Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENGERINGAN DAN PENDINGINAN


“Pengeringan Kelapa Parut Menggunakan Alat Pengering Silinder
Tipe Rak”

DISUSUN OLEH :

Muhamad Ihsan F. Mbele (J1B016062)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang


senantiasa melimpahkan petunjuk dan berkah-Nya sehingga laporan berjudul
“Pengeringan Kelapa Parut Menggunakan Alat Pengering Silinder Tipe Rak” untuk
Mata Kuliah Teknik Pengeringan dan Pendinginan ini dapat diselesaikan. Penyusun
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga segala bentuk
masukan kontruktif untuk pengembangan dan perbaikan laporan ini sangat
penyusun harapkan.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Mataram, 23 Juni 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktikum .................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Desiccated Coconut .................................................................................. 3
2.2 Pengeringan ............................................................................................. 3
2.3 Kadar Air ................................................................................................. 4
BAB III METODOLOGI ..................................................................................... 5
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................. 5
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................ 5
3.2.1 Alat-Alat Praktikum .................................................................................. 5
3.2.2 Bahan-bahan Praktikum ............................................................................ 5
3.3 Langkah Kerja ........................................................................................ 6
3.3.1 Diagram Alir ............................................................................................. 6
3.2.1 Prosedur Kerja .......................................................................................... 7
3.4 Cara Analisis ........................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 8
4.1 Hasil Pengamatan ................................................................................... 8
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 15
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 20
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 20
5.2 Saran ...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah salah satu dari sekian banyak negara yang mempunyai iklim tropis.
Salah satu dari banyak tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis ini adalah
tanaman kelapa. Tanaman kelapa (Cocos nucifera) merupakan jenis tanaman yang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena hampir semua bagian tanaman kelapa dapat
memberikan manfaat bagi manusia (Hadi, 2006).
Salah satu pengolahan komoditi kelapa untuk meningkatkan kualitas dan daya jual
kelapa yaitu dengan pengeringan kelapa parut yang dibutuhkan oleh konsumen rumah
tangga sebagai bahan makanan. Pengeringan kelapa parut ini juga merupakan salah satu
upaya untuk menahan cepatnya kerusakan komoditi tersebut agar komoditi kelapa
memiliki daya simpan lebih lama untuk diolah kembali.
Desiccated coconut adalah hasil parutan daging buah kelapa segar yang dikeringkan
dan bernilai gizi tinggi mendekati nilai gizi daging buah kelapa segar. Desiccated coconut
dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya sebagai bahan untuk membuat biskuit,
gula, roti, kue, dan lain-lain (Noor dkk, 2017).
Perkembangan harga desiccated coconut (kelapa parut kering) di pasaran
internasional jauh lebih tinggi dibanding produk-produk olahan kelapa lainnya. Sehingga
harga desiccated coconut hampir dua kali lipat dari minyak kelapa. Disamping itu,
rendeman pada pengolahan kelapa parut kering juga lebih tinggi. Karena 1 kg kelapa parut
kering dihasilkan dari 8-9 butir kelapa, sedangkan 1 kg minyak kelapa diperoleh dari 10-
12 butir kelapa. Faktor lain yang lebih menguntungkan adalah peluang pasar yang tersedia
dan juga proses pengolahannya cukup sederhana (Palungkun, 1992).
Pengeringan merupakan metode pengawetan dengan cara pengurangan kadar air dari
bahan pangan sehingga daya simpan menjadi lebih panjang. Perpanjangan daya simpan
terjadi karena aktivitas mikroorganisme dan enzim menurun sebagai akibat dari air yang
dibutuhkan untuk aktivitasnya tidak cukup (Estiasih dan Ahmadi, 2009). Berdasarkan
uraian-uraian diatas maka dilakukan pratikum tentang pengeringan kelapa parut
(desiccated coconut).

1
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengukur suhu heater pengering, suhu inlet
pengering dan menghitung perubahan kadar air kelapa parut (desiccated coconut)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desiccated Coconut


Noor (2017) mengatakan desiccated coconut adalah hasil parutan daging buah kelapa
segar yang dikeringkan dan bernilai gizi tinggi mendekati nilai gizi daging buah kelapa
segar. Desiccated coconut dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya sebagai
bahan untuk membuat biskuit, gula, roti, kue, dan lain-lain. Desiccated coconut berwarna
putih, memiliki rasa dan bau khas kelapa. Penamaan produk desiccated coconut
berhubungan erat dengan ukuran partikel yaitu extra fine, fine (macaroon), medium,
coarse, shreds and treads dan sliced (Banzen dan Velasco, 1982) namun yang paling umum
diperdagangkan adalah medium, macaroon dan extra fine. Desiccated coconut
dimanfaatkan secara luas pada industri konveksionari (candy) sebagai bahan penambah
aroma dalam pembuatan coklat batangan atau sebagai pengisi produk berbasis kacang-
kacangan, industri pengolahan kue (bakery), industri es krim (frozen food) dan konsumsi
rumah tangga (ready to cook mix). Untuk lebih jelasnya spesifikasi desiccated coconut
disajikan pada Tabel 1 (Karouw dkk, 2017).
Tabel 1. Spesifikasi desiccated coconut
Woodroof, 1979 Banzen & Valesco,1982 Anonim, 1999
Kadar Lemak 67-71% 66% 65% minimum
Kadar Asam lemak 0.15% 0.3% 0.3% minimum
bebas
Bakteri (Salmonella) Negatif Negatif Negatif
Warna Putih Putih Putih
Kadar Air 4.0% 2.5% 3.5% maximum

2.2 Pengeringan
Pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan
uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini kandungan uap air
udara lebih sedikit atau udara mempunyai kelembaban nisbi yang rendah sehingga terjadi
penguapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada dua yaitu faktor yang
berhubungan dengan udara pengering seperti suhu, kecepatan aliran udara pengering, dan
kelembaban udara, sedangkan faktor yang berhubungan dengan sifat bahan yang

3
dikeringkan berupa ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial dalam bahan (Putra,
2018).
Prinsip dasar proses pengeringan adalah proses terjadinya pindah panas dari alat
pengering dan difusi air (pindah massa) dari bahan yang dikeringkan. Pindah panas air
tersebut memerlukan perubahan fase air dari cair menjadi uap, sehingga proses perubahan
tersebut memerlukan panas laten. Menurut Putra (2018) pengering dengan pemanasan
konveksi (oven, fluidisasi) dimana udara panas dihasilkan melalui proses pemanasan baik
dengan steam, listrik, atau gas hasil pembakaran, lebih handal 8 dari pengering matahari.
Pada sistem ini waktu operasi lebih singkat, kontaminasi produk rendah, kadar air dalam
produk dapat dikontrol, tidak ada ketergantungan terhadap musim, serta biaya buruh dapat
ditekan.

2.3 Kadar Air


Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air per satuan bobot bahan.
Kadar air merupakan salah satu parameter penentu mutu bahan. Kadar air dapat,
menentukan tingkat keamanan bahan untuk disimpan. Dalam bahan makanan kadar air
sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan (Arrahman, 2018). Kadar air kemudian
dihitung menggunakan rumus (Ginting, 2015):

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙 (𝐾𝑔) − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝐾𝑔)


𝐾𝑎 (%) = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙 (𝐾𝑔)

4
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 12 Mei 2019 bertempat di
Laboratorium Bioproses Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas
Mataram.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat-alat dan bahan-bahan yag digunakan adalah:
3.2.1 Alat-Alat Praktikum
1. Alat Pengering Silinder Tipe Rak
2. Alat Pemarut
3. Termokopel
4. Stopwatch
5. Timbangan Analitik
6. Oven
7. Cawan
8. Pisau
9. Moisture Analizer
10. Thermometer
3.2.2 Bahan-bahan Praktikum
1. Buah Kelapa
2. Kertas Label
3. Plastik zipper

5
3.3 Langkah Kerja
3.3.1 Diagram Alir

Mulai

Kelapa

Pencucian

Pemarutan

Penimbangan
m = 250 gram

Pengeringan

Pengecekkan:
Suhu Heater, Suhu Inlet, Suhu
Lingkungan Pengering Rak 1, Suhu
Lingkungan Rak 2, Suhu Lingkungan
Rak 3 Suhu Bahan Rak 1, Suhu Bahan
Rak 2, Suhu Bahan Rak 3 dan Suhu
Outlet
Setiap 1 menit lalu setiap 15 menit

Tidak
Ka ≤ 3.5%?

Ya

Kelapa Parut
Kering

6
Perhitungan Kadar Air
(Metode Oven)
Ka = [(mawal – makhir) /
(mawal)]*100%

Selesai

Gambar 1 Diagram Alir Pengeringan Kelapa Parut


3.2.1 Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dibersihkan kelapa dengan air dan dikupas kulit ari kelapa dengan pisau hingga
tersisa daging kelapa.
3. Diparut kelapa dengan parutan hingga.
4. Ditimbang parutan kelapa seberat 250 gram dengan timbangan dan diletakkan di
loyang-loyang sebanyak 6 loyang.
5. Dikeringkan bahan hingga kadar air mencapai ≤ 3.5% atau selama kurang lebih 7
jam.
6. Dilakukan pengecekkan terhadap suhu heater, suhu inlet pengering, suhu
lingkungan pengering rak 1, suhu lingkungan pengering rak 2, suhu lingkungan
rak 3, suhu bahan rak 1, suhu bahan rak 2, suhu bahan rak 3 dan suhu outlet
pengering dengan 2 periode, setiap 1 menit pada 1 jam pertama dan setiap 15
menit untuk 6 jam berikutnya.
7. Diukur kadar air bahan dengan metode oven.

3.4 Cara Analisis


Perhitungan dalam praktikum ini menggunakan rumus kadar air, yaitu:

𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑔𝑟) − ((𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑐𝑎 𝑜𝑣𝑒𝑛 (𝑔𝑟) − 𝑚𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 (𝑔𝑟))


𝐾𝑎 (%) = [ ] 𝑥 100%
𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑔𝑟)

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 2 Hasil Pengamatan Suhu Heater dan Inlet Pengering
Menit ke- Suhu Inlet Pengering (OC) Suhu Heater Pengering (OC)
0 35.5 41.3
1 44 266.3
2 53.9 317.6
3 60.2 334.1
4 64.5 347.4
5 67.4 347.4
6 68.3 346.8
7 69.1 349.9
8 69.3 347.4
9 69.1 340.1
10 70.1 340.7
11 70 337.8
12 69.7 333.6
13 70.7 332.8
14 70.1 337.8
15 70 332.6
16 68.9 327.6
17 69.8 337.1
18 70.2 335.4
19 70.3 327
20 70.1 329.1
21 70.2 328.9
22 70.4 330.4
23 70.3 330.1
24 70.6 329.7
25 70.5 329.8

8
26 71.2 328.3
27 70.8 328.4
28 70.5 332.4
29 70.6 331.8
30 70 328.4
31 69.8 325.4
32 70.5 327.9
33 70.7 328
34 71.2 328.8
35 70.8 334.8
36 70.3 329.3
37 71.1 330.7
38 71 326.4
39 70.3 327.9
40 70.1 331.4
41 70.9 331.8
42 71.1 332.4
43 71 327.8
44 71.3 320.4
45 71.2 319
46 69 313.1
47 70.6 317.6
48 70.6 320
49 70.8 320.3
50 70.5 318.4
51 70.4 315.2
52 69.5 312.1
53 67.1 311.7
54 66.5 315
55 66.2 316.6
56 65.7 307.9
57 65.4 311.1

9
58 64.1 306.8
59 - -
60 - -
65 64.1 301.7
70 64.7 304.1
75 64.7 303.6
80 64.3 309.4
85 65.1 310.4
90 64.8 308.6
95 65.9 309.7
100 65.8 305.2
105 67.5 309.3
110 66.1 305
115 64.7 303.4
120 64.3 301.9
125 65.2 306.2
130 65.3 306.9
135 64.8 303.2
140 65 305.5
145 65.1 305.7
150 63.9 305.7
155 63.1 302.3
160 63.9 304.3
165 64.2 306.1
170 63.6 302.3
175 63.6 301
180 64.9 304.9
185 64.4 305
190 64.1 306.2
195 63.5 301.1
200 63.8 304.1
205 64.1 308.2

10
210 64.9 299.8
215 64.2 302
220 64.2 296.6
225 64.9 300.4
230 64.6 302.4
235 64.5 303.9
240 64.3 302.3
245 64.4 299.2
250 64.7 303.2
255 65 299.5
260 64.8 303.9
265 64.5 303.3
270 64.7 301.7
275 65.4 300.4
280 64.5 304
285 64.6 302.1
290 65.1 309
295 65.6 302.9
300 65.1 298.3
305 66.1 300.5
310 65 301.5
315 65.6 301.7
320 63.9 296.4
325 64.4 299.6
330 65.4 303
335 66.6 307
340 65.6 308.8
345 62.6 299.7
350 65.6 301.9
355 65.6 299.6
360 64.1 297.3
365 65.3 303.8

11
370 65.7 298.8
375 64.7 299.9
380 64.7 299.9
385 64 293.5
390 64.6 301.4
395 64.8 296.1
400 63.7 297.8
405 64.2 299.2
410 63.8 300.4
415 64.9 302.3
420 64.3 297.9

Tabel 3 Hasil Pengamatan Dan Perhitungan Kadar Air


Menit ke- Kode Cawan Loyang A (gr) B (gr) C (gr) KA (%)
0 53/0 - 4.1338 2.0076 5.0143 56.14166
0 54/0 - 4.0961 2.0961 4.9891 57.39707
0 18/0 - 4.1662 2.0401 5.0341 57.45797
15 16/15/L1 L1 4.1167 2.037 5.0283 55.24791
15 5/15/L2 L2 4.1217 2.0931 5.0602 55.1622
15 58/15L3 L3 4.1367 2.051 5.0745 54.27596
30 6/30/L1 L1 4.1688 2.0861 5.0657 57.0059
30 14/30/L2 L2 4.1057 2.0135 5.0439 53.40452
30 7/30/L3 L3 4.2155 2.0095 5.15 53.49589
45 8/45/L1 L1 4.1323 2.0489 5.0194 56.7036
45 20/45/L2 L2 4.207 2.0141 5.1882 51.28345
45 13/45/L3 L3 4.0889 2.0093 5.0835 50.50017
60 11/60/L1 L1 4.0716 2.0132 5.0451 51.64415
60 17/60/L2 L2 4.1133 2.009 5.1846 46.67496
60 10/60/L3 L3 4.0287 2.0756 5.0914 48.80035
75 9/75/L1 L1 4.0104 2.0115 5.0947 46.09495
75 60/75/L2 L2 4.1607 2.0493 5.1594 51.26629
75 1/75/L3 L3 4.1642 2.017 5.2277 47.27318

12
90 4/90/L1 L1 4.0014 2.0552 5.077 47.66446
90 3/90/L2 L2 4.1413 2.0719 5.2417 46.88933
90 56/90/L3 L3 4.1629 2.032 5.1603 50.91535
105 2/105/L1 L1 4.0816 2.0637 5.2511 43.32994
105 46/105/L2 L2 4.0875 2.0011 4.9989 54.45505
105 59/105/L3 L3 4.0173 2.0974 5.1884 44.1642
120 15/120/L1 L1 4.1287 2.0863 5.455 36.42813
120 47/120/L2 L2 4.1387 2.0743 5.2861 44.68495
120 51/120/L3 L3 4.2066 2.016 5.3522 43.1746
135 69/135/L1 L1 4.2454 2.0376 5.4468 41.03848
135 55/135/L2 L2 4.014 2.0626 5.1788 43.52759
135 90/135/L3 L3 4.0475 2.0927 5.1946 45.18565
150 64/150/L1 L1 4.1274 2.0709 5.2803 44.32855
150 68/150/L2 L2 4.1381 2.0188 5.3267 41.12344
150 66/150/L3 L3 4.0241 2.0138 5.3339 34.95878
165 67/165/L1 L1 4.1048 2.0271 5.2072 45.61689
165 12/165/L2 L2 4.074 2.9718 5.1937 62.3225
165 63/165/L3 L3 4.1531 2.0397 5.4627 35.79448
180 71/180/L1 L1 4.1551 2.0366 5.5246 32.75557
180 65/180/L2 L2 4.2373 1.9305 5.7012 24.1699
180 48/180/L3 L3 3.9949 2.0959 5.3211 36.72408
195 57/195/L1 L1 3.9463 1.6652 5.0815 31.82801
195 61/195/L2 L2 4.225 1.7789 5.4023 33.81865
195 62/195/L3 L3 4.0069 2.076 5.1985 42.60116
210 45/210/L1 L1 4.2048 2.085 5.6224 32.00959
210 50/210/L2 L2 4.1903 1.9211 5.6842 22.23726
210 79/210/L3 L3 4.171 2.0444 5.4812 35.91274
225 83/225/L1 L1 4.1146 1.902 5.5233 25.93586
225 80/225/L2 L2 4.125 2.097 5.5112 33.89604
225 73/225/L3 L3 4.1228 2.0777 5.2743 44.57814
240 85/240/L1 L1 4.1403 1.4817 5.4151 13.96369
240 75/240/L2 L2 4.1529 1.8753 5.5972 22.98299

13
240 82/240/L3 L3 4.1618 2.0105 5.5273 32.08157
255 49/255/L1 L1 4.0977 1.4596 5.25 21.05371
255 42/255/L2 L2 4.1765 1.706 5.2956 34.40211
255 88/255/L3 L3 4.0698 2.0647 5.731 19.54279
270 26/270/L1 L1 4.195 2.071 5.7801 23.4621
270 25/270/L2 L2 4.0496 2.0192 5.4132 32.4683
270 35/270/L3 L3 4.0082 1.8193 5.5916 12.96653
285 29/285/L1 L1 4.0612 1.6982 5.4697 17.05924
285 84/285/L2 L2 4.1534 1.5145 5.4718 12.94817
285 76/285/L3 L3 4.2001 1.7153 5.531 22.41007
300 87/300/L1 L1 5.3419 2.0164 7.1072 12.45289
300 84/300/L2 L2 4.1267 2.6735 6.6116 7.054423
300 31/300/L3 L3 4.1459 1.9505 5.7312 18.7234
315 27/315/L1 L1 4.0731 2.0745 5.9408 9.968667
315 14/315/L2 L2 3.8902 2.0546 5.7048 11.68111
315 23/315/L3 L3 4.2374 2.0235 6.0527 10.2891
330 34/330/L1 L1 3.9811 2.0438 5.7689 12.52569
330 21/330/L2 L2 4.1553 2.0271 5.9479 11.56825
330 22/330/L3 L3 4.0695 2.0246 5.7702 15.99822
345 38/345/L1 L1 4.0402 2.036 5.9732 5.058939
345 37/345/L2 L2 4.0451 2 5.9443 8.251208
345 44/345/L3 L3 4.0422 2.0443 6.0187 3.316539
360 38/360/L1 L1 4.022 2.0717 5.9725 5.850268
360 43/360/L2 L2 4.1366 2.0141 6.0593 4.538007
360 32/360/L3 L3 4.0623 2.0327 5.8896 10.10479
375 42/375/L1 L1 4.1078 2.0865 6.07 5.957345
375 17/375/L2 L2 4.1065 2.0395 6.0661 3.917627
375 40/375/L3 L3 4.0984 2.0724 6.0752 4.613009
390 39/390/L1 L1 4.0926 2.0428 6.0631 3.53926
390 401/390/L2 L2 4.0726 2.0319 6.0381 3.267877
390 16/390/L3 L3 4.1482 2.0245 6.0773 4.712275
405 441/405/L1 L1 4.0589 2.0136 6.0048 3.362137

14
405 86/405/L2 L2 4.1708 2.0301 6.1239 3.792917
405 72/405/L3 L3 4.1533 2.0259 6.1089 3.470063
420 30/420/L1 L1 3.979 3.0213 6.9126 2.902724
420 36/420/L2 L2 3.979 2.0099 6.1063 -5.84109
420 74/420/L3 L3 4.0845 2.0127 6.0249 3.59219

4.2 Pembahasan
Praktikum ini melakukan kegiatan pengeringan dengan Alat Pengering Silinder Tipe Rak
dengan bahan yang dikeringkan adalah kelapa parut (desiccated coconut). Desiccated coconut
adalah hasil parutan daging buah kelapa segar yang dikeringkan dan bernilai gizi tinggi
mendekati nilai gizi daging buah kelapa segar (Noor, 2017). Parameter yang diteliti adalah
perubahan suhu inlet dan heater dari alat pengering dan perubahan kadar air dari kelapa parut
(desiccated coconut). Perubahan suhu inlet dan heater alat pengering ditampilkan di dalam
Gambar 2.

Profile Perubahan Suhu Inlet dan Heater Alat Pengering


390
Inlet
360
330 Heater
300
270
240
Suhu (OC)

210
180
150
120
90
60
30
0
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510
Waktu (menit)

Gambar 2 Grafik Perubahan Suhu Inlet dan Heater Alat Pengering

15
Profile Perubahan Heater Alat Pengering
390
360
330
300
270
240
Suhu (oC)

210 Heate
180 r
150
120
90
60
30
0
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510
Waktu (menit)

Gambar 3 Grafik Perubahan Heater Alat Pengering

Profile Perubahan Inlet Alat Pengering


90

60
Suhu (oC)

Inlet

30

0
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510
Waktu (menit)

Gambar 4 Grafik Perubahan Suhu Inlet Alat Pengering

Dapat dilihat dari Gambar 2 terlihat dalam 1 jam pertama suhu meningkat dengan pesat
dimana suhu peningkatan suhu inlet seiring dengan peningkatan suhu heater. Suhu inlet
(Gambar 4) dari alat pengering dapat bertahan di suhu 70.7 oC pada 1 jam pertama dan
cenderung menurun dan stabil di suhu 62-64 oC. Penurunan suhu terjadi dikarenakan habisnya
gas dari heater sehingga terlihat dari Gambar 3 terjadi penurunan suhu pada menit 65 dan
selanjutnya stabil di suhu 300 oC. Penurunan kadar air dapat terlihat pada Gambar 5, Gambar
6, Gambar 7 dan Gambar 8.

16
Profile Perubahan Kadar Air Desiccated Coconut
70
65
60 Loyang 1
55 Loyang 2
50 Loyang 3
45
Kadar Air (%)

40
35
30
25
20
15
10
5
0
-5 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450
-10
Waktu (menit)

Gambar 5 Grafik Perubahan Kadar Air Desiccated Coconut

Perubahan Kadar Air Desiccated Coconut Loyang 1


65
60
55
50
Loyang 1
45
Kadar Air (%)

40
35
30
25
20
15
10
5
0
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
Waktu (menit)

Gambar 6 Grafik Perubahan Kadar Air Desiccated Coconut di Loyang 1

17
Perubahan Kadar Air Desiccated Coconut Loyang 2
70
65
60
55
50 Loyang 2
45
Kadar Air (%)

40
35
30
25
20
15
10
5
0
-5 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450
-10
Waktu (menit)

Gambar 7 Grafik Perubahan Kadar Air Desiccated Coconut di Loyang 2

Perubahan Kadar Air Desiccated Coconut Loyang 3


60
55
50
45 Loyang 3
40
Kadar Air (%)

35
30
25
20
15
10
5
0
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450
Waktu (menit)

Gambar 8 Grafik Perubahan Kadar Air Desiccated Coconut di Loyang 3


Dapat dilihat terjadi perubahan kadar air desiccated coconut memiliki kecenderungan
menurun seiring berjalannya waktu ketika suhu inlet pengering rata-rata sebesar 66 oC
dikarenakan semakin lama waktu pengeringan akan menyebabkan jumlah air yang menguap
semakin banyak, sehingga kadar air pada bahan semakin menurun (Desrosier, 1988). Sehingga
dapat dikatakan dengan suhu yang stabil, pengeringan desiccated coconut tidak terjadi
perubahan warna dengan tetap kadar air menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat Grindwood
(1979) yaitu warna kelapa parut kering yang diinginkan adalah putih alami dengan aroma atau

18
rasa yang tidak berubah sehingga nantinya dalam pemanfaatannya dapat dihasilkan produk
dengan kualitas yang baik.
Kadar air rata-rata bahan desiccated coconut mula-mula sebesar 56.99% dan terus menurun
seiring berjalannya proses pengeringan selama 7 jam. Kadar air terendah terdapat di Loyang 1
(Gambar 6) yakni sebesar 2.9% dan terbesar di Loyang 2 (Gambar 7) sebesar -5.6% atau terjadi
kenaikan kadar air. Grafik yang fluktuatif ini dikarenakan terlalu lamanya alat pengering
terbuka ketika pengambilan sampel bahan pada setiap 15 menit. Faktor-faktor lainya adalah
jatuhnya sampel ketika penimbangan dan terkontaminasinya sampel selama penyimpanan
ketika dilakukan pengukuran kadar air sampel bahan

19
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian penyusun diatas, penyusun dapat memberikan beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Perubahan suhu heater pengering memuncak di suhu 349.9 oC dan cenderung menurun
ketika terjadi kehabisan gas dan stabil pada suhu 300 oC dengan rata-rata suhu selama
pengeringan yaitu sebesar 311.82 oC.
2. Perubahan suhu heater pengering memuncak di suhu 71.3 oC dan cenderung menurun
ketika terjadi kehabisan gas dan stabil pada suhu 63 oC dengan rata-rata suhu selama
pengeringan yaitu sebesar 66.33 oC.
3. Perubahan kadar air bahan (desiccated coconut), selama 7 jam proses pengeringan,
mula-mula sebesar 56.99% dan terus menurun hingga mencapai titik terendah sebesar
2.9% di Loyang 1 dan tertinggi sebesar -5.6% atau terjadi kenaikan kadar air bahan
(desiccated coconut) di Loyang 2.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah selama proses pengeringan selanjutnya
diharapkan dilakukan proses pengadukan agar tidak terjadi penggumpalan terhadap bahan
(desiccated coconut) agar pengeringan terjadi secara merata.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1999. Desiccated coconut spesification. Johanesburg:C.J. Petrow and Co.

Arrahman, Ardhian Rizki, 2018. Pengaruh Suhu Dan Lama Pengeringan Kopra Terhadap
Rendemen Minyak. [SKRIPSI]. Lampung: Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung.

Banzon, J.A. & J.R. Velasco. 1982. Coconut production and utilization. Manila: PCRDF.

Desrosier, N. W., 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta: UI-Press.

Estiasih. T, dan Ahmadi. K., 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ginting, Wilson L., Lukman Adlin Harahap dan Ainun Rohanah, 2015. “Uji Variasi Suhu
Terhadap Mutu Kelapa Parut Kering Pada Alat Pengering Kelapa Parut (Desiccated
Coconut)”. J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No. 3 Th. 2015.

Grindwood, D.E., 1979. Coconut Palm Product. Their Processing in development Countries.
Rome: FAO. Agricultural Organization of The United Nations.

Hadi, M. 2006. Pengaruh Suhu Penyimpanan Dan Cara Ekstraksi Virgin Coconut Oil (VCO)
Terhadap Mutu Minyak Yang Dihasilkan Selama Penyimpanan. Bogor: Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Karouw, Steivie, Rindengan Barlina dan Patrik M. Pasang. 2017. Pengolahan Dan
Penyimpanan Desiccated Coconut (Kelapa Parut Kering). Balai Penelitian Tanaman
Kelapa dan Palma Lain.

Kartasapoetra, A. G., 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.

Noor, Yoga Purnama, Lukman A. Harahap dan Sulastri Panggabean. 2017. “Uji Berbagai
Tingkat Kecepatan Putaran Terhadap Kualitas Hasil Pada Alat Pengering Kelapa
(Desiccated Coconut)”. J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 2.

Palungkun, R., 1992. Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta: Penebar Swadaya.

Putra, Made Aditya. 2018. Uji Kinerja Alat Pengering Silinder Vertikal Pada Proses
Pengeringan Jagung (Zea Mays Ssp.Mays). [SKRIPSI] Lampung: Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung.

21
Suhardikono. L., 1995. Tanaman Kelapa Budidaya dan Pemanfaatannya. Yogyakarta:
Kanisius.

Tampubolon, Maria Evatri, Lukman Adlin Harahap dan Ainun Rohannah. 2016. Uji Beban
Kerja Terhadap Kinerja Alat Pengering Kelapa Parut (Desiccated Coconut). J.Rekayasa
Pangan dan Pert., Vol.4 No. 2.

Taufiq, Muchamad, 2004. Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Pengeringan Jagung Pada
Pengering Konvensional Dan Fluidized Bed. [SKRIPSI]. Surakarta: Fakultas Teknik,
Universitas Sebelas Maret.

Woodroof, J.G. 1979. Coconut Production Processing Product. Second Edition. Wetsport: AVI
Publising Company, Inc.

22

Anda mungkin juga menyukai