Proses pengolahan susu bertujuan untuk memperoleh produk olahan susu yang
beraneka ragam, berkualitas tinggi, bergizi tinggi, tahan simpan, mempermudah
pemasaran dan transportasi, sekaligus meningkatkan nilai tukar dan daya guna
bahan mentahnya. Adapun produk-produk susu yaitu :
a. Susu segar
Susu segar adalah susu dari sapi, kerbau, kuda, kambing atau domba yang
sehat dan tidak tercampur kolostrum. Demi menjaga keamanan pangan, susu
segar yang akan diminum langsung sebaiknya diproses terlebih dulu.
Caranya, dengan memanaskannya hingga mencapai suhu 70-80C selama 5-
10 menit. (Stephanie. 2008)
b. Susu homogen
Susu homogen adalah susu yang telah diproses untuk memecah butiran lemak
sedemikian rupa sehingga setelah 48 jam penyimpanan tanpa adanya
gangguan pada suhu 10-15C tidak terjadi pemisahan krim pada susu. Susu
homogen menjadi lebih mudah tergumpalkan oleh panas dan asam karena
jumlah butiran lemak yang meningkatkan daerah permukaannya menjadi
lebih luas. (Stephanie. 2008)
c. Susu Pasteurisasi
Susu pasteurisasi adalah susu segar yang telah mengalami pemanasan pada
suhu di bawah 100C. Standar pasteurisasi menggunakan suhu 62C selama
30 menit, atau pada suhu 71C selama 15 menit. Pemanasan tersebut
bertujuan untuk mematikan bakteribakteri patogen, sehingga susu ini dalam
jangka waktu tertentu aman untuk dikonsumsi atau diminum tanpa harus
dipanaskan lagi. (Stephanie. 2008)
d. Susu Sterilisasi
Susu steril merupakan susu segar yang telah disterilkan sehingga tidak
mengandung bakteri. Susu ini tidak perlu disimpan pada suhu rendah jika
disimpan dalam wadah steril. Susu UHT adalah produk susu yang diperoleh
dengan cara memanaskan susu minimal pada suhu 135C selama 2 detik.
(Stephanie. 2008)
e. Susu skim
Susu skim adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil sebagian
atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan dari susu
kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. (Stephanie. 2008)
f. Krim
Krim adalah bagian susu yang banyak mengandung lemak yang timbul ke
bagian atas dari susu pada waktu didiamkan atau dipisahkan dengan alat
pemisah. Pemisahan krim dan susu skim dapat terjadi karena kedua bahan
tersebut mempunyai berat jenis yang berbeda. (Stephanie. 2008)
g. Susu kental
Susu kental adalah susu hasil penguapan kandungan air susu segar yang tidak
sampai habis melainkan hanya terbatas atau sebagian saja. Kadar air susu
kental rata-rata 40%. Dengan kadar air yang rendah ini susu dapat tahan
disimpan lama dalam keadaan baik. (Stephanie. 2008)
h. Susu bubuk
Susu bubuk adalah susu segar yang diuapkan semua kandungan airnya.
Prinsip pembuatan susu bubuk adalah menguapkan sebanyak mungkin
kandungan air susu dengan cara pemanasan atau pengeringan. Kadar air yang
dikandung susu bubuk yaitu sekitar 5%. (Stephanie. 2008)
Susu didefinisikan sebagai cairan berwarna putih hasil pemerahan sapi
atau hewan menyusui lainnya yang dapat dimakan atau digunakan sebagai bahan
makanan yang aman dan sehat (Soedono, 1982). Susu merupakan bahan pangan
alami dengan nilai nutrisi yang lengkap dan telah dikonsumsi oleh hampir seluruh
lapisan masyarakat. Susu berasal dari semua hewan mamalia yaitu hewan yang
mempunyai kelenjar ambing atau kelenjar susu. Susu mengandung berbagai
macam senyawa organik dan anorganik yang sangat perlukan oleh tubuh, namun
begitu komponen terbanyak susu adalah air, jumlahnya mencapai 84-89%. Air
merupakan tempat terdispersinya komponen - komponen susu yang lain (Ikawati,
2006). Komposisi senyawa dalam susu kadarnya bisa berbeda beda karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Laktosa dan protein dalam susu relatif konstan
dan menunjukan kadar yang kecil bila pemerahan dilakukan pada siang hari.
Tetapi kandungan lemak susu mungkin berbeda jika pemerahan dilakukan pada
pagi hari dan kemudian sore hari. Susu yang diperah pada pagi hari mengandung
lebih banyak lemak daripada susu yang diperah pada sore hari. Semakin teratur
jarak antara pemerahan, semakin teratur pula kandungan lemak pada susu
tersebut.
Daftar pustaka
Stephanie. 2008. Penetapan Kadar Asam Dokosaheksaenoat (DHA) Dalam Susu
Formula Bayi Dan Anak Secara Kromatografi Gas. Universitas Indonesia.
Diakses pada tanggal 25 Februari 2017 pukul 18.33
Sari, M. 2010. Penentuan Kadar Glukosa Pada Kentang Rebus Dan Talas
Rebus Sebagai Pengganti Nasi Bagi Penderita Diabetes Dengan Metode Luff
Schoorl. Universitas Sumatra Medan. Diakses pada tanggal 25 Februari 2017
pukul 19.42