TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa memahami cara
penghambatan laju respirasi buah dengan cara pembekuan.
1. Menimbang 10 gram slurry dan memasukkan dala labu ukur 100 ml.
2. Menambahkan aquadest sampai batas tanda.
3. Menyaring dan mengambil filtratnya sebanyak 25 ml dan memasukkan
dalam Erlenmeyer.
4. Menambahkan 3 tetes larutan pati 1% dan menitrasi dengan larutan
iodium (I2) 0,0186 N.
5. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna menjadi biru.
6. Menghitung kadar vitamin C sampel
1. Menimbang 10 gram slurry dan memasukkan dala labu ukur 100 ml.
2. Menambahkan aquadest sampai batas tanda.
3. Menyaring dan mengambil filtratnya sebanyak 25 ml dan memasukkan
dalam Erlenmeyer.
4. Menambahkan 3 tetes indikator pp 1% dan menitrasi dengan larutan
NaOH 0,0922 N.
5. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna menjadi merah
muda.
6. Mencatat ml NaOH yang digunakan, kemudian menghitung total asam.
IV. HASIL PENGAMATAN
Pengujian Sifat fisik dan kimia
TSS Total
Berat Vit. C
Sampel Hari Tekstur Warna Rasa (% asam
(g) (%)
brix) (%)
F = 0,6579
Asam
Ke-0
= 0,101 %
Kadar Vitamin C pada buah tomat
𝑓𝑝 𝑥 𝑚𝑙 𝑖𝑜𝑑𝑖𝑢𝑚 𝑥 𝑁 𝑖𝑜𝑑𝑖𝑢𝑚 𝑥 𝑀𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶
Kadar Vit. C (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000 𝑥 2
4 𝑥 0,9 𝑚𝑙 𝑥 0,0186 𝑥 176 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 𝑥 100%
10 𝑥 1000 𝑥 2
= 0,059 %
2. Hari ke – 10
Suhu kamar
Dik fb = 4
N I2 = 0,0186 N
Mr Vit. C = 176 g/mol
Berat sampel = 10 gram
Volume I2 pada buah mangga = 1,1 ml
Volume I2 pada buah tomat = 1 ml
Dit. Kadar vitamin C pada buah mangga = …..?
Kadar vitamin C pada buah tomat = ….?
Penyelesaian:
Kadar vitamin C pada buah mangga
𝑓𝑝 𝑥 𝑚𝑙 𝑖𝑜𝑑𝑖𝑢𝑚 𝑥 𝑁 𝑖𝑜𝑑𝑖𝑢𝑚 𝑥 𝑀𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶
Kadar Vit. C (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000 𝑥 2
4 𝑥 1,1 𝑚𝑙 𝑥 0,0186 𝑥 176 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 𝑥 100%
10 𝑥 1000 𝑥 2
= 0,072 %
= 0,065 %
Suhu Beku
Dik fb = 4
N I2 = 0,0186 N
Mr Vit. C = 176 g/mol
Berat sampel = 10 gram
Volume I2 pada buah mangga = 1,6 ml
Volume I2 pada buah tomat = 1 ml
Dit. Kadar vitamin C pada buah mangga = …..?
Kadar vitamin C pada buah tomat = ….?
Penyelesaian:
Kadar vitamin C pada buah mangga
𝑓𝑝 𝑥 𝑚𝑙 𝑖𝑜𝑑𝑖𝑢𝑚 𝑥 𝑁 𝑖𝑜𝑑𝑖𝑢𝑚 𝑥 𝑀𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶
Kadar Vit. C (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000 𝑥 2
4 𝑥 1,6 𝑚𝑙 𝑥 0,0186 𝑥 176 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 𝑥 100%
10 𝑥 1000 𝑥 2
= 0,105 %
Kadar Vitamin C pada buah tomat
𝑓𝑝 𝑥 𝑚𝑙 𝑖𝑜𝑑𝑖𝑢𝑚 𝑥 𝑁 𝑖𝑜𝑑𝑖𝑢𝑚 𝑥 𝑀𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶
Kadar Vit. C (%) = x100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000 𝑥 2
4 𝑥 1 𝑚𝑙 𝑥 0,0186 𝑥 176 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 𝑥 100%
10 𝑥 1000 𝑥 2
= 0,065 %
B. Penentuan Total Asam
1. Hari ke – 0
Dik fb = 4
N NaOH = 0,0922 N
M. eq asam =
Berat sampel = 10 gram
Volume NaOH pada buah mangga = 2,7 ml
Volume NaOH pada buah tomat = 1,4 ml
Dit. Total asam pada buah mangga = …..?
Total asam pada buah tomat = …..?
Penyelesaian:
Total asam pada buah mangga
𝑓𝑝 𝑥 𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑀.𝑒𝑞 𝑎𝑠𝑎𝑚
Total asam (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
4 𝑥 2,7 𝑚𝑙 𝑥 0,0186 𝑥
= 𝑥 100%
10 𝑥 1000
= %
Kadar asam pada buah tomat
𝑓𝑝 𝑥 𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑀.𝑒𝑞 𝑎𝑠𝑎𝑚
Total asam (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
4 𝑥 1,4 𝑚𝑙 𝑥 0,0186 𝑥
= 𝑥 100%
10 𝑥 1000
= %
2. Hari ke – 10
Suhu Kamar
Dik fb = 4
N NaOH = 0,0922 N
M. eq asam =
Berat sampel = 10 gram
Volume NaOH pada buah mangga = 0,2 ml
Volume NaOH pada buah tomat = 1,5 ml
Dit. Total asam pada buah mangga = …..?
Total asam pada buah tomat = …..?
Penyelesaian:
Total asam pada buah mangga
𝑓𝑝 𝑥 𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑀.𝑒𝑞 𝑎𝑠𝑎𝑚
Total asam (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
4 𝑥 0,2 𝑚𝑙 𝑥 0,0186 𝑥
= 𝑥 100%
10 𝑥 1000
= %
Kadar asam pada buah tomat
𝑓𝑝 𝑥 𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑀.𝑒𝑞 𝑎𝑠𝑎𝑚
Total asam (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
4 𝑥 1,5 𝑚𝑙 𝑥 0,0186 𝑥
= 𝑥 100%
10 𝑥 1000
= %
Suhu Beku
Dik fb = 4
N NaOH = 0,0922 N
M. eq asam =
Berat sampel = 10 gram
Volume NaOH pada buah mangga = 3 ml
Volume NaOH pada buah tomat = 1 ml
Dit. Total asam pada buah mangga = …..?
Total asam pada buah tomat = …..?
Penyelesaian:
Total asam pada buah mangga
𝑓𝑝 𝑥 𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑀.𝑒𝑞 𝑎𝑠𝑎𝑚
Total asam (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
4 𝑥 3 𝑚𝑙 𝑥 0,0186 𝑥
= 𝑥 100%
10 𝑥 1000
= %
Kadar asam pada buah tomat
𝑓𝑝 𝑥 𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑀.𝑒𝑞 𝑎𝑠𝑎𝑚
Total asam (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
4 𝑥 1 𝑚𝑙 𝑥 0,0186 𝑥
= 𝑥 100%
10 𝑥 1000
= %
VI. PEMBAHASAN
Respirasi pada buah mangga dan tomat masih berlangsung setelah dipanen
sampai buah tersebut membusuk. Untuk berlangsungnya respirasi diperlukan
suhu optimum, yaitu suhu dimana proses metabolisma (termasuk respirasi)
berlangsung dengan sempurna. Pada suhu yang lebih tinggi atau lebih rendah
dari suhu optimum, metabolisma akan berjalan kurang sampurna bahkan
berhenti sama sekali pada suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Penyimpanan suhu rendah dapat memperpanjang masa hidup jaringan-
jaringan dalam bahan pangan tersebut karena aktivitas respirasi menurun dan
menghambat aktivitas mikroorganisme. Penyimpanan dingin tidak membunuh
mikroba tetapi hanya menghambat aktivitasnya, oleh karena itu setiap bahan
pangan yang akan didinginkan harus dibersihkan lebih dahulu.
Untuk tetap menghambat proses pembusukan buah mangga dan tomat
dilakukan poses penghambatan salah satunya yaitu dengan pembekuan.
Pembekuan adalah proses penurunan suhu bahan pangan sampai bahan
pangan membeku, yaitu jika suhu pada bagian dalamnya paling tinggi sekitar
–180C, meskipun umumnya produk beku mempunyai suhu lebih rendah dari
ini. Pada kondisi suhu beku ini bahan pangan menjadi awet karena mikroba
tidak dapat tumbuh dan enzim tidak aktif. Sayuran dan buah-buahan
umumnya diblansir dahulu untuk menginaktifkan enzim sebelum dibekukan.
Pada percobaan ini, dilakukan proses penghambatan laju respirasi dengan
pembekuan dengan sampel buah mangga dan buah tomat. Buah mangga dan
tomat masing-masing diberi dua perlakuan yang berbeda yaitu diletakkan pada
suhu kamar dan suhu beku (dalam frezeer). Pada hari ke – 0 dan ke – 10
dilakukan pengujian sifat fisik dan sifat kimia sebagai bahan perbandingan
dari sampel.
Dari hasil pengujian sifat fisik dan sifat kimia pada buah mangga hari ke –
0 dan ke – 10, dapat terlihat perbedaannya. Pada suhu kamar, terjadi
penurunan berat buah dan warna buah dari hijau menjadi hijau kehitaman
(terdapat jamur pada kulit mangga), rasa menjadi manis asam, pengujian TSS
meningkat, kadar vitamin C menurun, serta total asam ….. . Sedangkan pada
suhu beku, terjadi peningkatan berat buah, warna buah tetap berwarna hijau,
rasa tidak berubah manis asam, pengujian TSS meningkat, kadar vitamin C
menurun, serta total asam….. .
Dari hasil pengujian sifat fisik dan sifat kimia pada buah tomat hari ke – 0
dan ke – 10, dapat terlihat perbedaannya. Pada suhu kamar, terjadi
peningkatan berat buah dan warna buah dari hijau menjadi kuning kemerahan,
rasa dari asam menjadi manis asam, pengujian TSS meningkat, kadar vitamin
C menurun, serta total asam ….. . Sedangkan pada suhu beku, terjadi
penurunan berat buah, warna buah tetap berwarna hijau, rasa berubah dari
asam menjadi asam manis, pengujian TSS meningkat, kadar vitamin C
meningkat, serta total asam….. .
Dari hasil pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa buah mangga dan
buah tomat untuk menghambat laju respirasinya lebih cocok pada suhu beku
dibandingkan dengan suhu kamar. Karena pertumbuhan bakteri di bawah suhu
100C akan semakin lambat dengan semakin rendahnya suhu. Untuk
menghasilkan buah yang tidak cepat rusak selama pembekuan, seharusnya
dilakukan beberapa perlakuan sebelum pembekuan dilakukan. Tujuan
perlakuan pendahuluan adalah untuk mempertahankan mutu buah selama
pembekuan dan penyimpanan beku, dengan cara mengurangi kerusakan
selama pembekuan dan penyimpanan beku. Salah satu cara adalah
membersihkan buah dengan mencuci sampai bersih kemudian melakukan
proses blancing.
Tetapi pada umumnya, untuk menghambat laju respirasi yang terjadi pada
buah-buahan sebaiknya dilakukan proses pendinginan. Karena buah-buahan
mempunyai suhu pendingin yang berbeda untuk mempertahankan mutunya.
Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan berpengaruh tidak baik pada
beberapa bahan pangan. Dan untuk buah-buahan suhu yang cocok untuk
penyimpanan adalah sekitar 6,60C – 100C.
Perbedaan antara pendinginan dan pembekuan adalah dalam hal
pengaruhnya terhadap aktivitas mikroba dalam bahan pangan. Penggunaan
suhu rendah dalam pengawetan bahan tidak dapat menyebabkan kematian
mikroba sehingga bila bahan pangan dikeluarkan dari tempat penyimpanan
dan dibiarkan mencair kembali (thawing) pertumbuhan mikroba pembusuk
dapat berjalan dengan cepat.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembekuan merupakan suatu cara pengawetan bahan pangan dengan cara
mengawetkan bahan pada suhu dibawah titik beku pangan.
2. Tujuan pembekuan adalah untuk menghambat penurunan nutrisi,
menghambat pertumbuhan mikroorganisme perusak pangan dan bahkan
pada beberapa produk pangan memberikan manfaat organoleptik.
3. Pada percobaan, terjadi perubahan fisik yaitu perubahan warna dan rasa
serta perubahan kimia yaitu terjadinya perubahan kadar gula pada buah.
VIII. SARAN
Dalam melakukan pengawetan, dapat dilakukan proses pendinginan dan
pembekuan. Perlakuan disesuaikan dengan kebutuhan serta karakteristik bahan
pangan maupun produk yang akan disimpan untuk mendapatkan proses
pengawetan yang maksimal.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Penyimpanan Bahan Pangan Suhu Rendah (Pendinginan
& Pembekuan). Online (http://lordbroken.wordpress.com/2011/10/01/
penyimpanan-bahan-pangan-suhu-rendah-pendinginan-pembekuan/)
diakses tanggal 1 Desember 2013, Pontianak.
Slurry dimasukkan
dalam labu ukur 100 ml
dan menambahkan air
sampai batas tanda serta
mengocok sehingga
larutan homogen.
Menambahkan 3 tetes
indikator PP 1% kedalam
Erlenmeyer yang berisi
larutan kemudian
melakukan titrasi dengan
larutan NaOH 0,0922 N.
Titik akhir titrasi
ditandai dengan
perubahan warna
menjadi merah mudah.
Mencatat ml larutan
NaOH yang digunakan.
Uji kimia pengujian
kadar vitamin C
Menghaluskan sampel
(tomat dan mangga) yang
akan diuji. Kemudian
menimbang masing-
masing sebanyak 10 gram
Slurry dimasukkan
dalam labu ukur 100 ml
dan menambahkan air
sampai batas tanda serta
mengocok sehingga
larutan homogen.
Menambahkan 3 tetes
larutan pati 1% kedalam
Erlenmeyer yang berisi
larutan kemudian
melakukan titrasi dengan
larutan I2 0,0186 N. Titik
akhir titrasi ditandai
dengan perubahan warna
menjadi biru. Mencatat
ml larutan I2 (iodium)
yang digunakan.
Pengujian sifat fisik dan sifat kimia juga dilakukan pada hari 10 baik pada suhu
kamar maupun suhu beku sebagai bahan perbandingan.