OLEH KELOMPOK 4 :
FAKULTAS PERTANIAN
KUPANG
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
4.1 Hasil
Berbentuk
Tidak
2 1 86% Sedang Tidak ada kuning keras bulat dengan
terasa
warna kuning
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengemasan
Suhu pengemasan sangat berpengaruh terhadap warna dan kekerasan buah
tomat. Pemasakan buah tomat berkorelasi tinggi dengan warna pemasakannya.Perlu
dicatat bahwa pengemasan ini tidak dapat memperbaiki mutu.Oleh karena itu,
produk dengan kualitas yang paling baik yang dikemas.Ikut sertanya produk yang
busuk atau rusak dalam kemasan dapat mengkontaminasi produk yang masih
sehat.Pengemasan juga bukan pengganti penyimpanan oleh karena itu penjagaan
mutu yang paling baik adalah dengan mengkombinasikan pengemasan dengan
penyimpanan yang baik. Secara garis besar, tujuan pengemasan adalah sebagai
berikut (BPPHP, 2002):
1. Menghambat penurunan bobot berat akibat transpirasi.
2. Meningkatkan citra produk.
3. Menghindari atau mengurangi kerusakan pada waktu pengangkutan.
4. Sebagai alat promosi
Pengemasan yang baik harus dapat melindungi barang segar dari pengaruh
lingkungan dan mencegah dari cacat fisik. Pengemasan harus memberikan
keuntungan dari segi kesehatan sehingga kebersihan tiap wadah haruslah
diperhatikan. Setiap wadah yang tertutup dapat ikut membantu menghindarkan
barang dari debu atau pasir selama pengangkutan sehingga produk yang telah dicuci
akan tetap bersih sampai ke tangan konsumen. Pengemasan juga menghindarkan
produk dari kontaminasi senyawa yang tidak diinginkan, serangan hama dan
mikroorganisme.
Untuk mempertahankan mutu tomat dalam jangka waktu yang relatif lama, cara
paling mudah, murah, dan aman bagi tomat-tomat dalam negeri adalah
menyimpannya dalam kotak kayu. Kotak tersebut higroskopis sehingga dapat
menyerap H2O dan di bagian bawahnya diberi kapur tohor atau Ca(OH)2 untuk
mengikat CO2. Kemasan ini harus disimpan di tempat yang kering dan teduh
sehingga penimbunan etilen dapat ditekan. Bila buah tomat yang disimpan masih
berwarna kehijau-hijauan, penyimpanan dengan cara ini dapat menahan kesegaran
buah tomat sampai 2 minggu (Widianarko, et al., 2000).
Bahan kayu yang dipilih untuk pembuatan kotak kayu ini biasanya kayu yang
ringan dan kuat sehingga mudah mudah dipindah-pindahkan dan dapat dilakukan
penumpukan.Permukaan papan kayu yang digunakan sebagai bahan kemasan harus
dibuat sehalus mungkin.Hal ini dilakukan untuk menghindarkan terjadinya luka
pada buah tomat karena gesekan dari serat kayu yang mencuat keluar.Cara
pengepakan buah tomat dalam kotak kayu adalah buah disusun dalam peti dengan
tata letak pangkal buah mengarah ke atas dan buah dalam lapisan diatur berselang-
seling sampai mengisi peti hingga penuh.Lalu lapisan buah tomat tersebut ditutup
jerami hingga penuh.Penggunaan jerami ini untuk meminimalikan terjadinya
benturan yang dapat mengakibatkan kerusakan fisik pada buah tomat. Kemudian
peti ditutup dengan kisi-kisi tripleks dan dikuatkan dengan paku serta plat seng.
Untuk tujuan ekspor, pengepakan buah tomat dapat dilakukan dalam kotak dari
bahan karton (kardus).
Selain pengemasan dengan kotak kayu dan kardus, sekarang banyak digunakan
penyimpanan dengan menggunakan bahan plastik.Sifat-sifat plastik yang digunakan
juga berbeda-beda terutama sifat permeabilitasnya yang memungkinkan zat-zat
dapat keluar atau masuk ke dalam kemasan plastik ini. Menurut Batu dan Thomson
(1998), plastik jenis polyethylene 50 mikron dan polypropylene 25 mikron adalah
yang terbaik dengan umur simpan tomat hijau sampai 30 hingga berwarna merah
dan 60 hari hingga melunak pada penyimpanan suhu 13º C.Buah-buah tomat impor
yang kita dapati di beberapa supermarket biasanya dibungkus dengan
plastik polyethylene. Cara ini cukup baik, karena cukup efektif menekan
pembentukan CO2 dan H2O. Namun polyethylene ini akan bereaksi dengan etilen
yang dihasilkan buah tomat, membentuk rantai panjang thylene yang mudah
bereaksi dengan lapisan lilin kulit tomat. Sampai batas tertentu pembentukan etilen
ini kurang baik bagi kesehatan namun dapat dihambat dengan mengupas kulit buah.
4.3 Penyimpanan
Buah tomat yang telah dipanen akan tetap melangsungkan respirasi. Proses respirasi
yang menyebabkan pembusukan ini terjadi karena perubahan-perubahan kimia dalam
buah tomat dari pro-vitamin A menjadi vitamin A, pro-vitamin C-menjadi Vitamin C,
dan dari karbohidrat menjadi gula, yang menghasilkan CO2, H2O, dan etilen. Akumulasi
produk-produk respirasi inilah yang menyebabkan pembusukan.Respirasi ini tidak dapat
dihentikan namun bisa dihambat yaitu dengan menyimpannya pada suhu dan
kelembaban rendah.Penyimpanan suhu rendah dapat dilakukan secara sederhana dalam
lemari es, namun di tempat ini kelembabannya tinggi.Mengingat barang-barang yang
mudah menguap juga tersimpan di dalam lemari es proses respirasi buah tomat tidak
dapat dihambat dengan sempurna.Selain respirasi, buah tomat juga masih melakukan
transpirasi.Aktivitas tersebut tidak dibarengi oleh aktivitas fotosintesis sehingga senyawa
tertentu dirombak dan air menguap tanpa ada pasokan baru.Hal tersebut menyebabkan
susut berat pada buah tomat.Susut berat komoditas ini berakibat pada penampilan
komoditas yang semakin lama keriput dan melunak.Oleh karena kelembaban udara juga
harus diperhatikan dalam penyimpanan. Menurut Tranggono dan Sutardi (1990), mutu
simpan buah akan lebih bertahan lama jika laju respirasi rendah dan transpirasi dapat
dicegah dengan meningkatkan kelembaban relatif dan menurunkan suhu udara.
Ada beberapa macam cara penyimpanan yang dilakukan untuk mempertahankan
kesegaran buah tomat, antara lain yaitu (Liu, 1999):
1. Udara dingin biasanya digunakan pada rumah-rumah penyimpanan, atau di bawah
tanah atau di gudang penyimpanan menggunakan udara dingin alami.
2. Penyimpanan menggunakan lemari pendingin (cold storage) mengontrol suhu dan
kelembaban udara.
3. Penyimpanan dengan controlled atmosphere (CA) mengendalikan konsentrasi
oksigen dan karbon dioksida, sebagai tambahan untuk suhu dan kelembaban.
4. Penyimpanan dengan modified atmosphere (MA) juga mengontrol konsentrasi
oksigen dan karbondioksida, walau tidak sebaik CA, dengan menggunakan lembar
polimer semipermiabel.
Menurut Liu (1999), pengendalian yang baik pada temperatur, kelembaban dan
komposisi udara memaksimalkan umur simpan suatu produk.Penyimpanan yang
dilakukan di rumah tidak memperhitungkan waktu karena akan langsung dikonsumsi.
Penyimpanan biasanya dilakukan pada suhu ruang di tempat yang tidak terkena sinar
matahari langsung. Buah tomat ini tidak baik diletakkan di tempat yang memiliki
kelembaban tinggi karena buah akan cepat busuk. Ketika baru dibeli dari pasar, buah
tomat biasanya dikemas dalam kantung plastik.Kantung tersebut lebih baik dilubangi
apabila buah tomat disimpan bersama kantung tersebut.Pemberian lubang ini
dimaksudkan untuk membebaskan gas etilen yang dihasilkan buah tomat saat terjadi
pemasakan.Penyimpanan buah tomat tapi tidak langsung dikonsumsi atau diolah dapat
dilakukan dengan menggunakan lemari es.Untuk hasil yang lebih baik, buah tomat
sebelumnya dimasukkan dalam plastik yang telah dilubangi.Penyimpanan dalam lemari
pendingin ini harus diperhatikan suhunya. Suhu dalam lemari es diatur tidak sampai di
bawah 10ºCkarena dikhawatirkan buah tomat akan rusak karena chilling injury. Tanda-
tanda terjadinya chilling injury antara lain adalah buah tomat akan membeku ketika
dingin tapi saat dikeluarkan di suhu ruang, buah tomat seperti berkerut dan berair.Untuk
pengiriman jarak jauh yang membutuhkan waktu simpan lama, peti-peti tomat harus
disimpan dulu dalam ruangan yang dingin (cool storage) agar dapat bertahan untuk
beberapa hari. Temperatur penyimpanan bagi buah-buah tomat yang telah berwarna
merah sebaiknya 0ºC dengan kelembaban 85%-90%, apabila buah-buah tomat tampak
belum merah sempurna temperatur tempat penyimpanannya dikendalikan agar antara
11,5ºC-12ºC (Kartasapoetra, 1989).
Untuk hasil yang maksimal, sebelum buah dimasukkan ke cool storage, dilakukan pra
pendinginan dan pengemasan dengan polyethylene terlebih dahulu.Pra pendinginan ini
dapat dilakukan dengan udara dingin yang bergerak cepat dan bertekanan (forced-air
precooling) atau merendam dalam air yang mengalir maupun tidak mengalir
(hydrocooling), dengan kontak es atau timbunan es (ice cooling), serta teknik udara
vakum (vacuum cooling). Tujuan pra pendinginan ini antara lain untuk menghilangkan
panas lapang agar menurun dengan cepat sebelum buah diangkut atau disimpan.
Keuntungan cara ini, dapat memperlambat kematangan, penurunan susut buah dan kadar
askorbat dalam buah tomat. Dari hasil penelitian, dengan perlakuan ini dapat tahan
sampai 5-15 hari tetap segar.Cool storage merupakan pendinginan mekanik untuk
mengontrol temperatur ruang simpan. Alat ini mengatur konsentrasi N tinggi dan
O2 rendah atau menggunakan gas freon. Penggunaan gas freon saat ini sudah tidak
dianjurkan lagi karena tidak ramah lingkungan. Komposisi alat ini antara lain adalah
klep pengatur, evaporator, kompresor dan kodensor. Sistem pengontrol tambahan dari
sistem penyimpanan ini berasal dari panas lingkungan sekitar dan produk.Untuk
mendapatkan jangka waktu kesegaran yang paling lama, penyimpanan dengan
controlled atmosphere (CA) adalah yang terbaik. Menurut penelitian yang telah
dilakukan Hermiati et al. (1999) mengenai pengaruh konsentrasi O2 dan CO2 terhadap
daya tahan simpan buah tomat pada penyimpanan dengan atmosfir terkendali,
menunjukkan bahwa semakin rendah konsentrasi O2 dan semakin tinggi kansentrasi
CO2 dalam ruang penyimpanan, maka semakin lambat terjadinya proses pematangan
buah tamat. Perlakuan dengan kombinasi 2% O2 dan 3% CO2 menghasilkan buah tomat
dengan tingkat keawetan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya,
yang ditandai dengan kadar gula yang terendah, kehilangan vitamin C terkecil dan
perubahan tingkat kelunakkan yang paling kecil pada buah tomat yang disimpan pada
kondisi atmosfir tersebut. Perlakuan tersebut juga menghasilkan warna dan bau tomat
yang relatif lebih disukai daripada yang dihasilkan perlakuan lainnya. Sedangkan
menurut Anonim (2006), untuk CA pada buah tomat, kombinasi gas yang paling baik
adalah 3% O2, <3%co2 dan kelembaban relatif sekitar 85%.Penyimpanan
dengan modified atmosphere (MA) mirip seperti controlled atmosphere (CA) yaitu
dengan mengontrol konsentrasi oksigen dan karbondioksida. MA ini menggunakan
lembar polimer semipermiabel yang telah disebut di atas sebagai MAP (Modified
Atmosphere Packaging) seperti polyethylene. Tidak seperti CA yang kadar gasnya
diatur pada batas tertentu, kadar gas pada MA telah ditentukan ketika pengemasan dan
tidak ada pengaturan kadar udara saat penyimpanan. Konsentrasi O2 akan menurun
seiring dengan peningkatan konsentrasi CO2 di sekitar buah di dalam plastik. Hal ini
disebabkan oleh proses respirasi dari buah tomat. MA tidak lebih baik dari CA untuk
penyimpanan dengan jangka waktu yang lebih lama tetapi untuk penyimpanan di toko
dan penjualan ke tangan konsumen, MA sudah sangat efektif.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa buah tomat
yang diberi perlakuan seperti dapat disimpan lama dari pada buah yang tidak diberi
perlakuan sama sekali. Hal ini disebabkan karena buah tomat yang dilapisi dapat ditekan
atau diperlambat proses metabolismenya (respirasi) sehingga secara otomatis proses
pembusukannya lebih lambat. Selain itu Berdasarkan hasil pengamatan pelilinan pada
buah tomat menunjukan bahwa penyimpanan pada suhu dingin (kulkas) mampu
menjaga buah lebih tahan lama dibandingkan dengan suhu ruang.
5.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa melakukan praktikum ini dengn serius dan lebih teliti lagi agar
hasil pengamatannya lebih lengkap dan terperinci.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010. “ Proses Analisis buah tomat Waxing Pada Produk Hortikultura”. Diakses
dari https://lordbroken.wordpress.com/2010/07/14/proses-pelilinan-waxing-pada-produk-
hortikultura/ pada 26 Novemer 2016
H-0
H-3
GAMBAR 2
H-0
H-3
GAMBAR 3
H-0
H-3
GAMBAR 4
H-3
GAMBAR 5
HASIL PENGAMATAN
Penampakan
Berat : 42,27 gr
Penampakan
Berat : 42,12 gr
Penampakan
Berat : 41,45 gr
GAMBAR 7
H -3 H-6
H-9