Anda di halaman 1dari 19

2012

Makalah
Minyak Kedelai

Nama : Debi Nitami


NPM : E1G010024

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU

Minyak Kedelai | 1
System Pengolahan Minyak Nabati
Minyak Kedelai
4/12/2012

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada
kami untuk menyelesaikan makalah kami ini tepat pada waktunya. Shalawat teriring salam
semoga selalu di curahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW Beserta keluarga
sahabat dan pengikut-pengikutnya yang insya Allah setia hingga akhir zaman.
Alhamdulillah kami bersyukur akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Minyak Kedelai sebagai bahan untuk menunjuang penilaian dalam mata kuliah Sistem
Pengolahan Minyak Nabati. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan dapat memberikan pengetahuan sesuai dengan isi makalah ini yang memaparkan
materi mengenai perspektif dari Minyak Kedelai.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah yang kami susun masih
jauh dari sempurna, untuk itu kami berharap kepada seluruh pembaca agar dapat memberikan
kritik dan sarannya untuk menjadi bahan pelajaran kami dalam membuat makalah selanjutnya.

Bengkulu ,

November 2012

Penyusun

Minyak Kedelai |

Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang........4
B. Rumusan Masalah.......5
C. Tujuan.5

II. Isi
Komposisi minyak kedelai..6
Pembuatan minyak kedelai....10
Ekstraksi .......12
Pemurnian..13
Pemisahan Gum (De-gumming)14
Penyaringan alkali.14
Pemucatan (Bleaching).14
Hidrogenasi (Hydrogenation)...............15
Deodorisasi (Deodorization).15
Winterisasi (Winterization)...15
Dewaxing......................................................................................................................16
Keuntungan dan Kerugian Minyak Kedelai.................................................................17
Pengepakan Minyak dan Masa Kadaluarsa .................................................................17

III. Penutup
Kesimpulan..19
Daftar Pustaka

Minyak Kedelai |

I. Pendahuluan
A.

Latar Belakang
Minyak nabati adalah minyak yang disari/diekstrak dari berbagai bagian tumbuhan.

Minyak ini digunakan sebagai makanan, menggoreng, pelumas, bahan bakar, bahan pewangi
(parfum), pengobatan, dan berbagai penggunaan industri lainnya. Bahan untuk baku untuk me
mbuat minyak nabati antara lain kelapa, kelapa sawit, jagung, jara, zaitun, kacang tanah, biji
kapuk, biji kapuk, biji kapas dan lain - lain.
Berdasarkan sifat mengeringnya, minyak dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Minyak tidak mengering (non drying oil )
Tipe minyak zaitun, yaitu minyak zaitun, minyak kacang.
Tipe minyak rape, yaitu minyak biji rape dan minyak biji mustard.
Tipe minyak hewani, yaitu minyak babi.
2.

Minyak nabati setengah mengering, misalnya minyak biji kapas dan minyak biji bunga
matahari.

3. Minyak nabati mengering, misalnya minyak kacang kedelai dan biji karet.
Kedelai adalah komoditi terbesar setelah padi di Indonesia. Kebutuhannya mencapai
2,3 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut 50% dikonsumsi berupa tempe, 40%
berupa tahu, dan 10% berupa minyak kedelai.
Kedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi
bahan dasar banyak makanan seperti kecap, tahu dan tempe. Kedelai merupakan sumber
utama protein nabati dan minyak nabati dunia. kedelai mengandung minyak sekitar 19%.
Upaya untuk mengekstrak minyak kedelai dari biji, kedelai dipecah -pecah, disesuaikan
dengan kadar air, ditumbuk menjadi serpih dan diekstraksi dengan pelarut heksana. Minyak
tersebut kemudian dihidrogenasi, bleaching dan deodorisasi . Ampas sisa pengolahan minyak,
biasanya digunakan untuk pakan ternak.
Kedelai adalah komoditi terbesar setelah padi di Indonesia. Kebutuhannya mencapai
2,3 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut 50% dikonsumsi berupa tempe, 40%
berupa tahu, dan 10% berupa minyak kedelai.

Minyak Kedelai |

B.

Rumusan Masalah

1.

Bagaimana proses pengolahan dari biji kedelai hingga menjadi minyak kedelai

2.

Bagaimana sifat fisik dan kimia dari minyak kedelai

3.

Bagaimana standar mutu dari minyak kedelai

4.

Bagaimana keuntungan dan kerugian dari minyak kedelai

C.

Tujuan

1.

Mengetahui proses pegolahan dari biji kedelai hingga menjadi minyak kedelai

2.

Mengetahui sifat fisik dan kimia dari minyak kedelai

3.

Mengetahui standar mutu dari minyak kedelai

4.

Mengetahui keuntungan dan kerugian dari minyak kedelai

Minyak Kedelai |

II. Isi
Minyak Kedelai
Kandungan minyak dan komposisi asam lemak dalam kedelai dipengaruhi oleh varietas
dan keadaan iklim tempat tumbuh. Lemak kasar terdiri dari trigliserida sebesar 90-95 persen,
sedangkan sisanya adalah fosfatida, asam lemak bebas, sterol dan tokoferol. Minyak kedelai
mempunyai kadar asam lemak jenuh sekitar 15% sehingga sangat baik sebagai pengganti
lemak dan minyak yang memiliki kadar asam lemak jenuh yang tinggi seperti mentega dan
lemak babi. Hal ini berarti minyak kedelai sama seperti minyak nabati lainnya yang bebas
kolestrol, seperti yang ditunjukkan dalam komposisi dari minyak nabati dibawah ini.

Kadar minyak kedelai relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan
lainnya, tetapi lebih tinggi daripada kadar minyak serelia. Kadar protein kedelai yang tinggi
menyebabkan kedelai lebih banyak digunakan sebagai sumber protein daripada sebagai
sumber minyak.
Asam lemak dalam minyak kedelai sebagian besar terdiri dari asam lemak esensial yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh. Dibawah ini disajikan komposisi kimia minyak kedelai, sifat
fisiko-kimia minyak kedelai dan standar mutu minyak kedelai.

Minyak Kedelai |

Komposisi Kimia Minyak Kedelai


Asam Lemak Tidak Jenuh (85%)

Terdiri dari :

Asam linoleat

15-64%

Asam oleat

11-60%

Asam linolenat

1-12%

Asam arachidonat

1,5%

Asam lemak jenuh (15%), terdiri dari :


Asam palmitat

7-10%

Asam stearat

2-5%

Asam arschidat

0,2-1%

Asam laurat

0-0,1%

Fosfolipida

Jumlahnya sangat kecil (trace)

Lesitin

Cephalin

Lipositol

Sifat Fisiko-Kimia Minyak Kedelai


Sifat

Nilai

Bilangan asam

0,3-3,000

Bilangan penyabunan

189-195

Bilangan iod

117-141

Bilangan thiosianogen
Bilangan hidroksil

77-85
4-8

Minyak Kedelai |

Bilangan Reichert Meissl

0,2-0,7

Bilangan Polenske

0,2-1,0

Bahan yang tak tersabunkan

0,5-1,6%

Indeks bias (25oC)

1,471-1,475

Bobot jenis (25/ 25oC)

0,916-0,922

Titer (oC)

22-27

Standar Mutu Minyak Kedelai


Sifat

Nilai

Bilangan asam

Maksimum 3

Bilangan penyabunan

Minimum 190

Bilangan iod

129-143

Bilangan tak tersabunkan (%)

Maksimum 1,2

Bahan yang menguap (%)

Maksimum 0,2

Indeks bias (20oC)

1,473-1,477

Bobot jenis (15,5/ 15,5oC)

0,924-0,928

Nilai gizi asam lemak esensial dalam minyak dapat mencegah timbulnya athero-sclerosis
atau penymbatan pembuluh darah. Kegunaan minyak kedelai yang sudah dimurnikan dapat
digunakan untuk pembuatan minyak salad, minyak goreng (cooking oil) serta untuk segala
keperluan pangan. Lebih dari 50 persen pangan dibuat dari minyak kedelai, terutama
margarin dan shortening. Hampir 90 persen dari produksi minyak kedelai digunakan di

Minyak Kedelai |

bidang pangan dan dalam bentuk telah dihidrogenasi, karena minyak kedelaimengandung
lebih kurang 85 persen asam lemak tidak jenuh.
Minyak kedelai juga digunakan pada pabrik lilin, sabun, varnish, lacquers, cat, semir,
insektisida dan desinfektans. Bungkil kedelai mengandung 40-48 persen protein dan
merupakan bahan makanan ternak yang bernilai gizi tinggi, juga digunakan untuk membuat
lem, plastik, larutan yang berbusa, rabuk dan serat tekstil sintesis. Bila minyak kedelai akan
digunakan di bidang nonpangan, maka tidak perlu seluruh tahap pemurnian dilakukan.
Misalnya untuk pembuatan sabun hanya perlu proses pemucatan dan deodorisasi, agar warna
dan bau minyak kedelai tidak mencemari warna dan bau sabun yang dihasilkan.
Titik cair yang dimiliki minyak kedelai sangat tinggi, yaitu sekitar -16oC dan biasanya
berbentuk padat (solid) pada ruang yang mempunyai suhu tinggi. Hal ini berarti minyak
kedelai dapat digunakan untuk biodiesel dan bahan bakar pada musim panas (summer fuel).
Dibawah ini disajikan titik cair dari berbagai minyak.
Titik Cair dan Nilai Iodin dari Minyak
Titik Cair
Minyak

Nilai Iodin
(oC)

Coconut oil

25

10

Palm kernel oil

24

37

Mutton tallow

42

40

50

Palm oil

35

54

Olive oil

-6

81

Castor oil

-18

85

Peanut oil

93

Rapeseed oil

-10

98

Cotton seed oil

-1

105

Sunflower oil

-17

125

Beef tallow

Minyak Kedelai |

Soybean oil

-16

130

Tung oil

-2.5

168

Linseed oil

-24

178

Sardine oil

Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl ester dari
rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin
diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan. Sebuah
proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester
yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak
seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan
diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun,
dia lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan
bakar diesel petrol murni ultra rendah belerang yang rendah pelumas.
Biodiesel merupakan kandidat yang paling dekat untuk menggantikan bahan bakar fosil
sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena merupakan bahan bakar terbaharui
yang dapat menggantikan diesel petrol dan dapat diangkut dan dijual dengan menggunakan
infrastruktur sekarang ini.

Pembuatan Minyak Kedelai


Pada pengolahan minyak dan lemak, pengerjaan yang dilakukan tergantung pada sifat
alami minyak atau lemak dan juga tergantung dari hasil akhir yang dikehendaki. Diagram
dibawah ini menggambarkan mengenai pengolahan minyak dan lemak secara umum.

Minyak Kedelai |

10

Ekstraksi

Penjernihan
Pemucatan

Deodorisasi

Hidrogenasi

Pemucatan

Winterisasi

Deodorisasi

Deodorisasi

Interesterifikasi

Plasticizing

Pemurnian

Pembuatan minyak kedelai dilakukan dalam beberapa tahap. Sebelum masuk tahap
ekstraksi, kedelai harus dibersihkan dan dikuliti terlebih dahulu. Alat untuk mengkuliti biji
kedelai dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Minyak Kedelai |

11

Setelah itu biji kedelai dihancurkan kemudian dipisahkan dari kulitnya. Penghancuran
kedelai dilakukan pada suhu sekitar 74-79oC selama 30-60 menit agar kulit kedelai dapat
mengelupas. Dalam kondisi ini akan terjadi denaturasi dan koagulasi protein sehingga
mengurangi afinitas minyak menjadi padat dan akan memudahkan dalam proses ekstraksi.
Ekstraksi dilakukan dengan pemanasan secara tidak langsung untuk mengatur kelembapan
dan suhu.

Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak. Dalam mengekstraksi minyak terdiri dari tiga
metode utama, yaitu pengepresan hidraulik (hydraulic pressing), pengepresan berulir
(expeller pressing) dan ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction). Untuk minyak kedelai
menggunakan ekstraksi dengan pelarut.
Ekstraksi pelarut dari biji minyak dapat dilakukan dengan menggunakan alat tipe
perkolasi atau pencelupan (immersion). Perkolasi lebih efektif daripada pencelupan karena
dapat digunakan dalam kapasitas besar dalam daerah yang terbatas. Perkolasi biasanya
menggunakan rotary extractor dan ditutup dengan sistem vertikal untuk memindahkan pada
tempat yang berlubang dengan menggunakan gerakan rotary. Gambar rotary extractor dapat
dilihat dibawah ini.

Pelarut yang digunakan adalah heksana dan diberikan diatas dasar serpihan (flake)
sehingga perkolasi akan turun melalui cawan berlubang atau kasa berlubang. Serpihan yang
terekstraksi terdiri dari 35% heksana, 2-8% air dan 0,5-1,0% minyak. Ketebalan serpihan
Minyak Kedelai |

12

adalah faktor dalam pemindahan minyak secara efisien. Dibawah ini dijelaskan ilustrasi
perkolasi ekstraksi sel.

III.
Pemurnian (Purification)
Setelah tahap ekstraksi, minyak kedelai kasar terdiri dari kotoran tidak terlarut dalam
minyak dan yang terlarut dalam minyak. Kotoran ini harus dibuang dengan cara pemurnian.
Tujuan utama dalam proses pemurnian minyak adalah untuk menghilangkan rasa serta bau
yang tidak enak, warna yang tidak menarik dan memperpanjang masa simpan minyak
sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri.
Kotoran yang tidak terlarut dalam minyak dapat dibuang dengan menggunakan filtrasi.
Sedangkan yang terlarut dalam minyak dapat dibuang dengan beberapa teknik dibawah ini
dimana sering digunakan dalam industri untuk memproduksi minyak kedelai yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Minyak Kedelai |

13

Keterangan :
D= deodorization, W= winterization, S= solidification, H2= hydrogenation

Pemisahan Gum (De-gumming)


Pemisahan gum merupakan suatu proses pemisahan getah atau lendir-lendir yang terdiri
dari fosfotida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin tanpa mengurangi jumlah asam
lemak bebas dalam minyak. Proses pemisahan gum termasuk pencampuran minyak kedelai
kasar dengan 2-3% air dan agitasi secara hati-hati selama 30-60 menit (untuk mencegah
adanya oksidasi dari minyak) pada suhu 70oC. Proses ini dilakukan untuk memperbaiki
fosfatida untuk membuat lesitin kedelai dan untuk memindahkan materi yang ada pada
minyak murni selama penyimpanan.

Penyaringan Alkali
Penyaringan dilakukan untuk memindahkan objek kotoran yang dapat mempengaruhi
kualitas minyak. Soda kaustik digunakan dalam penyaringan untuk membuat asam lemak
bebas, fosfotida dan gum, pewarnaan zat yang tidak terlarut dan materi lainnya. Minyak
yang kasar merupakan hasil dari heat exchanger untuk mengatur suhu menjadi 38oC.
Biasanya kaustik yang ditambahkan pada pencampuran sekitar 0,10-0,13% untuk
memastikan terjadinya saponifikasi dari asam lemak bebas, hidrasi dari fosfolipid dan reaksi
dengan pigmen warna. Campuran ini dipanaskan pada suhu 75-82oC dan disentrifus untuk
memisahkan kaustik dari minyak yang disaring. Kemudian minyak yang disaring
dipanaskan pada suhu 88oC dan dicampurkan dengan 10-20% air yang sudah dipanaskan
pada suhu 93oC.

Pemucatan (Bleaching)
Pemucatan adalah suatu tahap proses pemurnian untuk menghilangkan zat-zat warna
yang tidak disukai dalam minyak. Dalam pemucatan minyak kedelai menggunakan tanah
serap (fuleris earth) sekitar 1% atau karbon aktif (actived carbons) seperti arang. Adsorben
ini dimasukkan dalam sistem vakum pada 15 inchi Hg selama 7-10 menit dan selanjutnya
dipanaskan pada suhu 104-166oC yang dilewatkan pada heat exchanger bagian luar

Minyak Kedelai |

14

kemudian dimasukkan pada tangki kosong yang diagitasi selama 10 menit. Campuran ini
disaring, didinginkan dan dialirkan menuju tangki holding.
Hidrogenasi (Hydrogenation)
Hidrogenasi adalah proses pengolahan minyak atau lemak dengan jalan menambahkan
hidrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak, sehingga akan mengurangi tingkat
ketidakjenuhan minyak atau lemak. Selain itu, hidrogenasi pada minyak kedelai dapat
meningkatkan titik cair, stabilitas minyak dari efek oksidasi dan kerusakan rasa dengan cara
mengubah asam linolenat menjadi asam linoleat dan asam linoleat menjadi asam oleat.
Hidrogenasi akan memberikan perbedaan derajat kekerasan (hardness) dari produk yang
diinginkan. Hidrogenasi terjadi dalam tempat vakum yang berisi minyak dimana gas
hidrogen akan keluar dalam bentuk gelembung halus selama pemanasan campuran dan
agitasi. Ketika hidrogenasi yang diinginkan tercapai, maka campuran didinginkan dan
katalis disaring. Sebagian sisa minyak yang terhidrogenasi akan berbentuk cair dan sebagian
besar minyak kedelai akan mengeras (hardened).

Deodorisasi (Deodorization)
Deodorisasi adalah suatu tahapan proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk
menghilangkan bau dan rasa yang tidak enak dalam minyak. Prinsip proses deodorisasi yaitu
penyulingan minyak dengan uap panas dalam tekanan atmosfer atau keadaan vakum. Asam
lemak bebas yang terbuang juga akan meningkatkan kestabilan minyak.
Winterisasi (Winterization)
Winterisasi adalah proses pemisahan bagian gliserida jenuh atau bertitik cair tinggi dari
trigliserida bertitik cair rendah. Winterisasi merupakan bentuk dari fraksinasi atau
pemindahan materi padat pada suhu yang diatur. Hal ini termasuk pemindahan jumlah kecil
dari materi terkristalisasi dari minyak yang dapat dimakan dengan filtrasi untuk mencegah
cairan fraksi mengeruh pada suhu pendinginan. Minyak didinginkan secara perlahan pada
suhu sekitar 6oC selama 24 jam. Pendinginan dihentikan dan minyak atau campuran kristal
didiamkan selama 6-8 jam. Kemudian minyak disaring sehingga akan menghasilkan 75-80%
minyak dan produk stearine yang akan digunukan untuk shortening pada industri.
Minyak Kedelai |

15

Dewaxing
Dewaxing dan pelarut terfraksinasi digunakan untuk menjernihkan minyak dengan
memeras atau menekan minyak dari lemak padat dengan pengepresan hidraulik sehingga
menghasilkan mentega yang keras. Pelarut terfraksinasi termasuk kristalisasi dari fraksi
yang diinginkan dari campuran trigliserida yang terlarut dalam pelarut yang cocok. Fraksi
dapat memilih dalam bentuk yang jelas pada suhu yang berbeda, dipisahkan dan pelarut
dibuang untuk mendapatkan hasil akhir atau trigliserida spesifik atau komposisi asam lemak.

Kegunaan dari Minyak Kedelai


Minyak kedelai yang merupakan minyak sayur yang dominant digunakan secara
domestic yaitu produk minyak makan. Aplikasi dari minyak kedelai dibedakan atas 2
kategori:
1. Produk lemak yang dapat dikonsumsi
2. Produk lemak industri untuk tujuan teknikal

Minyak Kedelai |

16

Keuntungan dan Kerugian Minyak Kedelai


Ada

beberapa

keuntungan

dari

proses

ekstraksi

minyak

dari

kedelai,

jika

dibandingkan dengan minyak yang lain. Ekstraksi minyak (hasilnya) tidak mudah menguap
dan sangat stabil temperaturnya dalam bentuk cairan. Minyak kedelai dapat juga diproses
untuk memisahkan komponen yang tidak dibutuhkan seperti phospat, bahan logam
dan sabun. Dengan memisahkan bahan komponen yang tidak dibutuhkan tersebut, stabilitas
dari minyak kedelai ini semakin meningkat. Dalam minyak kedelai juga terdapat anti
oksidan secara alami tidak terekstraksi. Anti oksidan ini membantu mencegah bau
tengik yang muncul yang ditandai dengan hadirnya lipida dalam minyak. Anti oksidan juga
membantu mengurangi radikal bebas yang merusak dalam tubuh.
Ada juga beberapa kerugiannya, yakni phosphatides yang sangat tinggi, sekitar 2 %,
harus dipisahkan saat proses berlangsung. Juga terdapat 7-8 % asam linolenik yang
bisa dikurangi dengan proses hidrogenasi. Kandungan yang tinggi ini (asam linolenik)
dapat menyebabkan hilangnya rasa dan bau.

Pengepakan Minyak dan Masa Kadaluarsa


Minyak kedelai dikemas dalam kemasan 1 pon dan 3 pon atau kemasan 50 pon
polyetilene yang berbentuk kubus. Dalam bentuk cairan, dikemas pada kemasan 35 pon atau
kendi plastic 1 galon. Pada pabrik, minyak kedelai dapat disimpan dalam tangki besi atau
stainless steel. Masa kadaluarsanya sekitar lebih dari setahun.
Minyak yang dikonsumsi dalam botol akan mengalami perubahan rasa dan teroksidasi saat
terkena cahaya. Untuk itu harus dikemas dengan botol berwarna gelap, untuk
memperpanjang masa kadaluarsa. Pengemasan dengan bahan logam harus diperhatikan
karena dapat terjadi reaksi antara logam dengan minyak.
Minyak kedelai tidak stabil dalam bentuk non hidrogenasi. Faktor yang menyebabkan
ketidakstabilan minyak termasuk trigliserida (komposisinya) dan kandungan lemak
bebasnya (terutama asam linolenic), aktivitas enzimatik pada kacang tersebut dan
faktor lainnya.
Kestabilan minyak dapat ditingkatkan dengan proses pemurnian dan penanganan khusus.

Minyak Kedelai |

17

IV.

Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Minyak kedelai memiliki Lemak kasar terdiri dari trigliserida sebesar 90-95 persen,
sedangkan sisanya adalah fosfatida, asam lemak bebas, sterol dan tokoferol. Minyak
kedelai mempunyai kadar asam lemak jenuh sekitar 15% sehingga sangat baik sebagai
pengganti lemak dan minyak yang memiliki kadar asam lemak jenuh yang tinggi seperti
mentega.
Kadar minyak kedelai relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan
lainnya, tetapi lebih tinggi daripada kadar minyak serelia. Kadar protein kedelai yang
tinggi menyebabkan kedelai lebih banyak digunakan sebagai sumber protein daripada
sebagai sumber minyak.
Proses pengolahan biji kedelai hingga menjadi minyak kedelai melalui beberapa tahapan
proses seperti Ekstraksi, Pemurnian, Pemisahan Gum (De-gumming), Penyaringan
alkali, Pemucatan (Bleaching), Hidrogenasi (Hydrogenation), Deodorisasi (Deodorization),
Winterisasi (Winterization), Dewaxing.
Asam lemak dalam minyak kedelai sebagian besar terdiri dari asam lemak esensial yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Minyak Kedelai |

18

Daftar Pustaka

Addison, K. 2006 Oil Yields and Characteristics.


http://journeytoforever.org/biodiesel_yield.html. Diakses tanggal 15 November 2012.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta.
Semon, M., Patterson, M., Wyborney, P., Blumfield, A. and Tageant, A. 2006. Soybean Oil.
http://www.wsu.edu/~gmhyde/433_web_pages/433Oil-web-pages/Soy/soybean1.html.
Diakses tanggal 15 November 2006.
Somantri, I. H., Hasanah, M., Adisoemarto, S., Thohari, M., Nurhadi, A. Dan Orbani, I. N.
2004. Mengenal Plasma Nutfah Tanaman Pangan.
http://www.indobiogen.or.id/berita_artikel/mengenal_plasmanutfah.php. Diakses tanggal
15 November 2012.
Wikipedia. 2012. Biodiesel. http://id.wikipedia.org/wiki/Biodiesel. Diakses tanggal 16
November 2012.
______________. Kedelai. http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai. Diakses tanggal
November 2012.

16

______________. Soybean. http://en.wikipedia.org/wiki/Soybean. Diakses tanggal 16


November 2012.

Minyak Kedelai |

19

Anda mungkin juga menyukai