PRAKTIKUM III
PEMBUATAN SILASE
OLEH :
Latar Belakang
dapat disimpan dalam jangka waktu relatif lama dan memenuhi kebutuhan nutrisi
ternak ruminansia. Salah satu rumput yang dapat dijadikan pakan silase adalah
penampilan dan cara pembuatan pada silase dapat mempengaruhi kualitas dari
silase. Adapun ciri secara umum silase rumput benggala menunjukkan hasil yang
baik. Warna hijauan kecoklatan, tekstur lunak, bau harum dan rasa sedikit masam.
Pada tahap awal silase dibuat, suhu silo meningkat karena proses respirasi sedang
berlangsung pada silase. Silase secara laboratoris banyak mengandung asam laktat
dan tidak mengandung asam butirat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa silase yang
menggumpal, warna hijau seperti daun direbus, rasa dan bau asam, tidak ada asam
mengatasi kesulitan pakan ternak pada musim kemarau atau pengawetan pakan
ternak yang melimpah pada musim hujan, sebagai cadangan dan persediaan pakan
ternak, memanfaatkan pakan hijauan pada saat kondisi dengan nilai nutrisi
terbaik Pengambilan silase secukupnya untuk pakan ternak, contonya untuk 3-5
hari. Ciri- ciri silase yang baik adalah berbau wangi, berwarna hijau, Teskstur
Mengawetkan hijauan dalam bentuk silase biasanya lebih rumit dari pada
mengawetkan dalam bentuk hay tetapi lebih banyak nutrien dalam hijauan yang
dapat dipertahankan dengan teknik pembuatan silase yang tepat (Marlina dkk.,
2019). Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya Praktikum Tata Laksana
ilmiah bagi mahasiswa dan masyarakat mengenai cara membuat silase dan
silo pada kondisi anaerob. Kualitas nutrisi silase tidak dapat sama dengan hijauan
yang masih segar, namun pengawetan pakan dengan cara ensilase dapat
menambah daya simpan hijauan dengan tingkat kehilangan nutrisi yang lebih
kecil bila dibandingkan dengan hanya dibiarkan saja dalam suhu ruang. Prinsip
Silase dapat berkualitas baik bila proses pembuatan dilakukan secara tepat
dan benar. Ciri-ciri silase yang baik adalah : berbau harum agak kemanis-manisan,
4 sampai 4,5.Silase yang terbentuk karena proses fermentasi ini dapat disimpan
untuk jangka waktu yang lama tanpa banyak mengurangi kandungan nutrisi dari
zat gula yang terdapat pada bahan baku, sehingga terjadi proses fermentasi
penambahan starter sehingga dapat merubah kualitas silase menjadi lebih baik
atau meningkat. Proses penambahan molasses dan suplemen organik cair (SOC)
unggul asal Afrika tropika yang sudah cukup lama beradaptasi dan dibudidayakan
ternak ruminan. Rumput benggala dikenal juga dengan nama lain Guinea grass,
Buffalo grass, atau green panic. Produksi rumput benggala meningkat sangat
tinggi pada saat musim hujan, sehingga seringkali terjadi kelebihan produksi
drastis, akibatnya ketersediaan jenis hijauan pakan ini sangat fluktuatif yang
distribusi hijauan pakan, seperti rumput benggala dapat tersedia sepanjang tahun
sesuai kebutuhan ternak. Kelebihan rumput benggala adalah lebih tahan terhadap
interval pemotongan antara 30 ±40 hari, setelah umur tersebut tanaman menuju
fase pertumbuhan generatif dan produksi daunnya tidak akan bertambah lagi.
Rumput benggala sangat dipengaruhi oleh faktor tumbuh tanaman meliputi air,
sinar matahari maupun unsur hara baik yang berasal dari tanah maupun dari udara
sampai 5,6%. Rumput benggala sangat cocok untuk dijadikan rumput potong bagi
ternak karena mempunyai tekstur daun yang halus sehingga disukai oleh ternak
kasar 0,5 %, serat kasar 6,1 %, dan protein kasar 2,6 %. Terbatasnya lahan yang
penyediaan hijauan pakan mengarah pada lahan yang memiliki kondisi lahan
penyimpanan hijauan pakan ternak segar akan menjadi lebih mudah dan lebih
cepat. Selain itu penambahan EM4 akan meningkatkan nafsu makan ternak dari
aroma asam manis yang ditimbulkan. sapi, kerbau dan kambing telah bisa
diberikan silase larutan pada musim kemarau saat rumput juga sulit didapat. EM4
pohon jagung kering dan lain-lain dapat diolah menjadi pakan ternak dengan
dipotong kecil-kecil terlebih dahulu, potongan rumput kering ini ditaroh dalam
bak drum atau tempat lain , disiram dengan EM4 sampai lembab dan dipadatkan
jasad renik di dalam saluran pencernaan ternak sehingga kesehatan ternak akan
meningkat, tidak mudah stress dan bau kotoran akan berkurang. EM4 juga
memiliki kelemahan, yaitu apabila EM4 tidak diinokulasi dengan benar maka
dapat menghasilkan gas beracun. EM4 berperan sebagai sumber bakteri (Pratiwi
dkk., 2015).
EM4 mengandung 90% bakteri Lactobacillus sp.(bakteri penghasil asam
selulose, pati, gula, protein, lemak lama defoliasi berpengaruh sangat nyata
terhadap jumlahdaun bibit pada umur 60 hari setelah semai (Ali dkk., 2014).
dari struktur keras secara fisik, kimia, dan biologi sehingga bahan dari struktur
yang komplek menjadi sederhana, sehingga daya cerna ternak menjadi lebih
dalam pembuatan silase, sehingga dihasilkan kualitas silase yang baik. Salah satu
faktor yang mempengaruhi kualitas silase dapat dilihat dari karakteristik silase,
suhu serta pH. Selain itu perlu diketahui kandungan nutrisi pada silase tersebut
salah satunya kandungan lemak kasar. Lemak berfungsi sebagai pemasok energi
bagi tubuh. Kandungan lemak dalam pakan perlu diperhatikan, jika lemak terlalu
tinggi atau rendah dapat mempengaruhi kondisi ternak, status faal, status fisiologi
hijauan pada saat kondisi nilai nutrisinya terbaik. Pengawetan juga dimaksudkan
untuk mendayagunakan sumber pakan dari sisa limbah pertanian ataupun hasil
mengenai Pembuatan Silase dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Mei 2022, pukul
Makassar.
Prosedur Kerja
langsung dibuat silase, dan sisanya (2 kg) dilayukan di tempat yang terkena sinar
matahari lebih dahulu selama 24 jam (tergantung cuaca) sebelum dibuat silase.
Mengambil 200 g hijauan segar dan yang telah dilayukan untuk diovenkan pada
temperatur 100° C selama 24 jam untuk menentukan kadar ahan kering awal.
maupun yang telah dilayukan) lalu padatkan dengan cara menekanekan dengan
tangan. Usahakan agar waktu menekan, potongan hijauan tidak merobek kantong
plastik. Mengikat ujung kantong plastik erat-erat sehingga udara keluar semua dan
tidak ada uadara yang masuk kedalam silo. Menyimpan kantong plastik di dalam
mengamati warna, bau, dan rasa kedua jenis silase. Mengukur Ph-nya dengan
yang ada di dasar kantong plastik (seepage) (kalau ada). Mengambil sampel 100 g
baik hijauan yang langsung dibauat silase maupun yang layukan sebelumnya