LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh
Sindy Nur Afita
NIM 171710101117
KELOMPOK 2/ THP-B
Bahan
Penimbangan
Penirisan
Penimbangan
Bahan
Penimbangan
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini sebagai berikut:
1. pengolahan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau
menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa
respirasi pada buah dan sayuran tetap berlangsung setelah panen, sampai
buah dan sayuran itu membusuk; dan pertumbuhan bakteri di bawah
suhu 100C akan semakin lambat dengan semakin rendahnya suhu.
Proses metabolisme sendiri terganggu apabila terjadi perubahan suhu.
Sehingga penyimpanan suhu rendah dapat memperpanjang masa hidup
jaringan-jaringan dalam bahan pangan karena penurunan aktivitas
respirasi dan aktivitas mikroorganisme. Lambatnya pertumbuhan
mikroba pada suhu yang lebih rendah ini menjadi dasar dari proses
pendinginan dan pembekuan dalam pengawetan pangan. Proses
pendinginan dan pembekuan tidak mampu membunuh semua mikroba,
sehingga pada saat dicairkan kembali (thawing), sel mikroba yang tahan
terhadap suhu rendah akan mulai aktif kembali dan dapat menimbulkan
masalah kebusukan pada bahan pangan yang bersangkutan,
2. suhu tinggi diterapkan baik dalam pengawetan maupun dalam
pengolahan pangan. Memasak, menggoreng, membakar dan lain-lain
adalah cara-cara pengolahan pangan yang menggunakan panas. Proses-
proses tersebut membuat makanan menjadi lebih lunak, lebih enak dan
lebih awet karena panas juga akan mematikan sebagian dari
mikroorganisme dan menonaktifkan enzim-enzim, serta dapat membuat
makanan menjadi lebih aman karena toksin-toksin tertentu rusak oleh
pengaruh panas. Kelemahan proses yang melibatkan suhu tinggi ini
dapat diatasi dengan proses pengawetan nontermal.
Pada pemakaian suhu tinggi, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, yaitu :
a. mikroba penyebab kebusukan dan yang dapat membahayakan
kesehatan manusia harus dimatikan,
b. panas yang digunakan sedikit mungkin menurunkan nilai gizi
makanan,
c. faktor-faktor organoleptik misalnya citarasa juga harus
dipertahankan,
3. pasca pengolahan bahan mengalami perubahan fisik yang cukup nyata
antara lain, warna menjadi coklat kehitaman akibat proses penyangraian,
tekstur buah atau sayur yang tampak lembek, layu, keras tergantung jenis
bahan akibat proses pendinginan, penurunan berat akibat panas selama
proses penyangraian, dan aroma yang berubah dari yag semula segar
menjadi busuk bahkan sampai tak muncul aroma.
6.2 Saran
Adapun saran untuk megoptimalkan praktikum selanjutnya sebagai berikut:
1. penjelasan/pemaparan terkait prosedur kerja dan penggunaan alat-alat
laboratorium agar pelakasaan praktikum lebih cepat, efektif, kondusif, dan
efisien ;
2. selama praktikum berlangsung, dalam penggunaan alat-alat praktikum
diperlukan sikap hati-hati oleh praktikan.
3. pemahaman terkait materi praktikum sehingga pada saat pelaksanaan
praktikum, praktikan bingung mengenai tujuan dari setiap perlakuan yang
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Bejan, Adrian and Alan Kraus. 2003. Heat Transfer Handbook. Canada : John
Wiley and Sons, Inc.
Buckle, K. A., dkk. 1985. Ilmu Pangan. Penerjemah : Hari Purnomo dan Afiono.
Jakarta Universitas Indonesia (UI-Press).
Evans, JA. 2008. Frozen Food Science and Technology. United Kingdom:
Blackwell Publishing.
Frazier, W.C. and P.C. Westhoff, 1977. Food Microbiology. New York: Mc. Graw
Hill Book Co. Inc.
Helman, D.R. and R.P. Singh. 1981. Rekayasa Proses Pangan (Food Processing
Engeneering ) diterjemahkan oleh M.A. Wirahatakusumah dkk. Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
Paramita ND. 1999. Pengaruh Suhu dan Waktu Penggorengan Hampa terhadap
Sifat Fisik dan Organoleptik Keripik Sawo (Achras sapota. L.). Skripsi.
Bogor: FATETA, IPB.
Rossell, J.B. 2001. Frying: Improving Quality. Cambridge: Woodhead Pub. Ltd.
Sari, Lusi Intan., 2001. Skripsi: Mempelajari Proses Pengolahan Biji Kopi Bubuk
Alternatif dengan Menggunakan Suhu dan Tekanan Rendah. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Winarno, F.G. 1982. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN DOKUMENTASI