PRAKTIKUM III
PERCOBAAN SUSU
OLEH:
Latar Belakang
Susu murni adalah cairan yang berasal dari hasil pemerahan dari sapi
perah, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah suatu apapun dan
belum mendapat perlakuan apapun. Susu sebagai salah satu sumber pangan yang
baik karena mengandung banyak nutrisi. Nutrisi yang tinggi dalam susu ini rentan
protein 3,2%, laktosa 4,7%, abu 0,855, air 87,25%, serta bahan kering 12,75%.
Kandungan gizi yang lengkap menjadi alasan tingginya kebutuhan dan permintaan
masih berbanding terbalik dengan rendahnya pemenuhan susu (Anindita dan Soyi,
2017).
Kualitas fisik dan kimia susu sapi segar dipengaruhi oleh faktor bangsa
setelah susu keluar dari ambing dan jumlah bakteri akan semakin meningkat pada
Percobaan Susu yaitu untuk alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian
kualitas susu dan teknik teknik yang tepat untuk pengujian kualitas susu segar
serta beberapa ciri-ciri dari susu segar yang telah mengalami pemalsuan.
Susu untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian kualitas
susu dan teknik teknik yang tepat untuk pengujian kualitas susu segar serta
Susu merupakan cairan yangberasal dari ambing ternak perah sehat dan
bersih yang diperoleh dengan carapemerahan yang benar dan sesuai dengan
susu harus memenuhi syarat ASUH yaitu aman, sehat, utuhdan halal. Susu
dipandang dari segi peternakan adalah suatu sekresi kelenjar-kelenjar susu dari
sapi yang sedang laktasi atau ternak yang sedang laktasi dan dilakukan pemerahan
sering disebabkan adanya butir eritrosit atau hemoglobin akibat ternak yang
tinggi. Pengujian warna susu didapatkan warna putih normal hal ini
mengindikasikan bahwa susu baik untuk dikonsumsi. Susu segar yang normal
mempunyai bau yang khas terutama karena adanya asam-asam lemak. Bau
pertumbuhan mikroba didalam susu, atau bau lain yang menyimpang akibat
terserapnya senyawa bau dari sekeliling oleh lemak susu. Bau pakan dan kotoran
yang ada didekat wadah susu juga akan mudah mempengaruhi bau susu tersebut
Syarat mutu susu segar, susu segar yang baik untuk dikonsumsi harus
memenuhi persyaratan dalam hal kandungan gizi dan juga keamanan pangan.
susu segar yang baik, maka semua usaha harus ditujukan untuk memperkecil
jumlah bakteri yang ada pada susu dengan memperhatikan beberapa faktor yang
diketahui juga dapat menghasilkan asam laktat. Adanya asam laktat dapat
menyebabkan turunnya pH susu. Jika pH susu mencapai titik isoelektris (kondisi
segar secara cepat. Komposisi susu umumnya berbeda dari waktu pemerahan yang
berbeda pula. Hal ini dapat menjadikan peluang pemalsuan susu dengan air.
merugikan konsumen karena nilai gizi dari susu segar akan menurun. Namun,
Kualitas susu dipengaruhi beberapa faktor antara lain, faktor fisik, faktor
kimia, faktor biologis (bakteri) yang terkandung dalam susu tersebut. Banyak
dipasteurisasi disimpan dalam kulkas (lemari es) dengan suhu kurang dari 10°C,
penting. Pengujian ini terdiri dari rasa, aroma, warna dan konsistensi. Rasa dan
sehingga mempercepat kerusakan pada susu. Susu yang tidak benar dapat
menyebabkan daya simpan susu menjadi singkat (Anindita dan Soyi, 2017).
dapat diartikan suatu kondisi yang bersifat kebasaan atau keasaman. Pembentukan
asam dalam susu disebabkan karena aktivitas bakteri yang memecah laktosa
membentuk asam laktat. Persentase asam dalam susu dapat digunakan sebagai
indikator umur dan penanganan susu (Soewedo, 1982). Umumnya susu segar
memiliki pH sekitar 6,5-6,7. Bila nilai pH susu >6,7 biasanya diartikan terkena
Uji alkohol dilakukan untuk mengetahui adanya susu yang rusak, apabila
terdapat butir-butir susu pada dinding tabung menunjukkan susu tersebut positif
telah rusak. Susu segar yang berkualitas baik tidak akan pecah atau menggumpal
bila dipanaskan atau dididihkan. Sebaliknya, susu yang bermutu jelek akan
mengalami penggumpalan bila di panaskan. Hal ini terjadi karena adanya asam
Berat jenis suatu bahan adalah perbandingan antara berat bahan tersebut
dengan berat air pada volume dan temperatur yang sama. Berat jenis susu
dipengaruhi oleh kadar lemak (KL) dan bahan kering tanpa lemak (BKTL).
Semakin tinggi nilai kadar lemak dalam susu maka berat jenis susu akan semakin
rendah. Nilai berat jenis susu akan semakin tinggi apabila kadar BKTL di dalam
METODE PRAKTIKUM
dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 September 2021 pukul 14.00 WITA- selesai.
mengenai Percobaan Susu yaitu gelas kimia, cawan petri, pipet tetes, gelas ukur,
mengenai percobaan Susu yaitu susu segar, air tajin, santan, tissue, larutan iodine,
bau (spesifik, basi), rasa (sedikit manis/gurih pahit, sangat manis), dan konsistensi
Uji Kebersihan
Menyiapkan corong glass dan diatasnya diberi dengan kapas halus, air
elektroda dengan air suling dan dikalibrasi dengan larutan buffer. Memasukkan
laktat dari susu. Mengisi buret dengan larutan NaOH 0,1 N sampai batas tertentu.
indikator pp. Susu dititrasi secara perlahan dan dihentikan sampai terjadi
perubahan warna, pada susu jumlah NaOH yang terpakai dicatat dan hasilnya
masing cawan petri dan masing-masing ditetesi dengan alkohol 70%. Cawan
pertama dikocok dan cawan kedua tidak dikocok. Mengamati apakah terbentuk
gelembung udara atau tidak, dan apakah terbentuk kristal-kristal panjang dan
beberapa menit dan mengamati perubahan warna yang terjadi. Mencatat hasilnya.
Apabila terjadi perubhan menjadi biru berarti susu tersebut mengandung amilum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah putih kebiruan yang disebabkan karena adanya penambahan air tajin pada
susu. Hal ini sesuai dengan pendapat (Nurina dkk., 2016) bahwa Warna susu yang
normal adalah putih kekuningan. Warna putih disebabkan karena refleksi sinar
susu. Warna kekuningan merupakan cerminan warna karoten dalam susu. Warna
Berdasarkan tabel 1. Diperoleh hasil bahwa bau atau aroma pada tabung C
adalah spesif hal ini menandakan bahwa terdapat kandungan lemak pada sampel
tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat (Anindita dan Soyi, 2017) pengujian
apabila baunya normal maka susu berkualitas baik. Aroma khas atau spesif
Berdasarkan hasil pada Tabel 1. diketahui bahwa sampel susu pada tabung
C memiliki rasa yang hambar dan tidak manis hal ini dikarenakan adanya
penambahan air tajin yang menyebabkan rasa pada susu murni hilang. Hal ini
sesuai dengan pendapat (Rinjani dan Sobari, 2018) bahwa dari segi rasa yang
terdapat dalam susu beras terdapat nilai rata-rata 3,7 suka karena rasanya manis,
namun tidak terlalu manis karena pada saat proses pembuatan susu ini tidak
menggunakan bahan tambah penguat rasa buatan seperti sakarin, siklamat, dll.
Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa susu murni menunjukkan reaksi
gelembung-gelembung pada sampel seperti pada saat air mendidih. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel bukan merupakan susu segar dan berkualitas rendah
sehingga tidak layak dikonsumsi. Hal ini, sesuai dengan pendapat (Tefa dkk.,
2019) bahwa susu segar dengan kualitas baik ketika dilakukan pengujian alkohol
70% menunjukkan tanda negatif. Pada uji alkohol susu yang tidak baik (misalnya
susu asam) akan pecah atau menggumpal jika ditambahkan alkohol 70% dan
sebaliknya jika tidak menggumpal maka susu tersebut baik dan layak dikonsumsi.
Alkohol memiliki daya dehidrasi yang menarik gugus H+ Dari ikatan mantel air,
protein, sehingga protein dapat melekat satu dengan yang lain akibatnya
Merujuk pada Tabel 1. didapatkan hasil bahwa sampel saat diuji dengan
iodine menunjukkan reaksi psiti dimana sampel berubah warna menjadi biru yang
artinya sampel susu yang digunakan mengandung amilum atau sari pati. Hal ini
sesuai dengan pendapat Mustamin (2019) bahwa Pati dan iodium membentuk
ikatan kompleks berwarna biru. Perubahan warna larutan terjadi karena dalam
larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena
memiliki pH sebesar 5,35 hal ini menunjukkan bahwa susu telah terkontaminasi
oleh bakteti. Hal ini sesuai dengan pendapat (Tefa dkk., 2019) bahwa Bila nilai
pH Susu lebih rendah dari 6,6 maka susu segar tersebut mengalami kerusakan
karena adanya aktivitas bakteri yang memfermentasi susu sehingga rasanya
menjadi asam.
memiliki berat jenis sebesar 1,00424 hal ini menunjukkan bahwa kadar lemak di
dalam sampel sedikit dan tidak kental yang kemungkinan disebabkan karenanya
adanya penambahan air tajin. Hal ini sesuai dengan pendapat (Tefa dkk., 2019)
bahwa penurunan nilai berat jenis susu dapat disebabkan oleh penambahan air,
penambahan lemak, dan kenaikan suhu. Penambahan air dapat menyebabkan susu
Kesimpulan
bahwa terdapat kandungan Pati atau amilum didalamnya sehingga susu dalam
Saran
penuntun dan berhati hati didalam lab karena terdapat bahan bahan kimia yang
berbahauya.
DAFTAR PUSTAKA
Mustamin, F., dan Tahir, M. M. 2019. Analisis kandungan glikogen pada hati,
otot, dan otak hewan. Canrea Jurnal. 4(2): 75-80
Navyanti F., dan Adriyani, R. 2015. Higiene sanitasi, kualitas fisik dan
bakteriologi susu segar perusahaan susu X di Surabaya. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. 8(1) : 36-47.
Oka, B., Wijaya, M., dan Kadirman. 2017. Karakteristik kimia susu sapi perah di
Kabupaten Sinjai. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian. 3: 195-202.
Pasaribu, A., Firmansyah. dan Idris, N. 2015. Analisis Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah Di Kabupaten Karo Provinsi
Sumatera Utara. 13(1) : 28-34
Mustamin, F., dan Tahir, M. M. 2019. Analisis kandungan glikogen pada hati,
otot, dan otak hewan. Canrea Jurnal. 4(2): 75-80
Rinjani, S., dan Sobari, E. 2018. Homogenisasi susu beras menggunakan metode
pasteurisas. 187-193.
Tefa, M. M., Sio, S., dan Purwantiningsih, T. I. 2019. Uji kualitas fisik susu sapi
friesh holland. Journal of Animal Science International Standard. 4 (3) 37-
39.
Utami, K. B., Radiati, L. E., dan Surjowardojo, P. 2014. Kajian kualitas susu
sapi perah PFH (studi kasus pada anggota Koperasi Agro Niaga di
Kecamatan Jabung Kabupaten Malang). Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24
(2): 58 – 66.
Vinifera, E., Nurina, dan Sunaryo. 2016. Studi tentang kualitas susu sapi segar
yang dipasarkan di Kota Kediri. Jurnal Fillia Cendekia. 1(1) : 34-38.