Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MINYAK BUMI

DISUSUN OLEH :
NADIA TRIYUHANA (24)
XI MIPA 4

SMAN 1 KARANGAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada guru kimia selaku guru pembimbing
dalam tugas ini karena telah membantu kelancaran dalam pembuatan karya tulis
ini. Kepada orang tua yang telah membantu dan bemberi pengertian dalam
melaksanakan tugas ini dan kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan
dan semangat.

Dalam rangka memenuhi Tugas Kimia maka karya tulis ini dibuat dengan
judul “Minyak Bumi”. Oleh sebab itu, penulis berharap dengan adanya karya tulis
ini dapat meningkatkan budaya membaca bagi masyarakat terutaman remaja
Indonesia.

Penulis mengaharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan karya tulis ini.
Selain itu, penulis berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan tercapainya tujuan dari penulisan karya tulis ini.

10, September 2020

Nadia Triyuhana

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
PENDAHULUAN........................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................3
1. Asal Usul Minyak Bumi........................................................................................3
2. Pengolahan Minyak Bumi.....................................................................................4
3. Fraksi-Fraksi Minyak Bumi..................................................................................7
4. Bensin....................................................................................................................9
5. Dampak Pembakaran Bahan Bakar.....................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................17
1. Kesimpulan..........................................................................................................17
2. Saran....................................................................................................................17
DAFTAR PUSAKA........................................................................................................18

iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minyak bumi digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, pesawat, mesin di
pabrik, membuat jalan, pelumas, dan berbagai kebutuhan lainnya. Selama satu
abad terakhir, penggunaan minyak bumi selalu menjadi perdebatan. Minyak bumi
dibutuhkan untuk menopang hidup manusia. Di sisi lain, ekstraksi dan
penggunaannya yang berlebihan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.
Minyak bumi termasuk dalam teknologi tidak ramah lingkungan. Selain merusak
alam, persediaannya akan habis suatu saat. Secara umum, minyak bumi terbagi
menjadi dua jenis yakni light crude oil dan heavy crude oil. Light crude oil atau
petroleum adalah minyak mentah yang keluar dari bumi. Minyak ini mengandung
senyawa hidrokarbon yang dapat terbakar, sulfur, oksigen, dan nitrogen. Light
crude oil terbentuk dari makhluk hidup yang telah mati jutaan tahun lalu. Fosilnya
terurai di bawah tanah, di bawah bebatuan baik di daratan maupun di lautan.
Warnanya hitam dan lengket. Minyak diambil lewat pengeboran lalu dipompa ke
atas, mengalir lewat pipa-pipa. Minyak ini kemudian diangkut menggunakan truk
atau kapal ke kilang minyak, Di kilang, minyak ini dipanaskan untuk memisahkan
komponen penyusunnya berdasarkan titik didih.
Heavy crude oil adalah minyak yang terkandung di dalam bebatuan atau pasir
minyak yang bercampur dengan air dan banyak mengandung sulfur. Jenis minyak
ini sekitar 70 persen dari total cadangan minyak yang ada di bumi. Namun
eksploitasi heavy crude oil berbahaya bagi lingkungan. Heavy crude oil diambil
lewat menambang. Hutan ditebang untuk dijadikan pertambangan. Aliran airnya
dikeringkan dan sungai dialihkan. Selanjutnya, baru digali tanah dan pasir
menggunakan alat berat. Batuan dan pasir minyak dicampur dengan air panas dan
uap untuk diambil kandungan bitumennya lalu diubah menjadi minyak mentak
untuk selanjutnya diolah di kilang minyak. Tambang minyak mengambil habitat
hewan dan tumbuhan. Kini, kita merasakan dampak kerusakannya. Polusi udara
semakin parah. Pada akhirnya, produksi minyak dari batuan dan pasir tidak
seimbang dengan kerusakan yang diakibatkan.

B. Rumusan Masalah
1. Dari mana asal mula Minyak Bumi?
2. Bagaimana pengolahan Minyak Bumi?
3. Apa saja fraksi-fraksi Minyak bumi?
4. Nilai mutu Bensin
5. Apa dampak dari pembakaran bahan bakar?
C. Tujuan Pembahasan
1
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memperluas pengetahuan tentang Minyak Bumi
2. Mengetahui lebih dalam tentang Bensin
3. Memahami dampak dari pembakaran bahan bakar

2
PEMBAHASAN
1. Asal-Usul Minyak Bumi
Ada terdapat 3 teori tentang asal-usul minyak bumi yang dikenal hingga saat
ini, diantaranya:
Teori Biogenetik atau Teori Organik

Teori ini berpendapat bahwa minyak bumi terbentuk dari pelapukan


berbagai macam jenis bintang dan tumbuhan yang mati dan tertimbun di dalam
tanah/lumpur yang terbawa oleh arus sungai, tertimbun dan mengendap di dasar
laut berkumpul dengan timbunan-timbunan hasil pelapukan yang sebelumnya.
Timbunan yang berumur diperkirakan jutaan tahun terendap dan mengalami
proses dekomposisi menjadi gelembung minyak bumi atau gas alam. Dekomposisi
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, waktu, dan tekanan lapisan batuan
di atasnya. Tak hanya di laut, proses pembentukan minyak bumi ini juga bisa
terjadi di darat.

Teori Anorganik
Menurut teori ini, minyak bumi terbentuk akibat adanya aktivitas bakteri
yang mampu melakukan reaksi biokimia, merubah unsur-unsur seperti oksigen,
karbon, belerang, hidrogen, dan nitrogen dari batuan induk menjadi zat minyak
yang mengandung hidrokarbon.

3
Teori Dupleks
Teori Dupleks ini merupakan gabungan dari dua teori sebelumnya. Teori ini
yang lebih banyak diterima oleh para ilmuwan. Teori ini menjelaskan bahwa
minyak bumi berasal dari materi-materi hidup baik hewani atau nabati yang berada
dibawah laut, karena pengaruh suhu, tekanan, dan waktu akhirnya berubah menjadi
batuan induk pembentuk bahan-bahan hidrokarbon. Batuan ini mengalami proses
biokimia dan berubah menjadi minyak bumi atau gas alam. Keduanya berkumpul
menjadi satu ketempat yang memiliki tekanan rendah dan keduanya tersebut
berkumpul menjadi satu dan mengendap di dasar laut.

2. Pengolahan Minyak Bumi


Pengolahan minyak bumi adalah proses mengolah minyak bumi menjadi
produk-produk bermanfaat melalui pemecahan (pemisahan) minyak dengan cara
pemanasan. Sehingga dihasilkan fraksi atau jenis bentukan minyak bumi. Beberapa
fraksi minyak bumi adalah fraksi berbentuk gas, cair, dan padat. Setiap fraksi hasil
pemisahan minyak bumi diperlakukan khusus sesuai sifat fisika dan sifat kimianya.
Agar menjadi produk-produk bermanfaat, pengolahan minyak bumi dilakukan
dengan cara:
a. Distilasi
b. Cracking
c. Reforming
d. Alkilasi dan polimerisasi
e. Treating

Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan minyak bumi dengan cara
pemanasan sehingga menghasilkan beberapa fraksi yang sesuai dengan titik
didihnya. Fraksi atau komponen yang memiliki titik didih terendah
berbentuk gas. Komponen yang memiliki titik didih tertinggi berbentuk
padat. Hasil proses distilasi minyak bumi antara lain gas LPG, bensin,
minyak tanah (kerosin), avtur, solar, minyak diesel, pelumas (oli), lilin,
parafin, malam, aspal (bitumen).
Cracking
Cracking adalah proses penguraian atau pemecahan molekul senyawa
hidrokarbon berukuran besar menjadi molekul senyawa hidrokarbon
berukuran kecil. Tujuan cracking adalah meningkatkan kualitas fraksi

4
minyak bumi itu sendiri. Contoh cracking pada minyak solar atau minyak
tanah menjadi bensin.
Reforming
Reforming adalah proses pengubahan bentuk molekul bensin yang
bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu
lebih baik (rantai karbon bercabang). Tujuan reforming adalah memperoleh
produk minyak bumi (senyawa bensin) yang lebih baik. Melalui isomerisasi
menghasilkan isomer yaitu dua jenis bensin dengan rumus molekul sama
tetapi strukturnya berbeda sehingga kualitasnya berbeda.
Alkilasi dan Polimerisasi
Alkilasi adalah proses penambahan jumlah atom dalam suatu molekul
menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang. Tujuan alkilasi adalah
memperoleh produk alkilat dengan angka oktan tinggi. Angka oktan adalah
angka yang menunjukkan tingkat ketukan (knocking) yang timbul oleh
bensin saat proses pembakaran. Ketukan ini terjadi saat bahan bakar terbakar
prematur (secara dini) di mesin dan menyebabkan terjadi suara khas mirip
suara ketukan. Proses alkilasi melibatkan molekul olefin (alkena) dan
isoparafin dengan bantuan katalisator berupa asam kuat. Polimerisasi adalah
proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Contoh
polimerisasi dalam pengolahan minyak bumi adalah proses reaksi
penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana. Dari proses
reaksi tersebut menghasilkan produk bensin berkualitas tinggi yang disebut
isooktana.
Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara
mengeliminasi atau menghilangkan bahan pengotornya. Proses
treating minyak bumi adalah:
a. Copper sweetening dan doctor treating: proses penghilangan pengotor
yang menimbulkan bau tidak sedap;
b. Acid treatment: proses penghilangan lumpur dan sejenisnya serta
perbaikan warna;
c. Dewaxing: proses penghilangan atau pemisahan wax (semacam lilin)
dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas. Tujuan
dewaxing untuk menghasilkan minyak pelumas dengan pour point
rendah. Pour point adalah suhu terendah saat fraksi minyak bumi dapat
mengalir atau bisa dituangkan;
d. Deasphalting: proses untuk menghilangkan aspal;
e. Desulfurizing (desulfurisasi) adalah proses penghilangan unsur belerang.
Sulfur harus dipisahkan dari minyak bumi karena menimbulkan kerugian,
yaitu korosi, mengganggu katalisator, bau tidak sedap, menghasilkan
5
produk samping pembakaran berupa gas buang beracun (sulfur dioksida
atau SO2), polusi udara dan hujan asam.

Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang
berbentuk gas akan menjadi gas alam. Beberapa bagian dari mikro organisme dari
hewan atau tumbuhan yang berkumpul di dasar laut mengandung minyak & lilin
yang dapat bertahan lama di dasar laut. Bagian tersebut akan membentuk bintik-
bintik dan akan mengeras bersama lumpur karena tekanan. Akibat tekanan dan
panas bumi alami membuat batuan lumpur tersebut menjadi panas dan
mengeluarkan minyak kental yang pekat. Semakin dalam batuan terkubur semakin
banyak juga hasil minyak bumi yang dihasilkan. Ketika batuan lumpur mengalami
panas sampai mendidih, batuan tersebut menghasilkan minyak encer dan berubah
menjadi gas alam berupa Metana. Minyak bumi yang terbentuk akan mengumpul
dalam pori-pori pasir atau batuan kapur. Karena adanya gaya kapiler dan tekanan
di perut bumi lebih besar dibandingkan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi
akan bergerak ke atas. Ketika gerak ke atas, minyak bumi akan terperangkap oleh
batuan kedap cairan atau batuan tidak berpori.

6
3. Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Gas

Gas yang biasa kita kenal dengan sebutan LPG adalah singkatan dari
(Liquified Potroleum Gas) dengan jumlah atom C1 – C4  yang akan melebur pada
suhu < 300C. Dibwah suhu ini, minyak mentah tersebut akan menguap dan yang
keluar sebagai uapan tersebut adalah gas. Kegunaan dari gas ini dalam kegidupan
kita adalah sebagai gas LPG dan produk petrokimia.

Petrolium eter

Petrolium eter adalah fraksi minyak bumi yang memiliki titik didih antara 30
 o
– 60  C yang akan menguap pada suhu tersebut. Petrolium eter memiliki jumlah
atom C5 – C6  yang biasa digunakan untuk kebutuhan di laboratorium sebagai
pelarut non polar dan pembersih.

Ligronin/ Nafta

Ligronin/ Nafta adalah fraksi minyak bumi yang sebagian besarnya terdiri
atas hidrokarbon dengan jumlah atom C6 – C7 yang dapat menguap pada suhu 60
–100 o C. Nafta biasa digunakan sebagai pelarut non polar dan zat aditif bensin.

Bensin (gasoline)

Bensin (gasoline) adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang di
gunakan sebagai bahan bakar kendaraan roda dua, tiga, dan empat. Sederhananya
bensin tersusun dari hidrokarbon berantai lurus seperti C7 (heptana) yang memiliki
titik didih sekitar 40 – 200 o C.

Kerosin (minyak tanah)

Kerosin (minyak tanah) adalah salah satu cairan hasil dari fraksi minyak
bumi sebagian besar adalah cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah
terbakar.  Minyak tanah memiliki jumlah ataom C12 – C18  dan titik didih di
sekitar  175 – 325 oC yang dapat bermanfaat sebagai bahan bakar kompor dan
mesin jet ( avtur ).

Solar

Solar adalah salah satu produk dari minyak bumi yang dapat digunakan
sabagai bahan mesin diesel. Solar biasanya berbentuk cairan dengan  titik lebur

7
250 – 400 oC dengan jumlah atom > C12.  Kebutuhan solar dijaman sekarang
sangatlah penting untuk keberlangsungan hidup manusia sebagai penunjang dalam
pemanfaatan mesin-mesin di perusahaan-perusahaan  baik di kota besar maupun di
pedesaan.

Oli

Oli merupakan cairan dari hasil penyulingan minyak bumi yang bermanfaat
sabagi pendingin atau pelumas pada kendaraan khususnya kendaraan bermotor.

Residu

Residu adalah cairan kental berwarna hitam yang memiliki jumlah atom
Karbon (C) Paling banyak yaitu lebih dari 70 dengan titik didih paling besar
kurang lebih >500 oC.
Tabel Fraksi :

8
4. Bensin
Fraksi terpenting dari minyak bumi yang paling banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah bensin. Bensin digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor. Sekitar 10% produk distilasi minyak mentah adalah fraksi
bensin dengan rantai tidak bercabang. Bensin tersusun dari komponen alkana
berupa n-heptana dan isooktana. Berbagai jenis bensin beredar di pasaran,
diantaranya premium, premix, dan pertamax. Harga tiap-tiap jenis bensin di
pasaran berbeda karena terdapat perbedaan mutu.
Makin tinggi harga bilangan oktan suatu bensin, berarti bensin tersebut
makin bagus atau makin efisien dalam menghasilkan energi. Bensin premium
mutunya lebih rendah dibandingkan pertamax. Bensin premium memiliki bilangan
oktan 80 – 84, sedangkan pertamax memiliki bilangan oktan 92 – 94. Selain itu, di
pasaran dikenal pula pertamax plus yang memiliki bilangan oktan 98.
Mutu bensin dinyatakan dengan bilangan oktan. Bilangan oktan adalah
perbandingan antara nilai ketukan bensin terhadap nilai ketukan dari campuran
hidrokarbon standar. Campuran hidrokarbon yang dipakai sebagai standar bilangan
oktan adalah n-heptana dan 2,2,4-trimetilpentana (isooktana). Jika bensin
mengandung campuran 87% isooktana dan 13% n-heptana, maka bilangan oktan
bensin tersebut ditetapkan sebesar 87 satuan.
Proses penambahan TEL pada bensin premium dapat menimbulkan
pencemaran yang diakibatkan oleh Pb di udara, air, maupun tanah. Bila termakan
oleh kita akan menyebabkan terganggunya pembentukan sel darah merah, merusak
otak, dan menghalangi proses metabolisme. Sekarang penggunaan TEL sebagai zat
aditif pada bensin tidak diperbolehkan lagi dan digantikan oleh senyawa lain yang
lebih ramah lingkungan, yaitu MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether). Contoh
bensin yang menggunakan MTBE adalah pertamax dan pertamax plus.

Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan


bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Semakin tinggi
nilai oktan, berarti  semakin sedikit ketukannya, dan  semakin baik juga mutunya.

Hidrokarbon Bilangan Oktan Road


Index
n-heptana 0
2-metilheptana 23
n-heksana 25
2-metilheksana 44
1-heptena 60
n-pentana 62
1-pentena 84
1-butena 91 9
Sikloheksana 97
2,2,4-trimetil 100
pentana
Bensin terbagi menjadi 3 jenis, yaitu premium, pertamax, dan pertamax plus.
Ketiganya mempunyai performance atau mutu yang berbeda.

                Di Indonesia terdapat beberapa bahan bakar jenis bensin yang memiliki
nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ditemukan
berdasarkan nilai RON (reserch octane number).
a. Premium (RON 88). Umumnya, premium digunakan untuk bahan bakar
kendaraan bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dan motor tempel.
Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
b. Pertamax (RON 92). Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang mensyaratkan
penggunaan bahan bakar beroktan tinggi tanpa timbel (unleaded). Pertamax
juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990,
terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel
injection.
c. Pertamax Plus (RON 95). Jenis BBM ini mempunyai nilai oktan tinggi.
Pertamax Plus ditujukan untuk kendaraan berteknologi mutakhir yang
mensyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi. Pertamax Plus sangat
direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio lebih besar
dari 10,5 dan menggunakan teknologi electronic fuel injection (EFI), variable
valve timing (VVT-I pada Toyota, VVT pada Suzuki, VTEC pada Honda dan
VANOS/Valvetronic pada BMW), turbochargers, serta catalic converters.

Untuk menentukan nilai oktan, ditetapkan dua jenis senyawa sebagai


pembanding yaitu isooktana dan n-heptana. Kedua senyawa ini adalah dua diantara
banyak macam senyawa yang tedapat dalam bensin.

10
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun
bensin, oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami
pembakaran spontan. Tidak seperti yang terjadi pada heptana, yang dapat terbakar
spontan meskipun baru ditekan sedikit. Isooktana menghasilkan ketukan
paling sedikit dan diberi nilai oktan 100. Sedangkan n-heptana menyebabkan
ketukan paling banyak dan diberi nilai 0.
Bensin harus diuapkan dalam karburator sebelum dibakar dalam silinder mesin
kendaraan. Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran bensin akan diubah
menjadi gerak.
Pembakaran bensin yang diinginkan adalah yang menghasilkan dorongan yang
mulus terhadap penurunan piston.
Hal ini tergantung dari ketepatan waktu pembakaran agar jumlah energi yang
ditransfer ke piston menjadi maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung
dari jenis rantai hidrokarbon yang akan menentukan kualitas bensin.
Alkana rantai lurus dalam bensin seperti n-heptana, n-oktana, dan n-
nonana sangat mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi terlalu
awal sebelum piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul bunyi ledakan
yang dikenal sebagai ketukan (knocking).
 Proses Pembakaran Bensin dalam Karburator
1. Bensin dari tangki masuk ke dalam karburator, kemudian bercampur dengan
udara.
2. Campuran bensin dan udara dimasukkan ke ruang bahan bakar.
3. Campuran bensin dan udara yang sudah bebentuk gas ditekan oleh piston
hingga volumenya menjadi sangat kecil.
4. Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari busi. Hasil pembakaran
inilah yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kendaraan.

Pembakaran terlalu awal juga berarti ada sisa komponen bensin yang belum
terbakar sehingga energi yang ditransfer ke piston tidak maksimum.
Alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin seperti isooktana tidak
terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang dihasilkan, dan energi
yang ditransfer ke piston lebih besar.
Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang baik harus mengandung
lebih banyak alkana rantai bercabang/aromatik dibandingkan alkana rantai lurus.
Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya hanya mempunyai bilangan oktan
berkisar  70.

11
Kemudian nilai oktan ditingkatkan dengan cara-cara berikut ini:
1. Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi
bensin menjadi hidrokarbon rantai bercabang melalui proses reforming.
2. Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu
kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik
(rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul
yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga
disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.
3. Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir
fraksi bensin.
4. Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat
pembakaran bensin.
5. Zat Aditif adalah suatu zat yang di tambahkan kedalam suatu campuran /
adonan / larutan  dengan jumlah yang sangat sedikit dengan tujuan
memberikan kualitas yang baik / yang di inginkan dengan signifikan.
Berikut contoh zat aditif yang di tambahkan ke dalam bahan bakar:
 Ethyl Tertier Butil Ether (ETBE).CH3O(C2H5)3
 Tertier Amil Metil Eter (TAME). CH3 O (CH3) C2H5
 Metil Tertier Butil Eter (MTBE). CH3O(CH3)3
 Tetra Etil Lead (TEL) . Pb(C2H5)4
Karena saat penggunaannya pada pembakaran bensin, TEL menghasilkan
oksida timah (PbO) yang menempel pada komponen mesin. Agar (PbO) tidak
menempel penggunaan TEL (65%) ditambahkan dengan 1,2-dibromo etana dan
1,2-dikloro etana yang mengubah Pb menjadi PbBr 2 (mudah menguap) yang keluar
dari knalpot.
Namun, zat ini dapat mencemari udara dan jika masuk ke dalam tubuh akan
mengakibatkan anemia, sakit kepala dan bila dalam kadar tinggi  dapat
menimbulkan kematian.

12
5. Dampak Pembakaran Bahan Bakar

Pembakaran bahan bakar minyak dapat berlangsung dua cara yaitu pembakaran
sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan energi yang
cukup besar dibandingkan pembakaran tidak sempurna. Tetapi gas CO2 yang
dihasilkan dapat menyebabkan terjadinya green house effect (efek rumah
kaca).Reaksi pembakaran sempurna: CH4(g) + 2 O2(g)==>CO2(g) + 2 H2O(g) +
Energi

Gas CO2 merupakan gas tak berwarna, tak berbau, mudah larut dalam air,
meneruskan sinar matahari gelombang pendek tapi menahan pantulan energi
matahari gelombang panjang (sinar inframerah). Jika jumlahnya melebihi
ambang batas (lebih dari 330 bpj), maka akan menyebabkan sesak napas dan
membentuk “selubung” di atmosfer. Gas CO2 mempunyai kemampuan untuk
menahan energi matahari gelombang panjang sehingga panas tidak dapat
dilepaskan ke ruang angkasa. Peristiwa terjebaknya sinar matahari oleh gas
CO2 inilah yang disebut efek rumah kaca. Akibatnya suhu bumi menjadi naik
atau lebih dikenal dengan istilah pemanasan global. Coba bayangkan jika suhu di
seluruh permukaan bumi ini naik, apa yang terjadi? Bukankah es di kedua kutub
bumi akan mencair? Dapatkan kamu membayangkan apa dampak selanjutnya?

Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar minyak akan menghasilkan


jelaga yang dapat mengotori alat-alat seperti perkakas rumah tangga, mesin,
knalpot, dan lain-lain. Sehingga mempercepat kerusakan pada alat-alat tersebut.
Selain itu juga menghasilkan gas CO yang dapat menyebabkan keracunan.
Reaksi pembakaran tak sempurna:

2 CH4(g) + 3 O2(g) ==> 2 CO(g) + 4 H2O(g) + Energi

Gas CO merupakan gas tak berwarna, tak berbau, tak berasa, dan sukar larut
dalam air. Gas CO mempunyai daya ikat yang lebih tinggi dibanding gas oksigen
terhadap hemoglobin, sehingga jika terhirup manusia menyebabkan dalam darah
lebih banyak mengandung CO daripada oksigen. Gejala yang timbul jika
keracunan gas CO adalah sesak napas, daya ingat berkurang, ketajaman
penglihatan menurun, dan lelah jantung. Tubuh akan kekurangan suplai oksigen,
akibatnya badan lemas, pingsan, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Reaksi:

CO(g) + Hb(aq) ==> HbCO(aq)

13
Pembakaran bahan bakar minyak juga dapat menghasilkan zat polutan lain
seperti: oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida nitrogen (NO dan NO2), dan
partikel-partikel debu. Gas-gas tersebut jika masuk di udara dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam. Gas SO2 merupakan gas tak berwarna tetapi berbau
sangat menyengat dan larut dalam air. Gas CO2 dapat menyesakkan napas,
memedihkan mata, dan mematikan daun karena merupakan racun bagi klorofil.
Gas SO2 dan SO3 di udara lembap dapat bereaksi dengan uap air membentuk
asam. Reaksinya:

SO2(g) + H2O(l)==> H2SO3(aq)

Bereaksi dengan O2 membentuk SO3 kemudian bereaksi dengan uap air


membentuk asam sulfat. Reaksinya:

2 SO2(g) + O2(g) ==> 2 SO3(g)

SO3(g) + H2O(l)==> H2SO4(aq)

Asam sulfat di udara lembap mudah larut dalam air hujan sehingga air hujan
bersifat asam, atau dikenal dengan hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan
tumbuhan dan hewan yang tidak tahan hidup dalam suasana asam akan mati, dan
perabotan yang berasal dari logam terkorosi. Selain gas SO2 dan SO3, gas NO dan
NO2 juga dapat menyebabkan hujan asam.

Gas NO merupakan gas yang tak berwarna tetapi beracun. Gas NO dapat
bereaksi dengan O2 menghasilkan gas NO2.

Reaksinya:

2 NO(g) + O2(g) ==> 2 NO2(g)

Gas NO2 berwarna merah cokelat, berbau menyengat, mudah larut dalam


air, dan beracun. Gas NO2 dapat menyebabkan kanker karena bersifat
karsinogenik. Gas-gas tersebut juga mempunyai potensi menjadi gas rumah kaca
yang dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Gas NO dan NO2 juga
menjadi katalis pada penguraian ozon di stratosfer.

Mengingat dampak yang ditimbulkan dan terbatasnya sumber tambang


minyak di dunia ini, maka mulai sekarang dicari energi alternatif lain seperti:

1.    Licol /batu bara yang dibersihkan;

14
2.    Biodiesel dari minyak jarak;

3.    Biodiesel (etanol dari tebu, minyak jagung, minyak kelapa sawit);

4.    Biogas dari kompos/kotoran hewan;

5.    Tenaga nuklir;

6.    Tenaga panas bumi /geothermal;

7.    Tenaga air terjun;

8.    Tenaga gelombang air laut;

9.    Tenaga angin;

10.  Tenaga surya.

Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar


merupakan masalah yang sampai ini sulit untuk dikendalikan. Hal ini disebabkan
semakin banyaknya kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik. Dampak pembakaran
bahan bakar tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan serta
kesehatan. Berikut adalah dampak pembakaran bahan bakar.

 Dampak lingkungan
Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem transportasi yang tidak
“sustainable” dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu dampak terhadap
lingkungan udara dan dampak terhadap lingkungan air.
Kualitas udara perkotaan sangat menurun akibat tingginya aktivitas
transportasi. Dampak yang timbul meliputi meningkatnya konsentrasi
pencemar konservatif yang meliputi: · Karbon monoksida (CO) · Oksida
sulfur (SOx) · Oksida nitrogen (NOx) · Hidrokarbon (HC) · Timbal (Pb) ·
Ozon perkotaan (O3) · Partikulat (debu) Perubahan kualitas udara perkotaan
telah diamati secara menerus di beberapa kota baik oleh Bapedalda maupun
oleh BMG.
Secara tidak langsung, kegiatan transportasi akan memberikan dampak
terhadap lingkungan air terutama melalui air buangan dari jalan raya. Air
yang terbuang dari jalan raya, terutama terbawa oleh air hujan, akan

15
mengandung bocoran bahan bakar dan juga larutan dari pencemar udara
yang tercampur dengan air tersebut.
 Dampak terhadap kesehatan
Dampak terhadap kesehatan merupakan dampak lanjutan dari dampak
terhadap lingkungan udara. Tingginya kadar timbal dalam udara perkotaan
telah mengakibatkan tingginya kadar timbal dalam darah.
 Dampak terhadap ekonomi
Dampak terhadap ekonomi lebih banyak merupakan dampak turunan
terutama dari adanya dampak terhadap kesehatan. Dampak terhadap
ekonomi akan semakin bertambah dengan terjadinya kemacetan dan
tingginya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan sehari-hari. Akibat dari
tingginya kemacetan dan waktu yang dihabiskan di perjalanan, maka waktu
kerja semakin menurun dan akibatnya produktivitas juga berkurang.

16
PENUTUP
1. Kesimpulan
Menurut teori Dupleks, Minyak Bumi berasal dari materi-materi
hidup baik hewani atau nabati yang berada dibawah laut, karena pengaruh
suhu, tekanan, dan waktu akhirnya berubah menjadi batuan induk
pembentuk bahan-bahan hidrokarbon. Minyak Bumi mengalami banyak
proses dalam pengolahan seperti, pemisahan minyak bumi, penguraian
molekul senyawa hidrokarbon, pengubahan bentuk molekul, penambahan
jumlah atom, penggabungan molekul-molekul kecil, dan pemurnian minyak
bumi. Fraksi-fraksi Minyak Bumi yaitu, gas, petrolium eter, ligronin, bensin,
kerosin, solar, oli dan residu. Nilai mutu jenis BBM bensin ditemukan
berdasarkan nilai RON yaitu, premium (RON 88), pertamax (RON 92),
pertamax plus (RON 95). Dampak pembakaran tidak sempurna dari bahan
bakar minyak akan menghasilkan jelaga yang dapat mengotori alat-alat
seperti perkakas rumah tangga, mesin, knalpot, dan lain-lain. Sehingga
mempercepat kerusakan pada alat-alat tersebut. Selain itu juga menghasilkan
gas CO yang dapat menyebabkan keracunan.
2. Saran
Proses pengolahan Minyak Bumi cukup lama dan tidak mudah, maka kita
harus hemat dalam pemakaiannya.
Penggunaan bahan bakar harus dengan cara yang baik, jangan sampai
berdampak besar pada diri kita maupun orang lain.

17
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.posciety.com/asal-usul-minyak-bumi-proses-
pembentukan-negara-penghasil-minyak-bumi-hingga-isu-politik-
amerika-arab/
2. https://www.kompas.com/skola/read/2020/08/05/160000269/proses-
pengolahan-minyak-bumi?page=all
3. https://www.siswapedia.com/fraksi-fraksi-minyak-bumi-dan-
kegunaannya/
4. https://surabaya.proxsisgroup.com/fraksi-fraksi-minyak-bumi/
5. http://sci-3-smanda.blogspot.com/2015/02/materi-kimia-bensin-dan-
nilai-oktan-sma.html
6. https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-
pembelajaran/kelas-xi/bab-9-hidrokarbon/k-dampak-pembakaran-
bahan-bakar-dan-cara-mengatasinya
7. https://www.sridianti.com/dampak-pembakaran-bahan-bakar.html

18

Anda mungkin juga menyukai