Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PAGELARAN TARI (TARI PIRING)

DALAM RANGKA MEMENUHI KEGIATAN UJIAN


PRAKTEK SENI BUDAYA TAHUN AJARAN 2022/2023

Disusun oleh:
1. Athaya Senfia Putra S. (05)
2. Fabilla Adinda Sangwaktu (13)
3. Ifa Tiaraningrum (16)
4. Mas Arya Yudha Al Firdaus (21)
5. Meryka Nuraena (22)
6. Qeisya Annida Alfatiya (27)
7. Ravi Rizky Saputra (28)
8. Rizka Amalia Putri (30)
9. Zulfikar Zaki Hidayat (35)

SMA NEGERI 5 PURWOKERTO


XII MIPA 7
KELOMPOK 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN
A. Sinopsis...................................................................................................................... 3
B. Tujuan......................................................................................................................... 3

BAB II
A. Ragam Gerak ............................................................................................................. 4
B. Ketentuan Tarian........................................................................................................ 5

BAB III PENUTUP


BAB I
SINOPSIS

1.1. Tari Piring


Tari piring (bahasa Minang: tari piriang) adalah tarian tradisional Minangkabau
yang menampilkan atraksi menggunakan piring. Para penari mengayunkan piring
di tangan mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa satu pun piring
terlepas dari tangan. Gerakannya diambil dari langkah dalam silat Minangkabau
atau silek.

Tari ini dipopulerkan oleh Huriah Adam. Saat ini, tari piring dipertunjukkan untuk
penyambutan tamu terhormat atau pembukaan upacara adat. Bersama dengan tari
saman, pendet, dan jaipong, tari ini menjadi tarian populer Indonesia yang kerap
ditampilkan di ajang promosi pariwisata dan kebudayaan Indonesia.
1.2. Tujuan kegiatan
1. Untuk memenuhi ujian praktek seni budaya.
2. Untuk memperkenalkan dan melestarikan tari Piring yang berasal dari
Minangkabau, Provinsi Sumatera Barat.
BAB II
RAGAM GERAK TARI PIRING DAN KETENTUANNYA

1. Ragam Gerak

1.) Gerak Pasambahan


Gerakan yang pertama adalah yang dilakukan oleh penari pria, gerakan ini sebagai
penanda untuk memulai tarian.

2.) Gerak Siganjuo Lalai


Gerakan kedua diperagakan oleh penari perempuan, gerakan ini akan menunjukkan
sisi feminim yang dimiliki oleh perempuan.

3.) Gerak Mencangkul


Gerakan selanjutnya adalah bentuk dari representasi warga adat yang mayoritas
berprofesi sebagai petani.

4.) Gerakan menyemau, menggambarkan kegiatan bercocok tanam, kali ini gerakan
yang diperagakan adalah menyemai benih padi sebelum ditanam.

5.) Gerak Menyiang


Menyiang memiliki arti membersihkan sawah dari tanaman pengganggu seperti
rumput liar dan gulma.

6.) Gerak Membuang Sampah


Gerakan selanjutnya adalah gerakan membuang sampah.

2. Hitungan setiap gerakan

1. Lapah
Lapah yaitu menari sambil berjalan menyesuaikan gerak tangan dan musik yang
mengiringinya.

2. Ngetir
- Hitungan 1 – 2, kedua tangan bergerak kesamping kekanan kiri sambil diputar /
diikel.
- Hitungan 3 – 4, ganti kedua tangan bergerak kesamping kiri sambil diputar / ikel
(arahnya persis disamping telinga), dst.
3. Mejong Sumbah (Duduk sembah)
Hitungan 1 – 8 Gerakan kedua tangan mengarah kebawah sambil menundukkan
kepala dan hormat / sembah sampai dengan hitungan delapan terakhit serta pandangan
kearah depan dan tegak.

4. Ngetir Hadapan (Depan)


Hitungan 1 – 2 Memutar-mutarkan tangan (tangan diikel) dimulai dari bawah perut
(pada posisi duduk).
Hitungan 3 – 4 Kemudian beralih ketengah sambil kedua tanga memutar – mutar /
ikel sampai hitungan 5 – 6.
Hitungan 7 – 8 badan tegak dan kedua tangan ikel serta berada persis di depan mata.

5. Ketekh Kanan - Kiri


Hitungan 1 – 2 Memutar pergelangan tangan / ikel diawali dari samping kanan bawah.
Hitungan 3 – 4 Kemudian beralih ketengah sambil kedua tangan memutar – mutar /
ikel sampai hitungan 5 – 6.
Hitungan 7 – 8 Badan tegak dan kedua tangan ikel persis berada didepan perut begitu
pula ke kiri.

6. Sabatang
Hitungan 1 Mengayun kedua tangan kedepan, tangan kiri ditempat dan tangan kanan
memutar ( kedua tangan membawa piring ).
Hitungan 2 Tangan kiri ditempat dan tangan kanan siap gerak memutar.
Hitungan 3 – 4 Putar dan kembali seperti awal secara bergantian tanagn dan
seterusnya.

7. Balik Palau
Hitungan 1 – 2 Kedua tangan berada di samping pinggul kemudian diputar kedalam
sambil membawa piring.
Hitungan 3 – 4 Dibawa kesamping telinga kanan dan kiri.
8. Mappan Bias
Hitungan 1 – 2 kedua tangan diputar / ikel dimulai dari atas sambil membawa piring
kemudian,
Hitungan 3 – 4 Dibawa mengalir kearah samping kanan – kiri disamping pinggul
( kebalikan dari ragam balik palau ).

9. Laga Puyuh
Hitungan 1 – 2 Kedua pergelangan tangan diputar kesamping kanan bawah.
Hitungan 3 – 4 Terus mengalir kesamping kiri atas, setiap ganti arah badan, badan
diliukkan menyesuaikan gerakan tangan.

10. Salimpat
Adalah melempar atau menukar piring secara bergantian yaitu piring dari tangan
kanan dipindahkan ke tangan kiri, begitu pula sebaliknya. Setiap lemparan piring /
pindahan piring dihitung 1 dan seterusnya.

11. Sakhak Hibos


Sebelum dan sesudah gerak inti yaitu sabatang, balik palau, mappan bias, laga puyuh,
dan salimpat selalu diawali dengan sakhak hibos, yaitu kedua tangan membawa piring
dan sikap badan tegak.
BAB III

1. Tata busana dan tata rias

•Busana untuk penari Tari Piring Duabelas

*Para penari tari piring duabelas mengenakan :


Bagian depan :
-Siger atau sigokh
- Sasumping
- Kebaya panjang atau bludru (dengan warna gelap)
- Babatuk
- Penjaja

*Bagian belakang busana mengenakan:


-Sual cakhang
- Kain penutup rambut
- Kain selappai jung sakhat
- Gelang burung
- Pinding
- Gelang kana
- Gelang hui
- Selendang kuning
- Selendang putih
- Sinjang tekhitis (tapis)

*Aksesoris seperti piring yang wajib digunakan untuk penari yang ingin menampilkan
tarian tari piring.

*Menggunakan riasan yang sederhana dan mudah untuk dibuat yang menandakan
kecantikan penari yang sederhana.

*Untuk kostum menggunakan kostum yang telah diberi nama khusus, yaitu baju
kurung. Baju ini terbuat dari beludru satin dengan motif bunga.

2. Pola Lantai

Tari ini disesuaikan dengan model panggung dan jumlah penari baik laki laki maupun
perempuan. Formasi atau pola lantai yang digunakan dalam pementasan tari Ruai ini
seperti pyramid yang di ujung ujungnya di isi oleh laki laki sebagai pelindung seolah
sedang melindungi burung ruai. Bukan hanya itu bentuk pyramid ini menyesuaikan
dengan tata letak panggung dan jumlah anggota yaitu ada 9 orang, 5 perempuan dan 6
laki-laki.
BAB IV
PENUTUP

Menurut kami seni tari merupakan perpaduan unsur raga, irama dan rasa di waktu tertentu
yang dimaksudkan untuk keperluan tertentu seperti pengucapan rasa syukur, untuk hiburan
atau dinikmati nilai keindahannya. Menurut kami tari piring mempunyai karakteristik yang
akhirnya menjadikannya pembeda dari tari-tari tradisional yang ada di Indonesia. Meskipun
setiap tari-tarian mempunyai ciri masing-masing tetapi menurut pandangan kami tari piring
selain karakter juga memiliki nilai warisan budaya Indonesia yang tinggi dan tidak ada yang
memilikinya kecuali kita Indonesia khususnya Minagkabau.

Tari piring adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari daerah Solok, Sumatera Barat.
Tarian yang juga berasal dari adat Minangkabau ini biasanya ditampilkan dengan jumlah
penari ganjil dengan menggunakan pakaian yang indah dan berwarna merah atau emas.

Selain untuk memenuhi kegiatan ujian praktek seni budaya, kegiatan ini bisa menumbuhkan
semangat melestarikan tarian tarian adatdari daerah lain dan memperbanyak wawasan tentang
tarian tradisional.

Anda mungkin juga menyukai