Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MINYAK BUMI

Oleh :
NADHIF FAUSTA MAULANA

XI IPA 6

MAN 1 KOTA BEKASI


Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.
Tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah
memenuhi tugas mata pelajaran Kimia dan memberikan informasi
– informasi tentang materi pelajarn Minyak Bumi dan Gas Alam.
Makalah ini secara umum berisi tentang proses
pembentukan minyak bumi dan gas alam yang penting diketahui
khususnya pelajar kelas XI dan masyarakat pada umumnya.
Dengan selesainya makalah ini tak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada setiap pihak yang telah membantu yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna, banyak
kekurangan dan kesalahan untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat
penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat dan terima
kasih.

Karanganyar, 25 Agustus
2015

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam
B. Komponen – Komponen Utama Penyusun Minyak
Bumi
C. Pengolahan Minyak Bumi
D. Dampak Pembakaran Bahan Bakar Terhadap
Lingkungan dan Cara Mengatasinya
E. Bahan Bakar Alternatif Selain Minyak Bumi

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber energi yang banyak digunakan untuk
memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari
minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan
bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme
sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas
alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang
mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi
kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun
berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan
di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan
dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad
renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar,
minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang
penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak
dan gas bumi ini disebut petrokimia. Dewasa ini puluhan
ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke
dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida,
detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-
senyawa organik dari jasad mikroorganisme jutaan tahun
yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan
dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur,
dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat
tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan
proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-
senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-
senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini berlangsung
sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi
dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya
minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam
eksplorasi dan pemakaiannya.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
a. Memenuhi tugas mata pelajaran Kimia yang diberikan
b. Memberikan informasi – tentang minyak bumi dan gas
alam
c. Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi
bagi kehidupan manusia.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat merumuskan
masalah yaitu :
Bagaimana proses pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam
itu ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam
Minyak bumi pada awalnya terbentuk dari jasad renik
yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang telah mati.
Jasad renik tersebut terbawa lumpur ke laut dan akhirnya
berada di dasar laut. Karena tekanan tinggi, suhu yang
tinggi dan waktu yang sangat lama, jasad renik tersebut
terurai menjadi minyak dan gas bumi dan lumpur yang ada
di dasar laut tadi berubah menjadi batuan keras berpori.
Suatu saat batuan berpori tersebut akan bertemu dengan
batuan yang kedap yang menyebabkan minyak dan gas
bumi terperangkap pada batuan kedap tersebut

Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-


senyawa organik dari jasad mikroorganisme jutaan tahun
yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan
dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur,
dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat
tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan
proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-
senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-
senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini berlangsung
sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi
dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya
minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam
eksplorasi dan pemakaiannya.

Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi


minyak bumi dan yang berwujud gas menjadi gas alam.
Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan
dengan pengeboran. Beberapa bagian jasad renik
mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat
bertahan lama di dalam perut bumi. Bagian-bagian tersebut
akan membentuk bintik-bintik, warnanya pun berubah
menjadi cokelat tua. Bintink-bintik itu akan tersimpan di
dalam lumpur dan mengeras karena terkena tekanan bumi.
Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur
semakin dalam di dalam perut bumi. Tekanan dan panas
bumi secara alami akan mengenai batuan lumpur sehingga
mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas dan bintin-
bintik di dalam batuan mulai mengeluarkan minyak kental
yang pekat. Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi,
minyak yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat
batuan lumpur mendidih, minyak yang dikeluarkan berupa
minyak cair yang bersifat encer, dan saat suhunya sangat
tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian besar
berupa metana.

Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak,


minyak yang terbentuk di berbagai tempat akan bergerak.
Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-
pori batu pasir atau batu kapur. Oleh karena adanya gaya
kapiler dan tekanan di perut bumi lebih besar dibandingkan
dengan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi akan
bergerak ke atas. Apabila gerak ke atas minyak bumi ini
terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau batuan
tidak berpori, minyak akan terperangkap dalam batuan
tersebut. Oleh karena itu, minyak bumi juga
disebut petroleum. Petroleum berasal dari bahasa
Latin, petrus artinya batu dan oleum yang artinya minyak.

Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat


terkumpulnya minyak bumi disebut cekungan atau
antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa
air tawar atau air asin, sedangkan lapisan di atasnya
berupa minyak bumi bercampur gas alam. Gas alam berada
di lapisan atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih
ringan daripada massa jenis minyak bumi. Apabila
akumulasi minyak bumi di suatu cekungan cukup banyak dan
secara komersial menguntungkan, minyak bumi tersebut
diambil dengan cara pengeboran. Minyak bumi diambil dari
sumur minyak yang ada di pertambangan-pertambangan
minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur minyak diperoleh
setelah melalui proses studi geologi analisis sedimen
karakter dan struktur sumber.

Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan


minyak bumi:

1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut).


Mengumpulkan energi dari matahari dengan fotosintesis.

2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan


terendapkan di dasar cekungan sedimen dan membentuk
batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan
yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon).
Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta,
maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari
ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah
sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung
minyak atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka
akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak
mungkin dimasak.
3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan
lainnya yang berlangsung selama jutaan tahun. Proses
pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu
batuan yang menimbun batuan induk adalah
batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah
batu pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang
tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya.
Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh
batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang
mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam
atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah.
Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat
Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan
tercapai bila suhunya mencapat 100 derajat Celsius. Ketika
suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun
dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun,
maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada
menjadi gas.

4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen


membentuk hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh
batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah.
Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah
berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting adalah
berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi
mentah lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak
bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki
berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke
atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan
yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan
tertangkap dan siap ditambang.
B. Komponen - komponen utama penyusun minyak bumi
a. Alkana
Senyawa alkana mempunyai rumus umum
CnH2n+2 ditemukan dalam bentuk rantai karbon lurus
(normal alkana) dan satu rantai karbon bercabang
(iso Alkana).
b. Sikloalkana
Senyawa sikloalkana mempunyai rumus umum
CnH2n. Dalam fraksi minyak bumi,yang
ditemukan,hanyalah yang mempunyai cincin dengan 5
dan 6 atom karbon.
c. Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatic adalah hidrokarbon siklik
yang rantai lingkarannya C. senyawa yang paling
sederhana dari golongan ini adalah Benzene (C6H6).
d. Senyawa Belerang
Selain sebagai senyawa belerang didalam minyak
bumi belerang juga sebagai unsure belerang yang
terlarut. Oleh karena itu, dalam minyak bumi banyak
terkandung belerang. Kadar belerang dalam minyak
mentah berkisar dari 0,01 – 7 %. Minyak bumi
Indonesia terkenal sebagai minyak bumi berkadar
belerang rendah dan sedang. Pada umumnya
kandungan belerangnya kurang dari 1%.
e. Senyawa Oksigen
Kadar oksigen dalam minyak bumi bervariasi
dari sekitar 0,01 – 0,4 %. Oksidasi minyak bumi dari
oksigen terjadi karena kontak dengan udara yang
berlangsung lama. Hal tersebut menyebabkan kadar
oksigen dalam minyak bumi bertambah. Oksigen
terutama sebagai asam organic yang terdistribusi
dalam semua fraksi dengan konsentrasi yang
tertinggi dalam fraksi gas.
f. Senyawa Nitrogen
Kadar nitrogen dalam minyak bumi umumnya
rendah. Berkisar dari 0,01-0,9 %. Minyak yang
mempunyai kadar belerang dan aspal tinggi,biasanya
memiliki kadar nitrogen tinggi.
Senyawa nitrogen terdapat dalam semua fraksi
minyak bumi,tetapi konsentrasinya semakin tinggi
dalam fraksi fraksi yang mempunyai titik didih yang
tinggi. Senyawa nitrogen dalam minyak bumi dapat
dibagi menjadi senyawa nitrogen basah,yaitu
senyawa piridin/ turunan piridin,seperti kinolin dan
isokinolin dan senyawa bukan basa ,yaitu senyawa
pinol turunannya seperti idol dan karbasol.
g. Organol logam
Semua logam terdapat dalam minyak bumi , tetapi
jumlahnya sangat kecil,yaitu antara 5-400 bagian per
juta. Logam ,seperti besi,nikel,vanadium,dan arsen yang
terkandung dalam minyak bumi,walaupun terkandung
dalam jumlah yang sangat sedikit sudah dapat meracuni
katalis.
C. Pengolahan Minyak Bumi
Pengolahan minyak bumi dilakukan pada kilang
minyak, melalui dua tahap. Pengolahan tahap pertama
(primary processing) dilakukan dengan cara distilasi
bertingkat dan pengolahan tahap kedua (secondary
processing) dilakukan dengan berbagai cara.
a) Pengolahan tahap pertama
Dilakukan dengan distilasi bertingkat, yaitu proses
distilasi berulang - -ulang sehingga didapatkan berbagai
macam hasil berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Meliputi :
1. Fraksi pertama
Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan
paling ringan. Minyak bumi dengan titik didih di
bawah 30o, berarti pada suhu kamar, berupa gas. Gas
pada kolom ini adalah gas yang tadinya terlarut
dalam minyak mentah, sedangkan gas yang tidak
terlarut dipisahkan pada waktu pengeboran.
Gas yang dihasilkan pada tahap ini adalah LNG
(Liquid Natural Gas) dan LPG (Liquid Petrolium Gas).
2. Fraksi kedua
Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter.
Minyak bumi dengan titik didih kurang dari 90o ,
masih berupa uap dan akan masuk ke kolom
pendinginan dengan suhu 30oC – 90oC. Kemudian
petroleum eter (bensin ringan) akan mencair dan
keluar ke penampang petroleum eter.
3. Fraksi ketiga
Pada fraksi ini dihasilkan gasoline (bensin).
Minyak bumi dengan titik didih kurang dari 175oC
masih berupa uap, dan pada suhu antara 90oC – 175oC
akan masuk ke kolom pendinginan.

4. Fraksi keempat
Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Minyak bumi
dengan titik didih kurang dari 200oC, masih berupa
uap dan akan masuk ke kolom pendinginan dengan
suhu 175oC – 200oC.
5. Fraksi kelima
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak bumi).
Minyak bumi dengan titik didih kurang dari 275oC
masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom
pendinginan dengan suhu 175oC – 275oC.
6. Fraksi keenam
Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak
solar). Minyak bumi dengan titik didih kurang dari
375oC masih berupa uap, dan akan pendinginan
dengan suhu 250oC – 375oC.
7. Fraksi ketujuh
Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah
dipanaskan pada suhu tingg, yaitu di atas 375oC
sehingga terjadi penguapan. Pada trayek ini
dihasilkan residu yang menguap dan yang tidak
menguap. Residu yang tidak menguap berasal dari
minyak yang tidak menguap, seperti aspal dan arang
minyak bumi. Residu yang menguap berasal dari
minyak yang menguap yang masuk ke kolom
pendingianan pad asuhu 375oC.

b) Pengolahan tahap kedua


1. Perengkahan (cracking)
Pada proses perengkahan,dilakukan perubahan
struktur kimia,senyawa-senyawa hidrokarbon yang
meliputi : pemecahan rantai,alkilasi (pembentukan
alkil),polimerisasi(pembentukan rantai
karbon),reformasi(perubahan struktur) dan
isomerasi(perubahan isomer)
2. Proses Ekstraksi
Pembersihan produk dengan menggunakan pelarut
sehingga didapatkan hasil lebih banyak dengan mutu
yang lebih baik.
3. Proses kristalisasi
Proses pemisahan produk produk melalui perbedaan
titik cairnya. Misalnya , dari pemurnian solar melalui
proses pendinginan,penekanan,dan penyaringan akan
diperoleh produk sampingan lilin
4. Pembersihan dari kontraminasi(treating)
Pada proses pengolahan tahap pertama dan kedua
sering terjadi kontraminasi ( pengotoran ). Kotoran
kotoran ini harus dibersihkan dengan cara
menambahkan soda kaustik ( NaOH)

D. Dampak Pembakaran Bahan Bakar Terhadap Lingkungan


dan Cara Mengatasinya

a. Dampak pembakaran minyak bumi pada Lingkungan


1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh pembakaran
minyak bumi yang menghasilkan gas yang berbahaya
bagi kesehatan seperti :
a. Karbon dioksida (CO2) yang berasal dari
kendaraan bermotor yang berpengaruh dalam Efek
Rumah Kaca ,
b. Karbon Monoksida (CO) yang berasal dari
pembakaran yang tidak sempurna dan dapat
menimbulkan rasa sakit pada mata ,saluran
pernafasan dan paru-paru
c. Oksida belerang (SO2 dan SO3) yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil kususnya batu bara
dan menyebabkan terjadinya hujan asam
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2) yang berasal dari
reaksi nitrogen dengan sedikit oksigen pada knalpot
dan menimbulkan asap kabut yang dapat
menyebabkan iritasi pada mata
2. Efek Rumah Kaca (Global Warming)
Efek Rumah Kaca merupakan suatu kejadian
dimana panas dari matahari yang seharusnya
dipantulkan dari bumi ke luar angkasa menjadi
terpantul kembali ke bumi dikarenakan hilangnya
lapisan Ozon karena dampak gas-gas berbahaya
seperti :
a. Karbon Dioksida (CO2) yang merupakan gas
terpenting penyumbang efek rumah kaca karena
jumlahnya terbanyak di atmosfir dan saat ini
produksi CO2 meningkan dengan adanya kemajuan
teknologi,pertambahan penduduk, banyaknya pabrik
dan pembakaran hutan
b. Metana merupakan hasil penguraian sisa-sisa
tumbuhan ,walaupun jumlah di atmosfir sedikit
dibanding dengan CO2 tapi memiliki efek rumah kaca
yang lebih kuat dari pada CO2
c. CFC merupakan gas yang keberadaannya
merusak Lapisan Ozon sehingga menimbulkan Radiasi
.CFC dihasilkan dari pendingin seperti lemari Es dan
AC ,Alat semprot seperti Deodorant,minyak
wangi dll
3. Hujan Asam
Air hujan pada umumnya bersifat asam dengan
pH (derajat keasaman) sekitar 5,7. Jika air hujan
mempunyai pH kurang dari 5,7 disebut hujan
asam.Hujan asam disebabkan oleh banyaknya polutan
di udara yaitu SO2,SO3,NO2
Hujan asam memiliki dampak lingkungan
terutama bagi tanaman, biota air dan bangunan
yaitu matinya beberapa biota air karena
pencemaran akibat hujan asam dan terkikisnya
bangunan atau patung-patung karena hujan asam
tersebut

b. Cara Menanggulangi Dampak Pembakaran Minyak


Bumi Pada Lingkungan
1. Mengurangii Konsumsi Bahan Bakar Fosil
Mengurangi konsumsi bahan bakar fosil /
minyak bumi berguna untuk mengurasi efek
pencemaran gas-gas yang ditimbulkan dari
pembakaran bahan bakar fosil tersebut
2. Menanam Pohon / Melakukan Reboisasi
Melakukan reboisasi sangat berguna bagi
Lingkungan karena Pohon yang kita tanam akan
menghasilkan oksigen yang kita butuhkan dalam
proses respirasi dan juga pohon akan menyerap gas
CO2 sehingga mengurangi efek rumah kaca /
pemanasan global
3. Menggunakan Energi Alternatif pengganti
minyak bumi
Seperti mengembangkan mobil listrik maupun
mobil tenaga surya. Selain itu dapat juga
menggunakan energi alternatif lain seperti energi
surya dan memproduksi energi biodiesel pengganti
solar, memproduksi bensin bebas timbel , Bioetanol
sebagai pengganti Bensin,
4. Mengurangi penggunaan Kendaraan bermotor
Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor seperti
menggunakan sepeda ontel, berjalan kaki,
menggunakan kendaraan umum dalam berpergian
E. Bahan Bakar Alternatif Selain Minyak Bumi dan Gas Alam
Minyak Bumi adalah salah satu energi yang suatu
saat bisa saja habis karena itu diperlukan energi alternatif
pengganti minyak bumi, dan sekarang terdapat beberapa
energi alternatif pengganti minyak bumi, berikut beberapa
energi alternatif pengganti minyak bumi :
1. Energi Ethanol

Merupakan bahan bakar yang berbasis alkohol dari


fermentasi tanaman, seperti jagung dan gandum. Bahan
bakar ini dapat dicampur dengan bensin untuk
meningkatkan kadar oktan dan kualitas emisi.
2. Biodiesel

Biodiesel merupakan energi yang berasal dari


tumbuhan atau lemak binatang. Biodesel yang murni
atau campuran dapat digunakan sebagai energi untuk
menggerakan kendaraan. Biodiesel mampu mengurangi
polusi yang ada, akan tetapi terbatasnya produk dan
infrastruktur menjadi masalah pada
sumber energi ini.

3. Biomassa
Kotoran hewan dapat digunakan sebagai kompas
untuk memupuk tanaman atau membuat biogas yang
berguna sebagai bahan bakar. Biogas cocok
dikembangkan di daerah-daerah yang memiliki
biomasssa berlimpah. Biogas sebagian besar terdiri atas
gas metana yang dapat dibakar secara teknis
pembuatan biogas tidak menimbulkan masalah.
4. Listrik
Listrik dapat digunakan sebagai bahan bakar
transportasi, seperti baterai. Tenaga listrik dapat diisi
ulang dan disimpan dalam baterai. Bahan bakar ini
menghasilkan tenaga tanpa ada pembakaran ataupun
polusi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari
reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan
karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan
asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada
temperatur dan tekanan tinggi.
Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan
industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.
Akan tetapi di balik banyak manfaat tadi minyak
bumi juga mempunyai beberapa dampak negatif yang
sangat berbahaya bagi lingkungan, seperti pemanasan
global, hujan asam ,dan lain lain. Yang semuanya itu
berdampak langsung bagi kelangsungan hidup makhluk
hidup.
B. Saran
Kita sebagai manusia harus menjaga kelestarian alam
dan menjaganya dengan baik, seperti halya dalam minyak
bumi , seharusnya kita sebagai manusia khususnya bagi
para pengusaha-pengusaha pertambangan tidak
mengeksplorasi secara besar- besaran karena minyak bumi
merupakan energi yang tak terbarukan dan membutuhkan
jutaan tahun tuk mendapatkannya. Selain itu kan masih
banyak energi yang bisa menggantikan minyak bumi, maka
itu harus di kembangkan. Dan yang pasti lebih ramah
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai