Anda di halaman 1dari 14

TARI GAMBYONG

Tari klasik adalah tari yang lahir, tumbuh, dan berkembang di

kalangan Istana atau keraton. Tari klasik juga disebut tari gedongan.

Surakarta dan Yogyakarta merupakan daerah yang menjadi pusat

lahirnya tari klasik Jawa. Peranan tari klasik di istana digunakan

sebagai hiburan atau tontonan dan juga upacara-upacara adat keraton

seperti, Penobatan raja, Ulang tahun raja dan keluarganya, Pernikahan

putra-putri raja, Penyambutan tamu-tamu raja, Penobatan putra-putra

raja, Khitanan putra-putri raja.


Di masyarakat umum tari klasik juga mempunyai peranan yang sangat

kuat, yakni sebagai media upacara, tontonan, dan hiburan. Tarian

klasik juga dapat menunjukkan identitas suatu daerah, misalkan tari

gambyong merupakan tari klasik sabagai identitas Jawa Tengah

berfungsi sebagai penyambutan tamu.

Tari Gambyong berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Penarinya terdiri

dari 2 orang perempuan remaja yang memakai kostum kemben hijau,

bawahan batik, dan selendang yang melingkar di pinggang. Tari

gambyong diiringi gamelan jawa dan penyanyi (sinden). Gambyong

menjadi tarian hiburan dan penyambutan tamu kehormatan. Dahulu

tarian ini ditampilkan di lingkungan keraton, lalu mengalami

perkembangan sebagai pentas kesenian.

Pembelajaran seni sejatinya diberikan sejak kita lahir, bahkan seni

lahir seiring dengan kelahiran manusia ke muka bumi. Bayi dilahirkan

oleh ibunya, pertama kali yang dilakukan bayi saat lehir adalah

menangis dan sambil menggerakkan tangan dan kaki serta anggota

tubuh yang lainnya. Hal ini berakitan dengan unsur utama di dalam

seni tari yaitu gerak. Diikuti tangisan sang bayi atau bisa saja

suara/bunyi, maka suara yang ditimbukan oleh tangisan si bayi tadi


merupakan unsur utama seni music. Meskipun suara yang ditimbulkan

tidak teratur, unsurnya yang memenuhi. Sedangkan gerakan tangan

dan gerakan kaki bayi yang menendang-nendang juga termasuk unsur

utama di dalam seni tari, yaitu gerak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, seni sudah ada sejak manusia

lahir ke dunia. Indonesia khususnya Jawa Tengah, mempunyai banyak

tarian tradisional. Seperti halnya tari Gambyong, tarian wajib bagi

masyarakat Jawa Tengah saat merayakan pesta panen padi. Menurut

sejarah tari Gambyong berasal dari kesenian Tayub. Tayub merupakan

kesenian khas daerah Jawa Tengah yang ditampilkan secara

berkeliling atau mbarang. Di dalam seni Tayub, penari sering disebut

tledek sekaligus sebagai waranggono atau penyanyi,diiringi music dari

seperangkat gamelan. Ada penari Tayub yang sangat terkenal pada

masa itu, yaitu bernama Sri Gambyong. Dengan kemahiran dan

keluwesan dalam menari dan suara merdu saat menyinden atau

menyanyi.

Raja Kasultanan Surakarta saat itu, yaitu Pakubuwono IV mendengar

kabar tentang kepiawaian Sri Gambyong dalam menyanyi dan sangat

merdu suaranya, sehingga beliau mengundang ke istana untuk


membawakan tarian Tayub. Setelah itu, gerakan tari Tayub dibenahi

dan mendapat tempat istimewa di istana, sehingga para empu tari di

istana ikut berperan. Sejak itulah tarian tersebut di bakukan sebagai

tari Gambyong di istana dan mulai dipelajari hanya di lingkungan

istana. Berfungsi untuk penyambutan tamu kehormatan dan penobatan

raja. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, tari Gambyong

mulai berkembang di luar tembok istana.

Pada dasarnya gerakan tari Gambyong terdiri dari;

 Gerakan awal adalah maju beksan atau lumaksana,

 Gerakan utama atau beksan dan

 Gerakan penutup atau maju beksan.

Adapun gerakan-gerakan dalam tari Gambyong sangat menonjolkan

feminism. Mulai dari gerakan tangan;

 Ulap-ulap,

 Tawing,

 Kebaran,

 Srisik,

 Ngembat,

 Batangan,
 Menthokan,

 Abur-aburan.

Gerakan badan; ogek lambung, glebakan. Gerakan kaki; lumaksana,

enjer, lampah tigo, kengser. Gerakan kepala; tolehan, pacak gulu.

Setiap ragam gerakan tari Gambyong , dilakukan dengan sangat hati-

hati. Setiap gerakannya mengandung makna, yaitu menggambarkan

kecantikan paras wanita Jawa.

Mulai dari sorotan mata penari yang sangat teduh, dengan cara

mengikuti pandangan pada gerakan tangan hingga ke ujung jari-

jemari, sehingga menambah kelembutan dan keagungan sosok penari

tersebut.

Setiap gerak langkah kaki penari Gambyong sangat berhati-hati

karena setiap ragam gerak harus sesuai dengan ketukan irama kethuk

kempyang & gong dihitung sekian ketuk. Dengan cara melangkah

kedepan, enjer kesamping dengan menyilang, atau berjalan lampah

tigo, dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Sehingga penari harus

peka dan bisa menyesuaikan antara gerakan tangan dengan langkah

kaki. Menjadi patokan bahwa setiap akhir ragam gerak, pasti diikuti
bunyi gong,dan jika berjalan srisik bunyi kendang lebih dominan dan

temponya cepat.

Posisi badan harus stabil, yaitu mendhak. Mendhak merupakan pose

tubuh penari dengan cara badan tegak, punggung dibusungkan ke

depan, kedua lutut ditekuk, posisi kedua tumit merapat 45 derajad,

dengan ujung telapak kaki membuka, kedua tumit sedikit terbuka.

Selain gerak-gerak lemah gemulai dan feminimitas yang sengaja

ditonjolkan.

Tarian Gambyong juga mengajarkan nilai kesabaran dan kehati-

hatian. Terlihat dalam menggerakkan kaki saat magak, atau mande

sampur dengan diiringi music gamelan yang tadinya ritmenya cepat

tiba-tiba pelan dan gerakan tetap harus terkontrol. Begitu juga dengan

gerakan magak menuju gerak pilesan, sangat diperlukan kehati-hatian

dan ketenangan.

Secara umum, properti yang digunakan dalam pementasan tarian

Gambyong kurang lebih sama dengan tarian daerah Jawa lainnya.

Namun ada beberapa ciri khusus yang ada pada kostum penari.
1. Kemben

Kemben merupakan pakaian tradisional Jawa, berupa sepotong

kain yang biasa digunakan untuk menutup tubuh bagian atas.

Dalam tari Gambyong, kemben termasuk salah satu properti yang

digunakan sebagai kostum penari. Pakaian ini juga menjadi salah

satu ciri khas tari Gambyong.

2. Selendang

Selendang merupakan salah satu properti wajib sebagai

pelengkap kostum dalam tarian Gambyong. Biasanya, selendang

dikalungkan pada bagian leher atau pundak penari.

Adapun warna selendang yang digunakan juga tidak

sembarangan dan telah terkonsep sebelumnya berdasarkan

makna di balik warna tersebut.

Pemilihan warna kuning keemasan untuk tarian menjadi lambang

kekayaan. Sedangkan warna hijau melambangkan kesuburan.

3. Gelungan

Gelungan adalah sebuah aksesoris yang dikenakan di atas kepala.

Biasanya, penari tari Gambyong juga mengenakan aksesoris ini

sebagai hiasan kepala. Hal ini bertujuan untuk mempercantik

penari sebagai visual yang ditampilkan dalam pertunjukan.


4. Gelang

Dalam tarian Gambyong, gelang digunakan sebagai aksesoris

tambahan untuk mempercantik estetika yang ditampilkan.

Warnanya juga bervariasi menyesuaikan kostum yang dipakai

oleh penari.

5. Kalung

Selain gelang yang dikenakan di pergelangan tangan, kalung juga

menjadi aksesoris tambahan yang dikenakan di bagian leher. Hal

ini juga bertujuan untuk mempercantik estetika yang

ditampilkan.

6. Stagen

Stagen sudah biasa digunakan dalam berbagai macam tarian

daerah Jawa. Properti ini umumnya dikenakan dengan cara

dililitkan pada bagian pinggang dan berfungsi layaknya ikat

pinggang.

7. Bunga Melati

Biasanya, rambut penari akan dimasukkan dalam kantong

rambut. Pada bagian samping kepala juga terdapat roncean bunga

melati yang menjulur hingga ke bagian bahu.


Kostum tari Gambyong yang ditarikan di dalam dan di luar Pura

Mangkunegaran memiliki beberapa perbedaan. Untuk penari

Gambyong di lingkungan Pura Mangkunegaran akan mengenakan

kain wiron, mekak warna hijau, sampur gendalagiri warna kuning dan

jamang. Adapun mekak yang digunakan berwarna hijau dengan

sampur warna kuning sesuai dengan warna bendera Pura

Mangkunegaran. Ciri khas pakaian penari Gambyong yang berwarna

kuning dan hijau juga melambangkan kemakmuran dan kesuburan.

Untuk kostum untuk penari Gambyong di luar lingkungan Pura

Mangkunegaran akan mengenakan kain wiron, kembe , sampur polos

dan bersanggul dengan warna kostum bebas.

Tari Gambyong diiringi music atau gamelan tradisional, alat gamelan

tersebut terdiri dari:

 Gong,

 Kendang,

 Demung,

 Enong dan

 Gambang.

Instrument kendang merupakan alat music yang berperan sebagai

pemimpin dari instumen yang lainnya. Setiap tabuhan gendang


memberi tempo dan ritme bagi setiap gerakan penari. Seperti saat

gerakan jalan srisik, dengan diiringi bunyi kendang dengan tempo

agak cepat dan hal ini sudah menjadi patokan si penari. Sehingga

setiap gerakan dengan iringan gamelan seolah sudah menjadi

pasangan serasi yang saling mengetahui satu dengan yang lainnya.

Tata rias wajah yang digunakan oleh penari gambyong adalah tata rias

cantik, dengan model rambut di sanggul atau gelung tekuk. Secara

keseluruhan bentuk badan penari sangat bagus dan selalu enak dilihat.

Hal ini dikarenakan terbiasa melakukan gerakan dalam menari yang

membutuhkan kelenturan dan sekeimbangan saat melakukan tarian.

Sehingga saat berlatih gerakan, secara langsung badan akan terbentuk

strukturnya dengan baik. Saat melakukan olah tubuhpun seorang

penari berusaha semaksimak mungkin menampilkan gerakan-gerakan

yang estetis. Seiring dengan perkembangan zaman, tari Gambyong

mengalami beberapa kreasi.


Ada bermacam-macam tari gambyong, meskipun pada dasarnya sama,

yaitu :

 Tari Gambyong Pareanom PKJT,

 Gambyong Jaka Tarub,

 Gambyong Pangkur,

 Gambyong Sala Minulya,

 Gambyong Ayun-ayun,

 Gambyong Gambirsawit,

 Gambyong Dewandaru,

 Gambyong Mudhatama, dan

 Gambyong Camprsari.

Tidak menutup kemungkinan kelak akan lahir tarian Gambyong

dengan versi lain yang lebih variatif, meskipun pola dasarnya berakar

dari tari Gambyong, karena orang seni pada dasarnya tidak akan

pernah puas dalam berkarya.


Keunikan dari Tari gambyong :

1. Gerakan atau koreografi dari Tari gambyong ini

berpusat pada gerakan kaki, tubuh, lengan serta kepala

yang halus dan terkendali. Gerakan mata akan

mengikuti arah gerak tangan dengan fokus pada jari-jari

tangannya.

2. Pembawaan gerakan yang dibawakan oleh para penari

sangatlah lemah lembun nan gemulai, yang

mencerminkan karakter dari para wanita Jawa Tengah

yang memiliki sikap dan watak lemah lembut.

3. Senyuman yang anggun nan cantik dari para penari

harus dilakukan ketika sedang menari. Jadi, dalam

keadaan apapun atau suasana hati bagaimanapun, para

penari harus menunjukan senyumannya yang cantik

4. Kostum yang digunakan haruslah berupa kemben

dengan bahu yang terbuka hingga bagian dada.

Sedangkan bawahannya menggunakan kain panjang


bermotif batik. Dan harus selalu menggunakan

selendang pada kostum tariannya.

5. Fokus warnanya merupakan kuning dan hijau sebagai

simbol kemakmuran dan kesuburan pertanian.

6. Gending Pangkur selalu dibawakan untuk membuka

tarian
DAFTAR PUSTAKA

http://www.gurusiana.id/read/yunikekowati/article/analisis-tari-

gambyong-4456263

https://gasbanter.com/tari-gambyong/

Anda mungkin juga menyukai