. 9 Produk Pengolahan Minyak Bumi Dan Manfaatnya
Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki manfaat
yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak
tanah, gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut mungkin
kegiatan pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat
berjalan lancar. Dibawah ini adalah beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta
pemanfaatannya:
1. Bahan bakar gas
Bahan bakar gas terdiri dari :
LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)
Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.
i. Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"),
adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan
menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya
didominasi propana dan butana . Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain
dalam jumlah kecil, misalnya etana dan pentana .
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair
lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji
dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk
memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang
dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari
kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair
bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi
tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220
kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa
(22 bar) bagi propana murni pada 55°C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji
propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan
Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang
dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.
a. Sifat elpiji.
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
• Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
• Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
• Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
• Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
• Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah
yang rendah.
b. Penggunaan elpiji.
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur
(terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup
banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin
kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).
c. Bahaya elpiji.
Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung
atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada
awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila
terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas
mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna
untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar
(tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas
secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.

2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah
tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin
melalui proses cracking.
Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan hidrokarbon yang
tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari
petroleum pada 150°C and 275°C (rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu
waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya
digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-
4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen
cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa
Yunani keros (κερωσ, wax ). Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak
mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater
untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene dapat juga
diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak
mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak. Penggunaanya sebagai bahan
bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan
mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat,
terutama titik asap dan titik beku.
Kegunaan lain. Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut
dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan
pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.
5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin
diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu,
minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses
cracking.
6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.

2. 10 Dampak Penggunaan Minyak Bumi


Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak
negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan lingkungan:
A. Dampak Bagi Cuaca Dan Iklim.
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak
bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen
oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan
asam, smog dan pemanasan global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara,
setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran
bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari
proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara,
sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara,
setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang
teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya
hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan
membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat.
Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil
dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”.
Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk
pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup
di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan
(karat, lapuk). Proses terjadinya hujan asam.
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas
NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan
kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat
menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke
udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat,
sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut
menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga
suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan
kenaikan permukaan air laut. Proses terjadinya efek rumah kaca.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain,
dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana.
Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global
B. Dampak Terhadap Perairan.
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak
bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan
mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan
pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan
manusia. Pencemaran air oleh minyak bumi umumnya disebabkan oleh pembuangan
minyak pelumas secara sembarangan. Di laut sering terjadi pencemaran oleh minyak
dari tangki yang bocor. Adanya minyak pada permukaan air menghalangi kontak antara
air dengan udara sehingga kadar oksigen berkurang.
C. Dampak Terhadap Tanah.
Dampak penggunaan energi terhadap tanahdapat diketahui, misalnya dari
pertambahan batu bara. Msalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama
dalam pertambangan terbuka (Open Pit MiniJika terhirup dan masuk ke tubuh, sebagian
besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang mengalami stres, pebe diremobilisasi
dari tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga menimbulkan risiko keracunan.
Dalam jangka panjang, penimbunan pebe bisa berbahaya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Minyak bumi terbentuk dari sisa fosil mahkluk hidup yang tertimbun jutaan tahun yang
lalu. Pengambilan minyak bumi dilakukan di kilang minyak. Kemudian di fraksionisasikan
sesuai titik didihnya. Minyak bumi memiliki peranan penting bagu kehidupan, baik sebagai
sumber energi maupun sebagai bahan baku industri petrokimia.
3.2 Saran
Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat dipebarui. Kini
keberadaanya sudah hampir habis. Oleh karena itu, penggunaannya harus dihemat.
Penggunaan bahan olahan minyak bumi juga memiliki efek samping. Seprti gas buangan dari
mesin yang mengunakan bahan olahan minyak bumi. Asap tersebut merupakan indikasi
pencemaran udara dan memperburuk kondisi dunia yang mengalami global warming.

Anda mungkin juga menyukai