Di Susun Oleh :
UNIVERSITAS JAMBI
2020
1
RINGKASAN
Salah satu produk berbahan dasar kakao yaitu kakao bubuk.Coklat bubuk
atau cocoa powder terbuat dari bungkil/ampas biji coklat yang telah dipisahkan
lemak coklatnya. Bahan baku cokelat bubuk biasanya memiliki kadar lemak yang
tinggi, dengan kadar lemak antara 10%-12% dan ukuran partikel antara 15-30 um.
i
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN..........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Tujuan Pratikum........................................................................................1
BAB V PENUTUP..................................................................................................8
5.1 Kesimpulan................................................................................................8
5.2 Saran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Pengamatan Fermentasi Kakao..................................................................6
2. Hasil uji organoleptik Bubuk Cokelat.................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pengolahan biji kakao
menjadi bubuk coklat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kakao
Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau
cabang. Daerah utama penanaman kakao adalah hutan hujan tropis di Amerika
Tengah, tepatnya wilayah 18o Lintang Utara sampai 150 Lintang Selatan
(Siregar et al., 2003).
Tanaman ini mulai berbuah setelah berumur 4-5 tahun dan mencapai
produksi bush tertinggi pada usia 12 tahun. Tanaman ini dapat berbuah secara
terus-menerus sampai berusia 50 tahun, dan dalam setahun dapat dilakukan
pemanenan sebanyak 2 kali (Nasution, 1985).
Tanaman kakao ini digolongkan ke dalam kelompok
tanaman caolifloris, termasuk dalam genus Theobroma, famili Sterculiaceae, dan
spesies theobroma cacao LINN. Criollo dan trinitario adalah nama fine
cocoa atau kokoa mulia, sedangkan jenis forastero dikenal dengan nama bulk
cocoa atau kakao lindak (Susanto, 1994).
3
biji. Ukuran biji kakao kering sangat dipengaruhi oleh jenis bahan tanaman,
kondisi kebun (curah hujan) selama perkembangan buah, perlakuan agronomis
dan cara pengolahan (Susanto, 1994).
Biji kakao yang diperdagangkan dipergunakan untu produk-produk
cokelat diperoleh dari pengolahan biji kakao. Tahapan-tahapan dalam penanganan
pasca panen kakao meliputi : pemetikan, pengupasan,pemecahan kulit buah,
fermentasi, perendaman dan pencucian, pengeringan dan penyimpanan merupakan
tahap-tahap penting dalam pengolahan untuk memperoleh biji kakao yang
bermutu baik (Siswoputranto, 1985).
4
BAB III
METODOLOGI
5
3.3.2 Pembuatan Cokelat Bubuk
Pertama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Biji kakao
yang telah dikeringkan ditimbang. Kemudian disangrai menggunakan
wajan. Selanjutnya dilakukan pengupasan pada kulitnya. Selanjutnya biji
kakao yang telah terpisah oleh kulitnya dihaluskan dengan menggunakan
Penumbuk atau blender. Kemudian disaring menggunakan saringan dan
ditimbang kembali.
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
70
= x 100%
10
= 7%
4.2. Pembahasan
7
Biji kakao adalah bahan utama pembuatan bubuk kakao (coklat).
Bubuk kakao merupakan bubuk yang terbuat dari bungkil atau ampas biji
kakao yang telah dipisahkan dari lemak coklatnya. Proses pengolahan biji
kakao menjadi coklat bubuk ini ada beberapa tahapan yang masing-masing
mempunyai fungsi tertentu. Proses pengolahan buah kakao meliputi tahap
pengupasan, fermentasi, perendaman dan pencucian, serta pengeringan.
Proses pengupasan dilakukan untuk memisahkan antara kulit dengan daging
biji kakao. Melalui proses fermentasi dan pengeringan yang tepat, biji kakao
mengandung cukup banyak senyawa calon pembentuk cita rasa dan aroma
khas coklat antara lain asam amino dan gula pereduksi.
Pada pembuatan coklat bubuk dilakukan beberapa tahapan seperti
penyangraian, penghalusan, penyaringan. Proses penyangraian bertujuan
untuk membentuk aroma dan cita rasa khas coklat dari biji kakao. Selain itu,
proses ini juga memudahkan untuk mengeluarkan lemak dari dalam biji. Suhu
penyangraian merupakan faktor utama penyebab terjadinya pewarnaan coklat
dalam biji kakao yang disangrai. Pembentukan pigmen warna coklat yang
dinamis pada saat penyangraian bergantung pada tingkat suhu penyangraian.
Konsentrasu pigmen warna coklat dalam biji kakao yang disangrai mencapai
135ᵒC dan akan menurun secara bertahap bila suhu proses pemanasan
berlanjut mengalami kenaikan atau peningkatan (Agus, 2008).
Pada praktikum yang telah dilakukan dengan fermentasi selama 7 hari
dengan berat basah 100 gram. Dilakukan fermentasi menggunakan bakul
bambu dengan ditutup daun pisang, mendapatkan hasil kering dengan baik
dengan berat kering 51 gram dengan rendemen 5,1%.
BAB V
PENUTUP
8
5.1. Kesimpulan
Proses pengolahan buah kakao meliputi tahap pengupasan, fermentasi,
perendaman dan pencucian, pengeringan, penghalusan, dan penyaringan.
Setelah dilaksanakan praktikum, didapatkan hasil yaitu dengan berat awal biji
kakao 100 gram diperoleh berat kering biji kakao sebesar 51 gram dengan
rendemen 5,1 %.
5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya sebaiknya menggunakan biji kakao yang tidak
disimpan dalam waktu yang berbeda dan Pada saat proses fermentasi kakao harus
diperhatikan dalam penyimpanannya.
DAFTAR PUSTAKA
9
Lee, S. Y., Seung, S,Y., man-jong, L., Ik-Boo, K., dan Yu-ryang, p. 2001.
Optimization of nibs roasting in cocoa bean processing with lotte-better
taste and color process. Jurnal of food science and technology. Vol : 10, no.
3, pp.286-293. Korea
Minifie, B. W. 1980,chocolate, cocoa and confectionery : science and technology.
AVIpubl.co : Westport, conn.
Nasution, 1985. Pengolahan Cokelat. Agroindustri Press. Bogor.
Siregar,T. H. S., slamet, R, Laeli,N. 2003. Pembudidayaan, pengolahan dan
pemasaran cokelat. Cetakan ke-13. PT. penebar swadaya. Jakarta.
Siswoputranto, 1985. Budidaya dan pengolahan coklat. Balai Penelitian Bogor,
Sub Balai Penelitian Budidaya.Jember.
Susanto, F. X. 1994. Tanaman kakao budidaya dan pengolahan hasil. Kanisius.
Yogyakarta.ra produksi. Dinas perkebunan daerah tingkat I palu. Sulawesi
Tengah.
Wahyudi, 2008. Lengkap Kakao. Penebar Swadaya. Jakarta.
Widayat, 2013. Perbaikan Mutu Bubuk Kakao Melalui Proses Ekstraksi Lemak
Dan Alkalisasi. Fakultas Pertanian. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Widyotomo, S. dan Sri, M. 2000. Alsin produksi lemak dan bubuk kakao. Pusat
penelitian kopi dan kakao. Proyek kawasan sent
10