Anda di halaman 1dari 8

Tari Pendet

Pendahuluan:
Tari pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat
ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas
turunnya dewata ke alam dunia. Seiring perkembangan zaman, tari ini berubah
fungsi dari sarana upacara adat untuk menyambut dewa-dewa yang turun ke alam
dunia atau mayapada. Sekarang berubah fungsi menjadi sarana hiburan dan
pertunjukan untuk menyambut tamu-tamu seperti penyambutam selamat datang.
Tari pendet berasal dari Bali, Denpasar. Koreografer atau pencipta tari ini adalah I
Wayan Rindi. Tarian ini dulunya dipentaskan dihalaman pura, sekarang bisa
ditemukan di panggung tertutup atau terbuka. Jumlah penari tari pendet ada 5 orang,
tarian ini berdurasi sekitar 3 menit.
Busana dan tata rias:
Busana dari tarian ini menggunakan mahkota sebagai hiasan kepala, hiasan pada
mahkota tersebut identik dengan bunga-bungaan seperti kamboja, mawar, bunga
cempaka, dan lain sebagainya. Hiasan yang dikenakan di atas kepala berwarna emas
ini tentu akan menambah eksotis para penari tari pendet. Pada beberapa pertunjukan
para penari juga menghiasi rambutnya dengan bunga kamboja berwarna putih,
Selain mahkota yang dikenakan di atas kepala para penari juga mengenakan kostum
yang menunjukan ciri khas dari tarian pendet. Adapun bagian dari kostum tari pendet
antara lain:
 Tapih, merupakan pakaian berbentuk kain jarik yang dikenakan sebagai
bawahan para penari, biasanya tapih tersebut dihiasi dengan motif batik
crapcrap yang kemudian dikasih sabuk stagen sebagai pengencang/ talinya.
 Kemben, merupakan pakaian yang digunakan sebagai penutup badan mulai
dari dada hingga pinggang. Warna yang digunakan dalam kemben juga
terlihat sangat mencolok dan kontras, biasanya berwarna merah dan gold atau
warna lain yang serasi dengan keseluruhan properti tari pendet.
 Selendang, selendang merupakan bagian dari kostum yang digunakan dengan
cara melilitkan pada tubuh penari. Selendang ini biasa disebut dengan nama
Kacrik Prade dengan warna dominan merah ataupun kuning.
Dalam tari pendet ada penggunaan gelang. Namun gelang yang dikenakan pada
pergelangan tangan si penari akan menambah keserasian dan kecantikan nan
mempesona. Gelang ini biasanya terbuat dari perak yang dilapisi dengan warna
emas. Tata rias yang digunakan berupa alat makeup mulai dari lipstik, bedak, dan
lain sebagainya. Tata rias ini berguna sebagai pendukung konsep atau peran yang
dibawakan oleh para penari agar tercipta nuansa pertunjukan yang sempurna.

Properti, musik pengiring dan gerak tari:

Dalam pertunjukannya, Tari Pendet dimainkan oleh para penari wanita yang masing-
masing membawa properti tari seperti mangkok/bokor berisi bermacam-macam
bunga sebagai properti menarinya. Pada akhir pertunjukan, penari menaburkan
bunga-bunga yang mereka bawa ke arah penonton dan para tamu sebagai ucapan
selamat datang.

Musik pengiring dalam pertunjukan Tari Pendet ini merupakan musik Gong kebyar
atau Gamelan khas Bali seperti gangsa, kenyur, tungguh, kendangdan lain-lain.
Ada beberapa pembagian gerakan dalam tari pendet, berikut ini adalah detail
pembagian gerakannya :

1. Ngumbang luk penyalin, berjalan ke muka belok kanan kiri dan ngentrag.
2. Duduk bersimpuh mengambil bunga lalu menyembah dengan manganjali.
3. Leher ngilek ke samping kanan seraya nyeledet (gerakan ini dilakukan 3x
berturut-turut).
4. Ngagem kanan disertai luk nerudut dan nyeledet ke kiri.
5. Ngenjet gerak peralihan untuk perpindah dan menjadi agem kanan.
6. Ngotag pinggang bertukar tempat dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
7. Ngelung rebah ke kiri dan kanan yang disertai dengan angumad tarik kanan
dan kiri.
8. Ngumbang ombak segera berjalan belok ke belakang dan ke muka.
9. Nyeregseg ngider berputar ke kanan dan kiri berturut-turut sampai 2 atau 3
kali.
10.Ngelung kiri kanan beserta nyeledet kiri kanan lalu beranjak 2 terus berjalan.
11.Ngentrag berjalan cepat terus ngeseh dan menabur bunga sambil berjalan
ngumbang luk penyalin.
12.Metanjek ngandang berputar ke kiri dan ditutup dengan gerakan nyakup bawa.

Masih dalam geraknya, tari pendet dihadirkan dengan banyak sekali komposisi
gerakan. Seperti terlihat pada gerakan agem kanan terdapat pula gerakan agem kiri.
Adapun gerakan angsel selalu dijadikan gerakan transisi. Pada dasarnya motif gerak
tari Pendet hanya beberapa gerakan seperti : megol, ngelung, agem kanan dan
kiri, nyeregseg, ulap-ulap, dan tabur bunga. Motif gerak yang ada kemudian distilir
dan distorsi, terjadi beberapa pengulangan seperti pengulangan secara persis, gema
ulang, dan pengulangan yang lain.
Tari Piring

Pendahuluan:

Tari piring atau tari piriang dalam bahasa Minangkabau, adalah tarian tradisional
Minangkabau yang melibatkan atraksi piring. Para penari mengayunkan piring
mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari
genggaman tangan. Gerakannya diambil dari langkah-langkah dalam silat
Minangkabau atau silek. Seiring perkembangan zaman, tari ini berubah fungsi dari
sarana upacara adat untuk memberikan ucapan syukur pada dewi padi saat musim
panen yang tiba, yang dimana telah memberi hasil panen yang melimpah kepada
masyarakat Minangkabau. Sekarang berunbah fungsi menjadi sarana hiburan dan
pertunjukan yang dihadiri oleh para raja atau para pembesar negeri, juga dipakai
dalam acara keramaian lain seperti pesta perkawinan. Tari piring berasal dari
Minangkabau, Sumatera Barat. Koreografer atau pencipta tari ini adalah Huriah
Adam. Tarian ini bisa dilihat di pentas seni, acara dan panggung tertutup atau
terbuka. Jumlah penari tari piring biasanya berjumlah ganjil yang terdiri dari 3
sampai 7 orang, tarian ini berdurasi 3-5 menit.
Busana dan tata rias:

Busana penari pria:

1. Busana rang mudo (baju gunting Cina). Ciri busana ini dengan lengan baju
yang cukup lebar serta hiasan missia (rende emas) yang ditempelkan pada
bagian lengan.
2. Saran gelembong, sebuah celana dengan ukuran yang cukup besar pada
bagian tengah. Umumnya memiliki warna yang sama dengan warna busana
rang mudo.
3. Sisamping dan cawek pinggang. Sebuah kain yang dililitkan pada pinggang
dengan panjang sampai selutut penari. Sedangkan untuk cawek pinggang
merupakan sebuah ikat pinggang yang terbuah dari bahan yang sama dengan
bahan sesamping. Umunya pada bagian ujungnya terdapat hiasan seperi
rumbai-rumbai.
4. Destar atau deta merupakan kain penutup kepala yang terbuat dari bahan dasar
seperti kain songket dengan bentuk segitiga. Kain ini ikatkan pada kepada
penari dengan bentuk tertentu.

Busana penari wanita:

1. Busana untuk penari perempuan berupa baju kurung yang terbuat dari kain
satin dengan beludru.
2. Kain songket
3. Selendang songket dipakai untuk hiasan pada bagian tubuh sebelah kiri.
4. Tikulak tanduak balapak, sebuah penutup kepala wanita Minangkabau dengan
bentuk menyerupai tanduk kerbau.
5. Aksesoris berupa kalung rambai dan kalung gadang serta subang atau anting.

Pada umumnya, pakaian yang berwarna-warni dan cantik adalah hal wajib bagi
sebuah tarian. Tetapi pada Tari Piring, sudah cukup dengan berbaju Melayu dan
bersamping saja. Warna baju juga adalah terserah kepada penari sendiri untuk
menentukannya. Namun, warna-warna terang seperti merah dan kuning sering
menjadi pilihan kepada penari Tari Piring kerana ia lebih mudah di lihat oleh
penonton.
Properti, musik pengiring dan gerak tari:

Beberapa properti yang harus ada dalam menyelenggarakan seni tari piring sebagai
berikut:

 Mangkok atau Piring


Piring menjadi properti utama untuk bisa menyelenggarakan seni tari ini. Selain
itu, gerakan-gerakan tarinya juga menggunakan piring sebagai objek utama.
 Selendang
Perlengkapan ini menjadi ciri busana yang dipakai oleh penari.
 Busana
Busana atau pakaian menjadi penanda asal muasal tarian tersebut. Seperti pakaian
Minangkabau yang memiliki ciri yang membedakan dengan pakaian adat yang
lain.
 Ikat Pinggang
Masih bagian dari busana, ikat pinggang menjadi ciri yang khas dengan warna
kuning keemasan.
 Alat Musik Tradisional
Dalam tarian ini perlu juga adanya irama suara yang mengiringinya. Beberapa alat
musik tradisional yang biasanya mengiringi tari piring adalah Saluang, Saruni,
Rabab, Bansi dan masih ada lainnya.

Musik pengiring tari biasanya menggunakan talempong, saluang, gandang tambua,


sarunai dan pupuik batang padi. Tempo gendang yang semakin meninggi, ditambah
dengan iringan talempong dan sarunai tentu menjadi penambah semangat dan jiwa
tari. Selain itu, biasanya penari menggunakan cincin yang terbuat dari batu pada
salah satu jarinya. Sambil menari biasanya mereka menjentikan cincin ke piring.
Suara tersebut sekaligus menjadi pengatur tempo tarian.

Ragam gerak tari piring ini dilaksanakan di atas tumpukan pecahan kaca, gerakan-
gerakan tersebut iala sebagai berikut:

1. Gerak pasambahan; gerakan yang dibawakan oleh para penari pria ini adalah
gerakan pembuka tari piring. Gerakan ini memiliki makna sebagai wujud
syukur kepada Allah swt dan bentuk permohonan penari pada para penonton
yang menyaksikan, supaya tidak merusak jalannya pertunjukan.
2. Gerak singanjuo lalai; gerakan yang dibawakan oleh para penari wanita ini
sangat lemah lembut melambangkan suasana pagi yang sejuk.
3. Gerak mencangkul; gerakan tari piring yang menceritakan sekumpulan
petani yang tengah mengolah tanah sawahnya.
4. Gerak menyiang; gerakan ini menceritakan aktivitas para petani saat tengah
menyiangi atau membersihkan rerumputan di sawah mereka.
5. Gerak membuang sampah; gerakan ini menceritakan kegiatan para petani
yang tengah membuang sisa-sisa sampah hasil menyiangi yang ia lakukan
sebelumnya.
6. Gerak menyemai; gerakan ini menceritakan para petani yang tengah
menyemai benih padi yang akan ditanam.
Tugas Seni Budaya
Menganalisis Tari Tradisi Yang Telah Berubah Fungsi

O
L
E
H
Nama: Louis Aldrich
Kelas: X IPS 3
No. Absen: 15

SMA GEMBALA BAIK


PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai