DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
PEKANBARU
2021
ABSTRAK
Proses soda semi mekanis dalam pembuatan pulp merupakan proses yang
menggunakan proses kimiawi dan proses mekanis. Proses kimiawi yang
dilakukan adalah pemasakan dengan menggunakan larutan pemasak NaOH,
sedangkan proses mekanis yang dilakukan adalah menggunakan blender untuk
menghasilkan serat yang lebih halus. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kondisi operasi pembuatan pulp proses soda semi mekanis terhadap
perolehan pulp. Pada percobaan digunakan larutan pemasak NaOH 0,5 M
dengan varian waktu 30 menit dan 60 menit. Diperoleh berat pulp berturut-turut
16,8 gram dan 6,78 gram. Kadar air pulp yang diperoleh yaitu pada waktu
pemasakan 30 menit yaitu 22,91% dan yield yang diperoleh yaitu 33,6 % dan
pada pemasakan 60 menit kadar air yang diperoleh yaitu 11,6 % dan yield yang
diperoleh 27,12 %.
Kata kunci : NaOH, konsentrasi, larutan pemasak, proses semi mekanis, pulp,
yield.
BAB I
PENDAHULUAN
Kandungan Kadar %
Abu 38,2
Lignin 22,09
Selulosa 37,65
Sari 1,81
Pentosan 27,97
SiO2 3,01
Kadar air 9,67%
Sumber : Anonim, 2008.
ini n adalah jumlah pengulangan unit gula atau derajat polimerisasi yang harganya
bervariasi berdasarkan sumber selulosa dan perlakukan yang diterimanya.
Kebanyakan serat untuk pembuat pulp mempunyai harga derajat polimerisasi
600–1500. Selulosa terdapat pada sebagian besar dalam dinding sel dan bagian-
bagian berkayu dari tumbuh-tumbuhan. Selulosa mempunyai peran yang
menentukan karakter serat dan memungkinkan penggunaannya dalam pembuatan
kertas. Dalam pembuatan pulp diharapkan serat-serat mempunyai kadar selulosa
yang tinggi (Saleh dkk, 2009).
Sifat-sifat bahan yang mengandung selulosa berhubungan dengan derajat
polimerisasi molekul selulosa. Berkurangnya berat molekul di bawah tingkat
tertentu akan menyebabkan berkurangnya ketangguhan. Serat selulosa
menunjukkan sejumlah sifat yang memenuhi kebutuhan pembuatan kertas.
Kesetimbangan terbaik sifat-sifat pembuatan kertas terjadi ketika kebanyakan
lignin tersisih dari serat. Ketangguhan serat terutama ditentukan oleh bahan
mentah dan proses yang digunakan dalam pembuatan pulp (Anonim, 2008).
Molekul selulosa seluruhnya berbentuk linier dan mempunyai
kecenderungan kuat membentuk ikatan-ikatan hidrogen, baik dalam satu rantai
polimer selulosa maupun antar rantai polimer yang berdampingan. Ikatan
hidrogen ini menyebabkan selulosa bisa terdapat dalam ukuran besar, dan
memiliki sifat kekuatan tarik yang tinggi (Saleh dkk, 2009).
2. Lignin
Lignin merupakan makromolekul ketiga yang terdapat dalam biomassa,
berfungsi sebagai pengikat antar serat. Lignin dapat dihilangkan dari bahan
dinding sel yang tak larut dengan klor dioksida. Struktur molekul lignin sangat
berbeda bila dibandingkan dengan polisakarida, karena terdiri dari sistem
aromatik yang tersusun atas unit-unit fenil propane. Sifat-sifat lignin yaitu tidak
larut dalam air dan asam mineral kuat, larut dalam pelarut organik, dan larutan
alkali encer. Lignin yang terikut dalam produk pulp menurunkan kekuatan kertas
dan menyebabkan kertas menguning (Anonim, 2009).
Pulp akan mempunyai sifat fisik atau kekuatan yang baik apabila
mengandung sedikit lignin. Hal ini karena lignin bersifat menolak air dan kaku
sehingga menyulitkan dalam proses penggilingan. Kadar lignin untuk bahan baku
kayu 20-35 %, sedangkan untuk bahan non-kayu lebih kecil lagi (Saleh dkk,
2009).
1. Proses Mekanis
Pulp dapat dibuat dari kayu dengan pengolahan secara mekanis tanpa
perlakuan kimia. Proses ini memiliki keunggulan antara lain memberikan hasil
yang lebih tinggi tetapi itu membutuhkan energi yang lebih besar. Pulp-pulp
mekanik lebih banyak diproduksi dari kayu-kayu yang lunak. Pada proses ini
kandungan lignin dan zat-zat lain masih tinggi (Anonim, 2009).
2. Proses Kimia
Pembuatan pulp secara kimia adalah proses pembuatan pulp dengan
menggunakan bahan kimia sebagai bahan utama untuk melarutkan bagian-bagian
yang tidak diinginkan, sehingga pulp yang berkadar selulosa tinggi dapat
dihilangkan. Pulp yang telah dihasilkan akan mudah untuk diputihkan dan pada
umumnya dilakukan untuk menghasilkan jenis kertas tertentu seperti tissue, kertas
cetak dan lain-lain. Hampir semua produksi pulp kimia di dunia saat ini masih
didasarkan pada proses-proses sulfit dan sulfat, yang terakhir yang paling banyak.
Menurut Saleh dkk, 2009. Ada beberapa metode pembuatan pulp dengan proses
kimia, yaitu :
a. Metode proses basa : proses soda dan proses sulfat.
b. Metode proses asam : proses sulfit.
2.1 Alat
1. Labue erlenmeyer 2000 ml dan 500 ml
2. Pemanas atau hotplate
3. Blender
4. Corong Buchner
5. Labu vakum
6. Timbangan
7. Batang pengaduk
8. Kain kasa
2.2 Bahan
1. Ampas Tebu
2. NaOH
3. Aquadest.
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan dengan variasi waktu pemasakan 30 menit dan 60
menit
Hasil Pengamatan
Pengamatan Run 1 Run 2
Waktu 30 menit Waktu 60 menit
Berat ampas tebu 50 gram 25 gram
Larutan pemasak sebelum Warna kuning Warna kuning
mendidih pH 13 pH 13
Lama waktu hingga
18 menit 38 menit
mendidih
Larutan pemasak setelah Warna coklat Warna coklat muda
proses pemasakan pH 12 pH 12
Lama waktu blender dan 2 menit 25 detik 1 menit 30 detik
kecepatan kecepatan 2 kecepatan 1
Warna pulp Putih kekuningan Putih sedikit kekuningan
Tekstur pulp Halus Sedikit kesat
Berat pulp basah 92,67 gram 7,67 gram
Berat pulp kering 16,8 gram 6,78 gram
Kadar air 22,91 % 11,6 %
Yield pulp 22,19 % 27,12 %
3.2 Pembahasan
Percobaan dilakukan dengan menggunakan larutan pemasak berupa
NaOH. Larutan NaOH berfungsi dalam pemisahan lignin dan penguraian serat
selulosa dan nonselulosa. Pemisahan serat ini sangat penting sebab kadar non
selulosa yang cukup tinggi akan menurunkan kualitas pulp misalnya
mengakibatkan degradasi dan pelarutan selulosa yang berlebihan akan
mengakibatkan sifat-sifat kekuatan pulp turun. Pada percobaan dilakukan dengan
menvariasikan waktu pemasakan 30 menit dan 60 menit. Semakin lama waktu
pemasakan akan merusak struktur selulosa, sehingga pulp yang dihasilkan akan
berjumlah sedikit atau berukuran kecil.
Bahan baku ampas tebu yang digunakan sebanyak 50 gram pada waktu 30
menit dan 25 gram pada waktu 60 menit dicampurkan dengan larutan pemasak
(NaOH) sebanyak 250 ml. Perbandingan cairan pemasak terhadap bahan baku
haruslah memadai agar pecahan-pecahan lignin sempurna dalam proses degradasi
dan dapat larut sempurna dalam cairan pemasak. Perbandingan yang terlalu kecil
dapat menyebabkan terjadinya redeposisi lignin sehingga dapat meningkatkan
bilangan kappa (kualitas pulp menurun). Perbandingan bahan baku terhadap
cairan pemasak pada percobaan ini adalah 1:5. Temperatur yang tinggi dapat
menyebabkan terjadinya pemecahan makromolekul yang semakin banyak,
sehingga produk yang larut dalam alkali pun akan semakin banyak dan pemanasan
dibawah suhu penguraian akan mengakibatkan selulosa dalam bahan baku belum
terurai secara sempurna. Maka pengaturan suhu sangat diperhatikan dalam proses
pembuatan pulp. Temperatur yang digunakan pada pemasakan pulp ini adalah
1500C.
Pada pembuatan pulp lama waktu ketika larutan mulai mendidih yaitu
pada waktu 18 menit. Hal ini dikarenakan oleh konsentrasi larutan pemasak
(NaOH) sama yaitu 0,5 M. Pada percobaan, terjadi perubahan warna pada larutan
setelah proses pemasakan. Perubahan warna yang terjadi ditunjukkan dari larutan
yang awalnya berwarna kuning setelah pemasakan run 1 dan run 2 menjadi warna
coklat. Hal ini dikarenakan pada proses pemasakan digunakan NaOH sebagai
pengikat lignin dan pemanasan berfungsi untuk membantu kerja NaOH dalam
proses pelepasan lignin dari ampas tebu.
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pulp yang dihasilkan dengan waktu
pemasakan 30 menit adalah 16,8 gram dan pada pemasakan 60 menit adalah 6,78
gram. Hal ini disebabkan karena waktu pemasakan dan berat ampas tebu yg
digunakan, sehingga menyebabkan NaOH tidak dapat menyerap lignin seutuhnya,
lignin yang masih terdapat pada bahan menyebabkan perolehan pulp menjadi
tinggi. Jadi jika semakin banyak lignin yang terlepas, maka yield yang dihasilkan
akan semakin sedikit dan pulp yang dihasilkan akan semakin bagus karena lignin
yang tersisa dalam bahan baku lebih sedikit
Lamanya waktu pemasakan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas pulp yang dihasilkan. Semakin lama waktu pemasakan,
maka kandungan lignin di dalam pulp tinggi, karena lignin yang tadi telah terpisah
dari raw pulp dengan berkurangnya konsentrasi NaOH akan kembali menyatu
dengan raw pulp dan sulit untuk memisahkannya lagi. Waktu pemasakan yang
cukup lama akan merusak struktur selulosa dan pemanasan dibawah suhu
penguraian akan mengakibatkan selulosa dalam bahan baku belum terurai secara
sempurna. Dengan kata lain, waktu pemasakan yang terlalu sebentar
mengakibatkan lignin belum terekstrak secara sempurna sedangkan jika terlalu
lama akan menghidrolisis selulosa dan terbentuknya lignin baru.
Kadar air yang di dapat pada waktu 30 menit yaitu 22,91 % dan pada waktu
60 menit yaitu 11,6 % dan yang Ampas tebu yang digunakan harus benar-benar
kering sehingga kadar air yang ada pada bahan baku tidak terlalu banyak. Kadar
air ampas tebu yang sasuai teori adalah 9,67% dan paling maksimal adalah 10%.
Sedangkan kadar air yang diperoleh diatas angka 10%. Menurut Notojoewono,
2003. Tidak maksimalnya penjemuran ampas tebu yang digunakan dan jenis
ampas tebu yang berbeda jenis dapat mempengaruhi kadar air pada pembuatan
pulp. Pada pengambilan bahan baku ampas tebu diperoleh pada 3 tempat dan
masing-masing memiliki jenis ampas tebu yang berbeda-beda. Ampas tebu hijau
yang biasa dijual untuk air tebu memiliki tekstur daging tebu yang tebal. Batang
tebu yang besar memiliki kandungan kadar air 70%-85%. Tebu kuning juga biasa
digunakan pada penjual air tebu, memiliki batang tebu lebih kecil dari pada tebu
hijau. Warna tebu kekuningan dan memiliki rasa yang sangat manis. Kandungan
kadar air pada tebu kuning lebih sedikit dibandingkan dengan tebu hijau yaitu
68%-74%. Tebu telur memiliki ruas yang pendek dan air tebu berwarna hijau, rasa
air tebu ini tidak semanis air tebu kuning. Tekstur tebu yang lebih lunak dibanding
tebu yang lainnya. Kadar air yang terkandung pada tebu telur yaitu 65%-70%.
Maka pada pengambilan ampas tebu yang berbeda dapat mengurangi kwalitas
pulp dan sangat berpengaruh pada kandungan kadar air pulp yang diperoleh.
Pada pembuatan pulp diperoleh warna pulp yang bagian depan dan belakang
pulp berbeda. Hal ini dikarenakan pada saat penjemuran kondisi pulp tidak
dibalikan. Oleh karena itu hasil warna pulp yang diperoleh menjadi berbeda antara
bagian depan dan belakang pulp. Pada bagian depan berwarna terang dan pada
bagian belakang berwarna gelap dari bagian depan pulp, ini juga mempengaruhi
kualitas pulp yang dihasilkan menjadi menurun.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pada percobaan ini dengan waktu pemasakan 30 menit diperoleh berat pulp
yaitu 16,8 gram, dengan yield 33,6 % dan waktu pemasakan 60 menit
diperoleh berat pulp yaitu 6,78 gram, dengan yield 27,12 %
2. Waktu pemasakan yang terlalu sebentar mengakibatkan lignin belum
terekstrak secara sempurna.
3. Semakin banyak lignin yang terlepas, maka warna pulp yang dihasilkan
akan semakin putih dan semakin bagus kualitasnya.
4.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum harus teliti dalam pembuatan larutan agar
persentasi kesalahan tidak besar.
DAFTAR PUSTAKA
Run 2 ( 60 menit )
Berat pulp kering−Berat pulp setelah dioven
Kadar Air = x 100 %
Berat pulpkering
6 ,7 8 gram
Yield pulp = x 100 %
25 gram
= 27,12
LAMPIRAN B
LAPORAN SEMENTARA
Hasil Percobaan :
Hasil Pengamatan
Pengamatan Run 1 Run 2
Waktu 30 menit Waktu 60 menit
Berat ampas tebu 50 gram 25 gram
Larutan pemasak sebelum Warna kuning Warna kuning
mendidih pH 13 pH 13
Lama waktu hingga
18 menit 38 menit
mendidih
Larutan pemasak setelah Warna coklat Warna coklat muda
proses pemasakan pH 12 pH 12
Lama waktu blender dan 2 menit 25 detik 1 menit 30 detik
kecepatan kecepatan 2 kecepatan 1
Warna pulp Putih kekuningan Putih sedikit kekuningan
Tekstur pulp Halus Sedikit kesat
Berat pulp basah 92,67 gram 7,67 gram
Berat pulp kering 16,8 gram 6,78 gram
Kadar air 22,91 % 11,6 %
Yield pulp 22,19 % 27,12 %