Anda di halaman 1dari 4

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemanfaatan limbah sebagai pakan ternak merupakan suatu alternative


bijaksana dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ternak. Mengingat
penyediaan rumput dan hijauan pakan lainnya sangat terbatas. Limbah yang berasal
dari limbah tanaman pangan seperti jerami jagung, dan lain-lain ketersediaannya sangat
dipengaruhi oleh pola pertanian tanaman pangan, jika melimpah secara non-
konfensional limbah ini digunakan, namun penggunaan limbah kurang optimal jika
tidak dibantu oleh peran bakteri, untuk meningkatkan potensi limbah tersebut yang
digunakan sebagai pakan ternak yaitu dengan teknik fermentasi menggunakan berbagai
macam bakteri, limbah pertanian yang sebelumnya memiliki kandungan nutrisi yang
kurang optimal atau kurang diserap oleh ternak menjadi tinggi nutrisi yang terkandung.

Jerami jagung dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak yang sudah banyak
dilakukan petani, namun belum seluruh pemanfaatannya secara optimal. Selain
diberikan pada ternak sebagai hijauan segar, jerami jagung juga dapat diberikan
sebagai hijauan pakan ternak dengan mengalami proses pengolahan teknologi pakan
contohnya dalam bentuk silase. Penggunaan silase dimaksudkan untuk menambah
daya simpan serta dapat meningkatkan kualitas mutu pakan ternak merupakan langkah
efisiensi mengatasi kekurangan produksi rumput.

Silase yang baik biasanya berasal dari pemotongan hijauan tepat waktu
(menjelang berbunga), pemasukan ke dalam silo dilakukan dengan cepat, pemotongan
hijauan dengan ukuran yang memungkinkannya untuk dimampatkan, penutupan silo
secara rapat (tercapainya kondisi anaerob secepatnya) dan tidak sering dibuka. Silase
yang baik beraroma dan berasa asam, tidak berbau busuk. Silase hijauan yang baik
berwarna hijau kekuning-kuningan, dipegang terasa lembut dan empuk tetapi tidak
basah (berlendir). Silase yang baik juga tidak menggumpal dan tidak berjamur. Kadar
keasamanya (pH) apabila dilakukan analisa lebih lanjut adalah 3,2-4,5. Silase yang
berjamur, warna kehitaman, berair dan aroma tidak sedap adalah silase yang
mempunyai kualitas rendah.

Teknologi silase adalah suatu proses fermentasi mikroba merubah pakan


menjadi meningkat kandungan nutrisinya (protein dan energi) dan disukai ternak
karena rasanya relatif manis. Silase merupakan proses mempertahankan kesegaran
bahan pakan dengan kandungan bahan kering 30 – 35% dan proses ensilase ini
biasanya dalam silo atau dalam lobang tanah, atau wadah lain yang prinsifnya harus
pada kondisi anaerob (hampa udara), agar mikroba anaerob dapat melakukan reaksi
fermentasi. Keberhasilan pembuatan silase berarti memaksimalkan kandungan nutrien
yang dapat diawetkan. Selain bahan kering, kandunganm gula bahan juga merupakan
faktor penting bagi perkembangan bakteri pembentuk asam laktat selama proses
fermentasi.

1.2. Tujuan

Mahasiswa dapat memanfaatkan sumber daya pertanian utamanya limbah


pertanian sebagai pakan ternak.
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Manjemen Produksi Ternak “Teknologi Silase Jerami Jagung” dilaksanakan
pada tanggal 0 April 2018 pukul 13.20-15.20 WIB. Bertempat di Laboratorium
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Timbangan
2. Plastik (90x200 cm) untuk mencampur
3. Kantong (90 x 150 cm) rangkap
4. Alat pencacah hijauan (parang)
5. Tali pengikat (lakban)
3.2.2 Bahan
1. Jerami Jagung
2. Gula Pasir/Tetes (2% dari berat bahan baku)
3. Dedak Padi 4% dari berat bahan baku
3.3 Cara Kerja
1. Bahan silase di potong-potong dengan ukuran sekitar 5 cm.
2. Pada musim hujan bahan silase jerami jagung perlu dilayukan untuk mengurangi
kadar air.
3. Menambahkan dan campur bahan hijauan yang telah dilayukan dengan dedak padi,
tetes tebu/air gula yang diencerkan, tepung gaplek jumlahnya 4% dari hijauan yang
akan di silase.
4. Mengaduk adonan menjadi satu dan mencampurkan secara merata.
5. Memasukkan Adonan yang sudah tercampur secara merata ke dalam silo/kantung
plastik.
6. Kemudian mempadatkan.(ukuran standar kepadatan:650kg harus dapat masuk
dalam silo ukuran 1 meter kubik dengan cara diinjak injak (Untuk memaksimalkan
proses silase, silo plastik.
7. Kemudian diperam (diinkubasi) selama 21 sampai 30 hari)
8. Menutup rapat dan tidak boleh ada lubang udara. Proses silase /fermentasi
berlangsung sekitar 21 hari lebih
9. Apabila proses berjalan baik, ditandai dengan tidak adanya jamur dan baunya
asam, maka penyimpanan dapat dteruskan sampai saat dibutuhkan Pengambilan
silase harus secara cepat dan segera diutup kembali, Bahan pakan hasil silase yang
sudah dikeluarkan dari silo harus segera diberikan ke ternak.

Anda mungkin juga menyukai