Disusun oleh:
XII MIPA 3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Prosedur Kerja
1. Membersihkan kedelai dari kotoran-kotoran kemudian direndam dengan air bersih
selama 12-18 jam.
2. Melepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian mencucinya dengan
menggunakan air bersih.
3. Mengukus masing-masing kedelai tersebut sampai empuk.
4. Setelah biji kedelai terasa empuk, menuangkan masing-masing biji tersebut pada talang
yang telah dibersihkan, lalu diangin-anginkan dengan kipas sambil diaduk hingga biji
tersebut menjadi hangat.
5. Menaburkan ragi tempe pada masing-masing kedelai sedikit demi sedikit sambil
diaduk-aduk supaya merata.
6. Menyiapkan kantong plastik kemudian memberi lubang dengan menggunakan jarum
7. Memasukkan masing-masing kedelai yang telah diberi ragi ke dalam pembungkus.
Mengatur ketebalannya sesuai dengan selera dan simpan ke dalam kardus untuk proses
fermentasi.
8. Proses fermentasi kedelai pada suhu kamar selama satu atau dua hari hingga seluruh
permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
• Kacang kedelai ditumbuhi oleh jamur secara merata
• Rasa dan baunya harum dari khas tempe
• Awal pengambilan tempe terasa hangat
• Tempenya jadi dalam 1 hari/24 jam penuh
• Jika menggunakan kain/dibungkus menggunakan kain, suhunya akan terjaga.
B. Pembahasan
Tempe merupakan makanan yang terbuat biji kedelai atau beberapa bahan lain yang diproses
melalui fermentasi dari apa yang secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”. Lewat proses
fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses penguraian menjadi senyawa sederhana sehingga
mudah dicerna (PUSIDO Badan Standardisasi Nasional, 2012).
Proses pembuatan tempe dapat terbilang membutuhkan waktu yang cukup lama. Hingga
diperoleh hasil jadi tempe, waktu yang dibutuhkan yaitu minimal 24 jam dan maksimal 72 jam.
Lamanya proses pembuatan tempe karena proses fermentasi. Fermentasi akan berlangsung
baik dan cepat bila dibantu dengan kondisi suhu yang optimal, jumlah ragi yang tepat dan pH
yang asam (±4-5) (Widayati, 2002 dalam Lumowa, 2014).
Berdasarkan hasil pengamatan setelah dilakukan proses fermentasi, maka diketahui bahwa
secara umum dapat dikatakan berhasil. Proses pembuatan tempe menggunakan bahan kacang
kedelai berjalan dengan baik dimana hampir seluruh tempe kedelai yang dibuat berhasil dimana
warna kedelai tempe yang kuning dan jamurnya masih berwarna putih, tempe bertekstur padat
dan tidak mudah hancur, terdapat sedikit jamur putih pada sela sela kedelai yang menyerupai
kapas, dan tempe mempunyai aroma jamur yang segar.
Dari beberapa hipotesis pembuatan tempe tersebut berhasil disebabkan karena kualitas kacang
kedelai yang baik, pemberian ragi yang merata, serta tempat penyimpanan atau cara
penyimpanan yang baik dimana produk dibiarkan dengan cara berjejer sehingga udara yang
masuk pada lubang-lubang yang dibuat masuk secara optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN DOKUMENTASI
A. Kesimpulan
1. Tempe yang dihasilkan memiliki karakter yang berbeda-beda, baik dalam segi
tekstur maupun warna, sesuai dengan bahan pembungkus tempe tersebut.
2. Selain faktor sanitasi yang sangat berpengaruh dalam pembuatan tempe, sistematika
atau tahapan demi tahapan pembuatan tempe juga harus diperhatikan agar
menghasilkan tempe yang sesuai kita inginkan.
3. Oksigen mengambil peran penting dalam proses pembuatan tempe, oksigen
dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat
menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas
yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan
kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut
diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
4. Dapat disimpulkan, variabel pembungkusan tempe menggunakan daun pisang
tertutup lebih baik daripada menggunakan plastik tertutup yang dilubangi karena
daun pisang berpori-pori besar sehingga siklus keluar masuk udara lebih lancar
dibandingkan plastik yang dilubangi, terutama karena terdapat zat kimia pada
plastik sendiri. Tempe yang dibungkus daun pisang pun memiliki tekstur yang lebih
kompak dan lembut. Disamping itu, kedua tempe yang dihasilkan dengan pembungkus
daun pisang maupun plastik sudah dapat dikatakan layak dimakan
B. Dokumentasi