LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh
Sindy Nur Afita
NIM 171710101117
Susu adalah suatu sekresi kelenjar dari ternak yang sedang laktasi, yang
diperoleh dari pemerahan secara sempurna (tidak termasuk kolostrum), dengan
tanpa penambahan atau pengurangan suatu komponen (Suardana dan Swacita,
2009). Menurut Danasaputra (2005), menjelaskan bahwa susu segar dan susu murni
memiliki definisi yang berbeda, yaitu susu murni adalah cairan yang berasal dari
ambing hewan yang sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang
benar yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambahkan sesuatu apapun
dan belum mendapatkan perlakuan apapun, sedangkan susu segar adalah susu
murni yang tidak mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa
mempengaruhi kemurniannya.
Susu mengandung protein bermutu tinggi dengan kadar lemak 3,0 - 3,8%.
Susu segar merupakan sumber kalsium dan fosfat yang baik, tinggi kandungan
vitamin A, thiamin, niacin, dan riboflavin. Namun, susu ini miskin mineral,
terutama zat besi. Susu memiliki kadar air sebanyak 87,5%. Kandungan gulanya
pun cukup tinggi, 5% tapi rasanya tidak manis karena gula susu yaitu laktosa
yang daya kemanisannya lebih rendah dari gula pasir atau sukrosa (Ide, 2008).
Susu UHT yaitu susu yang dipasteurisasi dengan menggunakan Ultra High
Temperature (UHT), diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi (135-
1450C) dalam waktu singkat selama 2-5 detik. Pemanasan suhu tinggi bertujuan
untuk membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen).
Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai
gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma, dan rasa yang relatif tidak
berubah, seperti susu segarnya (Ide, 2008).
Kadar lemak pada susu kental manis tidak kurang dari 8% dan kandungan
gula (sukrosa) yang tinggi di dalam SKM (rasio sukrosa dalam air, 62.5-64%).
Susu bubuk berlemak atau dikenal dengan susu bubuk full cream adalah
susu berbentuk bubuk yang diperoleh dari susu cair, atau susu hasil pencampuran
susu cair dengan susu kental atau krim bubuk. Susu bubuk full cream merupakan
susu hasil pencampuran susu cair dengan susu kental atau susu bubuk, yang telah
dipasteurisasi dan melalui proses pengeringan (menghilangkan sebagian besar air).
Persyaratan minimum susu bubuk full cream adalah kadar lemak susu tidak kurang
dari 26%dan kadar air tidak lebih dari 5% (Departemen Pertanian, 2014).
Skim Milk Powder (SMP) adalah susu bubuk tanpa lemak yang dibuat
dengan cara pengeringan atau spray dryer untuk menghilangkan sebagian air dan
lemak tetapi masih mengandung laktosa, protein, mineral, vitamin yang larut
lemak, dan vitamin yang larut air (B12). Kandungan SMP sama dengan kandungan
yang terdapat dalam susu segar tetapi berbeda dalam kandungan lemaknya yaitu
±15%.
Susu skim adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil
sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan dari susu
kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Susu skim dapat
digunakan oleh orang yang menginginkan nilai kalori yang rendah dalam
makanannya karena hanya mengandung 55% dari seluruh energi susu, dan skim
juga dapat digunakan dalam pembuatan keju rendah lemak dan yogurt (Buckle,
1987).
Telur merupakan bahan pangan hasil ternak unggas yang memiliki sumber
protein hewani yang memiliki rasa lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Teknik
pengolahan telur telah banyak dilakukan untuk meningkatkan daya tahan serta
kesukaan konsumen (Irmansyah dan Kusnadi, 2009).
Menurut Komala (2008), kandungan gizi telur terdiri dari air 73,7%, protein
12,9 %, lemak 11,2%, dan karbohidrat 0,9%. Kadar lemak pada putih telur hampir
tidak ada. Sudaryani (2003) menambahkan bahwa hampir semua lemak di dalam
telur terdapat pada kuning telur, yaitu mencapai 32%, sedangkan pada putih telur
kandungan lemaknya sangat sedikit. Maka pengamatan lemak dan kolesterol lebih
efektif dilakukan pada kuning telur.
Ayam kampung adalah jenis unggas yang telah dikenal diseluruh pelosok
dan telah diternakkan sebagai penghasil daging maupun telur atau hiburan. Telur
yang dihasilkan mempunyai kuning telur yang lebih berat dibandingkan dengan
telur ayam ras. Pada umumnya baik telur ayam ras maupun telur ayam kampung
warna kuning telurnya pucat. Hal ini disebabkan oleh kandungan nutrien dari
ransum. Waran kuning pekat atau oranye disebabkan oleh ransum mengandung
hijauan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam produksi telur ayam kampung
adalah kualitas fisik terutama pada kuning telurnya (Diaz, 2008).
Telur puyuh adalah produk utama yang dihasilkan oleh ternak puyuh
dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa
serta harga relatif murah. Lukito dkk. (2012) menyatakan telur puyuh merupakan
sumber protein dan lemak terbaik. Dilihat dari komposisi fisiknya, telur puyuh
terdiri dari 31,9% kuning telur, 47,4% putih telur, dan 20,7% kerabang telur
(Nugroho dan Mayun, 1981). Nutrien yang paling tinggi pada putih telur adalah air,
yaitu sebesar 87%, sementara pada kuning telur adalah lemak, yaitu sebesar 32,20%
(Buckle et al., 1987).
Telur itik merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa
yang sangat lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur itik umumnya berukuran
besar dan warna kerabang putih sampai hijau kebiruan. Rata-rata bobot telur itik
adalah 60-75 g (Resi, 2009).
Keunggulan telur itik dibandingkan dengan telur unggas lainnya antara lain
kaya akan mineral, vitamin B6, asam pantotenat, tiamin, vitamin A, vitamin E,
niasin, dan vitamin B12. Selain keunggulan, telur itik juga mempunyai kekurangan
dibandingkan dengan telur unggas lainnya yaitu mempunyai kandungan asam
lemak jenuh yang tinggi sehingga merangsang peningkatan kadar kolesterol darah.
Kadar kolesterol telur itik kira-kira 2 kali lipat dibandingkan dengan telur ayam.
2.2.1 Susu
a. Warna
Warna susu yang normal adalah putih kekuningan. Warna
kekuningan merupakan cerminan warna karoten dalam susu.
b. Bau
Susu segar yang normal mempunyai bau yang khas terutama karena
adanya asam-asam lemak. Bau tersebut dapat mengalami perubahan,
misalnya menjadi asam karena adanya pertumbuhan mikroba didalam susu,
atau bau lain yang menyimpang akibat terserapnya senyawa bau dari
sekeliling oleh lemak susu.
c. Rasa
Susu segar yang normal adalah sedikit manis yang ditimbulkan
karena kandungan laktosa didalam susu. Tingkat kemanisan susu bervariasi
tergantung tinggi rendahnya kandungan laktosa. Adanya garam juga
mempengaruhi rasa susu.
d. Berat Jenis
e. Viskositas
f. Keasaman dan pH
Susu segar mempunyai sifat ampoter, artinya dapat bersifat asam dan
basa sekaligus. Potensial ion hydrogen (pH) susu segar terletak antara 6,5 –
6,7. Bila nilai pH air susu lebih tinggi dari 6,7 biasanya diartikan terkena
pemburukan bakteri.
2.2.2 Telur
Telur yang baik secara keseluruhan maupun bagian misalnya kuning telur
atau putih telur memiliki sifat sebagai berikut:
a. Kaya Nutrisi.
Telur adalah paket makanan yang mengandung berguna semua
nutrisi kecuali vitamin C, tetapi mereka terutama terkenal karena kualitas tinggi
dari protein yang dikandungnya dan karena itu merupakan bagian penting dari
diet seimbang.
b. Emulsifikasi.
Kuning telur mengandung agen pengemulsi, lesitin, yang bertindak
sebagai menstabilkan emulsi antara minyak dan air. Hal ini mencegah
campuran minyak dan air dari pemisahan.
c. Kemampuan Berbusa
Sebuah busa tercipta saat molekul udara dikelilingi oleh protein telur
dan ditangkap. Protein putih telur elastis, memungkinkan udara ditangkap
untuk memperluas dengan panas tanpa merusak busa.
d. Koagulasi.
Koagulasi adalah perubahan fisio-kimia yang terjadi ketika protein
dikonversi dari cairan ke semi-padat atau padat. Koagulasi disebabkan oleh
panas, garam, asam, alkali dan mencambuk. Putih telur menggumpal pada suhu
60 ° C, kuning telur pada 65 ° C dan telur utuh pada 63 – 65 ° C.
2.2.3 Enzim Bromelin
Enzim bromelin merupakan suatu enzim endopeptidase yang mempunyai
gugus sulfhidril pada pusat aktifnya. Pada dasarnya enzim ini diperoleh dari
jaringan-jaringan tanaman nanas (Ananas sativus), famili Bromeliaceae
(Supartono 2004). Penelitian bromelin telah banyak dilakukan bahwa enzim
protease buah nanas merupakan endopeptidase netral termostabil, aktivitas
optimum ditunjukkan pada pH 7,5 dan suhu 70 ºC dengan waktu inkubasi 40
menit serta kandungan enzim lebih banyak di bagian daging buahnya
dibandingkan pada 3 bagian batangnya sedangkan menurut Herdyastuti (2006)
menemukan kandungan enzim bromelin lebih banyak terdapat pada bagian batang
nanas. Adanya enzim bromelin akan memutus ikatan polipeptida pada larutan
hammerstein kasein menjadi ikatan yang lebih pendek yaitu oligopeptida dan
asam-asam amino. Pada larutan enzim-substrat, putusnya ikatan peptida pada
larutan kasein menyebabkan larutan bertambah jernih, sehingga absorbansinya
semakin besar. Sedangkan pada kontrol, karena ekstrak enzim bromelin sudah
dipanaskan yang artinya enzim bromelin sudah tidak aktif lagi, maka tidak terjadi
pemutusan ikatan peptida.
Menurut Lies Suprapti (2002), kualitas telur ditentukan oleh beberapa hal,
antara lain oleh faktor keturunan, kualitas makanan, sistem pemeliharaan, iklim,
dan umur telur.
1. Unggas yang dihasilkan dari keturunan yang baik & diberi makanan yang
berkualitas, umumnya akan menghasilkan telur yang berkualitas baik.
2. Makanan yang berkualitas dengan komposisi bahan yang tepat, baik, dari
jumlah maupun kandungan nutrisinya akan mempengaruhi pertumbuhan &
kesehatan unggas. Sehingga menghasilkan telur yang berkualitas.
5. Umur telur yang dimaksud adalah umur telur setelah dikeluarkan oleh
unggas. Secara umum, telur memiliki masa simpan 2 – 3 minggu. Telur yang
disimpan melebihi jangka waktu penyimpanan segar tersebut tanpa mendapatkan
penanganan pengawetan, akan mengalami penurunan kualitas yang menuju kearah
pembusukan.
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
Susu UHT
b. Pengamatan pH
5 ml susu UHT
Pengukuran pH
5 ml Susu
UHT
5 ml susu
alkohol
50 ml susu UHT
Penghomogenan Penghomogenan
Telur Puyuh
Pengamatan
Telur Puyuh
Pemecahan
Telur Puyuh
Telur Puyuh
Perhitungan volume
Telur Puyuh
Air 5 ml
Pengamatan perubahan
h. Pengamatan telur sebagai pembentuk busa
Telur Telur
puyuh (A) puyuh (B)
Perhitungan Perhitungan
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Susu Tidak
Pasteurisasi Putih Susu Segar terlalu Gurih
(80˚C ; 1') kental
Sedikit
kental,
Putih Manis lebih pekat
Susu Kental tulang pekat dari air Manis
Manis
murni
Sedikit Hambar
Putih Sedikit lebih dan
Susu Segar
tulang manis kental dari sedikit
air murni amis
Segar,
Susu Bubuk Putih
khas Encer Tawar
Full Cream kekunigan
susu
Putih Agak
Susu Sterilisasi Tulang Manis Kental Hambar
B. Pengamatan pH
Hasil Pengamatan
Jenis Susu Sampel Warna Aroma Kekentalan Cita Rasa Gambar
Sangat kental
karena terjadi Gurih,
Tabung A penggumpalan rasa
(Ekstrak nanas Putih Susu namun sangat susu
Susu Pasteurisasi tanpa pemanasan) kekuningan Segar lama segar
Sangat
kental, karena
Tabung B Cenderung adanya
(Ekstrak nanas aroma penggumpalan
dengan Putih nanas dengan waktu
pemanasan) kekuningan (masam) yang cepat Pahit
Manis
segar,
rasa
susu
Tabung A lebih
(Ekstrak nanas Putih dominan
Susu Kental Manis tanpa pemanasan) kenuningan Segar Agak kental segar
Segar,
rasa
Tabung B ekstrak
(Ekstrak nanas Kental, lebih nanas
dengan Putih kental dari labih
pemanasan) kekuningan Segar tabung A dominan
E. Uji Alkohol
1. Kualitas Eksternal
1. Kualitas Internal
Telur Tabung 3
ayam (putih
kampun dan
g4 kuning
telur
tercampu
r)
Telur Tabung 1 Warna kuning
bebek 5 (putih
pucat
telur)
Telur
Ayam
kampung Tabung 2
4 (kuning
telur)
Banyak
mengikat daun
teh
Telur Tabung 3
Ayam (putih dan
kmpung 4 kuning
telur
tercampur)
Mengikat daun
teh namun
tidak terlalu
banyak
Telur Lebih
bebek 6 Tabung 3 mengikat teh
(putih dan
kuning
telur
tercampur)
Telur Tabung 1
puyuh 1 (putih Sedikit
telur) mengikat
serbuk the
Telur Tabung 2
puyuh 1 (kuning Sedikit
telur) mengikat
serbuk the
Telur Tabung 3
puyuh 1 (putih dan Banyak
kuning mengikat
telur
tercampur) serbuk teh
Telur B 5 5 0 Sedikit
bebek 6 (campuran) mengandung
busa
Telur A (putih 8 7,6 -1,67 Busa tidak
puyuh 1 telur)
terlalu
terbentuk
Dari 6 sampel jenis susu didapatkan karakteristik yang berbeda. Hal ini
dikarenakan proses lebih lanjut pengolahan susu segar menjadi produk susu olahan
yang lebih digemari masyarakat atau konsumen (Resnawati, 2008). Masing-masing
proses pengolahan susu memberikan pengaruh terhadap karakteristik hasil
olahannya, meliputi karakteristik fisik, kimia, biologi, dan organoleptik. Salah satu
karakteristik penting pada susu segar maupun susu olahan adalah warna, aroma,
kekentalan, dan citarasa. Dari segi pengamatan warna, keenam sampel susu
memiliki warna normal susu yaitu putih kekuningan. Dari segi aroma dan citarasa,
baik susu segar maupun susu olahan beberapa memiliki aroma maupun citarasa
khas yaitu sedikit manis dan ada yang hambar. dikarenakan kandungan laktosa pada
susu. Sedangkan, dari segi kekentalan masing –masing susu olahan memiliki
tingkat kekentalan yang berbeda tergantung perlakuan yang diberikan. Beberapa
data tersebut telah sesuai dengan standar mutu susu menurut SNI-1998.
b. Pengamatan pH
6.7
6.6
6.5
6.4
6.3
6.2
6.1
6
5.9
5.8
5.7
Susu Susu Kental Susu Segar Susu Segar Susu Bubuk Susu UHT
Pasteurisasi Manis Rebus Full Cream
pH meter pH Universal
Uji alkohol pada susu dilakukan dengan tujuan untuk melihat kualitas dari
berbagai jenis susu itu sendiri. Menurut Ressang dan Nasution (1982), pada saat
susu masih dalam kondisi tidak pecah dan tidak menggumpal setelah melewati uji
didih dan uji alkohol, maka susu dapat dikatakan sehat dan layak untuk
dikonsumsi. Sebaliknya bila susu pecah atau menggumpal, maka susu tersebut
tidak layak konsumsi atau susu dengan kualitas yang buruk. Berdasarkan data,
diketahui bahwa dari keenam jenis susu, jenis susu segar rebus terjadi gumpalan
setelah dilakukan uji alkohol.
d. Pengamatan Berat Jenis Susu
P E N G A M A T AN L A K T O M E T E R
Berat Jenis
20
1.027
1.024
1.04
1.02
1.02
Berdasarkan diagram di atas, diketahui berat jenis masing-masing jenis susu
yang berbeda. Susu mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada air yaitu
1,027 – 1,035 dengan rata-rata 1,031. Akan tetapi menutut codex susu, berat jenis
susu adalah 1,028. Codex susu adalah suatu daftar satuan yang harus dipenuhi susu
sebagai bahan makanan ( Saleh, 2004).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan berat jenis pada susu
yaitu butiran-butiran lemak (globula), laktosa, protein dan garam. Susu yang telah
bercampur dengan air maka berat jenisnya akan menurun. Kenaikan berat jenis susu
disebabkan karena adanya pelepasan CO2 dan N2 yang terdapat pada susu tersebut
(Julmiaty, 2002). Pada data di atas, diketahui susu sterilisasi UHT yang memilki
berat jenis normal sesuai standar. Untuk jenis susu lain memiliki berat jenis lebih
dari standart maupun kurang dari standart.
beberapa perubahan terhadap aroma, viskositas, dan citarasa susu. Dari segi warna,
penambahan ekstrak nanas tak berpengaruh begitu signifikan, susu tetap berwarna
layaknya susu pada umumnya yakni putih kekuningan. Berdasarkan data, aroma
susu bertambah kuat saat ditambah ekstrak nanas yang telah dipanaskan
sebelumnya. Perubahan aroma susu menjadi didominasi aroma nanas saat ekstrak
perubahan viskositas, penggumpalan susu merupakan sifat yang paling khas yang
Berdasarkan data, beberapa jenis susu terdapat gumpalan akibat kerja enzim
bromelin pada buah nanas. Ekstrak buah nanas selain memberikan pengaruh
perubahan dari segi aroma dan kekentalan, susu juga telah mengalami perubahan
dari segi cita rasa. Susu secara umum memiliki citarasa manis karena kandungan
laktosa disalamnya, namun pada beberapa jenis olahan susu setelah ditambahkan
ekstrak nanas, citarasa menjadi pahit, asam, bahkan ada yang hambar.
5.2.2 Telur
9.4
9.2
9.2
9
8.8
8.8
8.6 8.7
8.4 8.5 8.5
8.4
8.2
8
Telur Ayam Telur Ayam Telur Bebek 1 Telur Bebek 2 Telur Puyuh 1 Telur Puyuh 3
Kampung 1 Kampung 2
pH putih telur
9,2 dan 8,8. Nilai pH putih telur segar yang baru keluar dari tubuh induk
yaitu 7.6. Menurut Wells dan Belyavin (1985), pH dari putih telur
halnya denga telur bebek dan puyuh. Turunnya tingkat kekentalan putih
Berat Jenis
(gr/ml)
1.02 0.99
0.94
0.8821 0.8645
0.76
Telur Ayam Telur Ayam Telur Bebek 1 Telur Bebek 2 Telur Puyuh 1 Telur Puyuh 3
Kampung 1 Akmpung 2
minimal telur adalah 1,09 gr/ml. Berdasarakan data, dari keenam jenis telur di atas
memiliki berat jenis yang normal. Pada sampel telur ayam kampung memiliki rata-
rata berat jenis 1,005 gr/ml, pada sampel telur bebek rata-rata berat jenis 0,8733
356.817
277.7
170.8
Telur Ayam Telur Ayam Telur Bebek Telur Bebek Telur Puyuh Telur Puyuh
Kampung 1 Kampung 2 1 2 1 2
Dalam mengetahui kualitas telur yang baik tau tidak selain dengan
memecah telur sehingga tampak bagian isi telur, penilaian utama lainnya
adalah berdasarkan HU yang merupakan indeks dari tinggi putih telur kental
terhadap berat telur. Semakin tinggi nilai HU, semakin baik kualitas putih
Berdasarkan data, hanya jenis telur ayam kampung 2 dan telur puyuh 1 yang
yang baik adalah 0,40-0,42 dan apabila disimpan terlalu lama maka indeks
kuning telur menurun. Pada sampel telur ayam kampung, rata-rata indeks
telur 0,1868, telur bebek rata-rata indeks kuning telur 0,29, dan pada sampel
telur puyuh rata-rata 0,305. Dari ketiga sampel tersebut, nilai indeks kuning
Menurut Blakely dan Bade (1991), indeks putih telur yang baik
putih telur 0,0157, telur bebek rata-rata indeks putih telur 0,0725, dan pada
sampel telur puyuh rata-rata 0,026. Dari ketiga sampel tersebut, nilai indeks
15
10
0
AK3 A AK3 B AK4 A AK4 B B5 A B5 B B6 A B6 B P1 A P1 B P2 A P2 B
-5
-10
-15
B= bebek
P= Puyuh
6.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1) susu merupakan bahan pangan berupa cairan berwarna putih kekuningan
yang merupakan hasil dari sekresi kelenjar hewan mamalia yang sedang
laktasi memiliki aroma khas, citarasa manis sebab didalamnya
terkandung laktosa, dan memiliki pH berkisar antara 6,5-6,7. Melalui uji
alkohol dan penambahan enzim bromelin oleh ekstrak nanas, kualitas
susu yang baik dapat diketahui ;
2) telur meruapakn sumber protein hewani yang banyak digemari
masyarakat. Oleh karena itu, kualitas sebutir telur sangat berpengaruh
terhadap daya minat konsumen terhadap bahan pangan jenis ini. Kualitas
telur dapat dibedakan menjadi 2 yaitu kualitas internal (warna
kuning/putih telur, berat jenis, nilai Haugh Unit, dll) dan kualitas
eksternal (ukuran/berat, keutuhan,kebersihan cangkang, warna cangkang,
dll) ;
3) selain sifat fisik, telur juga memiliki sifat fungsional yang berkaitan
dengan kemampuan telur sebagi emulsifier/ penstabil antara komponen
minyak dan air, clarifyng agent/ mengikat kotoran, dan pembentuk busa
yang setiap jenis telur berbeda-beda.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum yang telah dilakukan dan
mengoptimalkan dalam pelaksanaan praktimum selanjutnya adalah sebagai
berikut:
1) penjelasan/pemaparan terkait prosedur kerja dan penggunaan alat-alat
laboratorium agar pelakasaan praktikum lebih cepat, efektif, kondusif, dan
efisien ;
2) selama praktikum berlangsung, dalam penggunaan alat-alat praktikum
diperlukan sikap hati-hati oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA