Anda di halaman 1dari 28

2

KELOMPOK
PARALEL 01
FERMENTASI MEDIA PADAT

1. RESI GUSTINA 1610621020


2. APRILIA PUTRI YERDA 1610622001
3. INDRI PUSPITA KS 1610622002
4. RINDANG NADILA 1610622003
5. EXSAL GUSWANDI 1610622004
6. CHELSIA FITRIA 1610622005
7. ERIX FERNANDO 1610622007
8. FEDRIO WANDA 1610622012
9. PUTRI RAHMA SARI 1610622018
PENGERTIAN FERMENTASI

Menurut Satiawihardja(1992)
fermentasi merupakan suatu
proses dimana komponen-
komponen kimiawi dihasilkan
sebagai akibat adanya
pertumbuhan maupun
metabolisme mikroba
Fermentasi dapat meningkatkan nilai
gizi bahan yang berkualitas rendah
serta berfungsi dalam pengawetan
bahan dan merupakan suatu cara
untuk menghilangkan zat antinutrisi
atau racun yang terkandung dalam
suatu bahan makanan.
proses fermentasi memerlukan:
•Mikroba sebagai inokulum
•Tempat (wadah) untuk menjamin
proses fermentasi berlangsung
dengan optimal.
•Substrat sebagai tempat tumbuh
(medium) dan sumber nutrisi bagi
mikroba.
JENIS FERMENTASI

Berdasarkan medianya,
fermentasi terbagi atas 2 :

1.Fermentasi media padat


2.Fermentasi media cair
1.Fermentasi media padat
merupakan proses fermentasi
yang berlangsung dalam
substrat tidak terlarut, namun
mengandung air yang cukup
sekalipun tidak mengalir
bebas (Dharma, 1992).
2. Fermentasi media cair diartikan
sebagai fermentasi yang
melibatkan air sebagai fase
kontinu dari sistem pertumbuhan
sel bersangkutan (Satiawiharja,
1992) atau substrat baik sumber
karbon maupun mineral terlarut
atau tersuspensi sebagai partikel
‐ partikel dalam fase cair.
FERMENTASI MEDIA PADAT
Pengertian Fermentasi Media Padat

Fermentasi media padat merupakan proses


fermentasi yang berlangsung dalam substrat
tidak terlarut, namun mengandung air yang
cukup sekalipun tidak mengalir bebas. Produk
dari fermentasi media padat misalnya oncom,
kecap, dan tape (Dharma, 1992).

Pada umumnya pakan yang difermentasikan


merupakan hasil dari fermentasi media padat
Keuntungan Fermentasi Media Padat

Fermentasi pakan, yang merupakan salah satu


cara fermentasi padat, memiliki keuntungan
yang dapat disebutkan berikut ini (Dharma,
1992) :

1.Medium yang digunakan relative sederhana


2.Ruang yang diperlukan untuk peralatan
fermentasi relative kecil, karena air yang
digunakan sedikit.
3.Inokulum dapat disiapkan secara sederhana.
4. Kondisi medium tempat
pertumbuhan fungi mendekati
kondisi habitat alaminya.
5. Aerasi dihasilkan dengan
mudah karena ada ruang udara
diantara tiap partikel substrat.
6. Produk yang dihasilkan dapat
dipanen dengan mudah.
Kerugian Fermentasi Media Padat

Kerugian dari fermentasi media


padat adalah :

1.Fermentasi dengan pengadukan


atau rotasi memerlukan tenaga
dan energi yang tinggi.
2.Penambahan air pada awal
fermentasi meningkatkan risiko
kontaminasi.
3. Kebutuhan inokulum spora
diperlukan dalam jumlah
besar.
4. Beberapa substrat dari
produk pertanian
memerlukan perlakuan awal
sebelum pemrosesan, missal
pemecahan permukaan
padatan.
Contoh produk pakan hasil fermentasi

1. Fermentasi jerami padi

2. Fermentasi dedak padi

3. Fermentasi Onggok

4. Fermentasi hijauan
(silase)
1. Fermentasi Jerami Padi
Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan memiliki
faktor pembatas, yaitu tingginya serat kasar dan
rendahnya kandungan nitrogen (Weimer et al.,
2003). Serat kasar yang tinggi menghalangi proses
hidrolisis oleh enzim mikroba di dalam rumen,
sehingga menurunkan tingkat kecernaan (Tang et
al., 2008).

Oleh karena itu, kualitas jerami padi perlu


ditingkatkan agar pemanfaatannya sebagai pakan
dapat menjadi lebih baik. Salah satu pendekatan
adalah dengan perlakuan fermentasi menggunakan
probion.
Proses pembuatan jerami padi fermentasi
dengan menggunakan probion yaitu
dengan

1.pembuatan jerami padi fermentasi


dengan sistem terbuka.
2.Bahan-bahan yang digunakan : 1 ton
jerami padi segar, probion (probiotik)
2,5 kg, urea 2,5 kg, dan air secukupnya.
3.Proses pembuatan dibagi dua tahap,
Pada tahap pertama, Jerami padi segar
yang akan dibuat menjadi jerami padi
fermentasi ditimbun dengan ketebalan
20 cm kemudian ditaburi dengan
Probion dan urea. Tumpukan jerami
tersebut dapat dilakukan hingga
ketinggian 3 meter. Setelah
pencampuran dilakukan secara merata,
kemudian didiamkan selama 21 hari
agar proses fermentatif dapat
berlangsung dengan baik.
Tahap kedua adalah proses pengeringan
dan penyimpanan jerami padi fermentasi.
Pengeringan dilakukan dibawah sinar
matahari dan dianginkan sehingga cukup
kering sebelum disimpan pada tempat
yang terlindung. Setelah proses
pengeringan ini, maka jerami padi
fermentasi dapat diberikan pada ternak
sebagai pakan pengganti rumput segar.
2. Fermentasi dedak padi

Dedak padi merupakan sisa dari


penggilingan padi yang dimanfaatkan
sebagai sumber energi pada pakan
ternak.
Cara untuk meningkatkan nilai
nutrisi dan kecernaan dedak padi
serta aman penggunaannya
adalah dengan cara biologis yaitu
dengan teknik fermentasi.
Peningkatan yang terjadi pada
dedak padi fermentasi adalah
meningkatnya kandungan protein
dedak padi.
Proses pembuatan dedak padi fermentasi
dengan cairan rumen

Proses pembuatan dedak padi fermentasi


dengan cairan rumen adalah Dedak padi
yang telah dibeli disterilisasi dan dilakukan
penambahan cairan rumen untuk
melakukan fermentasi dengan
perbandingan 300 ml cairan rumen dengan
1kg dedak padi dan didiamkan disuhu
ruang selama 72 jam.
3. Fermentasi onggok

Onggok merupakan salah


satu limbah padat industri
tapioka yang mengandung
kadar protein kasar dan
lemak kasar rendah
sedangkan kadar
karbohidratnya tinggi
Onggok yang di fermentasi
biasanya mempunyai nilai gizi
yang lebih baik dibandingkan
dengan bahan asalnya. Hal ini
disebabkan adanya aktivitas
enzim yang dihasilkan oleh
kapang.
4. Fermentasi Hijauan ( SILASE )
Silase merupakan pakan
hijauan ternak yang
diawetkan yang disimpan
dalam kantong plastik yang
kedap udara atau sila, drum,
dan sudah terjadi proses
fermentasi dalam keadaan
tanpa udara atau anaerob.
Proses silase ini melibatkan
bakteri-bakteri atau mikroba
yang membentuk asam susu,
yaitu Lactis acidi dan
Streptococcus yang hidup
secara anaerob dengan
derajat keasaman 4 (pH 4).
Cara pembuatan silase yaitu:

1. Potong rumput hijau tersebut dengan ukuran


5-10 cm dengan menggunakan parang atau
dengan mesin chopper. Potongan rumput yang
kecil tujuannya agar rumput yang dimasukkan
dalam silo dalam keadaan rapat dan padat
sehingga tidak ada ruang untuk oksigen dan
air yang masuk
2. Campurkan bahan pakan tersebuk hingga
menjadi satu campuran

3. Bahan pakan ternak tersebut dimasukkan


dalam silo dan sekaligus dipadatkan sehingga
tidak ada rongga udara.

4. Bahan pakan ternak tersebut dimasukkan


dalam silo sekaligus dipadatkan sehingga tidak
ada rongga udara.
5. Bahan pakan ternak dimasukkan sampai
melebihi permukaan silo untuk menjaga
kemungkinan terjadi penyusutan isi dari silo.
Dan tidak ada ruang kosong antara tutup silo
dan permukaan pakan paling atas.

6. Setelah pakan hijauan dimasukkan semua,


diberikan lembaran plastik, dan ditutup rapat,
dan diberi pemberat seperti batu bata, kantong
plastik yang diisi dengan tanah.

Anda mungkin juga menyukai