PEMBUATAN DANGKE
OLEH:
NAMA : HAERATI
NIM : I111 15 028
KEL / GEL : 8/1
WAKTU : SENIN, 27 FEBRUARI 2017
Latar Belakang
kelezatan dan komposisinya yang ideal selain air susu mengandung semua zat yang
dibutuhkan oleh tubuh, semua zat makanan yang terkandung didalam air susu dapat
tidak semua orang meminum air susu yang belum diolah. Hal ini disebabkan karena
tidak terbiasa mencium aroma sususegar (mentah), atau sama sekali tidak suka air
susu dan sebagian lagi karena menganggap harga air susumahal dibandingkan
bahan makanan, makahal tersebut di atas dapat diatasi, sehingga air susu beraroma
Dangke yang unik dan terkenal dengan rasanya yang enak ini, terbuat dari
susu kerbau atau susu sapi. Namun dalam pengembangannya, keju dangke lebih
banyak menggunakan bahan baku dari susu sapi karena kandungan lemaknya lebih
rendah bila dibandingkan dengan susu kerbau. Pengolahan dangke sendiri dimulai
dari merebus campuran susu sapi, garam dan getah pepaya atau sari buah pepaya
muda. Hasil dari rebusan itu kemudian disaring dan dipisahkan dengan air, lalu
pengurai protein.
penggumpalan susu kerbau atau susu sapi dengan pemanasan dan penambahan
getah pepaya. Dangke telah dikenal sejak tahun 1905 yang hingga sekarang tetap
bertahan dan berkembang menjadi usaha skala rumah tangga. Konsumen dangke
tidak terbatas hanya di daerah Enrekang dan sekitarnya, tetapi juga pada komunitas
orang enrekang yang tidak berada di daerah tersebut. Hal ini berarti bahwa
dapat mencakup lingkup masyarakat yang luas. Hal inilah yang melatar belakangi
dangke.
pembuatan dangke, yaitu agar praktikan dan masyarakat dapat mengetahui cara
Susu adalah hasil pemerahan dari sapi atau hewan menyusui lainnya dan
dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan yang aman dan sehat serta tidak
(Hadiwiyoto, 2014).
Susu sebagai sekresi normal dari kelenjar susu mamalia. Susu merupakan
cairan yang berbentuk koloid agak kental dan berwarna putih sampai kuning,
tergantung jenis hewannya dan makanan saat masa laktasi. Apabila volume susu
agak banyak, susu nampak berupa cairan yang berwarna putih sampai kuning,
tergantung jenis hewannya dan makanan saat masa laktasi. Apabila volume susu
agak banyak, susu nampak berupa cairan yang berwarna putih atau kuning padat,
namun bila susu dalam lapisan tipis akan nampak transparan, pemisahan lemak susu
Susu merupakan bahan pangan yang tersusun atas berbagai nilai gizi dengan
proporsi seimbang. Tingginya kandungan gizi pada susu merupakan media yang
baik bagi pertumbuhan mikrobia, sehingga susu merupakan salah satu bahan
pangan yang mudah rusak atau perishable. Faktor penyebab kerusakan susu dapat
meliputi faktor kimia, fisik, dan mikrobiologi. Namun kerusakan susu akibat
Hal ini diakibatkan karena susu sangat mudah tercemar oleh mikroba, baik pada
susu relatif singkat, yaitu hanya sekitar 5 (lima) jam apabila disimpan dalam suhu
kelezatan dan komposisinya yang ideal selain air susu mengandung semua zat yang
dibutuhkan oleh tubuh, semua zat makanan yang terkandung didalam air susu dapat
diserap oleh darah dan di manfaatkan oleh tubuh. Didalam kehidupan sehari-hari,
tidak semua orang meminum air susu yang belum diolah. Hal ini disebabkan karena
tidak terbiasa mencium aroma sususegar (mentah), atau sama sekali tidak suka air
susu dan sebagian lagi karena menganggap harga air susumahal dibandingkan
bahan makanan, makahal tersebut di atas dapat diatasi, sehingga air susu beraroma
Susu segar yang baru diperoleh mempunyai rasa sedikit manis dan bau
dengan karateristik tidak menonjol. Bau akan hilang setelah beberapa jam atau
dengan kandungan laktosa susu yang tinggi dan kandungan klorida yang relatif
lebih rendah. Kandungan laktosa yang rendah dan klorida yang relatif tinggi dapat
menyebabkan susu mempunyai rasa asin. Menjelang akhir periode laktasi, susu
Susu merupakan sumber protein dengan mutu yang sangat tinggi, dengan
kadar protein dalam susu segar 3.5 %, dan mengandung lemak yang kira-kira sama
banyaknya dengan protein. Karena itu, kadar lemak sering dijadikan sebagai tolak
ukur mutu susu, karena secara tidak langsung menggambarkan juga kadar
proteinnya. Beberapa jenis sapi perah, khususnya dari Bos Taurus misalnya Jersey
dan Guernsey mampu memproduksi susu dengan kadar lemak mendekati 5 %. Gula
dalam susu disebut laktosa atau gula susu, kadarnya sekitar 5 - 8 %. Laktosa
memiliki daya kemanisan sangat rendah, yaitu hanya 16 % daya kemanisan sukrosa.
Laktosa merupakan senyawa yang banyak digunakan dalam pembentukan sel otak,
perkembangan sel otaknya berlangsung dengan normal dan lancer (Suryani, 2015).
sesuai dengan kehidupan mikroba karena mempunyai komposisi kimia yang kaya
berbagai zat makanan dan tinggi kandungan airnya sehingga sangat mudah
pemasaran. Komposisi rata-rata susu segar adalah air (87 %), protein (3,7 %),
Dangke adalah salah satu keju tradisional yang teksturnya mirip tahu
berwarna putih kekuningan yang bahannya dari susu kerbau dari Sulawesi selatan.
yaitu dadih dan dali. Dangke ini dibuat dari susu segar yang difermentasi dengan
menggunakan bahan alami atau tanpa pengawet buatan. Oleh sebab itu dangke
memiliki kandungan protein betakaroten yang cukup tinggi, serta aman untuk
dikonsumsi, walapun hanya bisa bertahan bisa bertahan beberapa hari saja pada
suhu ruang. Dangke merupakan olahan dari pangan dari susu kerbau yang bergizi
dengan kandungan air 47,75%; abu 2,32%; lemak 33,89%; protein 17,01%; serta
Dangke adalah sejenis keju yang terbuat dari susu kerbau atau susu sapi.
Tujuan pengolahan susu menjadi dangke agar dapat disimpan lebih lama dan
mencegah terjadinya kerusakan pada air susu. Selain itu untuk mempertahankan
kualitas dangke biasanya dangke direndam di dalam larutan garam jenuh selama
satu jam dan dikeringkan pada suhu kamar selama 160 menit serta dibungkus
dengan plastik. Dengan cara ini dangke dapat bertahan untuk jangka waktu dua
bulan. Dangke merupakan bahan pangan dengan nilai gizi yang tinggi. Dangke
kerbau terdiri dari air 47, 75%; abu 2,32%; lemak 33,89%; protein 17,01%; serta
komponen-komponen lainnya dalam jumlah kecil yakni vitamin dan mineral (Baba,
2012).
Dangke dibuat melalui susu sapi atau susu kerbau yang diperah dan belum
pecah, lalu dipanaskan dengan api kecil sampai mendidih, kemudian di dalam susu
ditambahkan dengan 1 sendok teh enzim papain (Papain Kasar). Penambahan yang
Hasil penilaian organoleptik terhadap deskripsi dari warna dangke susu sapi
dan susu kerbau oleh konsumen bukan orang Enrekang memperlihatkan bahwa
mayoritas konsumen (63,9%) menyatakan bahwa warna dangke susu sapi adalah
putih kekuningan, sedangkan warna dangke susu kerbau berkisar antara putih
(30,6%), putih kekuningan (33,3%) hingga putih keabuan (36,1%) (Hatta, 2013).
Warna putih dari susu diakibatkan oleh dispersi yang merefleksikan sinar dari
dalam lemak susu, sedangkan warna putih sedikit kebiruan dapat tampak pada susu
yang memiliki kadar lemak rendah atau pada susu skim (Hatta, 2013).
Dangke merupakan jenis makanan yang bergizi dan khas, yang terdapat dan
dikenal di Kabupaten Enrekang Propinsi Sulawesi Selatan, yang dibuat dari susu
kerbau atau susu sapi. Dangke berasal dari bahasa belanda yang didengar oleh
rakyat setempat waktu orang belanda melihat dan menerima jenis makanan yang
dibuat dari susu kerbau atau susu sapi. Selanjutnya mengatakan ”Dangk Well” yang
artinya terima kasih. Kata ”Dangk” inilah yang akhirnya dipakai untuk nama
dangke (Baba,2012)
Menurut Marzoeki, dkk (1978), bahwa dangke yang asli dapat dibedakan
dengan dangke yang telah dicampur dengan tepung (dipalsukan) antara lain : a)
Dangke asli berwarnah putih, Sedangkan dangke campuran agak kuning kusam ; b)
penambahan enzim papain pada susu akan merubah komposisi kadar protein. Pada
Seperti halnya warna, perbedaan aroma, rasa, dan tekstur antara kedua jenis
dangke diduga berkorelasi dengan perbedaan sifat dan komposisi kimiawi antara
susu kerbau dan susu sapi. Keju yang terbuat dari susu kerbau memperlihatkan
karakteristik kenampakan dan tekstur yang khas, terutama rasa dan sifat
berangkainya saat dikunyah sangat diperlukan seperti pada keju Mozzarella susu
Papain adalah suatu protease sulfidril dari getah papaya (carica papaya).
Enzim protease yang terpenting dalam buah papaya adalah enzim papain dan
kemopapain yang aktifitas penggumpalannya mencapai optimum pada suhu 600C
sampai 700C. Enzim papain mempunyai daya tahan panas lebih tinggi dari enzim
lain. Aktivitas enzim papain ditandai dengan proses pemecahan substrat menjadi
produk oleh gugus histidin dan sistein pada sisi aktif enzim. Aktivitas katalitiknya
(Sabriyyah, 2005) dalam (Puspitasari, dkk. 2013). Keaktifan enzim papain hanya
menurun 20 persen pada pemanasa 700 C selama 30 menit pada pH 7,0 (Winarno,
lain adalah lebih tahan terhadap suhu proses, mempunyai kisaran pH yang luas dan
proteolitik yang terdapat dalam Papain Kasar. Kandungannya dapat mencapai 50%
dari berat kering getah. Seluruh bagian tanaman kecuali biji dan akar mengandung
berbentuk tepung. Bahan dari tepung getah pepaya kering ini sesungguhnya
biasanya disebut sebagai papain atau papain kasar. Papain murni adalah hasil
(Fadliah,2010).
yaitu papain dan kimopapain. Kadar papain dan kimopapain dalam buah pepaya
polipeptida dan dipeptida. Jika bekerja pada daging, protein daging dapat diuraikan
sehingga daging menjadi empuk. Kedua enzim ini juga mempunyai daya tahan
(Puspitasari,dkk 2013).
Kekenyalan tahu susu terlihat bahwa semakin tinggi dosis enzim yang
digunakan maka akan dihasilkan tahu susu yang semakin kenyal. Salah satu sifat
meningkatnya palestin maka tahu susu yang dihasilkan akan semakin kenyal.
Enzim papain akan bekerja dan mencapai optimum pada suhu 600oC – 700oC
susu dimana dengan pemanasan akan memecah protein menjadi lebih sederhana
senyawa alkaloid karpain pada getah papaya yang memberi pengaruh rasa pahit
kadar nya, sebab semakin banyak konsentarsi getah papaya yang diberikan maka
rasa pahit pada Dangke akan semakin terasa. Hasil analisis statistik menunjukkan
bahwa tingkatan konsentrasi getah pepaya pada dangke berpengaruh secara
signifikan pada penilaian warna dangke (p=0.690). Hal ini mengindikasikan bahwa
kesukaan panelis terhadap keempat tipe dangke konsentrasi getah pepaya adalah
Dangke dilaksanakan pada hari Seinin, 27 Februari 2017 pukul 14.00 WITA sampai
mengenai pembuatan dangke yaitu larutan susu segar/susu rekonsitusi 100 ml,
getah papaya 2 ml, garam halus 1 g, air 900 ml, susu bubuk 100 g.
Prosedur Kerja
menambahkan garam. Pada saat suhu mencapai 400C menambahkan larutan papain
sedikit demi sedikit. Apabila pada saat mendidih cairan susu masi putih, apinya
mengaduk secara perlahan tanpa merusak gumpalan yang sudah terbentuk. Setelah
gumpalan terbentuk suhu dinaikkan 950C selama 5 menit untuk mengeraskan dan
faktor,seperti suhu dan pemanasan. Pemanasan atau suhu yang berlebihan dapat
berpengaruh terhadap kualitas dangke. Hal ini sesuai dengan pendapat (Malaka.,
dengan proses gelatinasi, akibat penambahan enzim yang dalam penelitian ini
enzim papain. Hal ini sesuai dengan pendapat (Malaka., dkk 2015) yang
menyatakan bahwa Pemberian papain dengan suhu pemanasan yang berbeda akan
penambahan papain pada saat susu dipanaskan akan menghasilkan rendemen yang
lebih besar. Sehingga aktivitas papain dan suhu pemanasan akan mempengaruhi
kualitas dangke.
dimana bila terjadi hidrolisis protein secara ektensif yang dipengaruhi oleh suhu
Dari hasil penelitian Amin (2003) melalui pembuatan curd keju dengan
bahan penggumpal asam asetat 5, 10 dan 15% dengan pemanasan 65 dan 85oC
menunjukkan bahwa pemanasan 85oC memberikan produksi curd yang lebih tinggi
dibanding pemanasan 65oC. Proses terjadinya curd yaitu pada penggumpalan
ukuran partikel dan komposisi akhir kasein pada curd. Setelah stadium presifitasi
maka perubaha distribusi kasein terjadi. Pada suhu 53oC dan pH > 4,6 partikel curd
massa gumpalan yang lebih besar. Pada suhu yang lebih rendah akan terbentuk curd
secara mekanik, partikel curd akan menyebar di air dingin dan mengkerut saat
pengeluaran whey selama pencucian curd (Jablonka dan Munro, 1985). Para
Peneliti menyatakan bahwa pada saat pemanasan yang terpengaruh bukan hanya
laktoglobulin ini, dan merupakan formula untuk membuat susu hipoalergik, tetapi
hidrolisis denga enzim sering menimbulkan rasa pahit dan penyimpangan rasa
dapat menghasilkan produk susu tanpa rasa pahit dan flavor lainnya yang tidak
Cara pemanasan susu pada pembuatan dangke yakni susu dipanaskan dalam
panci terbuka dengan api kecil hingga sedang sambil diaduk untuk menghindari
partikel air susu mendapatkan pemanasan yang cukup dan merata (Hatta, dkk 2014)
untuk menggumpalkan susu. Getah dari buah pepaya dicampur dengan air
kemudian dikocok-kocok hingga tercampur rata dan siap digunakan untuk
membuat dangke. Konsentrasi dan level penggunaan larutan getah pepaya beragam
ketepatan pemakaian larutan getah pepaya oleh pekerja biasanya berdasarkan pada
kekerasan gumpalan dan rasa pahit dangke yang dihasilkan (Malaka, dkk 2015).
pepaya adalah penyaringan gumpalan (curd) dari cairan (whey) yang sekaligus
sebagai tahap pencetakan dangke. Susu sesaat setelah penambahan larutan getah
pepaya diaduk perlahan agar enzim proteolitik dan suhu pemanasan dapat
menyebar secara merata pada semua partikel susu, setelah itu susu didiamkan
hingga terbentuk gumpalan yang memisah dari cairan berwarna kuning (Malaka,
dkk 2015).
Gumpalan dicetak harus dalam kondisi panas agar satu sama lain dapat
melekat sehingga tekstur dangke yang dihasilkan padat dan kompak. Gumpalan
sendok untuk membantu pengeluaran cairan dari gumpalan dan membentuk tekstur
Kesimpulan
dapat dipengaruhi oleh suhu pemanasan dan penambahan enzim papain. Pemanasan
yang baik yakni susu dipanaskan dalam panci terbuka dengan api kecil hingga
Saran
secara pelan-pelan.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, 1984. Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu bagian 1. Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Andi Offset, Yogyakarta.
Amin, R.M. 2003. Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat dan Suhu Pemanasan
terhadap produksi Curd Susu. Skripsi. Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin
Jablonka, M.S., and P.A. Munro. 1985. Particle size distribution and calcium
content of batch-precipitated acid casein curd: effect of precipitation
temperature and pH. J. of Dairy Research, 52: 419 – 428.
Surono, I.S. 1983. Tradisional Milk Product From Buffalo Milk by Use Higher
Pantsas Coagulants In Indonesia-Japanese. J. Dairy Sci and Food Sci.
Suryani, T dan Niswah, F. 2015. Pemanfaatan Susu Kambing Etawa Dan Kedelai
Sebagai Bahan Dasar Dangke (Keju Khas Indonesia) Dengan Koagulan
Ekstrak Jeruk Nipis. Vol. 1 No. 2. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Saleh, E. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. USU Digital
Library. Medan.
Wahyuni. 1998. Pengujian Kadar Protein Susu Segar dan Sesudah Pengolahan
menjadi Dangke. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.