PENANGANAN PASCAPANEN
PENEPUNGAN DAN EKSTRAKSI PATI
Disusun untuk memenuhi laporan praktikum
Oleh :
Tepung adalah salah satu bentuk produk pangan ½ jadi. Sebagai produk antara,
tepung dapat diolah menjad berbagai jenis makanan atau bahan makanan, seperti mie,
bihun, kerupuk, roti, cake, dan berbagai macam penganan lain. Pada umumnya bahan
makanan yang diolah menjadi tepung adalah bahan makanan sumber karbohidrat (pati).
Tetapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang produk pangan dewasa
ini memungkinkan dilakukannya pembuatan tepung dari bahan makanan lain, seperti
ikan, ayam, hati, kedelai, tempe, dan lain-lain.
Proses pembuatan tepung dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ekstraksi pati
(untuk bahan makanan sumber pati) dan penepungan. Pembuatan tepung dengan cara
penepungan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara basah dan cara kering. Pada
penepungan cara basah terlebih dahulu diparut(pengecilan ukuran) sehingga sebagian air
yang terkandung di dalam bahan dapat keluar. Pada penepungan cara kering bahan
terlebih dahulu dikeringkan, kemudian baru dilakukan penggilingan.
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian besar air dari suatu bahan dengan cara menguapkannya menggunakan energy
panas. Keuntungan proses pengeringan adalah masa simpan bahan menjadi lebih lama
dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang
pengepakan dan pengangkutan. Selain itu, melalui proses pengeringan dapat diperoleh
produk pangan lebih beragam dengan cita rasa yang berbeda.
Proses pengeringan merupakan cara pengawetan pangan dan paling banyak
digunakan untuk menghasilkan berbagai pangan produk pangan. Beberapa prodk yang
dalam proses pembuatannya menggunakan teknik pengeringan, antara lain tepung-
tepungan, kerupuk, mie, kembang tahu, dendeng, rengginang dan lain-lain
1.2 Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum
Setelah selesai mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan memahami teknik-teknik
dalam penepungan dan ekstraksi pati.
b. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah selesai mengikuti praktikum, mahasiswa dapat :
1) Menjelaskan prinsip-prinsip dasar dalam pengolahan produk pangan.
2) Menjelaskan prinsip penepungan dan pengeringan dalam pembuatan produk ½
jadi.
3) Melakukan pengolahan berbagai produk ½ jadi dengan teknik penepungan,
ekstraksi dan pengeringan.
7) Penggilingan
Menghaluskan pisang yang sudah kering dengan blender kurang lebih 2-3 menit
8) Pengayakan
Bahan diayak dengan ayakan 100 mesh, bahan yang masih kasar bisa diblender
dan diayak kembali
Berat
Bahan Berat
Rendemen
3.2 Pembahasan:
1. Pada praktikum ini dilakukan blanching pada pisang bertujuan untuk mengaktifkan
enzim dan mencegah browning
2. Setelah di blanching segera diparut gobet untuk memperkecil ukuran/ reduksi agar
saat di oven panasnya bisa masuk merata ke bahan tersebut
3. Pengovenan lebih dari 24 jam bertujuan untuk menurunkan kadar air, menghambat
tumbuhnya mikroorganisme, dan memperpanjang masa simpan bahan
4. Pengayakan bertujuan untuk memisahkan bahan yang masih kasar sehingga dapat
dilakukan penghalusan kembali dengan blender dan mendapatkan hasil tepung yang
lembut/ halus.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pemilihan pisang tidak boleh asal-asalan karena bila terlalu matang atau tua bisa
menyebabkan caramel pada saat pengovenan dan menyebabkan pisang tidak segara
kering. Proses blanching akan menghambat browning pada daging pisang dan
mengaktifkan enzim-enzim.
4.2 Saran
Disetiap proses dicatat berat dan organoleptiknya, mahasiswa harus lebih
menghargai waktu yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Modul 05, PENENPUNGAN DAN EKSTRAKSI PATI oleh Ibu Theresia Puspita, ST.P., MP