Disusun :
O
L
E
H
IZKI JUNISCO
KELAS V A
Kelompok 1
Rina trimayanti
Rati febrianti
Berlia halltary
Yogi pratamahuda
Sy.M.Akmal zukhruf
Izki junisco
B. Dasar teori
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan di
Indonesia saat ini. Menurut Pardamean (2008) komoditas kelapa sawit cocok
dikembangkan, baik berbentuk pola usaha perkebunan besar maupun skala kecil
untuk petani pekebun. Pertumbuhan kelapa sawit lebih tahan menghadapi berbagai
kendala dan masalah dibandingkan tanaman lain.menyatakan bahwa komoditas
kelapa sawit memiliki peluang bisnis yang besar dan dapat menciptakan lapangan
kerja yang mengarah kepada kesejahteraan masyarakat dan sebagai sumber devisa
negara.
Pemanenan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan produksi
tanaman kelapa s awit. Pelaksanaan pemanenan kelapa sawit berpengaruh langsung
terhadap kualitas minyak yang dihasilkan. Kualitas minyak yang dihasilkan
bergantung pada kriteria panen buah yang layak dipanen. Menurut Pahan (2008)
pelaksanaan akan berjalan normal bila dikelola dengan baik. Oleh karena itu,
kegiatan pemanenan kelapa sawit sawit harus dilakukan sebaik-baiknya agar
diperoleh target produksi dengan kualitas yang memenuhi permintaan pasar.
No Fase buah Fraksi buah Jumlah berondolan yang jatuh Tingkat
kematangan 1 Mentah 00 Tidak ada tandan buah yang berwarna hijau atau hitam
Sangat mentah 0 1 %-12,5 % buah luar atau 0-1 berondolan/kg tandan membrondol
Mentah 2 Matang 1 12,5-25% buah luar atau 2 berondolan/kg tandan 25 % dari
buah luar membrondol Kurang matang 2 25-50 % buah luar membrondol Matang
3 50-75 % buah luar membrondol Matang 3 Lewat 4 75-100% buah luar
membrondol Lewat matang (ranum) 5 100 % buah luar membrondol dan sebagian
berbau busuk Lewat matang (busuk) (Pahan,2006).
Di sisi lain, para penangkar kerap melihat dan membagi tipe tumbuhan ini
berdasarkan ketebalan cangkang. Jenis-jenis kelapa sawit dilihat dari ketebalan
cangkangnya bisa dilihat sebagai berikut:
Dura, yaitu sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga sering
dianggap bisa memperpendek umur mesin pengolah, tapi biasanya tandan buahnya
besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Ciri-ciri dura bisa
dilihat seperti: tebal cangkangnya sekitar 2-8mm dan tidak terdapat lingkaran
serabut pada bagian luar cangkang. Daging buah dura juga cenderung tipis,
sementara daging bijinya besar dengan kandungan minyak rendah. Sawit dura
banyak digunakan sebagai induk betina dalam program pemuliaan
Tenera Sawit jenis ini merupakan hasil persilangan antara induk dura dan jantan
pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul karena melengkapi kekurangan masing-
masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil.
Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buah mencapai 90% dan
kandungan minyak per tandannya bisa mencapai 28%. Secara singkat, ciri-ciri
tenera bisa disimpulkan sebagai berikut: memiliki tebal cangkang yang cukup tipis,
sekitar 0.5 mm – 4 mm, terdapat lingkaran serabut di sekeliling tempurung, daging
buah yang sangat tebal, tandan buah lebih banyak, tapi ukuran buahnya cenderung
lebih kecil. Nah jenis tenera merupakan yang paling banyak ditanam dalam
perkebunan dengan skala besar. Umumnya, sawit tenera menghasilkan lebih
banyak tandan buah.
D. Prosedur kerja
- Siapkan buah sawit dura dan tenera
- Lepaskan buah sawit dari cangkang
- Pilih buah sawit yang lebih bagus
- Potong buah sawit dengan di belah dua
- Masukan buah sawit kedalam toples dengan penyusunan yang dan larutan
formalin murni
E. Hasil pengamatan
1
Perbedaan nyata
buah sawit jenis
dura dan tanera
BUAH MENTAH
FRAKSI 1
BUAH AGAK
MATANG FRAKSI
2
BUAH MATANG
FRAKSI 3
BUAH LEWAT
MATANG FRAKSI
4
F. Pembahasan
Setelah mempraktekan bagai mana cara memilih buah sawit kreteria dura dan
tanera, maupun memilih fraksi TBS sawit yang mentah, agak matang, matang,
dan lewat matang. Dapat di bahas sebagai berikut:
1. Dura
Kelapa sawit dari jenis dura mempunyai cangkang yang cukup tebal sekitar 2-8
mm. Pada bagian luar cangkang hampir tidak ada serabut yang menyelimutinya.
Daging buah kelapa sawit dura tidak begitu tebal dengan daging biji yang cukup
besar. Jenis dura dikenal memiliki kadar kandungan minyak yang rendah dan sering
dipakai sebagai induk betina ketika melakukan program pemuliaan bibit kelapa
sawit.
Kelapa sawit dura bercangkang cukup tebal karena mengandung zat alela
homozigot yang dominan. Kebanyakan perusahaan pengolahan kelapa sawit
kurang menyukai jenis ini sebab cangkang yang tebal dapat memperpendek usia
pakai mesin. Kelebihan dari kelapa sawit dura adalah ukuran buahnya relatif besar
dengan kandungan minyak mencapai 18 persen setiap tandannya.
2. Tenera
Kelapa sawit tenera merupakan kelapa sawit dari hasil persilangan antara kelapa
sawit dura dan kelapa sawit pisifera. Oleh karena itu, kelapa sawit ini memiliki
karakteristik yang paling bagus untuk dibudidayakan.
Di antaranya tingkat ketebalan cangkang sekitar 0,5-4 mm dan mempunyai
serabut yang menyelubunginya. Daging buah kelapa sawit ini juga tebal sehingga
mampu menghasilkan minyak dalam jumlah yang lebih banyak. Biasanya indukan
kelapa sawit tenera berkualitas unggul berasal dari kelapa sawit dura deli dan kelapa
sawit pisifera orijin. Kelapa sawit tenera mampu menghasilkan tandan buah yang
lebih banyak. Ukuran diameter buah kelapa sawit dari jenis ini pun tergolong
sedang, terletak di antara dura dan pisifera.
G. Kesimpulan
Daftar pustaka
Pahan Iyung. 2006, Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Medan.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir..
Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Jakarta
(ID): PT Agromedia Pustaka.