Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

"MINYAK BUMI"

Asmawanda
XII IPA 1

SMAN 1 TIRAWUTA
Rate -rate
2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat Rahmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan.

Dengan membaca makalah ini penulis berharap dapat membantu teman-teman serta

pembaca dapat memahami materi ini dan dapat memperkaya wawasan pembaca.

Walaupun penulis telah berusaha sesuai kemampuan penulis, namun penulis yakin bahwa

manusia itu tak ada yang sempurna. Seandainya dalam penulisan makalah ini ada yang

kurang, maka itulah bagian dari kelemahan penulis.Mudah-mudahan melalui kelemahan

itulah yang akan membawa kesadaran kita akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang................................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................ 2

1.3. Tujuan Pembahasan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 3

2.1. proses pembentukan minyak bumi....................................................................................

2.2. Mengidentifikasi kualiyas bensin.....................................................................................4

2.2.1 Mengidentifikasi kegunaan senyawa hidrokarbon.................................................4

2.2.2 Menganalisis dampak pembakaran senyawa hidrokarbon....................................5

BAB III PENUTUP............................................................................................................... 23

3.1. Kesimpulan................................................................................................................... 23

3.2. Saran........................................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan
industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar
tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar
fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang
mati.

Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian berkembang. Lumpur


yang lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di
atasnya. Sementara itu dengan kondisi tekanan dan suhu, bakteri anaerob
menguraikan sisa-sisa jasad renik menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar,
minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau
produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi disebut petrokimia. Dewasa ini
puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik,
serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis
obat.

B. Rumusan masalah

1. Menyelidiki proses pembentukan minyak bumi


2. Mengidentifikasi kualitas bensin
3. Mengidentifikasi kegunaan senyawa hidrokarbon
4. Menganalisis dampak pembakaran hidrokarbon

C. Tujuan

Tujuan makalah ini di buat yaitu untuk mngetahui proser dari pembentukam bensin
dan kualiatas yang terkandung dalam bensin serta mengidentifikasi senyawa
hidrokarbon dan menganalisis apa saja dampak dari pembakaran senyawa
hidrokarbon
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Menyelidiki proses pembentukan minyak bumi


Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad
mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa
tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat
lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami.
Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa
kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses
penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi
dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam
eksplorasi dan pemakaiannya.

Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud
gas menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan
pengeboran. Beberapa bagian jasad renik mengandung minyak dan lilin. Minyak dan
lilin ini dapat bertahan lama di dalam perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan
membentuk bintik-bintik, warnanya pun berubah menjadi cokelat tua. Bintink-bintik
itu akan tersimpan di dalam lumpur dan mengeras karena terkena tekanan bumi.
Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur semakin dalam di dalam
perut bumi. Tekanan dan panas bumi secara alami akan mengenai batuan lumpur
sehingga mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas dan bintin-bintik di dalam
batuan mulai mengeluarkan minyak kental yang pekat. Semakin dalam batuan
terkabur di perut bumi, minyak yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat
batuan lumpur mendidih, minyak yang dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat
encer, dan saat suhunya sangat tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas alam ini
sebagian besar berupa metana.

Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di berbagai
tempat akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-pori
batu pasir atau batu kapur. Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut
bumi lebih besar dibandingkan dengan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi
akan bergerak ke atas. Apabila gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh batuan
yang kedap cairan atau batuan tidak berpori, minyak akan terperangkap dalam
batuan tersebut. Oleh karena itu, minyak bumi juga disebut petroleum. Petroleum
berasal dari bahasa Latin, petrus artinya batu dan oleum yang artinya minyak.

Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya minyak bumi
disebut cekungan atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa air
tawar atau air asin, sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak bumi bercampur
gas alam. Gas alam berada di lapisan atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih
ringan daripada massa jenis minyak bumi. Apabila akumulasi minyak bumi di suatu
cekungan cukup banyak dan secara komersial menguntungkan, minyak bumi
tersebut diambil dengan cara pengeboran. Minyak bumi diambil dari sumur minyak
yang ada di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur
minyak diperoleh setelah melalui proses studi geologi analisis sedimen karakter dan
struktur sumber.

Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi :

1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari


matahari dengan fotosintesis.

2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar


cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk
adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan
ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut.
Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat
spesifik. Itulah sebabnya kubun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya.
Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain
di atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan.
Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan
bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat
Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya
mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan
itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun,
maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.

proses pembentukan minyak bumi 34. Karbon terkena panas dan bereaksi
dengan hidrogen membentuk hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh
batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah. Walaupun
berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah
satunya yang terpenting adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan
minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi
mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih
rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh
sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini
akan tertangkap dan siap ditambang.
B. Mengidentifikasi kualitas bensin
Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang peranan penting
sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki
rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan
kualitas yang diinginkan. Lalu, bagaimana sebenarnya penggunaan bensin sebagai
bahan bakar?

Bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor

Bensin hanya terbakar dalam fase uap, maka bensin harus diuapkan dalam
karburator sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan. Energi yang dihasilkan
dari proses pembakaran bensin diubah menjadi gerak melalui tahapan sebagai
berikut

Pembakaran bensin yang diinginkan adalah yang menghasilkan dorongan yang mulus
terhadap penurunan piston. Hal ini tergantung dari ketepatan waktu pembakaran
agar jumlah energi yang ditransfer ke piston menjadi maksimum. Ketepatan waktu
pembakaran tergantung dari jenis rantai hidrokarbon yang selanjutnya akan
menentukan kualitas bensin. -Alkana rantai lurus dalam bensin seperti n-heptana, n-
oktana, dan n-nonana sangat mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran
terjadi terlalu awal sebelum piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul
bunyi ledakan yang dikenal sebagai ketukan (knocking).

Pembakaran terlalu awal juga berarti ada sisa komponen bensin yang belum
terbakar sehingga energi yang ditransfer ke piston tidak maksimum. -Alkana rantai
bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin seperti isooktana tidak terlalu mudah
terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang dihasilkan, dan energi yang ditransfer ke
piston lebih besar.

Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang baik harus mengandung lebih banyak
alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dibandingkan alkana rantai lurus. Kualitas
bensin ini dinyatakan oleh bilangan oktan .

Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar
untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0
ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana
yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30% nheptana dan 70% isooktana akan
mempunyai bilangan oktan:

= (30/100 x 0) + (70/100 x 100)

= 70
Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin
untuk memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian
dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana
dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam
campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai
bilangan oktan dari bensin yang diuji.

Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai bilangan oktan ~70. Untuk
menaikkan nilai bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:

- Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon


rantai bercabang melalui proses reforming Contohnya mengubah n-oktana
menjadi isooktana.

- Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir fraksi


bensin.

- Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat


pembakaran bensin. Dulu digunakan senyawa timbal (Pb). Oleh karena Pb
bersifat racun, maka penggunaannya sudah dilarang dan diganti dengan senyawa
organik, seperti etanol dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).

Angka oktan suatu bensin adalah salah satu karakter yang menunjukkan mutu bakar
bensin tersebut, yang dalam prakteknya menunjukkan ketahanan terhadap ketukan
(knocking). Suatu bensin harus mempunyai mutu bakar yang baik agar mesin dapat
beroperasi dengan mulus, efisien dan bebas dari pembakaran tidak normal selama
pemakaianya.

Setiap kendaraan mempunyai kebutuhan angka oktan tertentu. Kebutuhan angka


oktan kendaraan bermotor bensin tidak sama antara satu merek dengan merek
lainnnya atau antara satu tipe dengan tipe lainnya untuk merek yang sama,
tergantung pada perbandingan kompresi mesin dan faktor-faktor lainnya yang
berpengaruh terhadap kebutuhan angka oktan. Pengujian kebutuhan angka oktan
kendaraan bertujuan untuk mengetahui tingkat angka oktan suatu kendaraan.
Dengan diketahuinya kebutuhan angka oktana suatu kendaraan, maka secra teknis
dapat ditentukan level angka oktana bensin yang akan digunakan untuk kendaraan
tersebut.

Untuk menentukan nilai oktan, ditetapkan 2 jenis senyawa sbg pembanding yaitu
isooktana dan n-heptana.Suatu campuran yg terdiri 80% isooktana dan dan 20% n-
heptana mempunyai nilai oktan 80.Jadi untuk melihat mutu bensin yg baik, dilihat
dari nil1
Teori tentang Hidrokarbon

Teori ini lahir dari gagasan Ilmuwan Kimia asal Jerman bernama Frederich Wohler.
Di mana saat itu senyawa yang mengandung karbon (Hidrokarbon) dimasukkan ke
dalam senyawa organik. Hal itu disebabkan sebagian besar senyawa karbon yang
ada ditemukan pada makhluk hidup. Secara definisi, Senyawa organik adalah
senyawa yang berasal dari makhluk hidup, sedangkan senyawa anorganik adalah
senyawa berasal dari benda tak hidup

Namun penelitian dari Friedrich Wohler yang dapat mensintesis senyawa anorganik
yaitu (NH4CNO) berubah menjadi senyawa organik yaitu urea dan mengubah
definisi Senyawa Hidrokarbon menjadi senyawa yang mengandung Hidrogen dan
Karbon yang saling berpasangan.

Identifikasi Hidrokarbo mengidentifikasinya dengan cara membakar sampel yang


akan diuji. Jika sampel tersebut merupakan senyawa hidrokarbon, pembakaran
tersebut akan menguarbon ( C ) menjadi karbon dioksida (CO2) dan hidrogen ( H )
menjadi uap air (H2O). Reaksi kimianya sebagai berikut:

Kemudian terhadap CO2dan H2O tersebut dapat dilakukan pengujian sebagai


berikut:

Air Kapur Endapan putih

Kertas Kobalt biru + H2O → kertas kobalt merah muda

Jika, hasil yang didapatkan sesuai, artinya senyawa yang kita uji adalah suatu
senyawa hidrokarbon.Keunikan Senyawa Karbon

Senyawa karbon adalah senyawa yang mempunyai beberapa keunikan dibandingkan


atom-atom lainnya. Keunikan tersebut adalah sebagai berikut

a. Mampu membentuk 4 ikatan kovalen

Atom karbon mempunyai empat elektron valensi. Sesuai dengan teori pasangan
elektron bersama untuk membentuk ikatan yang stabil dengan atom yang lain
maka atom C membutuhkan empat elektron dari atom lain karena untuk
mencapai kestabilan diperlukan 8 elektron bersama sehingga terbentuk ikatan
kovalen. Contohnya adalah CH4dan CCl4.

b. Mampu membentuk suatu rantai karbon

Atom karbon tidak hanya dapat berikatan dengan atom-atom (H, Cl, O, dll)
tetapi dapat juga berikatan dengan atom karbon lainnya. Atom karbon yang
berikatan dengan atom karbon lain dapat membentuk suatu rantai karbon.
Contohnya: benzene (C6H6).
c. Dikenal beberapa kedudukan atom karbon

Kedudukan suatu atom karbon dalam membentuk rantai karbon ditentukan oleh
kemampuan atom karbon dalam mengikat atom karbon lainnya, yaitu:

Atom C primer yaitu atom C yang berikatan langsung 1 atom C lain.

Atom C sekunder yaitu atom C yang berikatan langsung dengan 2 atom C lain.

Atom C tersier yaitu atom C yang berikatan langsung dengan 3 atom C lain.

Atom C kuartener yaitu atom C yang berikatan langsung dengan 4 atom C lain.

Contohnya adalah sebagai berikut:

Berdasarkan gambar di atas, atom C primer adalah atom CH3, atom C Sekunder
adalah atom CH2, atom C tersier adalah atom CH, dan atom C kuartener adalah
atom C.

d. Memiliki ikatan kovalen yang kuat

Atom karbon terletak pada periode 2 pada sistem periodik unsur-unsur sehingga
memiliki jari-jari atom yang relatif kecil sehingga memiliki ikatan kovalen yang
kuat.

Jenis-jenis Senyawa Hidrokarbon

Berdasarkan jenis ikatan antara atom karbonnya, senyawa Hidro karbon dibagi
menjadi 3 jenis yaitu Alkana, Alkena, dan Alkuna.

a. Alkana

Alkana adalah senyawa yang terdiri atas ikatan tunggal. Rumus umum alkana
adalah:

Penggalan akhir dari senyawa Alkana selalu diakhir dengan ANA. Contohnya:
metana (CH4), etana(C2H6).

b. Alkena

Alkena adalah senyawa yang tidak hanya memiliki ikatan tunggal namun juga
memiliki rangkap dua dan rangkap 3. Rumus umum dari Alkena adalah

Penggalan akhir dari senyawa Alkena selalu diakhiri dengan ENA, contohnya:
C2H4(etena) dan C3H6(propena).
c. Alkuna

Alkuna adalah senyawa yang berikatan rangkap 3 dan memiliki rumus umum
nya yaitu:

Penggalan akhir dari senyawa Alkuna diakhiri dengan UNA, contoh:


C2H2(etuna), C2H6 (propuna)

Sifat Fisika dan Kimia

Senyawa Hidrokarbon memiliki sifat-sifat fisika dan kimia. Sifat-sifat fisikanya


adalah sebagai berikut:

Wujud zat pada suhu ruangan gas (C1-C4), cair (C5-C18), dan padat (C > 18).

Sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut nonpolar. Contoh
pelarut nonpolar adalah benzene dan CCl4.

Titik didih dan titik lebuh relatif rendah.

Sifat-sifat kimia dari senyawa Hidrokarbon berkaitan erat dengan reaksi-


reaksi kimianya. Secara umum senyawa alkana sukar bereaksi sehingga
disebut parafin yang artinya afinitas (keterikatan) kecil. Reaksi terpenting
dari senyawa Alkana adalah pembakaran, substitusi,dan perengkahan
(pemutusan rantai karbon menjadi potongan lebih pendek). Alkena lebih
reaktif (mudah meledak) dibandingan alkana karena memiliki ikatan rangkap.

Pengaplikasian dalam Kehidupan Sehari-Hari

Aplikasi nyata pada senyawa-senyawa Hidrokarbon adalah pegolahan


minyak bumi. Minyak bumi merupakan komoditas perdagangan yang sangat
penting bagi dunia. Karena produk hasil mereka seperti gas LPG, bensin,
kerosin (minyak tanah), solar, dan minyak pelumas merupakan sumber
energi bagi umat manusia.

Minyak bumi terbentuk dari hasil penguraian bahan-bahan organik dari


tumbuh-tumbuhan dan hewan yang ada di darat maupun di laut selama
berjuta-juta tahun. Pada proses ini, bakteri pengurai mengubah senyawa
kompleks tersebut menjadi senyawa hidrokarbon. Karena pengaruh suhu
dan tekanan yang sangat tinggi terbentuklah minyak bumi.

Produk-produk minyak bumi sebagian besar termasuk golongan


Alkana.Penjelasan golongan Alkana beserta fungsinya di jelaskan pada tabel
di bawah. Sedangkan produk Alkena adalah sebagian besar bahan baku
industri, contonnya plastik, karet sintensis, alkohol. Golongan Alkuna dapat
ditemukan di gas rawa, minyak bumi, dan batu bara. Kegunaan Alkuna
antara lain sebagai bahan bakar obor, las karbit dan pemotongan logam,
serta bahan baku untuk senyawa lain misalnya etanol, asam asetat, dan
viniklorida.

C. Mengevaluasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon


Perlu kalian ketahui bahwa pembakaran bahan bakar minyak akan menghasilkan
gas-gas sisa pembakaran. Kandungan utama bahan bakar minyak adalah
hidrokarbon, serta sedikit senyawa belerang, nitrogen dan oksigen. Pembakaran
sempurna hidrokarbon dalam minyak bumi menghasilkan karbon dioksida dan uap
air. Sementara itu pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan partikel padat
yang dikenal dengan asap dan berisi butiran-butiran halus dari karbon (jelaga),
karbon monoksida, karbon dioksida, dan uap air.

Bensin merupakan salah satu hasil pengolahan minyak bumi yang kandungan
utamanya adalah oktana (C8H18).

dampak pembakaran bahan bakar

Jika kita perhatikan reaksi pembakaran sempurna (reaksi 1) dan tidak sempurna
(reaksi 2 dan 3), dapat disimpulkan bahwa pembakaran dapat berlangsung sempurna
atau tidaknya, ditentukan oleh perbandingan jumlah (volume) bensin (C8H18)
dengan volume gas oksigen (O2). Semakin terbatas jumlah oksigen, semakin tidak
sempurna pembakaran yang terjadi, dan semakin banyak jelaga (C) yang dihasilkan.

Gas karbon dioksida (CO2) merupakan gas rumah kaca yang dapat menyebabkan
terjadinya pemanasan global, sedangkan gas karbon monoksida akan berikatan
dengan hemoglobin sehingga mengganggu fungsi hemoglobin dalam mengikat
oksigen. Akibatnya, pada kadar tertentu dapat menyebabkan kematian. Sementara
itu, jelaga merupakan serbuk halus dari karbon (C) yang jika terhirup dapat merusak
alat pernafasan.

dampak pembakaran bahan bakar

Selain gas karbon dioksida dan karbon monoksida, dampak pembakaran bahan bakar
dalam mesin kendaraan bermotor dapat menghasilkan gas belerang dioksida (SO2)
karena di dalam minyak bumi terdapat senyawa belerang, serta gas oksida nitrogen
(NOx) karena untuk membakar bahan bakar (bensin) dalam mesin digunakan udara
sebagai sumber oksigen dan udara mengandung gas nitrogen.

Belerang dari minyak bumi dapat teroksidasi menjadi gas belerang dioksida (SO2)

S(s) + O2(g) → SO2(g)

Ketika di udara gas SO2 ini dapat teroksidasi mejadi gas SO3.
SO2(g) + O2(g) → SO3(g)

Gas SO3 ini sangat mudah bereaksi dengan air menghasilkan asam sulfat, sehingga
gas SO3 ini dapat menyebabkan hujan asam.

SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)

Pada suhu tinggi, di dalam mesin kendaraan bermotor dapat terjadi reaksi antara
nitrogen dan oksigen.

N2(g) + O2(g) → NOx(g)

Gas oksida nitrogen dalam kadar tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata
sehingga menyebabkan mata perih dan merah. Selain itu, dampak pembakaran
bahan bakar yang menghasilkan gas oksida nitrogen merupakan salah satu gas
penyebab terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang berdampak pada
pemanasan global (peningkatan suhu bumi)
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan makalah ini di buat yaitu untuk mngetahui proser dari pembentukam
bensin dan kualiatas yang terkandung dalam bensin serta mengidentifikasi senyawa
hidrokarbon dan menganalisis apa saja dampak dari pembakaran senyawa
hidrokarbon

B. Saran
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad
mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa
tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat
lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara
alami.setelah membaca materi makalah yang saya buat di harapkan dapat dengan
mudah di pahami .di dalam materi makalah saya terdapat banyak pelajaran yang
dapat di ambil contohnya penggunaan zat karbohidrosida dan saya harapkan yang
membaca makalah saya dapat dengan mudah memahami materi saya

Anda mungkin juga menyukai